Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Semua produk non steril yang beredar di pasaran, baik itu obat, obat tradisional,
kosmetika, makanan dan minuman, haruslah aman untuk digunakan atau dikonsumsi.
Produk-produk tersebut harus aman baik dari segi fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Keamanan dalam hal mikrobiologi meliputi jaminan bahwa produk tersebut tidak
mengandung mikroba patogen yang berbahaya bagi tubuh dan bahwa produk tersebut
tidak mengandung jumlah mikroba yang melebihi batas yang dipersyaratkan.
Uji batas mikroba ini dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob
viable di dalam semua jenis sampel, baik itu sediaan obat, obat tradisional, kosmetik
maupun produk makanan dan minuman.
Uji ini dilakukan mulai dari bahan baku sampai sampel atau sediaan jadi, untuk
menyatakan bahwa sampel tersebut bebas dari mikroorganisme pathogen tertentu
dan batas mikrobanya tidak melabihi jumlah yang dipersyaratkan oleh peraturan yang
berlaku. Uji ini terdiri dari uji batas jumlah mikroba dan uji batas jenis mikroba
patogen.Uji batas jumlah mikroba dapat dilakukan dengan teknik angka lempeng
total/ALT (jumlahbakteri) maupun jamur (angka kapang-khamir/AKK) atau dengan
teknik angka paling mungkin (APM) / most probable number (MPN
B Perumusan Masalah
1 Bagaimana cara untuk menganalisis keamanan produk-produk sediaan non
steril yang beredar di masyarakat?
2 Bagaimana keamanan dan kelayakan produk sediaan obat yang diuji tersebut?
3 Apakah produk tersebut memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia?
4 Bagaimana cara menganalisis jenis mikroba patogen yang terdapat dalam
sediaan non steril?
Metode ini memiliki beberapa keuntungan yaitu hanya sel hidup saja yang
terhitung serta dapat memudahkan proses isolasi untuk mendapatkan isolat
murni. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama karena
adanya proses inkubasi, menggunakan peralatan gelas yang banyak serta
adanya faktor-faktor kesalahan yang sangat mungkin terjadi seperti kesalahan
dalam pengenceran dan proses transfer.
Metode ini terdiri dari metode AKK dan ALT.Sebagai langkah awal, dibuat
seri pengenceran suspensi bakteri ataupun sampel yang kemudian ditanamkan
pada media pertumbuhan padat yang sesuai. Prosedur pengenceran yang benar
sangat berpengaruh pada keseluruhan proses perhitungan. Suspensi bakteri
ditanamkan dengan cara disebar pada permukaan media agar lempeng dalam
cawan Petri (cara sebar) ataupun dengan cara dicampurkan dengan agar cair
bersuhu 45-50C dan dibiarkan hingga memadat (cara tuang). Lempeng
kemudian diinkubasikan selama 16-24 jam pada suhu 35-37C sehingga bakteri
tumbuh menjadi koloni-koloni. Kemudian jumlah koloni bakteri tiap lempeng
dihitung dan dikalikan dengan faktor pengencerannya. Jumlah koloni yang
dinyatakan dengan angka adalah yang berkisar antara 30-300 dan ada juga
yang menyebutkan 25-250 koloni per cawan. Jika lebih dari 300 koloni,
dinyatakan dengan TNTC (too numerous to count)atau TBUD (terlalu banyak
untuk dihitung), dan jika kurang dari 30 dinyatakan dengan TFTC (too few to
count)atau TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung).
