You are on page 1of 109

Blok

Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik


21
Sejarah Penanganan Bencana Di Indonesia
perubahan paradigma penanganan bencana
By : Nur Chayati, M.Kep

Kenapa Indonesia sangat rentan terjadi bencana alam?

Kasus 3 Juli 2011.


Korban 54 orang

1|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kasus tsunami 26 Desember2004 di Aceh
Korban > 200.000 orang

2|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Sejarah penanggulangan bencana di Indonesia
1. Pandangan konvensional
Bencana yang di alami (berupa takdir), musibah,
kecelakaan atau ujian dari Tuhan YME. dianggap
tidak dapat diprediksi, tidak menentu terjadinya,
tidak terhindarkan, dan tidak dapat dikendalikan.
masyarakat hanya dianggap sebagai korban dan
hanya penerima bantuan dari pihak luar.
2. Pandangan ilmu pengetahuan alam
semua bencana adalah peristiwa alamiah, tidak
memperhitungkan adanya faktor manusia sebagai
penyebab.
Bencana merupakan proses geofisik, geologi dan
hidrometeorologi.
3. Pandangan ilmu terapan
dianut dan dikembangkan dari ilmu teknik sipil
bangunan/konstruksi.
Dalam aspek ini pengkajian bencana lebih
ditujukan pada upaya untuk
meningkatkankekuatan fisik struktur bangunan
untuk memperkecil kerusakan.
melihat bencana didasarkan pada besarnya
ketahanan atau tingkat kerusakan akibat bencana.
4. Pandangan progresif
Bencana merupakan masalah yang tidak pernah
berhenti dan tidak terlesaikan dalam proses
pembangunan.

3|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
pemerintah dan masyarakat harus mengenali
bencana tersebut dan mengambil peran dalam
mengendalikannya.

5. Pandangan ilmu sosial


fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan
masyarakat menghadapi bahaya.
Bahaya adalah fenomena alam, akan tetapi
bencana bukanlah alami.
Besarnya risiko sebuah bencana tergantung pada
perbedaan tingkat kerentanan masyarakat
menghadapi bahaya atau besar kecilnya suatu
ancaman bencana.

6. Pandangan holistik
menekankan pada bahaya dan kerentanan, serta
kemampuanmasyarakat dalam menghadapi
bahaya dan risiko.
Bahaya akan berubah menjadi bencana, jika
bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan
masyarakat.
kombinasi dari pandangan lainnya secara
terpadu.

4|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Latrabelakang perubahan paradigma manajemen
bencana

4 Fase Perubahan Paradigma Penanggulangan

5|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Bencana
1. Paradigma relief / tanggapdarurat(tahun60-an)
Penanggulangan bencana yangdifokuskan pada saat
kejadian bencana melalui upaya pemberian bantuan
darurat (relief) berupa pangan, tempat
penampungan, dan kesehatan. Tujuan
utamapenanganan adalah untuk meringankan
penderitaan korban dan memperbaiki kerusakan
akibat kejadian bencana dan segera mempercepat
upaya pemulihan (recovery).

2. Paradigma mitigasi (tahun 80-an)


Penanggulangan bencana memfokuskan pada
upaya pengenalan bahaya yang mengancam dan
pola perilaku individu/masyarakat yang
menimbulkan kerentanan terhadap bencana.
Mitigasi terhadap dampak bencana dilakukan
secara fisik/struktural,
Mitigasi terhadap pola perilaku yang rentan
melalui non-struktural, seperti penyuluhan,
relokasi permukiman, peraturan-peraturan
bangunan dan penataan ruang.

3. Paradigma pembangunan (tahun 90-an)


manajemen bencana yang memfokuskan pada
faktor-faktor penyebab dasar dan proses
terjadinya kerentanan masyarakat terhadap
bencana.

6|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Manajemen bencana dikaitkan dengan sektor-
sektor pembangunan, seperti masalah
kemiskinan, kualitas hidup, pemilikan lahan,
aksesterhadap modal, pendidikan yang rendah,
inovasi teknologi dsb.

4. Paradigma reduksi risiko (tahun 2000-an)


kombinasi dari sudut pandang teknis dan ilmiah
terhadap kondisi sosial, ekonomi, politis dan
lingkungan.
Penanggulangan bencana diawali
darimenganalisisrisikobencanaberdasarkanancam
an/bahayadan kerentanan,
Manajemen bencana dilakukan semua pemangku
kepentingan (stakeholder)+ lintas sektor +
pemberdayaan masyarakat.

Indonesia sangat berpotensi tinggi terhadap bencana.


Penyebab terjadinya bencana selain kondisi alam adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bencana
harus ada upaya memperbaiki kondisi tersebutUU No.24
tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan
Peraturan Pemerintah

7|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Perubahan paradigma

8|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahap pra-bencana = Managemen risiko bencana
Tahap tanggap darurat = Managemen kedaruratan
Tahap pasca = Managemen pemulihan

Diskusikan...
Potensi bencana yang ada dilingkungan
Jenis bencana
Karakteristik bencana
Pengalaman menghadapi bencana
Potensi bencana ikutan yang bisa terjadi

Ketika bencana/musibah itu datang, apakah ia sebuah


ujian atau adzab dari ALLAH SWT?
Jawaban:
Yudan: musibah bs berrti ujian bisa berarti azab (QS
HUD: 11) kehancuran ummat nabi Nuh
Orang baik -> ujian, orang tidak baik, dzolim ->
musibah, azab
QS Ar-rum 36-42: bencana terjadi karena ulah
tangan manusia; pemimpin yang kurang baik
Saat ini disebut musibah-azab akan diturunkan
setelah ummat manusia
Musibah karena ulah manusia sendiri (QS: Annisa)
Assyuaro: musibah terjadi karena ulah manusia
sendiri, dosa-dosa manusia
Al-Ankabut: ujian sebagai syarat lulus tidaknya
keimanan orang mukmin

9|
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Azab di dunia sebagai peringan azab di akherat

Apa hubungan ayat-ayat AlQuran dengan perubahan


paradigma penanganan bencana?

10 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
POPULASI RENTAN DALAM BENCANA
By: Ibu Romdzati

Definisi
Kerentanan adalah derajat di mana populasi,
individu atau organisasi tidak mampu mengantisipasi,
mengatasi, menolak dan pulih dari dampak bencana
(WHO, 2002). Kerentanan tidak hanya terkait dengan
kemiskinan, tetapi juga bisa muncul ketika orang
terisolasi, tidak aman dan tidak berdaya dalam
menghadapi risiko, shock atau stres. Untuk
mendefinisikan kerentanan:
Apa ancaman/bahaya yang rentan terhadap mereka?
Apa yang membuat mereka rentan terhadap
ancaman/bahaya tersebut?

Kelompok Populasi Rentan


Kelompok populasi rentan meliputi:
Secara umum, sebenarnya semua pengungsi yang
tinggal di barak pengungsian termasuk dalam
kategori kelompok rentan
Migran: orang yang meninggalkan tempat tinggal
mereka, biasanya ke luar negeri untuk mencari
perlindungan atau kehidupan yang lebih baik
Migran yang kembali lagi ke tempat asalnya
Kelompok khusus yang terpinggirkan atau
diasingkan termasuk orang miskin

11 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Anak-anak kecil, anak sebatang kara, wanita hamil
dan menyusui, janda, lansia tanpa dukungan
keluarga, penyandang cacat
Anak-anak, wanita hamil, lansia, orang dengan gizi
buruk, orang sakit/immunocompromised, biasanya
rentan ketika terjadi bencana, dan butuh perhatian
khusus (beban yang lebih)
Kemiskinan, malnutrisi, tunawisma berkontribusi
pada kerentanan. (WHO, n.d.)

