Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
- Instabilitas genomik
o Ketidaksatabilangenomik ?
o Ketidakstabilankesuluruhangenetik yang dimilikisel
- IQ
o Angka yang
menjelaskantingkatkecerdasanseseorangdibandingkandengansesa
manyadalamsatupopulasi.
- Intelegensia
o Kemampuan orang
untukberpikirdanmemecahkanmasalahataukemampuan orang
untukberadaptasidenganlingkungan.
STEP 2
STEP 3
Dapatdilatih.
Biasanyaterdapatgangguan/keterlambatandalamperkmbangan,
pemahaman, danbahasa.
Terdapatjugakelainanketerlambatanmotorikdanmengurusdiri,
contohsudah 5 tahuntapibelumbvisamakansendiri
Sudahtampakadakerusakanmotordanadadefisitneurologis.
Biasanyaberhubungandengankelainanorganik.
iv. Profound retardation :<20.
Mobilitasterbatas,
kemampuansangatterbatasdalamhalmengertiinstruksidanmem
ahamiinstruksi. Biasanyaharusmenggunakanbahasnon verbal.
11.DD?
- Retardasi mental
Ada tigakriteriakhusus :
i. IQ kurangdarisamadengan 70
ii. Ada gangguankemampuansosial
iii. Onset kurangdari 18 tahun
- Retaradasi mental biologis :kelanandaridalamtubuh. Ringan
sangatberat, tampakdarilahir.
- Retardasi mental psikokultural :dariluartubuh. Ringan.
Mulaitampakpadausiasetelahlahir.
- Sindrom down, dansindromsindrom lain
12.Terapipadakasus/skenario?
- Tidakmembutuhkanobatuntukretaradasi mental nya.
- Obatdiberikanjikaadapenyakitpenyerta,
semisaladagangguankejiwaan, diberiobatobat anti
depresanatauobatobatjiwa yang lainnya.
- Untukretardasi mental sendiridenganpsikoterapi,
diajaritentangmakan, bicara, mendengarkanmusik, membaca.
Terapi yang dilakukanbertujuanuntukmengembangkanpotensi yang
dimiliki, bukanuntukmenghilangkanretardasimentalnya.
- Padaretardasi mental
beratdansangatberatsudahmengalamigangguanmotorik
(hiperkinetik), diberimethilphenidat.
Untukmeningkatkankemampuanbelajardiberi GABA dan
amphetamine.
- Padaretardasi mental beratbisaditempatkan di
rumahsakituntukterapipsikokultural yang
baikdanmenghindaripertengkarankeluarga/ayah danibu di rumah.
STEP 7
11. DD?
RETARDASI MENTAL
Definisi:
1. Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak
mencukupi (WHO, MENKES 1990).
2. Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter CH,
Toback C).
Etiologi:
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:
Non organik:
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
Faktor sosiokultural.
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.
Penelantaran anak.
Organik:
Faktor Pra-konsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik,
kelainan neurocutaneous).
Kelainan kromosom.
Faktor Pre-natal
Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Kelainan konginetal dari otak
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)
Ibu DM, PKU
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor Peri-natal
Sangat prematur
Asfeksia neotorum
Trauma lahir
Meningitis
Kelainan metabolik
Faktor Post Natal
Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
Neurotoksin
CVA
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal
Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis
Patofisiologi:
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan
kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18
tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ
70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan
sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa,
ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial,
penggunaan sarana prasarana komunitas, pengarahan diri
kesehatan dan keamanan akademik fungsional bersantai dan
bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan
neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan
mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi: anomali
ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi,
distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan
muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran
tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga
akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan.
AUTISME
Definisi:
Istilah autisme berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri dan
isme yang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai
suatu paham tertarik pada dunianya sendiri (Suryana, 2004).
Ciri-ciri autisme:
Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text
Revision (DSM IV-TR, 2004), kriteria diagnostik untuk dari gangguan
autistik adalah sebagai berikut:
A. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan
setidaknya dua dari (1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3):
1. Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang
dimanifestasikan dengan setidak-tidaknya dua dari hal
berikut:
a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa
perilaku non verbal seperti tatapan langsung, ekspresi
wajah, postur tubuh dan gestur untuk mengatur interaksi
sosial.
b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman
sebaya yang tepat menurut tahap perkembangan.
c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk
berbagi kesenangan, ketertarikan atau pencapaian dengan
orang lain (seperti dengan kurangnya menunjukkan atau
membawa objek ketertarikan).
d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.
2. Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan
pada setidak-tidaknya satu dari hal berikut:
a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada
perkembangan bahasa (tidak disertai dengan usaha untuk
menggantinya melalui beragam alternatif dari komunikasi,
seperti gestur atau mimik).
b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan
ditandai dengan kemampuan untuk memulai atau
mempertahankan percakapan dengan orang lain.
c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk
tetap atau bahasa yang aneh.
d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura
yang spontan atau permainan imitasi sosial yang sesuai
dengan tahap perkembangan.
3. Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan
berbentuk tetap, ketertarikan dan aktivitas, yang
dimanifestasikan pada setidak-tidaknya satu dari hal berikut:
a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola
ketertarikan yang berbentuk tetap dan terhalang, yang
intensitas atau fokusnya abnormal.
b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau
ritual yang spesifik.
c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan
atau mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang
kompleks dari keseluruhan tubuh).
d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek
B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1
dari area berikut, dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun:
(1) interaksi sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi
sosial atau (3) permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Retts Disorder
atau Childhood Disintegrative Disorder.
Etiologi:
Bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron
dkk, 2000, Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi
&Sugiarmin, 2006), yang mengatakan bahwa terdapat faktor
yang berpengaruh terhadap munculnya ADHD, yaitu:
Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan
faktor penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu
pertiga dari anggota keluarga ADHD memiliki gangguan, yaitu jik
orang tua mengalami ADHD, maka anaknya beresiko ADHD
sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami.
ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami
ADHD.
Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa
molekul genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan
munculnya ADHD.Dengan demikian temuan-temun dari aspek
keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu menyatakan bahwa
ADHD ada kaitannya dengan keturunan.
Faktor neurobiologis
Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis
diantaranya bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri yang
muncul pada ADHD dengan yang muncul pada kerusakan fungsi
lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan pada anak
ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi
lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan
teknologi tinggi)menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian
otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal yang saling
berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral
secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia.
Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif,
penundaan respons, dan organisasi respons. Kerusakan-
kerusakan daerah ini memunculkan ciri-ciri yang serupa dengan
ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD mempunyai
korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.
Ciri-ciri ADHD:
a. Inatensi
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang
gangguan ini tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan
perhatiannya. Mereka sangat mudah teralihkan oleh rangsangan
yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan
yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya
mampu mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam
jangka waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses
penerimaan informasi dari lingkungannya.
b. Impulsifitas
Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan
yang tidak disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai
oleh perasaannya sehingga sangat cepat bereaksi. Mereka sulit
untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk
mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku
yang akan ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan
yang bersangkutan maupun lingkungannya.
c. Hiperaktivitas
Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi
gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya
sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan.
Jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif,
perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak mampu
mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas
motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang
penting dan tidak penting. Gerakannya dilakukan terus menerus
tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk memusatkan perhatian.
American Psychiatric Assosiations (2005). Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV). Washington,
DC. American Psychiatric Associations.
Alberto, P. A,. & Anne, C. A,. (1986). Applied Behavior Analysis
for Teachers. Ohio: Merrill Publishing Company.
Grad, L. Flick. (1998). ADD/ADHD Behavior-change Resource
Kit. New York: The Center for Applied Research in Education.