You are on page 1of 27

BIOTEKNOLOGI MODERN DAN KLASIK

DISUSUN OLEH :

Delvi Tianingsih (1015041028)

Dwi Agustina Syafani (1015041003)

Nurul Umuniah Lukita (1015041064)

Ridho Hasyanah (1015041049)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya Bioteknologi sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu, meskipun dalam bidang yang sederhana. Misalnya pada pembuatan bir dan
keju yang sudah dikenal sejak abad-19. Pada awal perkembangannya bioteknologi adalah
cabang ilmu yang hanya terfokus pada pemanfaatan makhluk hidup seperti
bakteri,fungi,virus,dan lain lain, yang tujuannya untuk mengahasilkan suatu produk atau jasa.
Pada dewasa ini, Bioteknologi tidak hanya didasari pada ilmu biologi semata, namun juga
pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Saat ini bioteknologi sudah berkembang pesat terutama di negara- negara maju. Hal ini
ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Kemajuan
di bidang bioteknologi tidak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman
pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam kelompok.
Bioteknologi yang dikenal pada abad 19 tentunya berbeda dengan perkembangannya saat
ini,dari segi pemanfaatan hingga teknologi yang dihasilkan serta manfaatnya bagi manusia.
Diantaranya pada awal perkembangannya di abad-19, produk bioteknologi lebih banyak pada
produksi makanan dan minuman, misalnya pada pembuatan roti,bir dan keju, dengan
memanfaatkan mikroba pada ragi sebagai sumber makanan.
Namun pada hakikatnya teknologi adalah cara manusia untuk mempermudah segala
pekerjaannya. Bioteknologi sebagai cabang ilmu yang mengedepankan teknologi sebagai
aplikasi dari ilmu-ilmu terapan atau ilmu murni dengan segala manfaatnya bagi manusia
hendaknya dapat di gunakan dengan bijaksana, dan dkembangkan sesuai dengan hakikatnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
a. Untuk mengetahui sejarah awal penerapan Bioteknologi
b. Untuk mengetahui proses bioteknologi yang dikembangkan pada kondisi tidak steril
c. Untuk pengenalan sterilisasi dalam proses Bioteknologi
d. Untuk menjelaskan Dimensi baru dan kemungkinan industri Bioteknologi
e. Mengetahui aplikasi Bioteknologi

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Awal Penerapan Bioteknologi

A.Sejarah Bioteknologi

Pemanfaatan mikrob untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi.
Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai
Berikut :

a. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )

Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi
(6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai
sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ).

b. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M), Periode ini
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
1) Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
2) Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia
pertama yang dapat melihat mikrob.
3) Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
4) Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
5) Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol
oleh Eduard Buchner.
6) Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
7) Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
8) Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
9) Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin
10) Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .

c. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)

Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era
rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer.
Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,
mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal
dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol
dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin
untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc.
Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan
Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik
terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.

(www.bebas.ui.ac.id,2000)

B.Ciri utama Bioteknologi

Sebenarnya bioteknologi sudah dikanal sejak ribuan tahun yang lalu seperti pada
pembuatan keju, roti, bir, insulin, antibiotik, dan lain-lain.

Ciri utama bioteknologi:


1. Adanya aben biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau
hewan
2. Adanya pendaya gunaan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian

C.Perkembangan serta jenis dari Bioteknologi

Perkembangan bioteknologi :
1. Era bioteknologi generasi pertama bioteknologi sederhana
Penggunaaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi
makanan dan tanaman serta pengawetan makanan. Contoh;
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain
2. Era bioteknologi generasi kedua
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril. Contoh;
a) Produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b) Pengolahan air limbah
c) Pembuatan kompos
3. Era bioteknologi generasi ketiga
Proses dalam kondisi steril. Contoh ; produksi antibiotic dan
hormone
4. Era bioteknologi generasi baru
Contoh; produksi insulin, antibody monoclonal, interferon

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya
diasosikan dengan warna, yaitu:
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari
aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan
manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah
pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk
pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan
dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi
terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim
juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan
pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk
meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian
dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman
tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan
obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah
digunakan sebagai bioreaktor untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi,
domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel
tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang
mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling
tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi
terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia
dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika
untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang
salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon
pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam
waktu singkat. (www.nurainiajeeng.wordpress.com,2011)

D. Bioteknologi Modern dan Kalsik

Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan


agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang
dan jasadalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Definisiseperti ini merupakan definisi bioteknologi
klasik (konvensional).Bioteknologi modern memanfaatkan agen
hayati atau bagian-bagian yang telah direkayasa secara in vitro
d alam menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri.

