Professional Documents
Culture Documents
1|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kasus tsunami 26 Desember2004 di Aceh
Korban > 200.000 orang
2|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Sejarah penanggulangan bencana di Indonesia
1. Pandangan konvensional
Bencana yang di alami (berupa takdir), musibah,
kecelakaan atau ujian dari Tuhan YME. dianggap
tidak dapat diprediksi, tidak menentu terjadinya,
tidak terhindarkan, dan tidak dapat dikendalikan.
masyarakat hanya dianggap sebagai korban dan
hanya penerima bantuan dari pihak luar.
2. Pandangan ilmu pengetahuan alam
semua bencana adalah peristiwa alamiah, tidak
memperhitungkan adanya faktor manusia sebagai
penyebab.
Bencana merupakan proses geofisik, geologi dan
hidrometeorologi.
3. Pandangan ilmu terapan
dianut dan dikembangkan dari ilmu teknik sipil
bangunan/konstruksi.
Dalam aspek ini pengkajian bencana lebih
ditujukan pada upaya untuk
meningkatkankekuatan fisik struktur bangunan
untuk memperkecil kerusakan.
melihat bencana didasarkan pada besarnya
ketahanan atau tingkat kerusakan akibat bencana.
4. Pandangan progresif
Bencana merupakan masalah yang tidak pernah
berhenti dan tidak terlesaikan dalam proses
pembangunan.
3|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
pemerintah dan masyarakat harus mengenali
bencana tersebut dan mengambil peran dalam
mengendalikannya.
6. Pandangan holistik
menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta
kemampuanmasyarakat dalam menghadapi
bahaya dan risiko.
Bahaya akan berubah menjadi bencana, jika
bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan
masyarakat.
kombinasi dari pandangan lainnya secara
terpadu.
4|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Latrabelakang perubahan paradigma manajemen
bencana
5|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Bencana
1. Paradigma relief / tanggapdarurat(tahun60-an)
Penanggulangan bencana yangdifokuskan pada saat
kejadian bencana melalui upaya pemberian bantuan
darurat (relief) berupa pangan, tempat
penampungan, dan kesehatan. Tujuan
utamapenanganan adalah untuk meringankan
penderitaan korban dan memperbaiki kerusakan
akibat kejadian bencana dan segera mempercepat
upaya pemulihan (recovery).
6|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Manajemen bencana dikaitkan dengan sektor-
sektor pembangunan, seperti masalah
kemiskinan, kualitas hidup, pemilikan lahan,
aksesterhadap modal, pendidikan yang rendah,
inovasi teknologi dsb.
7|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Perubahan paradigma
8|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahap pra-bencana = Managemen risiko bencana
Tahap tanggap darurat = Managemen kedaruratan
Tahap pasca = Managemen pemulihan
Diskusikan...
Potensi bencana yang ada dilingkungan
Jenis bencana
Karakteristik bencana
Pengalaman menghadapi bencana
Potensi bencana ikutan yang bisa terjadi
9|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Azab di dunia sebagai peringan azab di akherat
10 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
POPULASI RENTAN DALAM BENCANA
By: Ibu Romdzati
Definisi
Kerentanan adalah derajat di mana populasi,
individu atau organisasi tidak mampu mengantisipasi,
mengatasi, menolak dan pulih dari dampak bencana
(WHO, 2002). Kerentanan tidak hanya terkait dengan
kemiskinan, tetapi juga bisa muncul ketika orang
terisolasi, tidak aman dan tidak berdaya dalam
menghadapi risiko, shock atau stres. Untuk
mendefinisikan kerentanan:
Apa ancaman/bahaya yang rentan terhadap mereka?
Apa yang membuat mereka rentan terhadap
ancaman/bahaya tersebut?
11 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Anak-anak kecil, anak sebatang kara, wanita hamil
dan menyusui, janda, lansia tanpa dukungan
keluarga, penyandang cacat
Anak-anak, wanita hamil, lansia, orang dengan gizi
buruk, orang sakit/immunocompromised, biasanya
rentan ketika terjadi bencana, dan butuh perhatian
khusus (beban yang lebih)
Kemiskinan, malnutrisi, tunawisma berkontribusi
pada kerentanan. (WHO, n.d.)
Anak-Anak
Tahap perkembangan:
Early childhood (0-8 tahun)
Middle childhood (9-13 tahun)
Adolescence (14-18 tahun)
Berdasarkan United Nations Convention on the
Rights of the Child, anak-anak membutuhkan
perlindungan khusus pada saat terjadi bencana
Bencana dapat merusak kehidupan anak-anak
(lingkungan, tetangga, sekolah) berimbas pada
pindah tempat dalam jangka waktu lama, perubahan
aktivitas sehari-hari, pendidikan, ancaman terhadap
rasa aman dan nyaman, stress dalam keluarga dan
masyarakat, dan cedera atau kematian pada orang
terdekat (Peek, 2007).
Anak-anak tidak hanya butuh bantuan dasar berupa
makanan, air bersih, tempat perlindungan, tapi juga
12 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
butuh dukungan emosial dan psikologis (cinta,
rekreasi, bermain) (ODPEM, 2005).
Persiapan menghadapi bencana yang difokuskan pada
sekolah dan anak-anak:
D Pelatihan atau presentasi untuk guru dan siswa
serta simulasi bencana terutama untuk sekolah yang
berlokasi di daerah rawan bencana untuk
memfasilitasi kesiapan anak
D Pendekatan melalui media massa: untuk
menyebarkan isu terkait manajemen bencana bagi
anak termasuk melalui internet.
