You are on page 1of 30

BUKU PANDUAN UNTUK PETANI

TECHNICAL MANUAL ON INOVATIVE RICE-FISH FARMING


TECHNOLOGY AND PRACTISE

OLEH

Fajar Basuki

KERJASAMA ANTARA
FOOD AND AGRICULTURAL ORGANIZATION (FAO)
DENGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

1
I. KATA PENGANTAR
Peningkatan produksi ikan dari hasil budidaya harus terus menerus dilakukan,
budidaya mina padi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ikan
sekaligus padi sehingga terjadi efisiensi penggunaan lahan yang berdampak pada
peningkatan pendapatan petani.

Budidaya minapadi adalah budidaya ikan bersama dengan padi di sawah,


dimasa lalu budidaya minapadi baru tahap menghasilkan benih dan hanya dilakukan
orang per orang belum dilakukan secara berkelompok, saat ini dan dimasa yang akan
datang teknologi dan penerapan inovasi budidaya mina padi budidaya minapadi
dilakukan secara berkelompok atau klaster dilengkapi tenik yang mendukung
keberhasilan usaha tersebut

Buku Technical Manual On Inovative Rice-Fish Farming Technology And


Practise ini diekstrak dari buku petunjuk minapadi ikan dan ugadi yang diterbitkan oleh
budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Produksi ikan konsumsi dengan minapadi SNI : 7873: 2013, Hasil diskusi
pada Inception Workshop Rice Fish Farming Santika Hotel - Bogor, 4 5 August 2015,
dan diperkaya oleh pengalaman penulis.

Pengembangan bisnis minapadi selama 5 tahun terakhir 2007 mencapai 121 229
hektar menjadi 160.000 hektar pada tahun 2013 dengan total luas potensi 4 juta hektar
lahan irigasi, dengan program pengembangan dan bimbingan teknis untuk minapadi
akan meningkatkan pemahaman petani dalam pelaksanaan minapadi yang berakhir
pada peningkatan produksi ikan dan padi secara bersamaan.

Minapadi akan meningkatkan keuntungan bagi petani sebagai contoh secara


biologis ikan dapat menekan perkembangan hama tanaman padi seperti siput, wereng,
putih penggerek batang hama, ikan akan makan telur dan larva hama tanaman yang
tumbuh dalam fase air, misalnya, siput, sebagai larva di air sehingga menjadi pakan
ikan dengan minapadi beberapa bentuk hama padi dapat dikendalikan, akibatnya petani
tidak membeli pestisida sehingga terjadi penghematan, adanya kotoran ikan dapat
menjadi sumber pupuk organic, sehingga petani dapat menghemat pupuk, keberadaan
ikan memakan benih gulma padi hal ini akan meringankan petani pada saat menyiangi
gulma hal ini juga akan menghemat biaya penyiangan gulma, akan sehingga
berdampak pada peningkatan pendapatan petani, pematang yang kuat dapat
dimanfaatkan petani untuk menanam berbagai jenis sayuran dengan cara ini maka satu
bidang tanah sawah selain dapat menghasilkan padi, ikan juga sayur mayor dan
dengan kegiatan minapadi akan merangsang pertumbuhan bisnis lain di bidang
pertanian seperti penjual pakan ikan, bisnis benih ikan,ikan konsumsi, serta tumbuhnya
warung makan dengan lauk ikan.

2
II. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan
perikanan dan industri perikanan, maka produksi perikanan terus ditingkatkan,
khususnya produksi ikan budidaya terus ditingkatkan target produksi budidaya ikan
pada tahun 2015 sebanyak 17,9 juta ton, tahun 2016 meningkat sebanyak 19,45 juta,
ton, tahun 2017 sebanyak 22,79 juta ton, tahun 2018 sebanyak 26,71 juta ton, tahun
2019 sebanyak 31,31 juta ton. Di sisi lain produksi pertanian juga harus terus
meningkat sampai terwujudnya swa sembada pangan nasional. Upaya dari Kementrian
Kelautan dan Perikanan serta upaya dari Kementrian Pertanian dapat disatukan
menjadi gerakan nasonal bersama dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat
melalui usaha minapadi.