( http://www.scribd.com/doc/16533379/bioteknologi,2010)

Bioteknologi tradisional/ konvensional/ klasik dikatakan


seperti itu karena hanya memanfaatkan mikroorganisme tapa
merekasaya mereka. Contohnya pembuatan tape, tempe, nata de
coco dll. Fakta tentang Bioteknologi klasik :
* Sudah ada sejak masa sebelum masehi,
* saat itu berawal dari pengalaman empiris
* Umumnya berupa pemanfaatan jasad renik untuk merubah
kualitas bahan, dan belum mengenal kegiatan yang merubah sifat
jasad hidup pelaku proses perubahan
* Sampai saat ini masih dikembangkan dan banyak industri
dengan basis bioteknologi klasik ini

Pada Bioteknologi Modern, manipulasi program kehidupan (DNA) adalah upaya memperoleh
makhluk hidup dengan sifat yang diinginkan melalui mutasi DNA secara trasgenik (insersi)
maupun memanfaatkan faktor lingkungan atau teknik kultur in vitro yang dapat menyebabkan
mutasi (dilesi)
Manipulasi tanpa mengubah program kehidupan:
1. Transfer embrio dan Bayi tabung
pertemuan antara sperma dan sel telur yang terjadi di dalam tabung (invitro).
2. kloning dan pembuatan stem cell dengan transfer inti sel, sexing sperm
Satu sel diambil nukleusnya kemudian diganti dengan nukleus dari sel yang lain.

Pengabungan sel dengan nukleus baru disebut fusi, kemudian dialiri energi listrik sehingga sel
tersebut dapat membelah menjadi zigot, morula, blastula kemudian blastula dipindah ke rahim
domba sehingga berkembang menjadi gastrula dan embiro kemudian dilahirkan menjadi domba
doly

3. Inseminasi Buatan
langkah pertama dalam inseminasi buatan yaitu mengambil sperma dari sapi jantan

dengan cara menampung semen sapi pada alat vagina buatan.


Kemudian sperma dari sapi tersebut dianalisis dan dimasukkan dengan cara disuntik pada vagina
sapi betina

Dalam kesempatan kali ini akan disajikan dua contoh kegiatan manipulasi baik yang melibatkan
upaya manipulasi program kehidupan (DNA) maupun yang tidak.
Bioteknologi Modern merupakan bidang bioteknologi yang berkembang sejalan dengan
perkembangan biokimia, genetika molekuler, biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler
Melibatkan unsur rekayasa jasad hidup baik dalam arti perubahan sifat (program kehidupan)
maupun proses penyelenggaraan kehidupan Pengembang Bioteknologi Dituntut penguasaan
permasalahan manusia termasuk masalah sosial kemasyarakatan, nilai, etika dan norma Dari aspek
teknis memerlukan pemahaman yang luas dan mendalam tentang berbagai aspek bidang ilmu
Biologi, Kimia dan Fisika terkait Stamina untuk bekerja di laboratorium dalam jangka waktu lama
(tekun, tidak mudah bosan), dan teliti.(www.rasetyrum.blogspot.com,2008)

2.2 Proses Bioteknologi pada Kondisi Tidak Steril

Banyak senyawa industri penting seperti etanol,asam asetat berbagai asam


organik,butanol dan aseton,dihasilkan pada akhir abad-19 dengan metode fermentasi yang terbuka
terhadap lingkungan.Pengendalian atas kontaminasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan
manipulasi lingkungan ekologinya secara hati-hati,bukan melalui penggunaan rekayasa rumit.
(www.jaringanpcku.blogspot.com,2004)

2.3 Sterilisasi dalam Proses Bioteknologi

A.Pengertian Sterilisasi

Dalam bioteknologi akan sering kita jumpai penggunaan mikroba, dalam hal ini tidak
seluruh mikroba dapat di gunakan, terkadang justru terdapat mikroorganisme yang
merugikan,sehingga dapat mengurangi nilai dari sebuah produk atau jasa hasil dari penerapan
bioteknologi. Sterilisasi sendiri adalah upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme
dengan cara menghilangkan seluruhnya (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk bakteri
endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses bioteknologi, salah
stunya dalam proses fermentasi. Meskipun proses fermentasi melibatkan mikroorganisme, namun
seringkali kehadiran mikroorganisme lain (kontaminan) tetap mengganggu. Hal ini karena:

1. Medium akan menunmbuhkan semua mikroba yang ada (mikroba target dan kontaminan)
sehingga produk yang dihasilkan menjadi sangat beragam. Tentu saja hal ini sangat merugikan
karena selain mengurangi produktivitas juga menyulitkan dalam proses isolasi produk
2. Jika proses fermentasi dilanjutkan dalam keadaan banyak kontaminan, maka kemungkinan
produk yang dihasilkan oleh kontaminan menjadi lebih dominan dan mendesak produk mikroba
target hingga dapat menghilangkannya.
3. Kontaminasi pada produk akhir dapat menurunkan kualitas produk, bahkan mungkin dapat
membahayakan manusia
4. Kontaminan dapat merusak produk yang diinginkan
5. Kontaminasi dari suatu fermentasi bakteri dengan phage dapat me-lisis kultur.
Untuk menghindari halhal tersebut di atas, langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain
dengan:
6. Penggunaan inokulum murni dalam fermentasi
7. Sterilisasi medium: merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan semua jenis
makhluq hidup yang ada dalam media, dilakukan sebelum inokulasi kultur.
8. Sterilisasi ruang fermenter: Penghilangan semua bentuk makhluq hidup dari ruang fermentor,
termasuk udara secara kontinyu
9. Sterilisasi semua bahan yang digunakan dalam keseluruhan proses fermentasi
10. Penjagaan kondisi aseptis selama fermentasi