A.3 Metode Angka Paling Mungkin (APM) / Most Probable Number (MPN)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Alat dan Bahan
Alat:
- Labu Erlenmeyer,
- Tabung reaksi,
- Rak tabung,
- Cawan petri,
- Pipet volume,
- Mikropipet dan bluetip mikropipet 1 ml,
- Jarum Ose,
- Vortex,
- Inkubator,
- Lampu spiritus
Bahan :
- Sampel diapet NR
- Larutan Dapar Fosfat (LDF) pH 7,2 (untuk pengencer),
- Lactose Broth (LB),
- Tripticase Soy Broth (TSB)
- Nutrient Agar (NA),
- Mc Conkey Agar (MCA),
- Eosin Methylene Blue Agar(EMBA),
- Media dan pereaksi untuk uji IMVIC,
- Pewarna untuk pewarnaan gram.
-Potato Dekstrose Agar (PDA)
-Selenite Cystine Agar
-Cetrimide Agar
-Vogel Johnson Agar
-Tetrethionate Agar
B Cara Kerja
.
TSIA LIA
Lereng (slant) Basa (merah) Basa (ungu)
Tusukan/dasar (butt) Asam (kuning) Basa (ungu)
Produksi H2S (endapan hitam di + atau - +
daerah tusukan)
Staphylococcus aureus.
1) Buka kemasan sampel secara aseptik.
2) Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment).
Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu
erlenmeyer berisi 100 ml media Tryptic Soy Broth (TSB) steril, kemudian tutup
rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shaker untuk menghomogenkan suspensi.
Diamkan selama 1 jam di suhu kamar. Inkubasi pada suhu 35oC selama
24 jam.
3) Menanam ke media agar selektif.
Kocok/vortex suspensi dalam media TSB yang diinkubasi, kemudian dengan
cara gores kuadran, inokulasikan masing-masing 1 Ose suspensi ke media
agar Vogel Johnson Agar (VJA). Inkubasi pada suhu 35oC selama 24-48
jam. Selain BGA, dapat pula digunakan media MSA dan BPA sebagai media
selektif.
Pertumbuhan spesifik Staphylococcus aureus pada media agar selektif
ditandai dengan adanya koloni seperti dijelaskan pada Tabel 5.5 berikut ini.
Pseudomonas aeruginosa.
1) Buka kemasan sampel secara aseptik.
2) Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment).
Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu
erlenmeyer berisi 100 ml media Tryptic Soy Broth (TSB) steril, kemudian tutup
rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shaker untuk menghomogenkan suspensi.
Diamkan selama 1 jam di suhu kamar. Inkubasi pada suhu 35oC selama
24 jam.
3) Menanam ke media agar selektif.
Kocok/vortex suspensi dalam media TSB yang diinkubasi, kemudian dengan
cara gores kuadran, inokulasikan masing-masing 1 Ose suspensi ke media
agar Cetrimide Agar (Cet.A). Inkubasi pada suhu 35oC selama 24-48 jam.
Selain Cet.A, dapat pula digunakan mediaPseudomonas aeruginosa sebagai
media selektif.
Pertumbuhan spesifik Pseudomonas aeruginosa pada media agar selektif
ditandai dengan adanya koloni seperti dijelaskan pada Tabel 5.6 berikut ini.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A HASIL
Sampel : Diapet NR
1 Hasil Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK)
10-3 22 TSUD
10-4 2 TSUD
10-5 0 TSUD
10-6 0 TSUD
*syarat 30-300
C
N= ( 1 xn 1 )+ ( 0,1 xn 2 ) .. xd
145
N= ( 1 x 1 ) x 102
N= 14500 Cfu/g
Tabel Hasil Uji Angka Kapang Khamir (AKK) pada Sampel Obat
10-1 7 TSUD
10-3 16
10-4 0 TSUD
10-5 1 TSUD
10-6 0 TSUD
*syarat 15-150
C
N= ( 1 xn 1 )+ ( 0,1 xn 2 ) .. xd
16
N= ( 1 x 1 ) x 103
N= 16000 Cfu/g
2 Hasil Analisis Cemaran Mikroba Patogen Eschericia coli
Tripticase Soy
Positif Media TSB menjadi keruh
Broth
B Pembahasan
1 Pada uji batas mikroba terhadap sediaan obat, digunakan sampel obat tradisional
diapet NR. Dilakukan uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir
(AKK) untuk memperkirakan jumlah mikroba viabel di dalam sampel, dan untuk
menganalisis keamanan produk obat tersebut secara mikrobiologi dan menilai
kelayakan obat tersebut, juga untuk menganalisis jumlah mikroba dalam sampel
obat kadaluarsa melebihi batas syarat atau tidak. Batasan yang direkomendasikan
untuk sediaan obat tradisional kapsul adalah kurang dari 1,0 x 104 (ALT) dan
kurang dari 1,0 x 10 3 (AKK).