Budidaya minapadi terpadu adalah budidaya ikan dengan padi di sawah secara
bersamaan dan keduanya dapat menghasilakan beras sebagai bahan konsumsi
manusia, yaitu beras sebagai pemasok karbohidrat dan ikan pemasok protein, sehingga
budidaya minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan basah karena selain tidak
mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan.

Inception Lokakarya budidaya minapadi antara FAO, Direktorat Jenderal


Perikanan Budidaya, dan pemangku kepentingan lainnya yang telah memilih dan
menetapkan bahwa pengembangan minapadi di Indonesia dalam program ini adalah di
dua Kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, di Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Kabupaten Limapuluh Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, dan telah membahas
manual teknis .

Aplikasi program minapadi ini berbeda dari program-program sebelumnya,


program ini diharapkan dapat menghasilkan konsumsi ikan oleh 2 ton per hektar, ikan
ditebar memiliki berat 25 gram per ekor, stocking kepadatan 1,25 ekor per m2, pakan
yang diberikan 2% dari total biomassa, dan genangan air di petak sawah lebih panjang
limbah sehingga ikan sebagai pupuk dapat diserap oleh tanaman padi dan dilakukan
secara masal berkelompok dalam satu klaster lahan persawahan seluas 25 ha per
Kabupaten. Teknik bertanam padi menggunakan Jajar Legowo, untuk Kabupaten
Limapuluh Koto Padang menggunakan Jajar Legowo 4 : 1 dan untuk Kabupaten
Sleman menggunakan Jajar Legowo 2:1.

2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan Buku Technical Manual On Inovative Rice-Fish Farming


Technology And Practise iniadalah untuk memfasilitasi dalam mewujudkan tahapan

3
dalam penerapan budidaya minapadi, dari awal pembangunan sampai ikan dan beras
dipanen, produksi ikan diperkirakan akan mencapai lebih dari 2 ton per hektar sawah
produksi padi tidak berkurang dan keuntungan petani bertambah.

Melakukan monitoring dan evaluasi terus menerus sejak awal proses produksi
berjalan sampai panen dan apabila ditemukan kendala dalam aplikasi maka perlu
dilakukan pencarian solusi agar masalah segera terpecahkan.

Melakukan manajemen kawasan terutama Manajemen Lingkungan Klaster yang


menyangkut

Ketersediaan Air untuk Keseluruhan proses produksi, perlu dibuat organisasi


menata ketersediaan air agar terjaga dengan baik pada saat proses produksi
berlangsung

Keamanan Lingkungan perlu dibuat organisasi penjaga lingkungan dari ancaman


pencurian dari berbagai bentuk , maupun hewan pemangsa/wregul dan Burung

Keamanan dari penggunaan obat hama berbahaya perlu dibuat organisasi


penjaga lingkungan dari ancaman penggunaan obat hama padi yang berbahaya
bagi lingkungan minapadi

Organisasi Pemasaran perlu dibuat untuk antisipasi harga dan terjaminnya harga
pasaran ikan hasil produksi

Kesinambungan perlu dibuat organisasi yang bertanggung jawab


kesinambungan program agar program ini terus berkembang

4
III. KEGIATAN BUDIDAYA MINAPADI
Kegiatan budidaya minapadi terdiri dari : Pemilihan Lokasi & Ketersediaan Air,
Pemahaman Wadah Budidaya, Pemilihan : Benih Ikan, Benih Padi, Model Penanaman
Padi, Proses Produksi dan karena dlakukan secara berkelompok klaster maka diwajibkan
melakukan Manajemen Lingkungan Klaster. Adapun bagan alir kegiatan minapadi sistem
klaster dilakukan sebagai berikut.