D Pencanangan hari sadar bencana, untuk menyiapkan
anak-anak untuk menghadapi bencana.
D Lomba memasak menu yang sesuai dengan
kondisi bencana
D Materi pendidikan bagi anak-anak: brosur, poster
seputar bencana
13 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Panduan penanganan bencana pada anak
berdasarkan ODPEM Jamaika (Edwards & Morris,
n.d.):
1. Perlindungan anak
Anak-anak di dalam tempat pengungsian
berpotensi sebagai korban (kekerasan,
penyalahgunaan obat, kekerasan seksual)
Anak-anak adalah subjek dalam kekerasan
keluarga khususnya pada situasi yang tidak
familiar dan penuh dengan tekanan.
Minimalkan berpisah dengan keluarga
Anak yang terpisah membutuhkan identifikasi,
pelacakan, dan perkumpulan kembali. Anak asuh
baru, butuh perawatan yang mendukung
perkembangan.
Anak dengan keterbatasan fisik, membutuhkan
perhatian khusus.
Hak untuk bermain, terutama di dalam tempat
pengungsian
2. Kesehatan
Status kesehatan anak sangat berbahaya pada
kondisi kegawatan
Infeksi saluran pernafasan dan diare menjadi
penyakit yang mengancam.
Anak dan pengasuh kekurangan informasi
kesehatan dan kebersihan.
Kesehatan reproduksi pada remaja dan anak
perempuan terpengaruh dalam bencana.
14 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kebutuhan psikososial meningkat untuk anak dan
orangtua. Renspon harus lebih ditekankan untuk
perawatan berbasis keluarga dan masyarakat
dibandingkan secara individu.
15 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. Tempat pengungsian
Kepadatann menjadi ancaman kesehatan dan
keamanan anak
Paparan terhadap zat-zat yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan.
Tempat tidur, selimut, dan pakaian di tempat
pengungsian biasanya kurang memadai bagi
kebutuhan anak.
Kurangnya privasi bagi anak perempuan dan
keluarga menjadi hal yang berbahaya
6. Pendidikan
Pendidikan, sebagai hak dasar, terhenti oleh
bencana.
Biasanya sekolah digunakan sebagai tempat
pengungsian, menggeser pendidikan.
Kurang berfungsinya sekolah berkontribusi pada
kurang stabilnya kondisi masyarakat.
Biasanya bencana akan diikuti dengan kurangnya
buku bacaan, seragam,sepatu, dan peralatan
sekolah
Anak usia pra sekolah kurang stimulasi selama
berada di tempat pengungsian.
16 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Pedoman yang dikembangkan untuk Menjaga
Kesehatan Anak Selama Bencana (Edwards &
Morris,n.d.)
Sebelum:
Mengembangkan kebersihan, pertolongan pertama
dan peralatan pendidikan seks.
Peralatan bantuan pertama harus di tempatkan di
tempat penampungan dengan ketentuan yang
memadai obat-obatan untuk anak-anak.
Tim Manajemen penampungan harus peka pada isu-
isu kesehatan anak-anak.
Tim Manajemen penampungan dan anggota
masyarakat lainnya harus menerima pelatihan
pertolongan pertama dan masalah kesehatan
masyarakat dasar.
17 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Remaja di daerah bencana harus memiliki akses untuk
peralatan pendidikan seks dengan konseling.
Peralatan personal hygiene yang memadai dan
perlengkapan mandi harus tersedia untuk perempuan
dan anak perempuan.
WANITA HAMIL
Alasan mengapa bencana alam buruk bagi perempuan
(Ahmed, 2015):
Efek langsung (tingkat perempuan meninggal di 14
x lebih tinggi dibandingkan laki-laki)
Infeksi => sanitasi yang buruk, menstruasi, hamil
Kekerasan seksual: tidur di udara terbuka
Perdagangan manusia => broker mengatas namakan
bantuan, untuk memikat wanita.
komplikasi kehamilan
18 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Efek bencana pada ibu hamil (Komite Opini, 2010):
Kekurangan makanan
Kekurangan air bersih
Kurangnya akses ke fasilitas
kesehatan
Kurangnya obat
stres psikologis
19 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Berkolaborasi dengan pejabat kesehatan masyarakat
untuk mengidentifikasi fasilitas yang dapat
diberikan pre-natal dan layanan obstetri selama
bencana.
Mendorong perempuan untuk mengembangkan
peralatan kelahiran darurat.
Mempromosikan menyusui dan relaktasi saat
bencana.
Mendorong pemerintah daerah dan negara untuk
menyediakan fasilitas yang aman dan aman bagi
perempuan dan anak.
Menginformasikan pasien dan menyadari tanda-
tanda tekanan mental. Promosikan perhatian yang
cepat untuk kebutuhan kesehatan mental.
Pelayanan kesehatan bagi perempuan di periode
antepartum, intrapartum, dan postpartum perlu
untuk dikelola dengan aman ketika evakuasi tidak
mungkin.
Negara dan pemerintah daerah harus membangun
fasilitas lokal di mana perawatan prenatal dan
layanan obstetrik dapat disediakan untuk para
wanita yang tidak dapat mengungsi.
20 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
mengurangi sumber daya yang tersedia untuk wanita
hamil.
Hambatan fisik: jalan, jembatan tandas, garis api.
LANSIA
Usia lanjut tidak menciptakan kerentanan, tetapi
masalah-masalah tertentu dapat meningkatkan
kerentanan. Mereka termasuk penurunan kekuatan,
rendahnya toleransi aktivitas fisik, keterbatasan
fungsional, dan penurunan kesadaran sensorik.