Anak-Anak
Tahap perkembangan:
Early childhood (0-8 tahun)
Middle childhood (9-13 tahun)
Adolescence (14-18 tahun)
Berdasarkan United Nations Convention on the
Rights of the Child, anak-anak membutuhkan
perlindungan khusus pada saat terjadi bencana
Bencana dapat merusak kehidupan anak-anak
(lingkungan, tetangga, sekolah) berimbas pada
pindah tempat dalam jangka waktu lama, perubahan
aktivitas sehari-hari, pendidikan, ancaman terhadap
rasa aman dan nyaman, stress dalam keluarga dan
masyarakat, dan cedera atau kematian pada orang
terdekat (Peek, 2007).
Anak-anak tidak hanya butuh bantuan dasar berupa
makanan, air bersih, tempat perlindungan, tapi juga

12 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
butuh dukungan emosial dan psikologis (cinta,
rekreasi, bermain) (ODPEM, 2005).

Persiapan menghadapi bencana yang difokuskan pada
sekolah dan anak-anak:
D Pelatihan atau presentasi untuk guru dan siswa
serta simulasi bencana terutama untuk sekolah yang
berlokasi di daerah rawan bencana untuk
memfasilitasi kesiapan anak
D Pendekatan melalui media massa: untuk
menyebarkan isu terkait manajemen bencana bagi
anak termasuk melalui internet.
D Pencanangan hari sadar bencana, untuk menyiapkan
anak-anak untuk menghadapi bencana.
D Lomba memasak menu yang sesuai dengan
kondisi bencana
D Materi pendidikan bagi anak-anak: brosur, poster
seputar bencana

13 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Panduan penanganan bencana pada anak
berdasarkan ODPEM Jamaika (Edwards & Morris,
n.d.):
1. Perlindungan anak
Anak-anak di dalam tempat pengungsian
berpotensi sebagai korban (kekerasan,
penyalahgunaan obat, kekerasan seksual)
Anak-anak adalah subjek dalam kekerasan
keluarga khususnya pada situasi yang tidak
familiar dan penuh dengan tekanan.
Minimalkan berpisah dengan keluarga
Anak yang terpisah membutuhkan identifikasi,
pelacakan, dan perkumpulan kembali. Anak asuh
baru, butuh perawatan yang mendukung
perkembangan.
Anak dengan keterbatasan fisik, membutuhkan
perhatian khusus.
Hak untuk bermain, terutama di dalam tempat
pengungsian
2. Kesehatan
Status kesehatan anak sangat berbahaya pada
kondisi kegawatan
Infeksi saluran pernafasan dan diare menjadi
penyakit yang mengancam.
Anak dan pengasuh kekurangan informasi
kesehatan dan kebersihan.
Kesehatan reproduksi pada remaja dan anak
perempuan terpengaruh dalam bencana.

14 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kebutuhan psikososial meningkat untuk anak dan
orangtua. Renspon harus lebih ditekankan untuk
perawatan berbasis keluarga dan masyarakat
dibandingkan secara individu.

3. Air dan sanitasi


Biasanya anak-anak mudah tertular penyakit
dengan siklus fekal-oral
Biasanya lokasi sumber air dan tempat
pembuangan tidak nyaman untuk anak-anak.
Sumber air berpotensi menjadi ancaman bahaya
bagi anak sumur yang kurang terlindungi,
pompa air yang berat.
Anak dan pengasuh kekurangan sumber air
bersih
Anak-anak cenderung mudah kontak dengan
sampah di sekitar tempat pengungsian.

4. Makanan dan nutrisi


Nutrisi seimbang menjadi tidak terpenuhi selama
bencana.
Asupan kalori kurang memadai dapat
menimbulkan malnutrisi dan penyakit.
Menyusui bisa menurun saat di tempat
pengungsian. Bayi sakit, terpisah dengan ibu.
Penyediaan makanan mungkin kurang memadai
di tempat pengungsian.

15 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. Tempat pengungsian
Kepadatann menjadi ancaman kesehatan dan
keamanan anak
Paparan terhadap zat-zat yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan.
Tempat tidur, selimut, dan pakaian di tempat
pengungsian biasanya kurang memadai bagi
kebutuhan anak.
Kurangnya privasi bagi anak perempuan dan
keluarga menjadi hal yang berbahaya

6. Pendidikan
Pendidikan, sebagai hak dasar, terhenti oleh
bencana.
Biasanya sekolah digunakan sebagai tempat
pengungsian, menggeser pendidikan.
Kurang berfungsinya sekolah berkontribusi pada
kurang stabilnya kondisi masyarakat.
Biasanya bencana akan diikuti dengan kurangnya
buku bacaan, seragam,sepatu, dan peralatan
sekolah
Anak usia pra sekolah kurang stimulasi selama
berada di tempat pengungsian.

16 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Pedoman yang dikembangkan untuk Menjaga
Kesehatan Anak Selama Bencana (Edwards &
Morris,n.d.)
Sebelum:
Mengembangkan kebersihan, pertolongan pertama
dan peralatan pendidikan seks.
Peralatan bantuan pertama harus di tempatkan di
tempat penampungan dengan ketentuan yang
memadai obat-obatan untuk anak-anak.
Tim Manajemen penampungan harus peka pada isu-
isu kesehatan anak-anak.
Tim Manajemen penampungan dan anggota
masyarakat lainnya harus menerima pelatihan
pertolongan pertama dan masalah kesehatan
masyarakat dasar.

Selama dan Setelah:


Pengkajian cepat dari penduduk yang terkena bencana
harus secara khusus menganalisis kondisi anak-anak,
seperti usia, jenis kelamin dan status kesehatan.
Sebuah tim kesehatan harus melakukan kunjungan
rutin untuk memantau status anak-anak dan ibu-ibu
sebelum dan / atau pasca-melahirkan di tempat
pengungsian.
Pendidikan kesehatan harus disediakan di tempat
penampungan melalui pesan kesehatan sederhana
untuk perempuan dan anak.

17 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Remaja di daerah bencana harus memiliki akses untuk
peralatan pendidikan seks dengan konseling.
Peralatan personal hygiene yang memadai dan
perlengkapan mandi harus tersedia untuk perempuan
dan anak perempuan.

UNICEF mempertimbangkan proyek inisiasi (ISDR,


2007 dalam Edwards & Morris, n.d.):
Promosi kesiapan pada keamanan sekolah
Integrasi managemen bencana dalam kurikulum
sekolah:
Training and capacity building bagi guru, siswa,
dan staf meliputi bantuan hidup dasar
Membangun fasilitas sekolah yang tahan bencana
untuk melindungi anak-anak

WANITA HAMIL
Alasan mengapa bencana alam buruk bagi perempuan
(Ahmed, 2015):
Efek langsung (tingkat perempuan meninggal di 14
x lebih tinggi dibandingkan laki-laki)
Infeksi => sanitasi yang buruk, menstruasi, hamil
Kekerasan seksual: tidur di udara terbuka
Perdagangan manusia => broker mengatas namakan
bantuan, untuk memikat wanita.
komplikasi kehamilan

18 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Efek bencana pada ibu hamil (Komite Opini, 2010):

Kekurangan makanan
Kekurangan air bersih
Kurangnya akses ke fasilitas
kesehatan
Kurangnya obat
stres psikologis

Morbiditas terkait kehamilan

Sebuah studi: wanita yang mengalami tiga atau


lebih situasi traumatis yang parah selama badai, seperti
merasa seolah-olah hidup seseorang dalam bahaya,
berjalan melalui air banjir, atau memiliki kekasih yang
meninggal, ditemukan memiliki tingkat yang lebih tinggi
untuk berat badan lahir bayi rendah dan peningkatan
kelahiran prematur.

Persiapan untuk wanita (Komite Opini, 2010):


Mendorong perempuan untuk mengembangkan
rencana evakuasi jika terjadi bencana
Memberikan informasi tentang tanda-tanda
persalinan prematur dan keadaan darurat obstetrik
lainnya.