Gbr. 1. Bagan Alir Budidaya Minapadi Sistem Klaster

5
3.1. Pemilihan Lokasi dan Ketersediaan Sumber Air
3.1.a. Lokasi
Sawah dapat digunakan untuk kegiatan minapadi adalah sawah yang
memiliki irigasi teknis/non teknis atau sumber lain, sumber air yang digunakan
memenuhi persyaratan kualitas air budidaya dan tersedia selama masa
pemeliharaan. Selain ketersediaan air, sawah yang digunakan juga harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Lokasi harus bebas dari banjir dan sesuai dengan rencana tata ruang dan

wilayah;

b. Lokasi terpilih yang mempunyai tanah liat berpasir dan tidak berpori;

c. Lokasi terpilih dekat jalan akses untuk memudahkan transportasi dan

pemasaran;

d. Dipilih lokasi lahan yang dekat pemukiman dekat, sehingga kontrol dapat

dilakukan dengan mudah harus

e) Hindarkan lokasi dari hewan pemakan ikan atau berang-berang / wregul

(Lutrogale perspicillata)

Gbr .2. Sawah yang airnya melimpah cocok


untuk budidaya minapadi

6
Berdasarkan pilahan Direktorat Produksi maka dipilih 2 Lokasi yaitu :
Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Padang Sumatra Barat :

1. Pokdakan P3P alamat Jorong Talang Nagari Talang Maur Kec. Mungka
Kabupaten Limapuluh kota dengan Luas 20 ha.
2. Kelompok KWT Pelita Harapan Jorong Maur Nagari Talang Maur Kec.
Mungka Kabupaten Limapuluh kota dengan Luas 5 ha.

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta :

1. Kelompok Mina Makmur Kandangan Desa Margodadi Kec. Sayegan Sleman


1 dengan luas lahan 7 ha
2. Kelompok Mina Murakabi Cibuk Kidul Desa Margoluwih Kec. Sayegan
Sleman dengan Luas Lahan 18 ha

3.1.b. Sumber air


Sumber air untuk kegiatan minapadi harus cukup untuk mendukung
proses produksi dan berasal dari irigasi atau sumber air lainnya. Air yang
digunakan harus memenuhi persyaratan standar kualitas budidaya ikan dan
sanitasi, tidak terkontaminasi oleh kontaminasi fisik, kimia dan biologi alam,
industri, rumah tangga dan pertanian serta memiliki sistem pengelolaan air yang
baik, sehingga air mudah untuk dikontrol. Air yang digunakan harus cukup untuk
proses produksi atau dalam air irigasi memiliki debit 0,3 liter / detik - 0,5 liter /
detik per 1000 m2 pasokan air. Air yang menggenang di sawah adalah memiliki
waktu yang lama stagnan sehingga limbah berupa kotoran ikan dapat diserap
oleh tanaman sebagai pupuk.

Gbr 3. Sumber air untuk kegiatan budidaya


minapadi cukup selama proses produksi dan
berasal dari irigasi atau sumber air lainnya.
7
Sumber air dalam kegiatan minapadi system klaster atau kelompok
pembudidaya yang sangat luas, manajemen atau pengelolaan air menjadi
sangat penting dalam proses produksi, sehingga sumber air dapat dilairkan
secara merata pada setiap lokasi minapadi, sehingga dalam proses produksi
maka seluruh sawah minapadi terjamin ketersediaan airnya.