Fermentasi dapat dilakukan baik secara fisika, kimia, maupun radiasi. Sterilisasi secara
fisika dapat dilakukan dengan membunuh mikroba atau sekadar mencegah mikroba masuk
kesistem kita. Sterilisasi fisik dengan membunuh mikroba dapat dilakukan dengan penggunaan
panas, freezing (pembekuan), penggunaan garam berkonsentrasi tinggi, dll. Sementara sterilisasi
fisik tanpa membunuh mikroba dapat dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi merupakan upaya untuk
meminimalisasi kontaminasi mikroorganisme dengan cara menyaring sesuatu dengan filter
berukuran tertentu sehingga sebagian mikroba tidak dapat melewatinya. Cara ini tidak membunuh
mikroba yang ada, hanya meminimalisasi agar mikroba dengan ukuran yang lebih besar dari filter
yang digunakan tidak terbawa.

Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin dilakukan
adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun panas kering. Sterilisasi
panas basah seringkali digunakan untuk sterilisasi media dan bahanbahan lainnya sementara
panas kering untuk sterilisasi alatalat. Faktorfaktor yang mempengaruhi sterilisasi panas antara
lain:
a. Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihilangkan
b. Morfologi mikroorganisme
c. Komposisi media fermentasi
d. pH
e. Ukuran partikel tersuspensi
f. Temperatur yang digunakan
g. Durasi proses sterilisasi
h. Keberadaan air

Sterilisasi panas dapat dilakukan secara batch maupun continue.

a. Sterilisasi Sistem Batch


Sterilisasi sistem batch dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan uap panas ke dalam
mantel fermentor ayau coil yang terdapat pada bagian dalam fermentor. Cara ini disebut
metode tidak langsung. Atau dengan cara menghilangkan uap panas langsung ke dalam
larutan medium (metode langsung). Metode langsung membutuhkan uap panas murni,
yaitu bebas dari bahan kimia tambahan seperti senyawa antikarat yang panyak digunakan
dalam proses produksi uap. Di samping itu, metode langsung akan mengakibatkan
bertambahnya volume cairan media dalam fermentor karena adanya kondensasi uap yang
digunakan.

b. Sterilisasi Sistem Continue

Site mini memberikan keuntungan berupa minimalnya kemungkinan kerusakan


medium tetapi mengkinsumsi banyak energi. Temperature yang dibutuhkan untuk
sterilisasi sistem ini adalah 140oC dengan waktu hanya 30 hingga 120 detik. Alat yang
digunakan dapat berupa Continues plate heat exchange dan Continues injection flash
cooler. Kelebihan Continues injection flash cooler antara lain:
a. Dapat digunakan untuk media yang mengandung bahan padat tersuspensi
b.Biaya lebih murah
c.Mudah dibersihkan
d. Pemanasan dan pendinginan lebih cepat
e. Penggunaan uap lebih efisien

Adapun Kekurangannya antara lain:


a. Dapat terbentuk buih saat pemanasan dan pendinginan
b. Adanya kontak langsung antara media dan uap panas yang murni, yaitu bebas dari
bahan anti karat.
Selain sterilisasi dengan menggunakan panas, filtrasi juga sering digunakan dalam proses
fermentasi, utamanya untuk sterilisasi udara.

Filtrasi yang digunakan digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:

a. Filtrasi Absolute
Pada proses filtrasi ini, filter yang digunakan memiliki ukuran pori yang lebih kecil
daripada ukuran partikel yang disaring
b. Filtrasi Berserat
Merupakan kebalikan dari filtrasi absolute. Pad filtrasi berpori, ukuran pori filter
yang digunakan lebih besar daripada ukuran pertikel yang akan disaring. Filter dibuat
bahanbahan berserat seperti kapas, fiber glass, wool baja, dan lainlain. Jarak antar
serat berkisar 0,5 hingga 15 mikrometer.
Secara teoritis, filtrasi berserat masih memungkinkan lolosnya selsel mikroba.
Sedagkan filtrasi absolute dinyatakan memiliki efisiensi penyaringan 100%.
Meskipun demikian, industri fermentasi cenderung menggunakan filtrasi berserat
karena lebih kuat dan murah (www.coretanfifi.wordpress.com,2011)

2.4.Dimensi Baru

Dalam beberapa tahun terakhir ini ada beberapa perkembangan terkenal dalam
biologi indekuler dan pengendalin proses yang mendapatkan kesempatan baru dan
mencengangkan.Perkembangan ini disamping menimbulkan dimensi baru,juga
meningkatkan efisiensi dan ekonomi industri bioteknologi yang sudah inovasi terbaru
tersebut diantaranya kultur jaringan.

Perkembangan biologi molekuler tidak saja menimbulkan demensi baru tetapi


juga meningkatkan efiensi yang berpengaruh terhadap peran bioteknologi dimasa depan
terhadap perekonomian dunia.

Inovasi baru menyangkut diantaranya :

1. Rekayasa Genetika
Adanya materi dasar kehidupan yang disebut gen yang secara structural disusun oleh
DNA dan RNA yang berfungsi mengatur semua aktivitas kehidupan yang merupakan
pijakan awal dalam mendapatkan suatu individu yang diharapkan melalui teknik
rekombinasi DNA

Teknik baru rekombinan DNA melibatkan pemecahan sel, ekstraksi DNA,


pemurnian dan fragmentasi (pemotongan) selektif DNA dengan menggunakan enzim
sangat spesifik , pemisahan, analisis, pemilihan dan pemurnian fragmen yang
mengandung gen yang diinginkan, pemasukkan hybrid DNA ke dalam suatu sel terpilih
buntuk memproduksi dan sintesis selluler.