19 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Berkolaborasi dengan pejabat kesehatan masyarakat
untuk mengidentifikasi fasilitas yang dapat
diberikan pre-natal dan layanan obstetri selama
bencana.
Mendorong perempuan untuk mengembangkan
peralatan kelahiran darurat.
Mempromosikan menyusui dan relaktasi saat
bencana.
Mendorong pemerintah daerah dan negara untuk
menyediakan fasilitas yang aman dan aman bagi
perempuan dan anak.
Menginformasikan pasien dan menyadari tanda-
tanda tekanan mental. Promosikan perhatian yang
cepat untuk kebutuhan kesehatan mental.
Pelayanan kesehatan bagi perempuan di periode
antepartum, intrapartum, dan postpartum perlu
untuk dikelola dengan aman ketika evakuasi tidak
mungkin.
Negara dan pemerintah daerah harus membangun
fasilitas lokal di mana perawatan prenatal dan
layanan obstetrik dapat disediakan untuk para
wanita yang tidak dapat mengungsi.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan


dalam mengakses fasilitas kesehatan obstetrik saat
bencana:
Sistem perawatan kesehatan dapat menjadi dibanjiri
dengan keadaan darurat kesehatan lainnya =>

20 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
mengurangi sumber daya yang tersedia untuk wanita
hamil.
Hambatan fisik: jalan, jembatan tandas, garis api.

LANSIA
Usia lanjut tidak menciptakan kerentanan, tetapi
masalah-masalah tertentu dapat meningkatkan
kerentanan. Mereka termasuk penurunan kekuatan,
rendahnya toleransi aktivitas fisik, keterbatasan
fungsional, dan penurunan kesadaran sensorik.
Tingkat keparahan dampak tergantung pada
karakteristik khusus dari lansia dan lingkungan,
jenis dan tingkat keparahan bahaya, sistem
manajemen bencana, dan interaksi antara semua ini.
Sekitar 1/3 dari orang> 60 memiliki 1 atau lebih
cacat (fisik, mental, atau sensorik)
Jumlah tersebut meningkat dengan usia> 50% pada
orang> 80.
Keterbatasan dalam penglihatan dan pendengaran
yang signifikan untuk mengatasi bencana. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa + 35% dari lansia
memiliki gangguan penglihatan.
Penurunan usia terkait dalam mobilitas dapat
meningkatkan kerentanan dengan membuatnya lebih
sulit untuk mempertahankan perumahan dan
mempersiapkan potensi bencana (badai) dan dengan
membuatnya lebih sulit untuk mengevakuasi dan
melindungi diri.

21 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Dalam komunitas, sekitar 20% lansia dilaporkan
keterbatasan dalam setidaknya satu kegiatan dari
daily lifing (ECLAC 2008, MERCK & PAHO
2004). Bencana dapat mengganggu akses pada
lansia yang mengandalkan orang dan jasa dalam
ADL.
Sebuah studi di Karibia menunjukkan bahwa> 60%
dari lansia memiliki> 1 penyakit kronis. Hal ini
dapat memburuk selama bencana, yang
menyebabkan komplikasi dan bahkan kematian
Pelayanan kesehatan yang diberikan setelah
terjadinya bencana mungkin tidak sesuai untuk
lansia => kebutuhan yang lebih baik untuk klinik
mata, fisioterapi, alat bantu mobilitas, dan obat-
obatan tertentu (Laporan Pembangunan Dunia 2007)
Tidak semua hidup lansia di perumahan yang aman,
terutama di daerah pedesaan. Rumah-rumah
cenderung lebih tua dan kurang terawat => lebih
rentan terhadap bahaya.
Kebanyakan tempat penampungan tidak cukup
menjawab kebutuhan dan kondisi orang tua =>
kurang privasi, tempat tidur yang tepat, dan akses
bagi penyandang cacat, dan tingkat kebisingan yang
tinggi dan keamanan yang buruk.
Sebuah studi di Amerika Latin dan Karibia
menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang tua tetap
mandiri dengan fungsional meskipun memiliki

22 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
cacat. (ECLAC, 2007 & 2008). Lansia dapat
memberikan kontribusi positif selama masa krisis.

Mempersiapkan orang tua dan keluarga untuk


bencana:
Belajar tentang potensi ancaman
Cari sumber daya masyarakat
Rute rencana melarikan diri
Menetapkan rencana komunikasi
Membuat peralatan darurat
Menjaga peralatan pasokan bencana
Membuat kartu kontak darurat
Pelajari CPR
Periksa alat pemadam api
Membuat salinan dokumen penting
Mempertimbangkan kebutuhan khusus seorang
lansia
Rencana untuk hewan peliharaan

DISABILITAS
Kecacatan, sebagai istilah umum, mengacu pada
masalah, seperti gangguan, keterbatasan aktivitas atau
partisipasi pembatasan yang menunjukkan aspek-aspek
negatif dari fungsi (UNISDR, 2014)

23 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Fakta (UNISDR, 2014):
Ketika gempa bumi melanda California in1994,
seorang pria berpaling dari tempat penampungan
karena staf tidak bisa mengerti bahasa isyarat.
Orang dengan cerebral palsy diabaikan karena
relawan penampungan pikir mereka pecandu obat-
obatan (Handicap Internasional)
Setelah Tsunami Samudra Hindia 2004, ada banyak
contoh penyandang cacat yang tidak mampu untuk
melarikan diri dari gelombang dan yang tenggelam.
Di Galle, Sri Lanka, hanya 41 dari 102 penduduk
yang hidup dengan cacat selamat; banyak dari
mereka yang meninggal tidak dapat meninggalkan
tempat tidur mereka atau gagal untuk memahami
pada waktu yang dibutuhkan untuk melarikan diri.
Penyandang cacat tidak dipertimbangkan dalam
proses evakuasi bencana
Penyandang cacat bukan sama sekali bagian dari
proses sebelum, selama dan setelah bencana.

Bagaimana mengelola bencana dengan orang-orang


yang memiliki keterbatasan?
Integrasi Orang yang hidup dengan cacat ke dalam
pengurangan risiko bencana dan proses perencanaan
manajemen risiko bencana;
Buat pendataan masyarakat untuk memetakan yang
paling rentan seperti lansia dan orang yang hidup

24 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
dengan cacat (penyandang cacat) - memprioritaskan
mereka yang paling berisiko, yang paling miskin
dan terpinggirkan.
Buat protokol perawatan untuk penyandang cacat
dalam situasi ketergantungan;
Pelatihan relawan (darurat, kemanusiaan dan sipil
pertahanan) tentang apa yang harus dilakukan dalam
keadaan darurat dengan penyandang cacat - ini harus
mencakup bentuk-bentuk alternatif komunikasi
seperti bahasa isyarat.

Sepenuhnya pemerintah lokal dan nasional harus


mendukung upaya untuk membuat PRB (Pengurangan
risiko bencana) termasuk disabilitas. Ini membutuhkan
komitmen politik dengan fokus pada hak-hak, tanggung
jawab dan akuntabilitas: "Semua negara harus
menempatkan kebijakan dan undang-undang yang akan
memastikan bahwa para penyandang cacat termasuk
dalam semua rencana pengurangan risiko bencana".

MENTAL ILLNESS
"Orang dengan penyakit mental memiliki kebutuhan
dasar yang sama dengan populasi secara umum,
tetapi mereka mungkin memiliki kebutuhan khusus
lainnya." (USDHHF, n.d.)
Program yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus tidak harus menjadi terstigma dari
program untuk populasi khusus lainnya.

25 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

Keperawatan

HOLISTIK

26 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
ISLAMIC PERSPECTIVE ON HOLISTIC
NURSING CARE
Moh. Affandi MAN., HNC
22 Desember 2015

PENDAHULUAN
a. Puncak kemajuan dunia kedokteran & kesehatan
(pelayanan medis canggih, dominasi pelayanan
medis spesialistik / sub-spesialistik)
b. Trend (kecenderungan) perawatan pasien secara
holistik (bio-psiko-sosio-spiritual religius)
c. Pendekatan spiritual-religius mempengaruhi
penyembuhan (cognitive analgesic/therapeutic
d. Telah terjadi dikotomi peran tenaga medis dan bina
rohani islam (binrohis)
e. Medis menangani secara mutlak jenis, metode
diagnosis, dan terapi penyakit fisik pasien
f. Binrohis menangani masalah agama, yang
sementara ini terbatas ibadah ritual wajib

MANUSIA (HUMAN)

Manusia terdiri dari Fisik dan Spiritual. Apa yang


terlihat adalah fisik manusia tetapi apa yang tak terlihat
memiliki komposisi yang luar biasa besar dan memegan
peran penting dalam kesembuhan pasien yaitu aspek
spiritual.