Analisis cemaran mikroba patogen yang dilakukan terhadap sampel obat adalah
cemaran Escherichia coli,Staphylococcus aureus,Salmonella typhi ,Pseudomonas
aeruginosa.Hal ini disesuaikan dengan peraturan dari keputusan mentri kesehatan
republik Indonesia No. 661/Menkes/VII/1994 tanggal 9 Juli 1994 tentang
persyaratan obat tradisional, dalam kodifikasi peraturan perundang- undangan obat
tradisional jilid I, Direktorat Pengawas Obat Tradisional, Dirjen POM,Depkes RI,
Jakarta
2 Pada uji Angka Lempeng Total (ALT), digunakan media Nutrient Agar (NA). Pada
pengenceran 10-2, terdapat 145 koloni yang tumbuh pada media. Pada
pengenceran10 terdapat 22 koloni dan pada pengenceran 10-4sampai10-6 tidak
-3
terdapat koloni yang tumbuh sehingga didapatkan hasil N 14500 atau 1,4 x 104
Cfu/g dan Pada uji Angka Kapang Khamir (AKK) digunakan media Potato Dextrose
Agar (PDA). Pada pengenceran10-2 terdapat 233 koloni dan 10-3 terdapat 16 koloni
dan pada pengenceran selanjutnya TSUD dan didapatkan hasil N 16000 Cfu/g
atau 1,6 x 104 Cfu/g dari hasil yang didapat dinyatakan bahwa kapsul ini tidak
memenuhi syarat karena hasil nilaiALT dan AKK melewati batas jumlah yang
dipersyaratkan.
3 Pada percobaan Analisis Cemaran Mikroba Patogen Eschericia coli yang diuji
pada media Laktosa Broth (LB). Hasil biakan media tersebut menunjukkan hasil
positif pada hari pertama, dimana terjadi perubahan kekeruhan yang menandai
adanya pertumbuhan mikroba. Kemudian di inokulasikan ke media McConkey
Agar setelah diinkubasi saat diamati pada hari keempatmenunjukkanhasil yang
negatif dimana tidak terbentuk koloni berwarna merah bata. Sehingga pengujian
untuk E. coli tidak dilanjutkan pada uji lanjutan dengan media EMBA dan dapat
dikatakan bahwa sampel sediaan tersebut tidak mengandung bakteri E. coli.
Hasil positif pada media LB dapat saja disebabkan karena kontaminasi saat
pemipetan sampel obat ke dalam media (pengerjaan kurang aseptis) atau terdapat
bakteri lain yang terkandung dalam sampel.
4 Pada percobaan Analisis Cemaran Mikroba Patogen Salmonella typhi yang diuji
pada media Laktosa Broth (LB). Hasil biakan media tersebut menunjukkan hasil
positif pada hari pertama, dimana terjadi perubahan kekeruhan yang menandai
adanya pertumbuhan mikroba. Kemudian di inokulasikan ke media Selenite dan
Tetrathionate Broth setelah inkubasi didapati kekeruhan, sehingga dilanjutkan
kembali ke media TSIA ( Triple Sugar Iron Agar) dan LIA (Lysine Iron Agar) hasil
yang didapat menunjukan negatif. Sehingga mungkin hasil positif pada media
dapat saja disebabkan karena kontaminasi saat pemipetan sampel obat ke dalam
media (pengerjaan kurang aseptis) atau terdapat bakteri lain yang terkandung
dalam sampel.