Dengan teknologi rekayasa genetika terbuka peluang misalnya:


- Penggantian obat semprot kimia sintesis dengan mikroba hasil rekayasa genetika.
- Bidang fermentasi sederhana dapat diganti dengan fermentasi yang menggunakan
mikroba yang telah direkayasa, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan
lebih cepat dengan menggunakan bahan mentah yang lebih irit dan biaya produksi jauh
lebih murah.
- Dalam bidang peternakan dan pertanian orang pada jaman dahulu ingin memilih sifat
baik suatu ternak atau tanaman dengan melakukan seleksi atau pemuliaan yang banyak
mendapat kendala seperti memakan waktu yang lama. Tapi dengan teknologi DNA
rekombinan orang dapat memproduksi coklat, vanili, bumbu penyedap- pengharum,
bahan kosmetik, obat tanpa harus menanam tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan
itu pada suatu lahan pertanian.
- Dalam Bidang kesehatan, berbagai penyakit dengan mudah, lebih cepat, dan lebih
murah untuk mendiagnosa, mengobati dan melakukan pencegahan.

2. Teknologi Enzim

Peran enzim adalah :


- Sebagai Katalis (memperlancar setiap reaksi kimia)
- Aktivitas molekuler dalam tubuh agar berlangsung cepat irit energi, tidak menimbulkan
panas, tidak mengubah keseimbangan elektrolit cairan tubuh dan mencegah
penimbunan bahan yang menghalangi aktivitas.
- Enzim diekstrak dari tubuh organisme kemudian digunakan untuk menghasilkan
berbagai produk industri seperti : membuat anggur, bir, wiski, pemanis, sirup dan
sebagainya. (www.jaringanpcku.blogspot.com,2004)

2.5. Aplikasi Bioteknologi

Penerapan atau aplikasi Bioteknologi dapat dijumpai dalam berbagai bidang


kehidupan , antara lain:

1.Bidang pangan

Aplikasi Bioteknologi dalam bidang pangan sudah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu, seperti pada pembuatan tempe, roti dan keju sebagai sumber makanan , yang
dilakukan oleh bangsa Aztek.

a. Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian


besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus .

Bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang

Selanjutnya disimpan selama 5 jam pada temperatur 45oC.

Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

b. Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus cassey ,
Penicillium camemberty , P requoforty

Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.

Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau
dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC.

Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.

Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan
whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda
untuk mengumpulkan dadih.

Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.

Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC 42oC dan
ditambah garam,

kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.

Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

c. Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus thermophyllus ,


Streptococcus lactis dan Lectonostoc ceremoris.

Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.

Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.

Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

d. Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii / Aspergillus oryzae dibiakkan pada
kulit gandum terlebih dahulu.

Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.

Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan
produk kecap.

e. Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah


ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu
menu makanannya.

Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan
digemari masyarakat dalam maupun luar negeri.

Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang
paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.

Tempe mempunyai nilai gizi yang baik.

Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan
mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar
pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas,
meningkatkan vitalitas, mencegah anemia,menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.

Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.

Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus
Rhizopus,

Species yang sering digunakan yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer,


Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae.
Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan
memfermentasikannya menjadi produk tempe.

Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat.

Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

f. Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi dari Genus
Scharomyces.

Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung Amilum menjadi produk yang
berupa gula dan alkohol.

Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.(


http://www.ruangilmu.com,2011)

Berikut proses aplikasi bioteknologi dalam pembuatan whine :


(www.ruangilmu.com,2011)

Berikut adalah contoh contoh mikroorganisme yang di manfaatkan di bidang pangan :

Mikroorganisme Bahan dasar Produk/hasil


Acetobacter xylinum Air kelapa Nata de coco
Monascus purpureus Nasi merah Angkak
Agaricus bisporus Jerami, serbuk kayu, kertas bekas. Produksi jamur
Lentinus edodes idem Produksi jamur
Volvariella volvacea idem Produksi jamur
Ragi Beras ketan, singkong Fermentasi
Saccharomyces cerevisea idem Fermetasi
Endomyopsis sp. idem Fermentasi
Aspergillus wentii Kedelai Kecap
Rhizopus oligosporus idem Tempe
Rhizopus oryzae idem Tempe
Mucor sp idem Tempe
Neurospora sitophila Ampas kacang tanah Oncom
Penicillium sp. Susu Keju
Thiobacillus sp. Bijih logam mutu rendah Pencucian logam
Aspergillus niger Gula, tebu, molase Asam organik
Jamur, bakteri, Actinomycetes Bahan organik campuran Pengkomposan
Bakteri, jamur, protozoa Komponen limbah Perlakuan limbah
Leuconostoc citrovarum Susu Mentega
Saccharomyces kefir Susu Kefir
Lactobacillus casei Susu Yakult
Aspergillus oryzae Kedelai Tauco

2. Bidang Medis

Berkembangnya bioteknologi bermanfaat dalam bidang Medis, di antaranya dihasilkan


insulin dari rekayasa genetika. Insulin sangat penting terutama bagi penderita penyakit diabetes
melitus atau kencing manis yang sudah parah. Dari manfaat yang diperoleh, dapat di katakan
bioteknologi membuka cakrawala baru dalam dunia medis. Aplikasi bioteknologi modern dalam
dunia medis, misal dalam pembuatan antibodi, terapi penyakit genetika, pembuatan antibiotik dan
penemuan vaksin baru.