27 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

Multifaktorial Sehat Sakit


a. Faktor Biologis
Usia, jenis kelamin, berat badan saat lahir rendah,
pola makan yang tidak sehat, riwayat penyakit
keluarga, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.
b. Faktor Psikologis
Stress, emosional, dan kecemasan.
c. Faktor Sosial
Aturan dalam keluarga, hubungan dengan
masyarakat, dan lain-lain.
d. Faktor Spiritual
Pendidikan/ pengajaran, tekanan sosial, pengalaman,
kehidupan, dan intelektual.

28 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

29 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Respon Manusia Terhadap Penyakit
A. Stadium Pertama
1. Perubahan dari sehat ke sakit berawal dengan
gejala umum disertai rasa tidak nyaman,
kehilangan kekuatan, stamina, dan penurunan
kemampuan untuk berfungsi
2. Seseorang bisa tetap beraktivitas seperti biasa
3. Ciri khas : ansietas, rasa bersalah, rasa malu dan
penolakan

B. Stadium Kedua
1. Periode penerimaan penyakit
2. Pasien menyadari & mengenali penyakitnya
3. Kebutuhan akan bantuan orang lain, terutama
dari staf medis dan keperawatan
4. Reaksi muncul dari pasien : kemarahan, rasa
bersalah, tidak berdaya, putus asa, dan rasa
berdosa
5. Individu merasa yakin kesediaan perawat
kompeten, akan menurun kecemasannya dan
mampu untuk mengurangi ketergantungan
terhadap perilaku regresif.

C. Stadium Ketiga
1. Periode penyembuhan / pemulihan
2. Individu merasa termotivasi menjadi sehat tapi
takut / ragu mencoba keterampilan baru

30 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. Individu dapat dibantu dengan bimbingan,
nasehat, dan motivasi untuk maju

Koping Terhadap Penyakit (Jalowiec 1993)


Mencoba merasa optimis tentang masa depan
Menggunakan dukungan sosial
Menggunakan sumber spiritual
Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan
Mencoba menerima kenyataan ada

Religious Coping
A. MEKANISME KOPING adalah cara yang
dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan serta respon
terhadap situasi yang mengancam
B. AGAMA adalah sebuah cara untuk
mempertahankan stabilitas pribadi ketika
menghadapi kehilangan, impuls yang tidak
diinginkan, ketakutan akan kematian, dan rasa
bersalah.
C. Pasien dibimbing pemikirannya sehingga mampu
menggunakan agama sebagai strategi pemecahan
masalah.
D. Pemanfaatan jalur-jalur transformasi kebermaknaan,
untuk tetap mempertahankan HUSNUDZONnya
kepada Allah yang telah menganugerahi penyakit

31 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Diagram Of Religious Coping

Pendekatan Holistic
a. Pendekatan Biologis
Pendekatan medis yang modern dan komprehensif
b. Pendekatan Psikologis
Kondisi emosi positif / negatif berperan penting
dalam kesehatan (fungsi kekebalan tubuh)
c. Pendekatan Sosial
Peran pihak lain, Keluarga berperan penting ,
Kontribusi besar respon pasien terhadap penyakit
d. Pendekatan Spiritual / Religius
Kepercayaan terhadap kekuatan yang lebih tinggi
(Tuhan),Menimbulkan kebutuhan & kecintaan
terhadap Tuhan (kualitas keagamaan), Religious/
spiritual coping.

32 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Model Of Lifestyle And Health

The Biopsychosocial-Spiritual Model Of Care

Adapted From Sulmasy, D.P. (2002). A biopsychosocial-


spiritual model for the care of patients at the end of life.
Gerontologist, 42(Spec 3), 24-33. Used with permission.

33 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
A Biopsychosocial-Spiritual Model For The Care Of
Patients At The End Of Life
1. Profesi penyembuhan harus melayani
kebutuhan pasien yang berfokus pada manusia
seutuhnya
2. Orang dapat dianggap makhluk dan penyakit dapat
dianggap sebagai gangguan dalam hubungan
biologis yang dapat mempengaruhi semua aspek
relasional dari seseorang
3. Spiritualitas menyangkut hubungan seseorang
dengan transendensi
4. Perawatan kesehatan holistik harus mengatasi
totalitas relasional pasien yang
meliputi keberadaan-fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual
5. Pasien sebenarnya menginginkan petugas kesehatan
yang profesional untuk mengurus kebutuhan
rohani mereka

Contoh Pengkajian Spiritual


Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
Kegagalan dalam Hidup
Keberadaan
mengartikan/ saya tak
(Exixtensial)
mempertanyakan arti berarti

34 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
sebuah Saya
keberadaan/mengkha merasa tak
watirkan tentang berguna!
kehidupan setelah
mati/Mempertanyaka
n tentang arti dari
penderitaan/ mencari
bantuan spiritual
Tuhan
telah
Kurangnya cinta, melupakan
Penelantaran kesepian/ saya
(Abandonment- Terlupakan/ Tidak Tak ada
God or Others) adanya Rasa seorangpun
Keterkaitan yang
datang ke
saya
Kenapa
Mengarahkan
Marah keapada tuhan
kemarahan terhadap
Tuhan atau mengambil
agama/
Orang lain anak
Ketidakmampuan
(Anger) saya....Hal
untuk Memaafkan
ini tidak

35 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
adil
Saya ingin
Kekhawatiran
memiliki
terhadap
Kedekatan dengan hubungan
hubungan
Tuhan atau dan
dengan
memperdalam keterkaitan
Dewa/Tuhan
hubungan dengan yang lebih
(Concerns about
Tuhan dalam
relationship with
dengan
deity)
Tuhan
Menyatakan konflik
batin atau pertanyaan
tentang keyakinan
Sistem serta konflik iman
Saya tak
kepercayaan antara keyakinan
lagi yakin
konflik atau agama dan perawatan
bahwa
ditantang yang dianjurkan/
tuhan
(Conflicted or Pertanyaan implikasi
bersama
challenged belief moral atau etis dari
saya
systems) rejimen terapi/
Menyatakan
keprihatinan tentang
kehidupan/ kematian

36 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
dan / atau sistem
kepercayaan
Hidup ini
Putus asa terhadap menjadi
kesehatan di masa singkat
datang, Kehampaan Tak ada
Keputusasaan
hidup sebagai alasan yang
(Despair /
keputusasaan sejati tersisa
Hopelessness)
serta tidak adanya untuk saya
harapan dan nilai hidup
dalam hidup didunia
ini
Saya
sangat
Berduka adalah
rindu akan
perasaan dan proses
dirinya
Berduka yang berhubungan
Saya
(Grief/Loss) dengan kehilangan
harap saya
seseorang, kesehatan
dapat
dll
berlari
lagi
Penyesalan/Malu Penyesalan adalah Saya tak
(Guilt/Shame) perasaan ketika pantas

37 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
seseorang melakukan untuk mati
sesuatu yang dengan
salah/jahat sedangkan tenang
malu adalah perasaan
diri seseorang
tersebut tentang
dirinya yang jahat
dan memalukan
Saya
butuh
dimaafkan
Kebutuhan untuk terhadap
Perdamaian/Peru dimaafkam dan/atau apa yang
kunan kerukunan dalam diri telah saya
(Reconciliation) sendiri atau terhadap lakukan
orang lain Saya ingin
istri saya
memaafkan
saya
Sejak
Pengasingan Dari agama dan hidup saya
(Isolation) orang lain serba
ketergantun