3.2. Minapadi sebagai Wadah Budidaya Ikan


Sebagai tempat pelaksanaan budidaya minapadi telah ditentukan yaitu di
di kabupaten Sleman dan Limapuluh Kota, masing-masing 25 ha lahan basah.
Sawah yang digunakan dipilih yang memiliki teknis irigasi / non teknis atau
sumber lain, sumber air yang digunakan memenuhi persyaratan kualitas air
budidaya dan tersedia selama masa pemeliharaan. Selain ketersediaan air,
sawah yang digunakan juga harus memenuhi sebagai berikut Gbr 4 dan 5 :

a) Sebagai tempat untuk memelihara ikan dalam bentuk plot sawah, maka
sawah tersebut harus mampu menahan air;

b) Sawah dapat dikeringkan dengan sempurna;

c) Inlet dan outlet yang terpisah.

d) Liat berpasir jenis tanah dan tidak berpori;

e) Pematang harus kuat untuk menahan air dengan lebar 75 cm;

f) Lebar parit 1 m, dengan kedalaman parit 50 cm dari akar padi, dan 80cm

setelah padi tumbuh

g) Lebar kolam dan parit adalah 20% dari luas digunakan untuk sawah,

Kedalaman kolam 0,8-1,0 m

8
P
S
e
a Parit tepi n
l g
inlet e
u l
r K
u
a
a o Tempat Menanam Padi r
n L a
n
a
m
m Out let
a
a Pematang
i
r
s
u
k Gbr 4. Wadah Minapadi Kabupaten Sleman Yogyakarta

a
i
r

9
Gbr.5. Dimensi dari pematang dan
parit

h) Pagar dengan jaring keliling di sawah untuk ikan pemakan hewan atau
berang-berang / wregul (Lutrogale perspicillata), tinggi 100 cm dan jaring
ditanam ke dalam tanah 20 cm.

10
Pagar dengan
jaring keliling
di sawah
untuk
mencegah
hewan
pemakan ikan
masuk, tinggi
100 cm dan
jaring ditanam

Gbr.6. Pagar dengan jaring keliling di sawah untuk


mencegah hewan pemakan ikan masuk

3.3. Pemilihan Benih

3.3.a. Benih ikan

Spesies ikan yang digunakan harus memenuhi kriteria benih berkualitas


dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Beberapa jenis komoditas yang dapat
dikembangkan dalam budidaya minapadi adalah sebagai berikut:

3.1.a.1. Benih ikan mas (Carp)

Benih ikan mas yang digunakan untuk budidaya ikan beras ukuran berat
25 gram

3.1.a. 2. Benih Tilapiala (Oreochromis niloticus Bleeker)

Benih ikan nila yang digunakan untuk budidaya ikan beras ukuran berat
25 gram

11
3.3.b. Benih padi

Beberapa varietas padi yang diuji di Kabupaten Sleman: IR 64


produktivitas 8,82-11,04 ton / ha GKP), Ciherang (9,7-11,20 ton GKP),
Mandala (12,01-12,50 ton GKP), Ketan Merah (8,8 ton GKP) , Cempo
Merah (9,2 ton GKP), Makongga (6,8 ton GKG), dan di Kabupaten
Limapuluh Kota dengan menggunakan berbagai Si Junjung dengan
produksi lebih dari 6 ton per hektar.

3.2.c. Model Tanam Padi Jajar Legowo

Model penanaman padi yang digunakan untuk budidaya minapadi dalam


program ini adalah model menanam padi Jajar Legowo:

Model tanam padi Jajar Legowo 2:1 (Jajar Wayang).

Model ini memiliki pola tanam padi dengan perbandingan 2: 1 (Gbr. 7.).
Artinya, setiap dua baris padi yang ditanam di ladang dipetakan, diberi
baris kosong (tanpa benih padi). Tujuannya adalah agar beras dapat
tumbuh dengan baik di tepi, serta memberikan ruang untuk budidaya ikan,
juga agar dapat sinar matahari langsung pada plot sawah yang dapat
meningkatkan hasil padi oleh 12-22% dan memberikan ruang yang luas
untuk pemeliharaan ikan.
Menurut perhitungan jumlah rumpun per hektar yang dapat ditanam dalam
Jajar Legowo 2 : 1 adalah + 375.000 rumpun dibandingkan sistim tegel
20 X 20 cm hanya dapat menanam 250.000 rumpun