1. Pembuatan antibodi
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita disebut antigen, sementara itu tubuh kita akan
beraksi terhadap masuknya benda asing tersebut dengan cara membentuk antibodi untuk
pertahanan. Berbagai antigen yang terdapat dalam tubuh kita akan merangsang timbulnya
antibodi yang bermacam-macam pula, disebut antibodi pioliklonal. Bioteknologi dapat
digunakan untuk mengatasi kekurangan pembuatan antibodi poliklonal, artinya
dimungkinkan diperoleh suatu antibodi yang spesifik, lebih murni dan dapat diproduksi
dalam jumlah lebih besar. Antibodi yang spesifik ini dinamakan antibodi
monoklonal. George Kohler danCesar Milstein tahun 1975 berhasil membuat antibodi murni
yang dihasilkan oleh sekelompok sel yang identik, yaitu dengan menggabungkan dua tipe sel
(sel yang mampu menghasilkan antibodi dan sel kanker/ sel meiloma) dari tubuh mencit.
Dari penggabungan sel-sel tersebut dapat diperoleh sesuatu sel yang mampu terus-menerus
membelah dan tumbuh, yang akan menghasilkan sel hibridoma (bastar) yang membawa sifat
dri kedua sel asal. Sifat gabungan yang dihasilkan adalah sel antibodi dan mampu
menghasilkan antibodi dan mampu hidup dalam jangka waktu lama. Dengan cara ini dapat
dihasilkan antibodi yang spesifik dalam jumlah yang besar.

2. Terapi genetika
Biasanya penderita penyakit genetik akan kehilangan salah satu komponen gen dalam
tubuhnya, sehingga mengakibatkan produk gen akan mengalami gangguan. Contoh penyakit
genetik dan bersifat menurun yang tidak dapat diobati di antaranya thalasemmia, buta
warna, hemofilia dan lain-lain. Dengan kemajuan bioteknologi beberapa penyakit keturunan
ini dapat dicari pemecahan penyembuhannya. Sel penderita dimasukan DNA dari gen yang
diinginkan untuk terapi, selanjutnya sel ini akan dibiarkan dalam medium kultur jaringan.
Setelah diperoleh jumlah sel yang cukup, sel dimasukan lagi ke dalam tubuh penderita.
Diharapkan kekurangan komponen gen dapat di atasi setelah ke dalam tubuh dimasukan sel
yang membawa gen yang diperlukan.

3. Mikroorganisme Penghasil Obat


Mikroorganisme tertentu memiliki kemampuan menghasilkan suatu produk untuk
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme lain atau penyakit karena
gangguan fisiologis. Dua produk yang erat kaitannya dengan dengan mikroorganisme
adalah vaksin dan antibiotik. Penemuan vaksin cacar pertama kali ditemukan oleh Edward
Jenner (1796) sehingga mendorong para ahli biologi lain untuk meneliti vaksin maupun
antibiotik melalui bioteknologi. Penemuan vaksin diawali ketika Jenner melihat seorang
pemerah susu sapi yang jari tangannya teredapat bekas luka ketika menderita cacar, padalah
pada waktu itu sedang terjadi wabah cacar. Demikian juga seseorang yang telah sembuh
dari penyakit cacar, dengan meninggalkan bekas-bekas luka ternyata kebal terhadap
penyakit cacar. Dengan sifat kekebalan cacar tersebut Jenner mulai malakukan percobaan
untuk mendapatkan vaksin dadar dari serum darah tersebut. Sekarang kita tahu bahwa
penyakit cacar disebabkan oleh virus Variola, dan penyakit cacar sapi disebabkan oleh virus
yang serupa walaupun berbeda. Dimasukannya virus cacar sapi yang telah dilemahkan ke
dalam tubuh pasien, akan merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang efektif untuk
melawan suatu infeksi lanjutan dari virus cacar yang serupa. Cara yang dilakukan dengan
memasukan mikroorganisme yang dilemahkan ke dalam tubuh manusia untuk memberikan
kekabalan terhadap mikroorganisme berbahaya disebut vaksinasi.