Tingkat keparahan dampak tergantung pada
karakteristik khusus dari lansia dan lingkungan,
jenis dan tingkat keparahan bahaya, sistem
manajemen bencana, dan interaksi antara semua ini.
Sekitar 1/3 dari orang> 60 memiliki 1 atau lebih
cacat (fisik, mental, atau sensorik)
Jumlah tersebut meningkat dengan usia> 50% pada
orang> 80.
Keterbatasan dalam penglihatan dan pendengaran
yang signifikan untuk mengatasi bencana. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa + 35% dari lansia
memiliki gangguan penglihatan.
Penurunan usia terkait dalam mobilitas dapat
meningkatkan kerentanan dengan membuatnya lebih
sulit untuk mempertahankan perumahan dan
mempersiapkan potensi bencana (badai) dan dengan
membuatnya lebih sulit untuk mengevakuasi dan
melindungi diri.
21 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Dalam komunitas, sekitar 20% lansia dilaporkan
keterbatasan dalam setidaknya satu kegiatan dari
daily lifing (ECLAC 2008, MERCK & PAHO
2004). Bencana dapat mengganggu akses pada
lansia yang mengandalkan orang dan jasa dalam
ADL.
Sebuah studi di Karibia menunjukkan bahwa> 60%
dari lansia memiliki> 1 penyakit kronis. Hal ini
dapat memburuk selama bencana, yang
menyebabkan komplikasi dan bahkan kematian
Pelayanan kesehatan yang diberikan setelah
terjadinya bencana mungkin tidak sesuai untuk
lansia => kebutuhan yang lebih baik untuk klinik
mata, fisioterapi, alat bantu mobilitas, dan obat-
obatan tertentu (Laporan Pembangunan Dunia 2007)
Tidak semua hidup lansia di perumahan yang aman,
terutama di daerah pedesaan. Rumah-rumah
cenderung lebih tua dan kurang terawat => lebih
rentan terhadap bahaya.
Kebanyakan tempat penampungan tidak cukup
menjawab kebutuhan dan kondisi orang tua =>
kurang privasi, tempat tidur yang tepat, dan akses
bagi penyandang cacat, dan tingkat kebisingan yang
tinggi dan keamanan yang buruk.
Sebuah studi di Amerika Latin dan Karibia
menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang tua tetap
mandiri dengan fungsional meskipun memiliki
22 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
cacat. (ECLAC, 2007 & 2008). Lansia dapat
memberikan kontribusi positif selama masa krisis.
DISABILITAS
Kecacatan, sebagai istilah umum, mengacu pada
masalah, seperti gangguan, keterbatasan aktivitas atau
partisipasi pembatasan yang menunjukkan aspek-aspek
negatif dari fungsi (UNISDR, 2014)
23 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Fakta (UNISDR, 2014):
Ketika gempa bumi melanda California in1994,
seorang pria berpaling dari tempat penampungan
karena staf tidak bisa mengerti bahasa isyarat.
Orang dengan cerebral palsy diabaikan karena
relawan penampungan pikir mereka pecandu obat-
obatan (Handicap Internasional)
Setelah Tsunami Samudra Hindia 2004, ada banyak
contoh penyandang cacat yang tidak mampu untuk
melarikan diri dari gelombang dan yang tenggelam.
Di Galle, Sri Lanka, hanya 41 dari 102 penduduk
yang hidup dengan cacat selamat; banyak dari
mereka yang meninggal tidak dapat meninggalkan
tempat tidur mereka atau gagal untuk memahami
pada waktu yang dibutuhkan untuk melarikan diri.
Penyandang cacat tidak dipertimbangkan dalam
proses evakuasi bencana
Penyandang cacat bukan sama sekali bagian dari
proses sebelum, selama dan setelah bencana.
24 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
dengan cacat (penyandang cacat) - memprioritaskan
mereka yang paling berisiko, yang paling miskin
dan terpinggirkan.
Buat protokol perawatan untuk penyandang cacat
dalam situasi ketergantungan;
Pelatihan relawan (darurat, kemanusiaan dan sipil
pertahanan) tentang apa yang harus dilakukan dalam
keadaan darurat dengan penyandang cacat - ini harus
mencakup bentuk-bentuk alternatif komunikasi
seperti bahasa isyarat.
MENTAL ILLNESS
"Orang dengan penyakit mental memiliki kebutuhan
dasar yang sama dengan populasi secara umum,
tetapi mereka mungkin memiliki kebutuhan khusus
lainnya." (USDHHF, n.d.)
Program yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus tidak harus menjadi terstigma dari
program untuk populasi khusus lainnya.
25 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Keperawatan
HOLISTIK
26 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
ISLAMIC PERSPECTIVE ON HOLISTIC
NURSING CARE
Moh. Affandi MAN., HNC
22 Desember 2015
PENDAHULUAN
a. Puncak kemajuan dunia kedokteran & kesehatan
(pelayanan medis canggih, dominasi pelayanan
medis spesialistik / sub-spesialistik)
b. Trend (kecenderungan) perawatan pasien secara
holistik (bio-psiko-sosio-spiritual religius)
c. Pendekatan spiritual-religius mempengaruhi
penyembuhan (cognitive analgesic/therapeutic
d. Telah terjadi dikotomi peran tenaga medis dan bina
rohani islam (binrohis)
e. Medis menangani secara mutlak jenis, metode
diagnosis, dan terapi penyakit fisik pasien
f. Binrohis menangani masalah agama, yang
sementara ini terbatas ibadah ritual wajib
MANUSIA (HUMAN)
27 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
28 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
29 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Respon Manusia Terhadap Penyakit
A. Stadium Pertama
1. Perubahan dari sehat ke sakit berawal dengan
gejala umum disertai rasa tidak nyaman,
kehilangan kekuatan, stamina, dan penurunan
kemampuan untuk berfungsi
2. Seseorang bisa tetap beraktivitas seperti biasa
3. Ciri khas : ansietas, rasa bersalah, rasa malu dan
penolakan
B. Stadium Kedua
1. Periode penerimaan penyakit
2. Pasien menyadari & mengenali penyakitnya
3. Kebutuhan akan bantuan orang lain, terutama
dari staf medis dan keperawatan
4. Reaksi muncul dari pasien : kemarahan, rasa
bersalah, tidak berdaya, putus asa, dan rasa
berdosa
5. Individu merasa yakin kesediaan perawat
kompeten, akan menurun kecemasannya dan
mampu untuk mengurangi ketergantungan
terhadap perilaku regresif.