Gbr.7. Model menanam padi Jajar


Legowo 2: 1
Model tanam padi Jajar Legowo 4:1 (Jajar Wayang).
12
Menurut perhitungan jumlah rumpun per hektar yang dapat ditanam dalam
Jajar Legowo 4 : 1 (Gbr.8.) adalah + 325.000 rumpun dibandingkan
sistim tegel 20 X 20 cm hanya dapat menanam 250.000 rumpun

Gbr.8. Model menanam padi Jajar


Legowo 4 : 1

13
3.4. PROSES PRODUKSI

Sistem produksi minapadi ini menghasilkan konsumsi ikan, ikan mulai


menyebar setelah setelah tanam bibit padi berumur 7 hari dan ikan dipanen 7
hari sebelum padi dipanen.
Alur kegiatan proses produksi dalam minapadi terlihat pada Gbr. 9. terdiri
dari : persiapan lahan, pemupukkan, penebaran ikan, pemeliharaan,
pemantauan (monitoring), pemanenan dan pemasaran.

PERSIAPAN LAHAN PEMUPUKAN

PENEBARAN IKAN

PEMELIHARAAN:

Tidak Sehat,
PEMANTA Tidak normal
PEMASAR UAN
AN
Sehat, normal

PEMANENAN PEMELIHARAAN:

Gbr. 9. Bagan Alir Proses Porduksi Pada Budidaya Minapadi

14
3.4.1. PERSIAPAN LAHAN
Kegiatan dalam persiapan lahan dalam minapadi terdiri atas :

1. Tanah diolah dengan sempurna untuk kedalaman 15-20 cm untuk lumpur


dan air rasio 1: 1.
2. Pematang harus kuat untuk menahan air dengan lebar bagian atas
ketinggian 75 cm dari 30-40 cm dari permukaan air.
3. Bidang punggung dibersihkan dari gulma untuk mencegah dari menjadi
hama padi dan ikan, dan ditutupi dengan lumpur tanggul secara teratur
untuk membersihkan dan rapi. setelah kering, lumpur fild lapisan
pematang akan mengeras sehingga gulma tidak mudah tumbuh.
4. Pembuatan dan Perbaikan outlet dan inlet; dan dilengkapi dengan filter
yang terbuat dari kawat, bambu atau jaring;
5. Membuat kolam dan parit di tingkat 20% dari luas daratan, dengan
kedalaman 0,5 dari dasar akar padi atau 80 cm setelah padi tumbuh kalau
bisa 1,0 m
6. Membuat lebar parit perifer 0,75 -1 m dengan kedalaman 0,8-1,0 m
7. Membuat pagar dengan jaring keliling di sawah untuk ikan pemakan
hewan atau berang-berang / wregul (Lutrogale perspicillata), tinggi 100 cm
dan jaring ditanam ke dalam tanah 20 cm

3.4.2. PEMUPUKAN TANPA PESTISIDA ATAU HERBISI-


DA
1. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang / kotoran ayam sebanyak 1.5
sd 5 ton / ha sangat baik sebagai pupuk dasar untuk menumbuhkan
pakan alami, diberikan sebelum pengolahan tanah.
2. Pemupukan berikutnya mengikuti prosedur dari pertanian padi, yaitu
menggunakan pupuk organic, pengalaman terdahulu dalam budidaya
minapadi apabila diperlukan dosis pupuk hanya 50% dari pemupukan
awal.
3. Pada budidaya minapadi petani tidak menggunakan pestisida, maupun
herbisida.

3.4.3. PENEBARAN BENIH IKAN


1. Ikan ditebar 7-10 hari setelah padi ditanam
2. Kepadatan ikan yang ditebar disawah 12500 ekor/ha, ukuran ikan yang
ditebar berat 25 gram.