38 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Contoh
Kalimat
Diagnosa Ciri-Ciri Utama
yang
(Primer) Dari Riwayat
Disampaik
an Klien
gan, saya
tak pernah
lagi pergi
ke Mesjid
Kebutuhan
Rutual
keagamaan serta tak Saya tak
keagamaan
mampu untuk mampu
tertentu
menjalankan praktik untuk
(Religiuous
keagamaan seperti sholat lagi
Specific)
biasa
Kehilangan iman dan Bagaiman
Perjuangan atau arti Keercayaan a jika apa
terkait Agama spiritual dan atau yang saya
(Religious/Spiritu komunitas yang tak percaya itu
al Struggle) terbantu dengan tidak
koping benar

Perawatan Kesehatan Spiritual (Spiritual Health


Care)
a. Bimbingan rohani mengedepankan aspek religiusitas
dalam pelayanan medis, pasien ditangani penyakit
fisiknya sekaligus ditegakkan diagnosis gangguan

39 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
religiusitasnya, diterapi religiusitasnya, dan
difollow-up
b. Spiritual distress ditangani sama dengan masalah
kesehatan lainnya
c. Spiritulitas hruslah dianggap sebagai salah satu
tanda vital
d. Dokter & paramedis sekaligus berperan sebagai
terapis religius, dengan mengikuti tradisi medis,
termasuk membuat catatan dalam lembar RM
(rekam medis-religius)

Quick Screening of Spiritual Assesment

40 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Holistik Health Care

41 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Pelaksanaan dan operasional pendekatan holistik
harus dilakukan oleh Tim Multi-Profesi & Inter-
Disiplin (Tim Care)
Tim Care menjalankan tugas dengan perhatian dan
kepedulian (caring) kepada pasien dengan Koping
Agama yang dapat memberikan ketenangan, sikap
menerima, dan rasa percaya diri pasien menuju
proses kesembuhan
Asuhan bio-psiko-sosio-spiritual harus diberikan
secara individual sesuai problem pasien
Tim Care menjalin silaturahim dengan pasien dan
keluarga sejak MRS, dilibatkan secara aktif terhadap
rencana dan keputusan tindakan
Tim Care memberikan ruh dalam setiap tindakan
medis, dengan doa dan tuntunan ibadah, seperti saat
minum obat, menyuntik, merawat luka, mengantar
konsultasi, persiapan mental sebelum dan sesudah
operasi maupun proses melahirkan sampai pasien
pulang sembuh
Tim Care berupaya menjaga aurat, membantu
thaharah, mengingatkan waktu shalat dan
memfasilitasi pelaksanaan shalat, ritual khusus bagi
pasien menjelang ajal hingga meninggal dunia

42 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

Hasil Studi
Pendekatan holistic health care yang komprehensif
& berkesinambungan dapat meningkatkan spiritual
assesment scale of quick screening method, rujukan
modalitas pendekatan pada pasien, khususnya pasien
dengan penyakit kritis (end stage disease)/ terminal
(critically ill)/ kecacatan permanen
Karakteristik dasar pasien (usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status perkawinan, suku bangsa,
pekerjaan, dan tingkat pendapatan) merupakan faktor
yang menentukan spiritual assesment scale awal dan

43 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
proses penerimaan/ acceptance terhadap pendekatan
holistic health care yang diterima

Kesimpulan Dan Saran


a. Perawatan spiritual adalah hal penting dan esensial
dalam rangka meningkatkan kualitas perawatan
paliatif.
b. Studi telah mengindikasikan adanya keinginan yang
kuat dari pasien dengan penyakit serius dan
kekhawatiran akhir hidup untuk memiliki perawatan
spiritual dalam perawatan mereka.
c. Perawatan interprofessional yang mencakup
sertifikasi di tim asuhan
d. Penilaian pasien rutin dan berkelanjutan mengenai
masalah spiritual
e. Integrasi spiritualitas pasien ke dalam rencana
pengobatan dengan tindak lanjut yang tepat serta
peningkatan kualitas berkelanjutan
f. Pendidikan profesional dan pengembangan program

44 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Transpersonal Human
Caring and Healing
(Janet F Quinn)
By : Falasifah Ani Yuniarti

Berbagai Definisi
a. Healing (Penyembuhan) : Munculnya hubungan
yang benar pada satu atau lebih tingkat system body
mind spirit.
b. Healing system (Sistem Penyembuhan) : Sebuah
sistem perawatan kesehatan yang benar di mana
orang dapat menerima bantuan invasif yang
memadai, tidak beracun, dan bantuan non invasif
dalam menjaga kesehatan dan penyembuhan tubuh,
pikiran dan jiwa, bersama dengan yang paling
canggih, teknologi curing agresif yang tersedia
c. Right Relationship: Sebuah proses yang
menghubungkan antara bagian dari keseluruhan
yang meningkatkan energi, koherensi, dan
kreativitas dalam sistem tubuh-pikiran-jiwa
d. Transpersonal: Itu yang melebihi batas-batas
identitas ego individu dan kemungkinan untuk
memasukkan pengakuan dan penghargaan dari
sesuatu yang lebih besar. Atau merujuk ke
kesadaran, hubungan interpersonal, dan pengalaman

45 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
hidup dari koneksi, persatuan, dan kesatuan dengan
lingkungan yang lebih besar, kosmos, atau roh.

5 Conceptualization/ perceptions of Caring


Caring as human trait
Caring as a moral imperative or ideal
Caring as an affect
Caring as interpersonal relationship
Caring as therapeutic intervention

Transpersonal Human Caring


Dihubungkan dengan teori Jean Watson
Human Caring Ide moral Keperawatan, di mana
hubungan antara seluruh diri dari perawat dan
seluruh diri dari pasien/perlindungan klien yang
rentan dan melestarikan kemanusiaan dan martabat
pasien/ klien.
Seluruh orang
Semua orang adalah tubuh, pikiran dan jiwa atau
jiwa yang berinteraksi antara masing-masing orang
menggunakan aspek tersebut dari diri mereka
Terdapat sesuatu melebihi di luar pribadi, diri
terpisah dari perawat dan pasien dalam tindakan
peduli

46 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Caring occasions
o Potensial untuk melanjutkan penyembuhan pasien
lama setelah pemisahan fisik antara perawat-pasien
o Melanjutkan manfaat dari proses bersama
o Kedua energi dan memuaskan

Tujuan Penyembuhan pada Holistic Nursing


Heal berasal dari kata haelen (Anglo-Saxon word)
berarti menjadi atau menjadi utuh
Some question:
Apakah tujuan keutuhan suatu titik akhir itu adalah
sesuatu yang bekerja tetapi jarang untuk dicapai?
Apakah keutuhan keadaan kesempurnaan pikiran
tubuh dan jiwa?
Apakah sesuatu keutuhan bahwa seseorang
mendapatkan dan mempertahankan atau sesuatu
yang terjadi dan datang?
???

Penyembuhan sebagai munculnya hubungan yang


benar
Keutuhan: Harmony tubuh, pikiran dan jiwa,
sementara keharmonisan dan diperintahkan atau set
estetika dari hubungan antara unsur-unsur dari
keseluruhan elemen.