C. Stadium Ketiga
1. Periode penyembuhan / pemulihan
2. Individu merasa termotivasi menjadi sehat tapi
takut / ragu mencoba keterampilan baru
30 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. Individu dapat dibantu dengan bimbingan,
nasehat, dan motivasi untuk maju
Religious Coping
A. MEKANISME KOPING adalah cara yang
dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan serta respon
terhadap situasi yang mengancam
B. AGAMA adalah sebuah cara untuk
mempertahankan stabilitas pribadi ketika
menghadapi kehilangan, impuls yang tidak
diinginkan, ketakutan akan kematian, dan rasa
bersalah.
C. Pasien dibimbing pemikirannya sehingga mampu
menggunakan agama sebagai strategi pemecahan
masalah.
D. Pemanfaatan jalur-jalur transformasi kebermaknaan,
untuk tetap mempertahankan HUSNUDZONnya
kepada Allah yang telah menganugerahi penyakit
31 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Diagram Of Religious Coping
Pendekatan Holistic
a. Pendekatan Biologis
Pendekatan medis yang modern dan komprehensif
b. Pendekatan Psikologis
Kondisi emosi positif / negatif berperan penting
dalam kesehatan (fungsi kekebalan tubuh)
c. Pendekatan Sosial
Peran pihak lain, Keluarga berperan penting ,
Kontribusi besar respon pasien terhadap penyakit
d. Pendekatan Spiritual / Religius
Kepercayaan terhadap kekuatan yang lebih tinggi
(Tuhan),Menimbulkan kebutuhan & kecintaan
terhadap Tuhan (kualitas keagamaan), Religious/
spiritual coping.
32 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Model Of Lifestyle And Health
33 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
A Biopsychosocial-Spiritual Model For The Care Of
Patients At The End Of Life
1. Profesi penyembuhan harus melayani
kebutuhan pasien yang berfokus pada manusia
seutuhnya
2. Orang dapat dianggap makhluk dan penyakit dapat
dianggap sebagai gangguan dalam hubungan
biologis yang dapat mempengaruhi semua aspek
relasional dari seseorang
3. Spiritualitas menyangkut hubungan seseorang
dengan transendensi
4. Perawatan kesehatan holistik harus mengatasi
totalitas relasional pasien yang
meliputi keberadaan-fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual
5. Pasien sebenarnya menginginkan petugas kesehatan
yang profesional untuk mengurus kebutuhan
rohani mereka
34 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
sebuah Saya
keberadaan/mengkha merasa tak
watirkan tentang berguna!
kehidupan setelah
mati/Mempertanyaka
n tentang arti dari
penderitaan/ mencari
bantuan spiritual
Tuhan
telah
Kurangnya cinta, melupakan
Penelantaran kesepian/ saya
(Abandonment- Terlupakan/ Tidak Tak ada
God or Others) adanya Rasa seorangpun
Keterkaitan yang
datang ke
saya
Kenapa
Mengarahkan
Marah keapada tuhan
kemarahan terhadap
Tuhan atau mengambil
agama/
Orang lain anak
Ketidakmampuan
(Anger) saya....Hal
untuk Memaafkan
ini tidak
35 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
adil
Saya ingin
Kekhawatiran
memiliki
terhadap
Kedekatan dengan hubungan
hubungan
Tuhan atau dan
dengan
memperdalam keterkaitan
Dewa/Tuhan
hubungan dengan yang lebih
(Concerns about
Tuhan dalam
relationship with
dengan
deity)
Tuhan
Menyatakan konflik
batin atau pertanyaan
tentang keyakinan
Sistem serta konflik iman
Saya tak
kepercayaan antara keyakinan
lagi yakin
konflik atau agama dan perawatan
bahwa
ditantang yang dianjurkan/
tuhan
(Conflicted or Pertanyaan implikasi
bersama
challenged belief moral atau etis dari
saya
systems) rejimen terapi/
Menyatakan
keprihatinan tentang
kehidupan/ kematian
36 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
dan / atau sistem
kepercayaan
Hidup ini
Putus asa terhadap menjadi
kesehatan di masa singkat
datang, Kehampaan Tak ada
Keputusasaan
hidup sebagai alasan yang
(Despair /
keputusasaan sejati tersisa
Hopelessness)
serta tidak adanya untuk saya
harapan dan nilai hidup
dalam hidup didunia
ini
Saya
sangat
Berduka adalah
rindu akan
perasaan dan proses
dirinya
Berduka yang berhubungan
Saya
(Grief/Loss) dengan kehilangan
harap saya
seseorang, kesehatan
dapat
dll
berlari
lagi
Penyesalan/Malu Penyesalan adalah Saya tak
(Guilt/Shame) perasaan ketika pantas
37 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
seseorang melakukan untuk mati
sesuatu yang dengan
salah/jahat sedangkan tenang
malu adalah perasaan