15
3. Kondisi kualitas air budidaya minapadi sesuai SNI yaitu seperti Tabel 1.
sebagai berikut.

Tabel. 1. Kualitas Air Budidaya Minapadi

No Parameter Satuan Kisaran

o
1 Suhu C 25 31

2 pH - 58

3 DO mg/l >3

4 Amoniak mg/l maks. 1


total (TAN)

3.4.4. PEMELIHARAAN
1. Pakan tambahan diberikan dalam bentuk butiran kecil pelet dengan dosis
maks 2% dari berat dari berat biomassa;
Contoh perhitungan pemberian pakan pada awal (10 hari) pertama :
Setelah ikan ditebar sehari tanpa diberi pakan biar aklimatisasi dan
memakan pakan alami yang tersedia, baru hari ke-dua dicoba diberi
pakan sedikit demi sedikit, dihari ke tiga pakan dihitung, misalnya luas
minapadi 1000 m2 berarti benih yang ditebar 1250 ekor, berat 25
gram/ekor hasil pemantauan 3 hari yang mati hanya 25 ekor berarti
jumlah benih yang ada 1225 ekor atau survival rate (SR) masih 98%
berarti jumlah pakan yang harus diberikan setiap hari : 1225 ekor x 25
gram/ekor x 2% = 612,5 gram pakan diberikan 2 (dua) kali pagi dan sore
hari
Contoh perhitungan pemberian pakan pada ikan umur 20 hari:
Setelah ikan dipelihara 20 hari misalnya luas minapadi 1000 m2 berarti
benih yang ditebar 1250 ekor, berat awal 25 gram/ekor hasil pemantauan
20 hari berat ikan raata-rata 35 gram/ekor, total mati hanya 35 ekor berarti
jumlah benih yang ada 1215 ekor atau survival rate (SR) masih 97,20%
berarti jumlah pakan yang harus diberikan setiap hari : 1215 ekor x 35
gram/ekor x 2% = 850,5 gram pakan diberikan 2 (dua) kali pagi dan sore
hari

16
2. Protein pakan 30%
3. Pada tanaman padi waktu berusia 1-6 minggu pakan didistribusikan pada
tanaman padi.
4. 7 minggu umur padi dan sebagainya pakan didistribusikan di kolam ikan
dan di parit
5. Managemen Air: Air harus tergenang di sawah sehingga limbah ikan
dapat diserap oleh tanaman sebagai pupuk

3.4.5. PEMELIHARAAN
1. Pemantauan Biomassa dilakukan setiap 10 hari (ukuran, kesehatan dan
ukuran pakan yang diberikan)
2. Pemantauan kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar
pemeliharaan ikan.

3.4.6. PEMANTAUAN
1. Pemantauan Biomassa dilakukan setiap 10 hari (ukuran, kesehatan dan
ukuran pakan yang diberikan)

Pemantauan Ukuran Ikan

Berat Ikan : Ambil sampel pada tiga petak budidaya per petak dengan
hati-hati diambil pakai serok sebanyak 15 ekor dimasukkan dalam ember
kemudian dengan hati-hati ditimbang total kemudian dirata-rata per ekor
dari setiap petak, maka dapat diisi formulir sebagai berikut :

Tabel 2. Perkembangan Berat Ikan


Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat
No Berat 10 20 30 40 50 60 70 80
Petak Awal hari hari hari hari hari hari hari hari
1
2
3
rata2

Panjang dan Lebar Ikan : Ambil sampel pada tiga petak budidaya per
petak dengan hati-hati diambil pakai serok sebanyak 10 ekor dimasukkan
dalam ember kemudian dengan hati-hati diukur panjang total dan lebar
ikan dengan menggunakan millimeter blok (Gbr.10.) kemudian dirata-rata
per ekor dari setiap petak, maka dapat diisi formulir Tabel 3, sebagai
berikut :