47 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3 Prinsip yang berhubungan dengan alam:
g Sebuah sistem adalah lebih dari dan berbeda dari
jumlah bagian-bagiannya
g Perubahan bagian selalu mendorong perubahan di
seluruh
g Sifat perubahan keseluruhan tidak dapat diprediksi
dengan sifat perubahan di bagian
g Hubungan yang benar adalah cara memahami
kualitas tertentu pola dan organisasi

Hubungan yang benar:


Meningkatkan koherensi dari seluruh tubuh, pikiran
dan jiwa
Penurunan gangguan di seluruh tubuh, pikiran dan
jiwa
Memaksimalkan energi bebas di seluruh tubuh,
pikiran dan jiwa
Memaksimalkan freedon, otonomi, dan pilihan
tubuh, pikiran dan jiwa seluruh
Meningkatkan kapasitas untuk kreatif berlangsung
dari seluruh tubuh, pikiran dan jiwa

Healing vs curing
Curing : elimination of sign and symptom pf disease
Healing may occure with of curing
Curing may or not be possible
Healing is always possible

48 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Curing follows usual predictable path
Healing always creative and unpredictable
Death is a failure in the sickness-cure
Death is natural process

49 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
BEKAM/HIJAMAH
Yanuar Primanda, MNS.,HNC
29 Desember 2015

Definisi
Hijama berasal dari kata
Hajm berarti menghisap
Hijama/bekam adalah
pengeluaran darah dari kulit
dengan jalan penghisapan
kemudian perlukaan ringan
pada kulit bagian luar
kemudian penghisapan sekali lagi, sehingga darah
keluar
Bekam = Hijama = Cupping Therapy = Bleeding
Therapy = Collateral Pricking Therapy

Sejarah
Bekam/Hijamah Sudah
dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu yaitu jaman Nabi
Musa AS
Bekam Ditemukan dalam
dokumen kertas-kertas
papyrus yang perna ditulis
manusia bangsa Mesir Kuno 7000 tahun yang lalu
Marak dilakukan oleh bangsa Arab

50 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Fisiologi Hijamah
Di tubuh manusia, banyak terdapat titik bekam yang
berkaitan dengan anatomi pembuluh darah.

Fungsi Darah
Alat pengangkut O2, CO2
Mengangkut dan menghantarkan nutrien dari usus
halus ke seluruh tubuh
Mengeluarkan zat tidak berguna
Pertahanan tubuh terhadap pathogen dan toksin
melalui leukosit
Penghantar dan menyebarkan panas ke seluruh
tubuh

51 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Darah Bekam
Darah statis akibat dari:
Metabolisme obat-obat
kimiawi sintetis
Toxin dan oksidan dari
luar melalui
makanan/minuman
Polusi udara
Penularan
Radiasi
Kandungan lekosit hanya sepersepuluh dalam darah
bekam
Eritrosit berbentuk ganjil dan tidak sempurna
melakukan fungsinya
Mengandung oksidan dan toksin

Prinsip Kerja Hijamah


a. Terjadi dilatasi pembuluh darah, khususnya pada
kapiler, arteriole dan venole yang kemudian
menjalar ke seluruh pembuluh, sehingga terjadi
mikrosirkulasi, peredaran darah menjadi lancar dan
badanpun terasa ringan.
b. Dilatasi dan mikrosirkulasi pembuluh darah ini
membuat kerja jantung menjadi lebih ringan
(Meningkatkan kerja jantung).
c. Terjadinya inflamasi (Peradangan) pada jaringan
kulit yang sehat, kemudian berlanjut dengan terjadi

52 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
proses pelepasan mediator radang (Serotonin,
bradikinin, histamin dan zat-zat lain).
d. Inflamasi ringan menimbulkan relaksasi pada otot-
otot yang kaku.

Klasifikasi Bekam
1. BEKAM BASAH (Wet Cupping)
a. Penghisapan kulit
dilanjutkan dengan insisi
dan pengeluaran /
penghisapan darah.
b. Durasi setiap sedotan
adalah 3- 5 menit dan
kemudian dibersihkan.
c. Batas maksimal sedotan adalah tidak lebih dari
7 kali. Waktu interval bekam pada tempat yang
sama paling cepat adalah 2 minggu.

53 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
2. BEKAM KERING (Dry Cupping)
Proses penghisapan
menggunakan vakum pada
area yang nyeri untuk
mengumpulkan darah pada
area tersebut tanpa insisi.
Bekam ini hanya terdiri dari
1 (satu) sedotan dan dibiarkan selama 15-20 menit

54 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. BEKAM API (Fire Cupping)

4. BEKAM LUNCUR
Sama dengan bekam
kering, tetapi cup bekam
di gerakkan searah
maupun berlawanan
arah dengan titik
meridian. Sebelum
diluncurkan, pasien diolesi minyak zaitun

5. BEKAM TARIK
Bekam dilakukan seperti ditarik-tarik. Pasien
dibekam hanya beberapa detik kemudian ditarik dan
ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi
merah.

55 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Efek Bekam Terhadap Organ Tubuh
1. Efek Bekam Terhadap Kulit
a. Bekam berperan menstimulasi folikel rambut
dengan meningkatkan sirkulasi darah ke kulit
sehingga meningkatkan suplai nutrisi yang baik
unuk rambut dan akar rambut.

b. Suhu kulit meningkat dan sebuah kawasan


berwarna merah akan terbentuk. Ini
menunjukkan terjadinya peningkatan
metabolisme makanan di kulit dan kemanfaatan
yang diperoleh sel-sel kulit darah yang sampai
kepadanya.
c. Aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar lemak
meningkat, pori-pori kulit membuka setelah
dilakukan pembekaman.
d. Peranan bekam tidak terbatas pada pembersihan
darah yang mengendap (Stagnan Blood) dari
kulit, namun juga menghilangkan zat-zat

56 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
berbahaya yang mengendap di bawah
permukaan kulit.
2. Efek Bekam Terhadap Otot
a. Berperan menstimulasi
sirkulasi darah di otot
sehingga menghilangkan
kekejangan di otot.
b. Isapan bekam mengeluarkan
gumpalan darah yang
terdapat di dalam otot
sebagai akibat memar
dikulit.
c. Berperan mengantarkan
oksigen yang diperlukan oleh serat-serat otot,
meningkatkan penyerapan oksigen oleh sel-sel
setelah pembekaman, sehingga menguatkan dan
memperbaiki fungsi otot.
d. Berperan mengeluarkan zat asam laktat (lactic
acid) dari otot sehingga menghilangkan
kelelahan dan sumbatan otot

3. Efek Bekam Terhadap Tulang


a. Berperan menstimulasi darah dalam persendian
sehingga mengurangi sakit yang disebabkan
oleh rematik.
b. Zat nitrit oksida (NO) berperan mengurangi
bengkak dan tertahannya cairan di persendian
akibat pembengkakan.

57 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Berperan menstimulan membran sinovial
(Synovial Membrae) untuk mengeluarkan zat
minyak atau cairan sinovial (Synovial Fluid)
ang berfungsi mengurangi pergesekan sendi,
memudahkan gerak, dan pada akhirnya juga
mencegah terjadinya kekakuan sendi.
d. Dengan isapan yang kadang-kadang mencapai
10 cm di dalam tubuh, bekam berperan
meningkatkan rangsangan terhadap selaput di
sekeliling tulang (Periostium) untuk
membangun tulang dan meningkatkan kadar
kalsium.
e. Berperan mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
mengendap di persendian seperti kristal-kristal
asam urat yang menyebabkan gout dan kekauan
sendi.

4. Efek Bekam Terhadap Sistem Pencernaan


a. Kuatnya isapan alat bekam mengatur sekresi
lambung dan enzim pencernaan yang ada di
lambung sehingg meningkatkan kualitas
pencernaan dan penyerapan makanan.
b. Berperan mengatur gerakan usus (intestinal)
melalui saraf, terutama saraf vagus (nervus
fagus) yang terhubung dengan usus melalui
beberapa bagian di punggung.
c. Berperan menstimulasi sel-sel hati danpankreas
serta memperbaiki fungsinya.

58 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. Efek Bekam Terhadap Darah
a. Bekam menstimulasi sirkulasi darah ditubuh
secara umum melalui zat nitrit oksida yang
berperan meluaskan pembuluh darah.
b. Berperan mengurangi darah dan cairan yang
menyertai proses peradangan dengan cara
mengeluarkan cairan-cairan ini dari celah-celah
antar sel. Begit pula zat-zat pemicu peradangan
juga ikut dikeluarkan, misalkan zat histamin.
c. Meningkatkan jumlah sel darah merah, sel
darah putih, mengubah darah yang terlau asam
menjadi proporsional.