diri seseorang
tersebut tentang
dirinya yang jahat
dan memalukan
Saya
butuh
dimaafkan
Kebutuhan untuk terhadap
Perdamaian/Peru dimaafkam dan/atau apa yang
kunan kerukunan dalam diri telah saya
(Reconciliation) sendiri atau terhadap lakukan
orang lain Saya ingin
istri saya
memaafkan
saya
Sejak
Pengasingan Dari agama dan hidup saya
(Isolation) orang lain serba
ketergantun
38 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
gan, saya
tak pernah
lagi pergi
ke Mesjid
Kebutuhan
Rutual
keagamaan serta tak Saya tak
keagamaan
mampu untuk mampu
tertentu
menjalankan praktik untuk
(Religiuous
keagamaan seperti sholat lagi
Specific)
biasa
Kehilangan iman dan Bagaiman
Perjuangan atau arti Keercayaan a jika apa
terkait Agama spiritual dan atau yang saya
(Religious/Spiritu komunitas yang tak percaya itu
al Struggle) terbantu dengan tidak
koping benar
39 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
religiusitasnya, diterapi religiusitasnya, dan
difollow-up
b. Spiritual distress ditangani sama dengan masalah
kesehatan lainnya
c. Spiritulitas hruslah dianggap sebagai salah satu
tanda vital
d. Dokter & paramedis sekaligus berperan sebagai
terapis religius, dengan mengikuti tradisi medis,
termasuk membuat catatan dalam lembar RM
(rekam medis-religius)
40 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Holistik Health Care
41 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Pelaksanaan dan operasional pendekatan holistik
harus dilakukan oleh Tim Multi-Profesi & Inter-
Disiplin (Tim Care)
Tim Care menjalankan tugas dengan perhatian dan
kepedulian (caring) kepada pasien dengan Koping
Agama yang dapat memberikan ketenangan, sikap
menerima, dan rasa percaya diri pasien menuju
proses kesembuhan
Asuhan bio-psiko-sosio-spiritual harus diberikan
secara individual sesuai problem pasien
Tim Care menjalin silaturahim dengan pasien dan
keluarga sejak MRS, dilibatkan secara aktif terhadap
rencana dan keputusan tindakan
Tim Care memberikan ruh dalam setiap tindakan
medis, dengan doa dan tuntunan ibadah, seperti saat
minum obat, menyuntik, merawat luka, mengantar
konsultasi, persiapan mental sebelum dan sesudah
operasi maupun proses melahirkan sampai pasien
pulang sembuh
Tim Care berupaya menjaga aurat, membantu
thaharah, mengingatkan waktu shalat dan
memfasilitasi pelaksanaan shalat, ritual khusus bagi
pasien menjelang ajal hingga meninggal dunia
42 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Hasil Studi
Pendekatan holistic health care yang komprehensif
& berkesinambungan dapat meningkatkan spiritual
assesment scale of quick screening method, rujukan
modalitas pendekatan pada pasien, khususnya pasien
dengan penyakit kritis (end stage disease)/ terminal
(critically ill)/ kecacatan permanen
Karakteristik dasar pasien (usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status perkawinan, suku bangsa,
pekerjaan, dan tingkat pendapatan) merupakan faktor
yang menentukan spiritual assesment scale awal dan
43 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
proses penerimaan/ acceptance terhadap pendekatan
holistic health care yang diterima
44 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Transpersonal Human
Caring and Healing
(Janet F Quinn)
By : Falasifah Ani Yuniarti
Berbagai Definisi
a. Healing (Penyembuhan) : Munculnya hubungan
yang benar pada satu atau lebih tingkat system body
mind spirit.
b. Healing system (Sistem Penyembuhan) : Sebuah
sistem perawatan kesehatan yang benar di mana
orang dapat menerima bantuan invasif yang
memadai, tidak beracun, dan bantuan non invasif
dalam menjaga kesehatan dan penyembuhan tubuh,
pikiran dan jiwa, bersama dengan yang paling
canggih, teknologi curing agresif yang tersedia
c. Right Relationship: Sebuah proses yang
menghubungkan antara bagian dari keseluruhan
yang meningkatkan energi, koherensi, dan
kreativitas dalam sistem tubuh-pikiran-jiwa
d. Transpersonal: Itu yang melebihi batas-batas
identitas ego individu dan kemungkinan untuk
memasukkan pengakuan dan penghargaan dari
sesuatu yang lebih besar. Atau merujuk ke
kesadaran, hubungan interpersonal, dan pengalaman
45 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
hidup dari koneksi, persatuan, dan kesatuan dengan
lingkungan yang lebih besar, kosmos, atau roh.