17
Gbr.10. Pengukuran Panjang dan Lebar Ikan dengan Milimeter blok

Tabel 3. Perkembangan Panjang Ikan

18
Panjan
g Panjan Panjan Panjan Panjan Panjan Panjan
No Panjan 10 g 20 g 30 g 40 g 50 g 60 g 70 Panjang
Ikan g Awal hari hari hari hari hari hari hari 80 hari

19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rera
ta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rera
ta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rera
ta

Tabel 4. Perkembangan Lebar Ikan

No Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar


Ikan Awal 10 20 30 40 50 60 70 80 hari

20
hari hari hari hari hari hari hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rerat
a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rerat
a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rerat
a

2. Pemantauan kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar
pemeliharaan ikan.

21
Oksigen : Pemantauan oksigen sangat penting dilakukan (Gbr. 11),
karena oksigen mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan, disarankan
dinamika oksigen diukur selama 24 penuh untuk mengetahui dinamika
oksigen terutama pada petak dekat saluran dan yang jauh dari saluran,
pengukuran oksigen dengan DO meter (Dari Dinas). Setelah diketahui
oksigen tertinggi dan terendah maka selanjutnya pengukuran pada
oksigen tertinggi dan terendah, kemudian diisi formulir sebagai berikut:

Gbr.11. Pemantauan Oksigen

Tabel 5. Dinamika Oksigen

Jam Jam Jam Jam


No Jam Jam Jam 15.0 18.0 Jam 24.0 03.0
Petak 06.00 09.00 12.00 0 0 21.00 0 0

1
2
rerata

Tabel 6. Dinamika Oksigen Selama Pemeliharaan

22
No Awa 10 20 30 40 50 60 70 80
Ikan l hari hari hari hari hari hari hari hari
Leve
l
Ting
gi
Leve
l
rend
ah
Rera
ta

Suhu : Pemantauan suhu sangat penting dilakukan (Gbr. 12), karena


suhu mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan, disarankan dinamika
suhu diukur selama 24 penuh untuk mengetahui dinamika suhu terutama
pada petak dekat saluran dan yang jauh dari saluran, pengukuran suhu
dengan termometer. Setelah diketahui suhu tertinggi dan terendah maka
selanjutnya pengukuran pada suhu tertinggi dan terendah, kemudian diisi
formulir sebagai berikut:

Gbr.12. Pemantauan Suhu

23
Tabel 7. Dinamika Suhu

Jam Jam Jam Jam


No Jam Jam Jam 15.0 18.0 Jam 24.0 03.0
Petak 06.00 09.00 12.00 0 0 21.00 0 0

1
2
rerata

Tabel 8. Dinamika Suhu Selama Pemeliharaan

No Awa 10 20 30 40 50 60 70 80
Ikan l hari hari hari hari hari hari hari hari
Leve
l
Ting
gi
Leve
l
rend
ah
Rera
ta

Kedalaman : Pemantauan kedalaman caren sangat penting dilakukan


(Gbr. 13), karena kedalaman air dalam caren mendukung kehidupan dan
pertumbuhan ikan, disarankan dinamika kedalaman diukur selama 24
penuh untuk mengetahui dinamika kedalaman terutama pada petak dekat
saluran dan yang jauh dari saluran, pengukuran kedalaman dengan
tongkat kedalaman. Setelah diketahui kedalaman, kemudian diisi formulir
sebagai berikut:

24
Gbr.13. Pemantauan Kedalaman
Tabel 9. Dinamika Kedalaman

Jam Jam Jam Jam


No Jam Jam Jam 15.0 18.0 Jam 24.0 03.0
Petak 06.00 09.00 12.00 0 0 21.00 0 0

1
2
rerata

Tabel 10. Dinamika Kedalaman Selama Pemeliharaan

No Awa 10 20 30 40 50 60 70 80
Ikan l hari hari hari hari hari hari hari hari
Deka
t
Sumb
er Air
Jauh
Sumb
er Air
Rerat
a

pH : Pemantauan pH dalam air budidaya sangat penting dilakukan (Gbr.