6. Efek Bekam Terhadap Sistem Syaraf


a. Berperan menstimulasi ujung saraf sensorik di
kulit sehingga berakibat mengurangi rasa sakit
melalui Gate Control Theory yaitu
menyibukkan jalur-jalur syaraf yang mengirim
sinyal rasa nyeri yang lebih ringan (bekam)
sehingga sinyal rasa nyeri semula tidak sampai
ke otak.
b. Bekam tidak hanya mengatasi rasa nyeri pada
bagian yang diterapi, akan tetapi efeknya
mencapai bagian-bagian lain yang berhubungan
dengan saraf-saraf.
c. Bekam mengatur sinyal dan meningkatkan
kecepatan sampainya sinyal syaraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang yang berhubungan

59 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
dengan seluruh organ tubuh sehingga mengatur
kerja organ tersebut.
d. Bekam berperan mengatasi berbagai masalah
sistem saraf simpatik yang timbul karena
kecemasan, takut, dan depresi.
e. Sekalipun pasien merasa sakit saat di lakukan
perlukaan, tapi selepas bekam pada umumnya
mereka mendapatkan perasaan rileks, badan
terasa ringan dan segar.

60 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

Evidence Based Nursing

61 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

62 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

63 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

Kontraindikasi Bekam
1. Orang yang sangat tua
2. Anemia
3. Wanita yang sedang haid
4. Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah
5. Penyakit kulit kronis
6. Diabetes meitus dengan gula darah sangat tinggi
7. Hipertensi maligna
8. Kelainan darah (Hemofilia, Kanker Darah)
9. Oedema Anasarka
10. Kelainan Pembuluh Darah
11. Trombosit Pembuluh Darah
12. Trombosit Rendah
13. Waspada Terhadap Pasien Hepatitis dan AIDS.

64 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Daerah Yang Tidak Boleh Di Bekam
1. Lubang Alamiah
2. Pembuluh darah dan Limfatik
3. Cairan Sinovial
4. Ditempat yang terdapat kelainan kulit (Infeksi
Lokal)

Cara Membekam
1. SOP 1
Lakukan pendataan pasien yang akan di bekam
yang meliputi:

Nama Alamat Pekerjaan


Lengkap
Jenis Kelamin Usia Keluhan utama
Keluhan Status rawat Konsumsi obat
tambahan medis kimia/herbal
Perut Sedang hamil Hal lain yang
kenyang/lapar atau datang dianggap perlu
bulan

2. SOP 2
Lakukan Diagnosa
a. Setelah mencatat semua data pasen, maka
simpulkan danlakukan penegakan diagnosis,
apakah mau pakai metode medis, timur, atau
thibbun nabawi?

65 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Dalam peringkat awal, khususnya, yang bukan
dari medis, harus belajar dan menguasai disiplin
ilmu diagnosa seperti Sign of Hand, Iridologi,
Nadi, Lidah, Tulang Belakang, Yin Yang, dll

Sign Of Hand

Membaca penyakit lewat telapak tangan:


Ada Bintik putih di telapak tangan Angin
Ruas ujung jari lebih merah dibandingkan dengan
yang dibawahnya Kolesterol
Perut ibu jari nampak urat hijau/kebiruan
Pernafasan

66 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Ruas jari dan telapak tangan gelap/kehitaman
Pencernaan
Ruas jari yang bawah menggelembung/buncit
Ginjal
Ruang jari kelingking bengkok Rahim dan tulang
belakang
Telapak tangan cekung Imunitas
Ruas ujung jari bengkok ke atas Asam urat

Gejala Panas Dan Dingin


1. GEJALA PANAS - Demam, wajah merah, haus,
suka dingin, gelisah, urine berwarna kuning dan
sedikit, feses kering, lidah berwarna merah dengan
lapisan kuning kering dan nadi cepat. Kemungkinan
yang masuk dalam sindrom diatas adalah Hipertensi,
Insomnia atau penyakit medis lainnya yang
mempunyai gejala seperti diatas.
2. GEJALA DINGIN Takut dingin, suka hangat,
nafsu makan berkurang, tidak haus, wajah pucat,
ekstremitas dingin, urine banyak dan jernih, feses
lembek, diare, dahak encer atau putih, lidah pucat
dengan lapisan putih, serta nadi lamban dan tegang.

Iridologi
Iridologi adalah metoda pemeriksaan kesehatan
dan kelemahan organ-organ tubuh yang ada melalui Iris
Mata. Teori iridologi mengatakan: apabila satu bagian /
satu fungsi tubuh tidak sehat atau sakit, maka hubungan

67 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
antara bagian tubuh yang sakit itu dengan mata akan
terganggu, yang mengakibatkan timbulnya suatu parut
atau tanda dibagian tertentu pada iris mata. Dengan
bahasa yang lebih mudah: iridologi adalah ilmu check-
up (melihat) kondisi tubuh manusia hanya lewat iris
mata.

68 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
3. SOP 3
Titik bekam sunah dan titik tambahan

69 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
a. Ummul Mughits (Puncak Kepala)

70 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Al-Akhdain (Dua Urat Leher)

71 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Al Kaahil (Punduk)

72 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
d. Al Katifain (Bahu)

73 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
e. Daerah Belikat

74 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
f. Ala Warik (Di Bawah Ruas Tulang Iga)

75 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
g. Ala Dzohril Qadami

76 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
4. SOP 4
Perlengkapan bekam dan cara menggunakannya

77 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

78 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

79 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

80 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

81 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

82 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

83 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

84 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

85 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

86 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

87 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

88 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

89 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
5. SOP 5
Teknik Membekam

90 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

91 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

6. SOP 6 Disinfeksi Peralatan Bekam


a. Sterilisasi
Semua Mikroba termasuk spora bakteri
akan terbunuh sehingga dapat menggunakan
pemanasan uap (autoklav) atau dengan panas
kering. Dapat juga dilakukan dengan
penjenuhan dengan formaldehid selama 10 jam.

92 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
b. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Semua mikroba, sebagian dari spora
bakteri terbunuh. Dapat dilakukan dengan
penddihan selama 20 menit atau dengan
penjenuhan dengan jumlah besar disinfektan
selama 30 menit misalnya dengan menggunakan
H2)2 atau klorin.
c. Desinfeksi Tingkat Rendah
Akan menghilangkan jumlah mikroba
sehingga peralatan atau permukaan badan aman
untuk dipegang. Desinfeksi ini dapat dilakukan
dengan beberapa macam disinfektan.

93 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

d. Bahan Disinfeksi yang Digunakan


Digunakan untuk membersihkan kop
bekam dari sisa darah yang menempel sekaligus
membunuh mikroorganisme berbahaya yang
dibawa dalam darah.
e. Klorin (Natrium Hipoklorit)
Klorin yang lebih banyak di kenal dengan nama
kaporit, digunakan untuk merendam peralatan
bekam yang terbuat dari bahan pelastik guna
membunuh kuman, virus dan bakteri seperti E-
Coli yang bisa berbahaya untuk tubuh.