46 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Caring occasions
o Potensial untuk melanjutkan penyembuhan pasien
lama setelah pemisahan fisik antara perawat-pasien
o Melanjutkan manfaat dari proses bersama
o Kedua energi dan memuaskan
47 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3 Prinsip yang berhubungan dengan alam:
g Sebuah sistem adalah lebih dari dan berbeda dari
jumlah bagian-bagiannya
g Perubahan bagian selalu mendorong perubahan di
seluruh
g Sifat perubahan keseluruhan tidak dapat diprediksi
dengan sifat perubahan di bagian
g Hubungan yang benar adalah cara memahami
kualitas tertentu pola dan organisasi
Healing vs curing
Curing : elimination of sign and symptom pf disease
Healing may occure with of curing
Curing may or not be possible
Healing is always possible
48 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Curing follows usual predictable path
Healing always creative and unpredictable
Death is a failure in the sickness-cure
Death is natural process
49 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
BEKAM/HIJAMAH
Yanuar Primanda, MNS.,HNC
29 Desember 2015
Definisi
Hijama berasal dari kata
Hajm berarti menghisap
Hijama/bekam adalah
pengeluaran darah dari kulit
dengan jalan penghisapan
kemudian perlukaan ringan
pada kulit bagian luar
kemudian penghisapan sekali lagi, sehingga darah
keluar
Bekam = Hijama = Cupping Therapy = Bleeding
Therapy = Collateral Pricking Therapy
Sejarah
Bekam/Hijamah Sudah
dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu yaitu jaman Nabi
Musa AS
Bekam Ditemukan dalam
dokumen kertas-kertas
papyrus yang perna ditulis
manusia bangsa Mesir Kuno 7000 tahun yang lalu
Marak dilakukan oleh bangsa Arab
50 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Fisiologi Hijamah
Di tubuh manusia, banyak terdapat titik bekam yang
berkaitan dengan anatomi pembuluh darah.
Fungsi Darah
Alat pengangkut O2, CO2
Mengangkut dan menghantarkan nutrien dari usus
halus ke seluruh tubuh
Mengeluarkan zat tidak berguna
Pertahanan tubuh terhadap pathogen dan toksin
melalui leukosit
Penghantar dan menyebarkan panas ke seluruh
tubuh
51 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Darah Bekam
Darah statis akibat dari:
Metabolisme obat-obat
kimiawi sintetis
Toxin dan oksidan dari
luar melalui
makanan/minuman
Polusi udara
Penularan
Radiasi
Kandungan lekosit hanya sepersepuluh dalam darah
bekam
Eritrosit berbentuk ganjil dan tidak sempurna
melakukan fungsinya
Mengandung oksidan dan toksin
52 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
proses pelepasan mediator radang (Serotonin,
bradikinin, histamin dan zat-zat lain).
d. Inflamasi ringan menimbulkan relaksasi pada otot-
otot yang kaku.
Klasifikasi Bekam
1. BEKAM BASAH (Wet Cupping)
a. Penghisapan kulit
dilanjutkan dengan insisi
dan pengeluaran /
penghisapan darah.
b. Durasi setiap sedotan
adalah 3- 5 menit dan
kemudian dibersihkan.
c. Batas maksimal sedotan adalah tidak lebih dari
7 kali. Waktu interval bekam pada tempat yang
sama paling cepat adalah 2 minggu.
53 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
2. BEKAM KERING (Dry Cupping)
Proses penghisapan
menggunakan vakum pada
area yang nyeri untuk
mengumpulkan darah pada
area tersebut tanpa insisi.
Bekam ini hanya terdiri dari
1 (satu) sedotan dan dibiarkan selama 15-20 menit
54 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. BEKAM API (Fire Cupping)
4. BEKAM LUNCUR
Sama dengan bekam
kering, tetapi cup bekam
di gerakkan searah
maupun berlawanan
arah dengan titik
meridian. Sebelum
diluncurkan, pasien diolesi minyak zaitun
5. BEKAM TARIK
Bekam dilakukan seperti ditarik-tarik. Pasien
dibekam hanya beberapa detik kemudian ditarik dan
ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi
merah.
55 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Efek Bekam Terhadap Organ Tubuh
1. Efek Bekam Terhadap Kulit
a. Bekam berperan menstimulasi folikel rambut
dengan meningkatkan sirkulasi darah ke kulit
sehingga meningkatkan suplai nutrisi yang baik
unuk rambut dan akar rambut.
56 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
berbahaya yang mengendap di bawah
permukaan kulit.
2. Efek Bekam Terhadap Otot
a. Berperan menstimulasi
sirkulasi darah di otot
sehingga menghilangkan
kekejangan di otot.
b. Isapan bekam mengeluarkan
gumpalan darah yang
terdapat di dalam otot
sebagai akibat memar
dikulit.
c. Berperan mengantarkan
oksigen yang diperlukan oleh serat-serat otot,
meningkatkan penyerapan oksigen oleh sel-sel
setelah pembekaman, sehingga menguatkan dan
memperbaiki fungsi otot.
d. Berperan mengeluarkan zat asam laktat (lactic
acid) dari otot sehingga menghilangkan
kelelahan dan sumbatan otot
57 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Berperan menstimulan membran sinovial
(Synovial Membrae) untuk mengeluarkan zat
minyak atau cairan sinovial (Synovial Fluid)
ang berfungsi mengurangi pergesekan sendi,
memudahkan gerak, dan pada akhirnya juga
mencegah terjadinya kekakuan sendi.
d. Dengan isapan yang kadang-kadang mencapai
10 cm di dalam tubuh, bekam berperan
meningkatkan rangsangan terhadap selaput di
sekeliling tulang (Periostium) untuk
membangun tulang dan meningkatkan kadar
kalsium.
e. Berperan mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
mengendap di persendian seperti kristal-kristal
asam urat yang menyebabkan gout dan kekauan
sendi.
58 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. Efek Bekam Terhadap Darah
a. Bekam menstimulasi sirkulasi darah ditubuh
secara umum melalui zat nitrit oksida yang
berperan meluaskan pembuluh darah.
b. Berperan mengurangi darah dan cairan yang
menyertai proses peradangan dengan cara
mengeluarkan cairan-cairan ini dari celah-celah
antar sel. Begit pula zat-zat pemicu peradangan
juga ikut dikeluarkan, misalkan zat histamin.
c. Meningkatkan jumlah sel darah merah, sel
darah putih, mengubah darah yang terlau asam
menjadi proporsional.