14), karena pH air dalam caren mendukung kehidupan dan pertumbuhan
ikan, disarankan dinamika kedalaman diukur selama 24 penuh untuk
mengetahui dinamika kedalaman terutama pada petak dekat saluran dan

25
yang jauh dari saluran, pengukuran kedalaman dengan pH. Setelah
diketahui pH, kemudian diisi formulir sebagai berikut:

Gbr.14. Pemantauan pH air

Tabel 10. Dinamika pH air

Jam Jam Jam Jam


No Jam Jam Jam 15.0 18.0 Jam 24.0 03.0
Petak 06.00 09.00 12.00 0 0 21.00 0 0

1
2
rerata

Tabel 11. Dinamika pH air Selama Pemeliharaan

No Awa 10 20 30 40 50 60 70 80
Ikan l hari hari hari hari hari hari hari hari
Deka
t
Sumb
er Air
Jauh
Sumb
er Air
Rerat
a

26
3.4.7. PEMANENAN
1. Panen Ikan dilakukan satu minggu sebelum panen padi, dilakukan pada
pagi atau sore hari saat udara temperatur rendah;
2. Setelah masa pemeliharaan 90 hari, berat ikan mencapai setidaknya 200
g / ekor, dengan kelangsungan hidup Tingkat 80% maka diharapkan akan
menghasilkan 2 ton, dan maksimum Makanan Konversi Rasio 1: 1
3. Persiapan panen harus matang peralatan, kendaraan pengangkut, dan
pedagang penerima ikan

3.4.8. PEMASARAN
Disarankan, sebelum petani ikan yang dipanen harus sudah memiliki
pembeli.

3.5. MANAJEMEN LINGKUNGAN KLASTER MINAPADI

1. Organisasi Penataan Air


Tugas utama dari organisasi ini adalah mengatur air agar dalam proses
produksi terjamin dan setiap lahan mendapatkan air yang cukup

Tabel 11. Organisasi Penataan Air

Ketua Umum
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Ketua Penataan Air
Angg. Penataan Air

2. Organisasi Keamanan Lingkungan


Tugas utama dari organisasi ini adalah mengatur tugas untuk
pengamanan lokasi produksi, baik keamanan dari gangguan hewan
pemangsa ikan/wregul, burung maupun dari gangguan pencurian

Tabel 12. Organisasi Keamanan Lingkungan

Ketua Umum
Sekretaris Umum

27
Bendahara Umum
Ketua Pengamanan
Lingkungan
Angg. Pengamanan
Lingkungan

3. Organisasi Keamanan Lingkungan dari penggunaan obat hama


berbahaya
Tugas Utama dari mengamankan lingkungan produksi minapadi dari
gangguan petani lain dari penggunaan obat-obatan pertanian yang
mematikan ikan

Tabel 13. Organisasi Keamanan Lingkungan

Ketua Umum
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Ketua Pengamanan
Lingkungan Dari
Obat
Angg. Pengamanan
Lingkungan Dari
Obat

4. Organisasi Pemasaran
Tugas utama tim pemasaran adalah mencari pembeli dengan harga baik,
pembayaran tepat waktu, menyiapkan peralatan panen, transportasi ikan
dll

Tabel 14. Organisasi Pemasaran

Ketua Umum
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Ketua Pemasaran
Angg. Pemasaran

28
5. Organisasi Kesinambungan Program
Tugas utama tim ini adalah untuk mempersiapkan kesinambungan usaha
pasca program dan membuat embrio perusahaan rakyat yang berbadan
hukum dan adil, serta berkesinambungan

Tabel 15. Organisasi Kesinambungan Program

Ketua Umum
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Ketua
Kesinambungan
Program
Angg.
Kesinambungan
Program

29
30

You might also like