5 Pada percobaan Analisis Cemaran Mikroba Patogen Staphyloccocus aureus yang
diuji pada media Tripticase Soy Broth (TSB). Hasil biakan media tersebut
menunjukkan hasil positif pada hari pertama, dimana terjadi perubahan kekeruhan
yang menandai adanya pertumbuhan mikroba. Kemudian di inokulasikan ke media
Vogel Johnson Agar ( VJA) menunjukan hasil positif dengan adanya koloni hitam,
yang menunjukan bahwa sampel ini positif mengandung Staphyloccocus aureus.
Tetapi seharusnya uji dilanjutkan dengan uji koagulasi untuk memastikan bahwa
koloni yang tumbuh adalah Staphyloccocus aureus
6 Pada percobaan Analisis Cemaran Mikroba Patogen Pseudomonas aeruginosa
yang diuji pada media Tripticase Soy Broth (TSB). Hasil biakan media tersebut
menunjukkan hasil positif pada hari pertama, dimana terjadi perubahan kekeruhan
yang menandai adanya pertumbuhan mikroba. Kemudian di inokulasikan ke media
Cetrimide Agar dan didapatkan hasil negatif dengan tidak adanya koloni hijau
berflourosensi sehingga tidak dilanjutkan ke uji oksidase.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A KESIMPULAN
Berdasarkan uji Angka Lempeng Total (ALT) yang dilakukan, sampel obat diapet
NR tidak memenuhi syarat batas mikroba sediaan obat tradsional kapsul dengan
nilai N =1,4 x 104 Cfu/g (kurang dari 1,0 x 104 (ALT))
Berdasarkan uji Angka Kapang Khamir (AKK) yang dilakukan, sampel diapet NR
tidak memenuhi syarat batas mikroba sediaan obat tradisional kapsul dengan
nilai N =1,6 x 104 (1,0 x 10 3 (AKK))
Berdasarkan analisis cemaran mikroba patogen Eschericia coli yang dilakukan,
sampel Obat diapet NR masih memenuhi syarat batas mikroba sediaan obat
tradisional kapsul (tidak mengandung mikroba patogen Eschericia coli).
Berdasarkan analisis cemaran mikroba patogen Salmonella typhi yang dilakukan,
sampel Obat diapet NR masih memenuhi syarat batas mikroba sediaan obat
tradisional kapsul (tidak mengandung mikroba patogen Salmonella typhi).
Berdasarkan analisis cemaran mikroba patogen Staphyloccocus aureus yang
dilakukan, sampel Obat diapet NR tidak memenuhi syarat batas mikroba sediaan
obat tradisional kapsul (tidak mengandung mikroba patogen Staphyloccocus
aureus).
Berdasarkan analisis cemaran mikroba patogen Pseudomonas aeruginosa yang
dilakukan, sampel Obat diapet NR masih memenuhi syarat batas mikroba
sediaan obat tradisional kapsul (tidak mengandung mikroba patogen
Pseudomonas aeruginosa).
B SARAN
Pada uji Staphyloccocus aureus seharusnya dilakukan uji koagulasi untuk memastikan
bahwa sampel tersebut benar mengandung mikroba patogen tersebut
Pada pengerjaan uji batas mikroba diharapka mahasiswa mengerjakan lebih teliti
kembali untuk menghindari kontaminan yang didapat
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Radji, Maksum., 2009. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tim Penyusun, 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi II. Jakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila.
LAMPIRAN
ALT
AKK
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II
Uji Sterilitas Sediaan Farmasi Injeksi Vitamin B dalam Ampul 1 mL dan Alat Kesehatan Kain
Kassa Steril Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV
Disusun Oleh :
KELAS H
KELOMPOK 4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015