59 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
dengan seluruh organ tubuh sehingga mengatur
kerja organ tersebut.
d. Bekam berperan mengatasi berbagai masalah
sistem saraf simpatik yang timbul karena
kecemasan, takut, dan depresi.
e. Sekalipun pasien merasa sakit saat di lakukan
perlukaan, tapi selepas bekam pada umumnya
mereka mendapatkan perasaan rileks, badan
terasa ringan dan segar.
60 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
61 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
62 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
63 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kontraindikasi Bekam
1. Orang yang sangat tua
2. Anemia
3. Wanita yang sedang haid
4. Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah
5. Penyakit kulit kronis
6. Diabetes meitus dengan gula darah sangat tinggi
7. Hipertensi maligna
8. Kelainan darah (Hemofilia, Kanker Darah)
9. Oedema Anasarka
10. Kelainan Pembuluh Darah
11. Trombosit Pembuluh Darah
12. Trombosit Rendah
13. Waspada Terhadap Pasien Hepatitis dan AIDS.
64 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Daerah Yang Tidak Boleh Di Bekam
1. Lubang Alamiah
2. Pembuluh darah dan Limfatik
3. Cairan Sinovial
4. Ditempat yang terdapat kelainan kulit (Infeksi
Lokal)
Cara Membekam
1. SOP 1
Lakukan pendataan pasien yang akan di bekam
yang meliputi:
2. SOP 2
Lakukan Diagnosa
a. Setelah mencatat semua data pasen, maka
simpulkan danlakukan penegakan diagnosis,
apakah mau pakai metode medis, timur, atau
thibbun nabawi?
65 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Dalam peringkat awal, khususnya, yang bukan
dari medis, harus belajar dan menguasai disiplin
ilmu diagnosa seperti Sign of Hand, Iridologi,
Nadi, Lidah, Tulang Belakang, Yin Yang, dll
Sign Of Hand
66 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Ruas jari dan telapak tangan gelap/kehitaman
Pencernaan
Ruas jari yang bawah menggelembung/buncit
Ginjal
Ruang jari kelingking bengkok Rahim dan tulang
belakang
Telapak tangan cekung Imunitas
Ruas ujung jari bengkok ke atas Asam urat
Iridologi
Iridologi adalah metoda pemeriksaan kesehatan
dan kelemahan organ-organ tubuh yang ada melalui Iris
Mata. Teori iridologi mengatakan: apabila satu bagian /
satu fungsi tubuh tidak sehat atau sakit, maka hubungan
67 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
antara bagian tubuh yang sakit itu dengan mata akan
terganggu, yang mengakibatkan timbulnya suatu parut
atau tanda dibagian tertentu pada iris mata. Dengan
bahasa yang lebih mudah: iridologi adalah ilmu check-
up (melihat) kondisi tubuh manusia hanya lewat iris
mata.
68 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. SOP 3
Titik bekam sunah dan titik tambahan
69 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
a. Ummul Mughits (Puncak Kepala)
70 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Al-Akhdain (Dua Urat Leher)
71 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Al Kaahil (Punduk)
72 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
d. Al Katifain (Bahu)
73 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
e. Daerah Belikat
74 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
f. Ala Warik (Di Bawah Ruas Tulang Iga)
75 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
g. Ala Dzohril Qadami
76 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
4. SOP 4
Perlengkapan bekam dan cara menggunakannya
77 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
78 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
79 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
80 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
81 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
82 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
83 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
84 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
85 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
86 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
87 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
88 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
89 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. SOP 5
Teknik Membekam
90 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
91 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
92 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Semua mikroba, sebagian dari spora
bakteri terbunuh. Dapat dilakukan dengan
penddihan selama 20 menit atau dengan
penjenuhan dengan jumlah besar disinfektan
selama 30 menit misalnya dengan menggunakan
H2)2 atau klorin.
c. Desinfeksi Tingkat Rendah
Akan menghilangkan jumlah mikroba
sehingga peralatan atau permukaan badan aman
untuk dipegang. Desinfeksi ini dapat dilakukan
dengan beberapa macam disinfektan.
93 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
94 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Bahan
Klorin
Keuntungan Kerugian
Mempunyai aktivitas yag Bersifat korosif sehingga
baik dalam melawan HIV perlu kehati-hatian jika
dan Hepatitis B digunkan terhadap
permukaan logam
Tersedia uas sebagai Natrium Hipoklorit mudah
pemutih rumah tangga rusak sesudah dilarutkan
Relatif murah Kesalahan dapat terjadi
dibandingkan disinfektan pada saat mengencerkan
lain larutan
f. Formalin
Digunakan untuk mendisinfeksi perlatan
bekam yang terbuat dari bahan kain seperti kasa
95 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
96 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
97 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
98 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
99 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Tujuan
1. Menghindari penyebaran penyakit yang akan
ditularkan lewat limbah bekam
2. Menjada lingkungan dari limbah berbahaya
3. Limbah bekam adalah limbah yang dihasilkan dari
pelaksanaan bekam berupa darah, lancet, pisau
bisturi, kain kasa, tissue, sarung tangan
100 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah kasus yang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena akan mengancam
nyawa seseorang. Kegawat belum tentu darurat dan
darurat belum tentu gawat
a. Pingsan saat dibekam
1) Pasien takut dengan darah bekam
2) Kondisi pasien yang lemah energinya
3) Pasien habis makan dalam jumlah banyak
4) Pasien habis melakukan hubungan suami istri
5) Salah diagnosa yang seharusnya pasien tidak
dilakukan pembekaman
b. Cara Penanganan pingsan
1) Pengobat harus tenang
2) Semua kop bekam dilepaskan
3) Darah dibersihkan
4) Baringkan pasien dalam posisi terlentang
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan
5) Longgarkan semua pakaian yang melekat
6) Diberikan udara segar dengan membuka
ruangan atau kalau memungkinkan berikan
oksigen.