Jenis vaksin Penyakit yang disembuhkan


Vaksin hepatitis B Hepatitis B
Vaksin BCG BCG (Baccillus Calmette Guirin
Vaksin rabies Anjing gila
Vaksin DPT Dipteri, pertusis, tetanus
Vaksin polio Polio melimylitis

Salah satu kelemahan vaksin-vaksin yang dibuat dengan cara seperti di atas ternyata
menimbulkan rasa sakit setelah diberi sintikan vaksin tersebut, misalnya demam. Dewasa ini
dengan bioteknologi mulai dibuat vaksin yang tidak menyebabkan rasa sakit jika disuntikan ke
tubuh orang sehat. Pembuatan vaksin ini adalah sebagai berikut. Bacteri atau virus penyebab
penyakit pada umumnya memiliki permukaan protein yang khusus. Dengan penyisipan gen
dihasilkan copy salinan dari permukaan tersebut. Salinan permukaan protein tersebut kemudian
digunakan untuk memvaksin. Contoh vaksin aman telah dihasilkan hepatitis B, Chlamyda
dan malaria. Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur dari jamur Penisillium
sp. Alexander Flemming(Inggris, 1928) menemukan koloni jamur Penicillium notatum yang dapat
menghambat pertumbuhan bacteri Staphulococcus aureus dan sekitanya. Bacteri yang resisten
terhadap penisilin dapat dibunuh dengan sefalospurin C dari jamur jenis Cephalospurium yang
ditemukan oleh Prentis tahun 1984.
Antibiotik adalah bahan-bahan bersumber hayati berkadar rendah yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dalam perkembangannya dapat digunakan
untuk mengobati suatu penyakit. Mikroorganisme yang mampu membuat zat antibiotik tertama
adalah fungi (jamur) Actinomycetes, Aspergillus dan beberapa jenis bacteri. Sampai sekarang ini
ditemukan lebih dari 2000 karakter antibiotik. Dengan adanya perkembngan bioteknologi,
sekarang mulai dikembangkan jenis-jenis mikroorganisme tertentu yang telah diubah susunan
genetiknya sehingga mampu menghasilkan antibiotik dalam jumlah lebih besar dalam waktu yang
singkat.

Jenis mikroorganisme Antibiotik yang diproduksi

Penicillium notatum Penisilin


Penicillium chrysogenum Penisilin
Cephalosporium (fungsi) Sefalosporium
Streptomyces gruceus Streptomisin
Streptomyces venecuelae Kloromisetin atau kloromfemikol
Streptomyces aureofaciens Teraksiklin
Sterpomyces fradial Neuromisin
Sterptomyces rimosus Teramisin

Antibiotik lain berasal dari mikrooganisme berfilamen (Sterptomyces griseus) di


namakan stertomisin. Streptomisin dapat menjinakan mikroorganisme yang telah tahan terhadap
penisilin dan sefalosporin.Streptomisin terutama digunakan dalam pengobatan tuberkulosis. Selain
pembentukan antibiotika yang dimodifikasi seperti di atas, fusi/peleburan sel dapat pula
memprodusir antibiotika baru dengan cara mengaktifkan gen yang semula tidak aktif. Fusi sel
membentuk sel hibrid atau rekombinan yang mengandung substansi genetik dari dua sel atau lebih.
Sel yang akan berfusi mungkin dari spesies yang berlainan sama sekali. Tujuan teknik ini ialah
untuk memperoleh senyawa genetik yang baru, yaitu kombinasi yang mungkin jarang sekali
ditemukan di alam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rekayasa genetika dapat digunakan
untuk membentuk antibiotika yang termodifikasi. Salah satu produk pertama dari teknologi ini
adalah interferon, yaitu sekelompok senyawa anti virus yang mempunyai nilai (manfaat) dalam
mengobati beberapa bentuk kanker. Sebelum rekayasa genetik, sel-sel manusia merupakan satu-
satunya sumber interferon khas manusia. Tidak hanya sel-sel manusia yang secara relatif sulit
untuk dikembangbiakkan, tetapi interferon yang mereka hasilkan juga diliputi oleh protein yang
tidak diinginkan. Memisahkan interferon dari bahan kimia adalah sangat mahal, dan tidak mungkin
untuk memperoleh kemurnian yang memadai. Sekarang bakteri yang direkayasa secara genetik dan
mengandung gen interferon mengeluarkan sejumlah besar obat-obatan ke dalam medium kultur
yang mudah dikembangbiakkan dan dimurnikan. Sebelum rekayasa genetik, masing-masing
senyawa dalam daftar berikut tidak dapat diperoleh atau dihasilkan dari hewan mamalia (atau sel-
sel mamalia yang dikembangbiakkan di laboratorium) dalam jumlah yang sangat sedikit. Sekarang
senyawa-senyawa tersebut diproduksi oleh mikroba-mikroba yang direkayasa secara genetik
(walaupun banyak di antaranya yang masih dalam tingkat eksperimental).

Tabel senyawa yang diproduksi oleh mikroba yang direkayasa


No N a m a F u n g s i
1 Interferon Melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, meningkatkan sistem kekebal
mungkin efektif untuk melawan melanoma (kanker kulit) dan beberapa ben
leukimia ; dapat membantu menyembuhkan reumatik tulang.
2 Interleukin 2 (dulu di kenal Mengaktifkan sistem kekebalan dan karena itu dapat membantu mengo
sebagai faktor pertumbuhan T- kanker dan kerusakan atau gangguan sistem kekebalan.
sel.
3 Insulin Mengontrol gejala-gejala sakit gula atau diabetes melitus.
4 Hormon pertumbuhan Melawan kekredilan akibat ketidaknormalan kelenjar putiari (kelenjar endo
di bawah otak) ; juga meningkatkan penyembuhan.
5 Aktivator plasminogen Melarutkan pembekuan darah, mengurangi kemungkinan stroke
serangan jantung.
6 Faktor nekrosis tumor Menyerang dan membunuh tumor (penyembuhan kanker).
7 Eritropoietik Memacu produksi sel darah merah dan dengan demikian dapat diguna
untuk melawan anemia.
8 Beta endorfins Mengurangi rasa sakit (nyeri). Merupakan morfin alami dalam tubuh.
9 Enzim Melakukan berbagai macam pelayanan, dari menggerakan atau mem
reaksi-reaksi kimia untk industri sampai ke penambahan enzim-en
makanan (diet) manusia.
10 Vaksin protein Memacu kekebalan tubuh terhadap satu atau dua antigen patogen tanpa res
yang berkaitan dengan vaksin konvensional.

