Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Sebuah
urusan laporan
pernyataan
bisnis keuangan
keuangan
organisasi. harus
Seperti mencerminkan
laporan yang pandangan
digunakan yang
olehsuatu benar
berbagai dan
unsur adil dari
masyarakat
posisi
usaha selama/ regulator,
keuangan satu mereka
organisasi.
periode dan perlu
sangatmencerminkan
membantu
tertentu.Laporan pandangan
untuk
keuangan yang
memeriksa
adalah sesungguhnya
posisi
pengajiankeuangan dari
terstruktur
dari
arus posisi
adalah
kas keuangan
untuk
entitas yang dan
memberikan kinerja
bermanfaat keuangan
informasibagi suatu
mengenai
sebagian entitas.
posisi
besar Tujuan
keuangan,
kalangan laporan
kinerja
pengguna keuangan
keuangan,
laporan dan
dalam
pembuatan keputusan
pertanggungjawaban
kepada mereka. investasi.
manajemen Laporan
atas keuangan
penggunaan juga
sumber menunjukkan
daya yang hasil
dipercayakan
2. Asumsi Dasar
1. Asumsi Underlying
IFRS mengotorisasi dua model akuntansi dasar:
I. Keuangan pemeliharaan modal dalam unit moneter nominal, yaitu, akuntansi
biaya historis selama inflasi yang rendah dan deflasi (lihat Kerangka, Nominal 104 (a)).
II. Keuangan pemeliharaan modal dalam unit daya beli konstan, yaitu, Konstan Item
Daya Beli Akuntansi - CIPPA - selama inflasi yang rendah dan deflasi (lihat Kerangka,
Nominal 104 (a)) dan Konstan Purchasing Power Akuntansi (lihat IAS 29) - CPPA -
selama hiperinflasi. Keuangan pemeliharaan modal dalam unit daya beli konstan tidak
berwenang berdasarkan US GAAP.
Akuntan menerapkan asumsi unit pengukuran yang stabil (Biaya Perolehan tradisional
Akuntansi) selama inflasi tahunan sebesar 25% untuk 3 tahun berturut-turut akan
menghancurkan 100% dari nilai sebenarnya dari semua item nilai konstan riil non-
moneter tidak dipelihara dengan paradigma Biaya Perolehan.
4. Unit daya beli konstan: pemeliharaan modal dalam unit daya beli konstan selama
inflasi yang rendah dan deflasi, yaitu penolakan terhadap asumsi unit pengukuran yang
stabil. Lihat Framework (1989), Ayat 104 (a). Pengukuran dalam unit daya beli konstan
(inflasi-penyesuaian) di bawah Item Konstan Akuntansi Daya Beli barang non-moneter
hanya nilai riil konstan (bukan item variabel) perbaikan kerusakan yang disebabkan
oleh Akuntansi Biaya Perolehan nilai nyata nilai riil konstan non- item moneter tidak
pernah dijaga konstan sebagai hasil dari pelaksanaan asumsi unit pengukuran stabil
selama inflasi yang rendah. Hal ini tidak inflasi melakukan menghancurkan. Ini adalah
implementasi dari asumsi unit pengukuran yang stabil, yaitu, HCA. Hanya item nilai
konstan riil non-moneter yang disesuaikan dengan inflasi selama inflasi yang rendah
dan deflasi. Semua item non-moneter (kedua item nilai variabel riil non-moneter dan
nilai riil konstan item non-moneter) yang disesuaikan dengan inflasi selama hiperinflasi
seperti yang diharuskan dalam PSAK 29 Pelaporan Keuangan di Hyperinflationary
Ekonomi, yaitu di bawah Konstan Daya Beli Akuntansi.
Di bawah Unit Konstan model Power Purchasing, semua item nilai konstan riil non-
moneter yang disesuaikan dengan inflasi selama inflasi yang rendah dan deflasi, yakni
semua item dalam Pernyataan Pendapatan Komprehensif, semua item dalam ekuitas,
Piutang, Hutang Usaha, semua non-moneter hutang, seluruh piutang non-moneter,
ketentuan, dll
Par. 100. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda yang digunakan untuk derajat yang
berbeda dan dalam berbagai kombinasi dalam laporan keuangan. Mereka adalah sebagai
berikut:
(A) Sejarah biaya. Aset dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar pertimbangan yang diberikan untuk mendapatkan mereka pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima dalam pertukaran untuk
kewajiban, atau dalam beberapa kondisi (misalnya, pajak penghasilan), pada jumlah kas
atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
kegiatan usaha normal.
(B) biaya kini. Aset dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang harus dibayarkan
jika sama atau setara aset diperoleh saat ini. Kewajiban dicatat sebesar jumlah tak
terdiskonto setara kas atau kas yang akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
saat ini.
(C) Realisable (settlement) nilai.
Aset dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang saat ini dapat diperoleh dengan
menjual aset dalam pembuangan teratur. Aset dicatat sebesar nilai sekarang dari
diskonto arus kas masa depan yang bersih yang item diharapkan untuk menghasilkan
dalam kegiatan usaha normal. Kewajiban dicatat sebesar nilai diskonto sekarang dari
arus kas masa depan bersih yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban dalam kegiatan usaha normal.
Par. 101. Dasar pengukuran yang paling umum diterapkan oleh entitas dalam
penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan. Hal ini biasanya
dikombinasikan dengan pengukuran lainnya. Misalnya, persediaan biasanya dicatat
pada nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih, surat berharga
dapat dilakukan pada nilai pasar dan kewajiban pensiun dicatat sebesar nilai kini
mereka. Selain itu, beberapa entitas menggunakan konsep biaya saat ini sebagai respon
terhadap ketidakmampuan dari model akuntansi biaya historis untuk mengatasi dampak
perubahan harga aktiva non-moneter.