101 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
102 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Darah Bekam Keluar Tidak Berhenti
Hal ini bisa saja terjadi jika pembekam
melakukan penyayatan yang terlalu dalam atau
pasien yang sangat lemah sehingga darah keluar
tidak dapat berhenti.
d. Langkah yang bisa dilakukan
1) Ambil beberapa kasa jadikan satu tempelkan
pada daerah yang terluka, tempelkan dan tekan
beberapa menit sampai darah berhenti.
2) Jika dilakukan penekanan darah tidak berhenti
maka kemungkinan luka terlalu dalam sehingga
perlu dilakukan penjahitan pada luka. Maka hal
ini harus dibawa ke pelayanan kesehatan yang
ada seperti puskesmas, perawat ataupun praktek
dokter.
3) Dalam membawa pasien ke pusat rujukan
usahajab kasa tetap dilakukan penekanan
dengan cara di ikat atau di plester.
4) Jika dilakukan penakanan darah bisa berhenti
maka oleskan pada daerah luka minyak zaitun
atau minyak nabati lainnya yang bisa
menghentikan perdarahan.
e. Kulit melepuh atau nampak seperti luka terbakar
Jika ini terjadi sepertiini, stop pembekaman,
tusuk bagian ulit yang mengalami hal ini dengan
jarum steril yang baru. Olesi dengan minyak herbal.
103 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
7. SOP 7 RUANG BEKAM
Lantai ruangan hijamah harus dibersihkan
dengan alat pel yang dicelupkan ke dalam cairan
desinfektan, berupa lysol maupun karbol, atau
disemprot dengan cairan formalin. Di samping itu
ruangan juga dipasang lampu UV dinyalakan dalam
jangka waktu sekitar 1 jam.
a. Tempat Berbekam
1) Tidak terlalu dingin
2) Hangat lebih baik
3) Bersih
4) Tidak berisik
5) Cukup Cahaya
6) Menjaga privasi pasien
104 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
k. Tidak mensinergikan terapi bekam dengan
terapi lain yang bertentangan dengan syariah
seperti menggunakan tenaga dalam,
memindahkan penyakit ke makhluk lain,
meminta bantuan jin, membuka aura, dll
l. Tawakal kepada Allah
m. Saling menghargai sesama praktisi bekam
n. Mendahulukan daya tarik, bukan daya tarif
o. Menjaga rahasia pasien
p. Memiliki perlengkapan bekam yang memadai
dan terjada kebersihan serta kerapihannya.
q. Menjaga amalan serta kerpaihannya
r. Menjaga amalan yang wajib dan sunnah.
s. Menjaga kesehatan dengan melakukan bekam
dan mengkonsumsi herbal-herbal terpilih, dll
105 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Menyapkan Juru Bekam
a. Juru bekam dalam keadaan sehat, tidak sakit, sudah
berwudhu dan berdoa
b. Juru bekam telah menguasai ilmu bekam
(profesional)
c. Juru bekam sudah sering dibekam dan membekam.
d. Juru bekam meningkatkan iman dan taqwa
Beberapa Kekeliruan
a. Anggapan bahwa semakin banyak titik bekam
semakin baik.
b. Semakin banyak darah bekam semakin bagus.
106 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Menggunakan sarung tangan hanya pada satu
tangan.
d. Tidak menjaga sterilisasi alat dengan baik.
e. Pasien anemia, hemodialisa, diabetes tidak boleh
dibekam.
f. Pembekaman dilakukan pada titik-titik yang tidak
rasional
Pelaksanaan Bekam
a. Niatkan apa yang anda lakukan untuk mendapat
Ridho dan pahal dari Allah semata.
b. Perkenalan: Hajim dan Pasien
c. Anamnesis penyakit keluhan meliputi keluhan
utama, apa saja yang saat ini dirasakan, riwayat
penyakit dahulu.
d. Pemeriksaan pasien meliputi Tekanan darah,gula
darah, fisik, iridologi, palmistry patology, dll.
e. Diagnosa penyakit pasien dan hibur pasien anda
f. Persiapkan bekam dan lakukan penentuan titik.
g. Berhati-hatilah dengan intonasi suara anda.
h. Persiapkan diri anda, alat dan pasien.
i. Membaca doa terlebih dahulu, meminta kesembuhan
kepada Allah
j. Buatlah pasien anda rileks dengan memijatnya.
k. Sterilisasi titik-titik bekam dengan urutan: Kapas
alkohol dankasa betadin
l. Ambil cup dengan ukuran yang disesuaikan dan
pompakan pada titik yang telah ditentukan.
107 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
m. Tunggu selama 5-7 menit atau sampai kulit tampak
merah dan menyebar.
n. Toreh/tusuk pada bagian yang telah steril
o. Pasang/tusuk pada bagian yang telah steril
p. Pasang kembali cup dan lakukan kembali
penyedotan
q. Gunakan kasa atau tissue untuk mengambil darah
bekam
r. Ulangi langkah diatas sampai 3 kali atau sampai
muncul plasma bening
s. Kumpulkan darah bekam dalam tempat/cawan, dan
kasa tissue dalam tempat khusus.
t. Oleskan minyat but-but/habbatus-sauda/olive oil
pada tusukan/torehan
108 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
109 |