Berkembangnya bioteknologi juga bermanfaat dalam bidang kedokteran, di antaranya


dihasilkan insulin dari rekayasa genetika. Insulin sangat penting terutama bagi penderita
penyakit diabetes melitus atau kencing manis yang sudah parah. Dari manfaat yang
diperoleh, dapat di katakan bioteknologi membuka cakrawala baru dalam dunia medis.
Aplikasi bioteknologi modern dalam dunia medis, misal dalam pembuatan antibodi, terapi
penyakit genetika, pembuatan antibiotik dan penemuan vaksin baru.
1. Pembuatan antibodi
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita disebut antigen, sementara itu tubuh kita akan
beraksi terhadap masuknya benda asing tersebut dengan cara membentuk antibodi untuk
pertahanan. Berbagai antigen yang terdapat dalam tubuh kita akan merangsang timbulnya
antibodi yang bermacam-macam pula, disebut antibodi pioliklonal. Bioteknologi dapat
digunakan untuk mengatasi kekurangan pembuatan antibodi poliklonal, artinya
dimungkinkan diperoleh suatu antibodi yang spesifik, lebih murni dan dapat diproduksi
dalam jumlah lebih besar. Antibodi yang spesifik ini dinamakan antibodi
monoklonal. George Kohler danCesar Milstein tahun 1975 berhasil membuat antibodi murni
yang dihasilkan oleh sekelompok sel yang identik, yaitu dengan menggabungkan dua tipe sel
(sel yang mampu menghasilkan antibodi dan sel kanker/ sel meiloma) dari tubuh mencit.
Dari penggabungan sel-sel tersebut dapat diperoleh sesuatu sel yang mampu terus-menerus
membelah dan tumbuh, yang akan menghasilkan sel hibridoma (bastar) yang membawa sifat
dri kedua sel asal. Sifat gabungan yang dihasilkan adalah sel antibodi dan mampu
menghasilkan antibodi dan mampu hidup dalam jangka waktu lama. Dengan cara ini dapat
dihasilkan antibodi yang spesifik dalam jumlah yang besar.
2. Terapi genetika
Biasanya penderita penyakit genetik akan kehilangan salah satu komponen gen dalam
tubuhnya, sehingga mengakibatkan produk gen akan mengalami gangguan. Contoh penyakit
genetik dan bersifat menurun yang tidak dapat diobati di antaranya thalasemmia, buta
warna, hemofilia dan lain-lain. Dengan kemajuan bioteknologi beberapa penyakit keturunan
ini dapat dicari pemecahan penyembuhannya. Sel penderita dimasukan DNA dari gen yang
diinginkan untuk terapi, selanjutnya sel ini akan dibiarkan dalam medium kultur jaringan.
Setelah diperoleh jumlah sel yang cukup, sel dimasukan lagi ke dalam tubuh penderita.
Diharapkan kekurangan komponen gen dapat di atasi setelah ke dalam tubuh dimasukan sel
yang membawa gen yang diperlukan.

b.Dibidang Pertanian

Mikroorganisme untuk Membasmi Hama Tanaman

Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan


mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat
menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah
gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian,
demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari
bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat
meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba
mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan
tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan
jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian.
Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak
menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi
hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk
mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa
mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut
memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok
yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak
menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah
bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensismampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo
Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah
masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan,
dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini
diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia. Dengan
berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk
membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode
pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan
ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu
menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan
lagi.

Sifat Totipotensi untuk Kultur Jaringan


Kultur jaringan adalah suatu cara memperbanyak tanaman dari sel atau jaringan
tanaman dewasa sehingga diperoleh individu baru yang sempurna. Dasar dari kultur jaringan
adalah suatu sifat yang dimiliki tumbuhan yang disebut totipotensi. Sifat totipotensi adalah
kemampuan sel yang apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi
individu baru yang sempurna. Untuk itu diperlukan medium yang tepat untuk pertumbuhan sel,
yaitu medium yang mengandung nutrisi dan hormon tumbuh. Selain kondisi steril, kedua hal
tersebut adalah kunci pokok bagi keberhasilan kultur jaringan. Totipotensi pertama kali
dikemukakan oleh G. Haberlandt, seorang ahli fisiologi Jerman.Kemudian oleh F.C.
Steward berhasil dibuktikan totipotensi dari satu sel wortel yang dikultur pada medium tertentu
dan menghasilkan tanaman wortel yang utuh dan lengkap. Penggunaan kultur jaringan mempunyai
berbagai keuntungan antara lain :
- Diperoleh propagasi klonal, artinya
didapatkanturunan secara genetik yang identik dengan induknya atau seragam dalam jumlah
besar.
- Dapat digunakan sebagai pemuliaan tanaman, seperti seleksi, kultur anther atau polen, kultur
protoplas, dan fusi protoplas.
- Diperoleh tumbuhan yang bebas dari virus, karena digunakan eksplan yang benar-benar
bebas virus.
- Metabolisme sekunder, yaitu sifat totipotensi tidak terbatas pada struktur, tetapi menyangkut
kemampuan mensintesis bahan kimia alami.
- Untuk pelestarian plasma nutfah.