94 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Bahan
Klorin
Keuntungan Kerugian
Mempunyai aktivitas yag Bersifat korosif sehingga
baik dalam melawan HIV perlu kehati-hatian jika
dan Hepatitis B digunkan terhadap
permukaan logam
Tersedia uas sebagai Natrium Hipoklorit mudah
pemutih rumah tangga rusak sesudah dilarutkan
Relatif murah Kesalahan dapat terjadi
dibandingkan disinfektan pada saat mengencerkan
lain larutan

f. Formalin
Digunakan untuk mendisinfeksi perlatan
bekam yang terbuat dari bahan kain seperti kasa

95 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

96 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

97 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

98 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

99 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Tujuan
1. Menghindari penyebaran penyakit yang akan
ditularkan lewat limbah bekam
2. Menjada lingkungan dari limbah berbahaya
3. Limbah bekam adalah limbah yang dihasilkan dari
pelaksanaan bekam berupa darah, lancet, pisau
bisturi, kain kasa, tissue, sarung tangan

100 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah kasus yang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena akan mengancam
nyawa seseorang. Kegawat belum tentu darurat dan
darurat belum tentu gawat
a. Pingsan saat dibekam
1) Pasien takut dengan darah bekam
2) Kondisi pasien yang lemah energinya
3) Pasien habis makan dalam jumlah banyak
4) Pasien habis melakukan hubungan suami istri
5) Salah diagnosa yang seharusnya pasien tidak
dilakukan pembekaman
b. Cara Penanganan pingsan
1) Pengobat harus tenang
2) Semua kop bekam dilepaskan
3) Darah dibersihkan
4) Baringkan pasien dalam posisi terlentang
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan
5) Longgarkan semua pakaian yang melekat
6) Diberikan udara segar dengan membuka
ruangan atau kalau memungkinkan berikan
oksigen.

101 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

102 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Darah Bekam Keluar Tidak Berhenti
Hal ini bisa saja terjadi jika pembekam
melakukan penyayatan yang terlalu dalam atau
pasien yang sangat lemah sehingga darah keluar
tidak dapat berhenti.
d. Langkah yang bisa dilakukan
1) Ambil beberapa kasa jadikan satu tempelkan
pada daerah yang terluka, tempelkan dan tekan
beberapa menit sampai darah berhenti.
2) Jika dilakukan penekanan darah tidak berhenti
maka kemungkinan luka terlalu dalam sehingga
perlu dilakukan penjahitan pada luka. Maka hal
ini harus dibawa ke pelayanan kesehatan yang
ada seperti puskesmas, perawat ataupun praktek
dokter.
3) Dalam membawa pasien ke pusat rujukan
usahajab kasa tetap dilakukan penekanan
dengan cara di ikat atau di plester.
4) Jika dilakukan penakanan darah bisa berhenti
maka oleskan pada daerah luka minyak zaitun
atau minyak nabati lainnya yang bisa
menghentikan perdarahan.
e. Kulit melepuh atau nampak seperti luka terbakar
Jika ini terjadi sepertiini, stop pembekaman,
tusuk bagian ulit yang mengalami hal ini dengan
jarum steril yang baru. Olesi dengan minyak herbal.

103 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
7. SOP 7 RUANG BEKAM
Lantai ruangan hijamah harus dibersihkan
dengan alat pel yang dicelupkan ke dalam cairan
desinfektan, berupa lysol maupun karbol, atau
disemprot dengan cairan formalin. Di samping itu
ruangan juga dipasang lampu UV dinyalakan dalam
jangka waktu sekitar 1 jam.
a. Tempat Berbekam
1) Tidak terlalu dingin
2) Hangat lebih baik
3) Bersih
4) Tidak berisik
5) Cukup Cahaya
6) Menjaga privasi pasien

8. SOP 8 ETIKA SEORANG PEMBEKAM


a. Niat karena Allah dan ikut Sunnah Rasulullah
SAW
b. Ikhlas membantu atas dasar persaudaraan
c. Hendaknya dalam keadaan berwudhu
d. Ramah dan Bersahabat
e. Melakukan diagnosa dan wawancara
f. Berdialog dan sampaikan pesan-pesan hikmah
kepada pasien
g. Berpakaian rapih dan bersih
h. Berdoa sebelum melaksanakan bekam
i. Tidak membekam lawan jenis
j. Tidak Merokok

104 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
k. Tidak mensinergikan terapi bekam dengan
terapi lain yang bertentangan dengan syariah
seperti menggunakan tenaga dalam,
memindahkan penyakit ke makhluk lain,
meminta bantuan jin, membuka aura, dll
l. Tawakal kepada Allah
m. Saling menghargai sesama praktisi bekam
n. Mendahulukan daya tarik, bukan daya tarif
o. Menjaga rahasia pasien
p. Memiliki perlengkapan bekam yang memadai
dan terjada kebersihan serta kerapihannya.
q. Menjaga amalan serta kerpaihannya
r. Menjaga amalan yang wajib dan sunnah.
s. Menjaga kesehatan dengan melakukan bekam
dan mengkonsumsi herbal-herbal terpilih, dll

Hal Lain Yang Harus Menjadi Perhatian


a. Pasien dijelaskan tentang hijamah, efek yang terjadi,
proses kesembuhan , dll
b. Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah dan
takut, bimbinglah berdoa dan berwudhu.
c. Bagi Pasien yang belum pernah dibekam, kurangi
jumlah titik.
d. Pasien dipersiapkan makanan, minuman, kebersihan
tubuh dan kebersihan empat yang akan dibekam.

105 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
Menyapkan Juru Bekam
a. Juru bekam dalam keadaan sehat, tidak sakit, sudah
berwudhu dan berdoa
b. Juru bekam telah menguasai ilmu bekam
(profesional)
c. Juru bekam sudah sering dibekam dan membekam.
d. Juru bekam meningkatkan iman dan taqwa

Menyiapkan Posisi Bekam


Posisi duduk adalah terbaik sedangkan berbaring
dapat dibenarkan jik apsien merasa lebih nyaman.
Seseorang yang sedang dibekam boleh baginya untuk
menggerakkan tubuhnya.

Beberapa Kaedah Penting


a. Kesembuhan hanya dari Allah
b. Banyaknya darah bekam tidak berkaitan dengan
efektifitas bekam.
c. Semakin sedikit titik bekam semakin baik kecuali
untuk bekam kering.
d. Jumlah titik pada pasien yang baru pertama kali
dibekam jumlanya dibatasi. Dan tidak harus selalu
dimulai dengan titik standar.

Beberapa Kekeliruan
a. Anggapan bahwa semakin banyak titik bekam
semakin baik.
b. Semakin banyak darah bekam semakin bagus.

106 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
c. Menggunakan sarung tangan hanya pada satu
tangan.
d. Tidak menjaga sterilisasi alat dengan baik.
e. Pasien anemia, hemodialisa, diabetes tidak boleh
dibekam.
f. Pembekaman dilakukan pada titik-titik yang tidak
rasional

Pelaksanaan Bekam
a. Niatkan apa yang anda lakukan untuk mendapat
Ridho dan pahal dari Allah semata.
b. Perkenalan: Hajim dan Pasien
c. Anamnesis penyakit keluhan meliputi keluhan
utama, apa saja yang saat ini dirasakan, riwayat
penyakit dahulu.
d. Pemeriksaan pasien meliputi Tekanan darah,gula
darah, fisik, iridologi, palmistry patology, dll.
e. Diagnosa penyakit pasien dan hibur pasien anda
f. Persiapkan bekam dan lakukan penentuan titik.
g. Berhati-hatilah dengan intonasi suara anda.
h. Persiapkan diri anda, alat dan pasien.
i. Membaca doa terlebih dahulu, meminta kesembuhan
kepada Allah
j. Buatlah pasien anda rileks dengan memijatnya.
k. Sterilisasi titik-titik bekam dengan urutan: Kapas
alkohol dankasa betadin
l. Ambil cup dengan ukuran yang disesuaikan dan
pompakan pada titik yang telah ditentukan.

107 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21
m. Tunggu selama 5-7 menit atau sampai kulit tampak
merah dan menyebar.
n. Toreh/tusuk pada bagian yang telah steril
o. Pasang/tusuk pada bagian yang telah steril
p. Pasang kembali cup dan lakukan kembali
penyedotan
q. Gunakan kasa atau tissue untuk mengambil darah
bekam
r. Ulangi langkah diatas sampai 3 kali atau sampai
muncul plasma bening
s. Kumpulkan darah bekam dalam tempat/cawan, dan
kasa tissue dalam tempat khusus.
t. Oleskan minyat but-but/habbatus-sauda/olive oil
pada tusukan/torehan

108 |
Blok
Kdd Manajemen Bencana & Keperawatan Holistik
21

109 |

You might also like