C.Dibidang Lingkungan

Mikroorganisme untuk Penyelesaian Masalah Pencemaran

Dalam perkembangan bioteknologi manusia mulai mengembangkan penggunaan

mikroorganisme untuk membantu melindungi lingkungan dari kerusakan


atau ganguan lingkungan yang serius, seperti kerusakan
lingkungan yang diakibatkan dari penyemprotan areal pertanian
dengan menggunakan pestisida.
Rekayasa genetika diharapkan dapat menghasilkan
mikroba yang mampu membersihkan lingkungan yang semakin
tercemar oleh limbah beracun. Misalnya terhadap polutan dan limbah beracun.
Banyak polutan beracun seperti senyawa-senyawa sintesis yang baru, dimana mikroorganisme
tidak mampu menghancurkan bahan-bahan kimia ini. Akibatnya senyawa-senyawa tersebut
mengumpul sampai ke tingkat yang membahayakan di lingkungan. Perekayasa genetika berusaha
mempercepat evolusi di laboratotium untuk mengembangkan bakteri yang dengan cepat dapat
menurunkan beberapa bentuk senyawa beracun. Yang telah diusahakan dan dikembangkan adalah
keturunan bakteri yang menyerang minyak tanah (suatu tumpahan minyak dapat menjadi makanan
besar bagi bakteri ini). Sebagai biofilter, beberapa mikroorganisme mampu mengikat partikel atau
zat tertentu yang menyebabkan pencemaran. Bahan-bahan yang diserap ini kemudian akan
diuraikan oleh mikroorganisme tersebut menjadi bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi
lingkungan. Jadi dalam penanganan limbah dengan menggunakan mikroorganisme biofilter,
limbah tersebut akan disaring oleh mikroorganisme jenis ini dengan cara mengikat zat atau partikel
limbah, baru kemudian diuraikan. Contoh mikroorganismenya adalah Spirulina maximayang
mampu mengikat karbondioksida dari perairan.
Mikroorganisme juga dapat berperan dalam penanganan masalah pencemaran dengan
cara memecah ikatan kimia bahan pencemar. Setelah ikatan kimia dipecah, bahan tersebut dapat
diuraikan secara alamiah menjadi bahan yang tidak berbahaya lagi, atau dapat dimanfaatkan oleh
mikroorganisme yang lain. Contoh mikroorganisme ini adalah jamur Chaetomium
cellulolyticus yang mampu memecah ikatan kimia selulosa. Mikroorganisme yang lain dapat
secara langsung berfungsi sebagai pengurai atau dekomposer limbah. Jadi bahan-bahan pencemar
langsung diuraikan sehingga menjadi bagian yang tidak berbahaya lagi. Contohnya

adalah Candida lypitica yang mampu menguraikan limbah minyak bumi.

BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah kali ini adalah:


1. Perkembangan bioteknologi telah mengalami tiga periode yaitu : periode bioteknologi
tradisional, periode bioteknologi ilmiah dan periode bioteknologi modern
2. Proses Bioteknologi yang dikembangkan pada keadaan tidak steril mengakibatkan adanya
pengendalian atas kontaminasi mikroorganisme sehingga harus dilakukan dengan manipulasi
lingkungan ekologinya secara hati-hati,bukan melalui penggunaan rekayasa rumit.
3. Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses bioteknologi, salah
satunya dalam proses fermentasi
4. Perkembangan biologi molekuler tidak saja menimbulkan demensi baru tetapi juga
meningkatkan efiensi yang berpengaruh terhadap peran bioteknologi dimasa depan terhadap
perekonomian dunia
5. Penerapan atau aplikasi Bioteknologi dapat dijumpai dalam berbagai bidang kehidupan ,
antara lain bidang pangan dan bidang medis
DAFTAR PUSTAKA

www.bebas.ui.ac.id.2000. Diakses pada tanggal 25 september 2011, pukul 09.30 WIB

www.coretanfifi.wordpress.com.,2011 Diakses pada tanggal 24 september 2011, pukul 16.28 WIB

www.jaringanpcku.blogspot.com.2004. Diakses pada tanggal 24 september 2011, pukul 16.23 WIB

www.nurainiajeeng.wordpress.com.2011. Diakses pada tanggal 25 september 2011, pukul 10.25


WIB

www.rasetyrum.blogspot.co.2008. Diakses pada tanggal 23 september 2011, pukul 10.23 WIB

http://www.ruangilmu.com.2011. Diakses pada tanggal 25 september 2011, pukul 09.46 WIB

http://www.scribd.com/doc/16533379/bioteknologi.2010. Diakses pada tanggal 25 september


2011, pukul 14.30 WIB

You might also like