Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Letak lintang merupakan keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus
terhadap sumbu panjang tubuh ibu. Letak lintang merupakan keadaan beresiko bagi bayi dan
ibu. Letak lintang dapat meningkatkan resiko tali pusat menumbung antara 7-14%. Angka
bayi lahir mati lebih tinggi dua sampai tiga kali untuk letak lintang.1
Pada letak lintang tejadi pada satu dari 332 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo
Clinic maupun di University of Iowa Hospital 1Di Parkland Hospital, dijumpai letak lintang
pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Beberapa rumah sakit di
Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSU dr. Pringgadi Medan
0,6%; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9%; RSUP dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun
0,1%; sedangkan Greenhill menyebut 0,3% dan Holland 0,5-0,6%.3,7 Insiden pada wanita
dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinan 10 kali lebih besar dari nullipara. 1
Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan letak lintang sekitar 0,3%.
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena
penegakan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda menggunakan USG. 1
diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak lintang
memberikan prognosis yang jelek baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak
lintang kasep dan ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma
1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Letak lintang terjadi apabila sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus terhadap
sumbu panjang tubuh ibu. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip, hasilnya
adalah letak lintang oblik. Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara karena
kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan.1
Letak lintang, biasanya bahu berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala
terletak di salah satu fossa iliaka yang lain. Pada keadaan yang disebut sebagai presentasi
bahu ini arah akromion yang menghadap sisi tubuh ibu menentukan jenis letaknya yaitu letak
akromion kiri atau kanan. Lebih lanjut, karena pada kedua posisi tersebut, punggung dapat
mengarah ke anterior atau posterior, ke superior atau ke inferior, biasanya jenis letak lintang
ini dapat dibedakan lagi menjadi letak lintang dorsoanterior dan dorsoposterior.1,9
PREVALENSI
Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5%-2%. Dari beberapa rumah sakit
pendidikan di Indonesia dilaporkan: Medan 0,6%, Jakarta 0,1% (1948), Bandung 1,9%.
Greenhill melaporkan 0,3%.7 Terjadi pada 0.3% primipara dan 10% multipara, biasanya pada
ETIOLOGI
wanita nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh
ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir,
yang menyebabkan posisinya oblik atau melintang. Plasenta previa dan panggul sempit
menyebabkan keadaan serupa. 1,3 Letak lintang atau letak oblik kadang-kadang terjadi dalam
3
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam letak lintang atau pun presentasi kepala, letak
sungsang.2,4 Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak selain memanjang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam memanjang dengan presentasi
kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam letak
lintang. 5,8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak plasenta,
menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan
posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya
DIAGNOSIS
Diagnosis letak lintang biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya dengan
inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar dan fundus uteri membentang hinga sedikit diatas
umbilikus. Tidak ditemukan bagian bayi di fundus, dan balotemen kepala terasa pada salah
satu fossa iliaka yang lain. Pada saat yang sama posisi punggung mudah diketahui. Bila
punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras membentang di bagian depan
4
perut ibu; bila punggungnya di posterior, teraba nodulasi ireguler yang menggambarkan
bagian-bagian kecil janin dapat ditemukan pada tempat yang sama. 1,4,7
Pada pemeriksaan dalam, pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi, jika dapat
1,9
diraba, dapat dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk. Bila dilatasi
bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapat dibedakan. Posisi
aksila menunjukkan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap. Pada tahap lanjut
persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul dan salah satu tangan atau lengan sering
MEKANISME PERSALINAN
Kelahiran bayi spontan normal yang sudah berkembang sempurna jelas tidak mungkin
terjadi pada letak lintang persisten. Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu
janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung.
Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu atas panggul, dengan kepala
di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. 1,4,5 Bila proses persalinan
berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul. Uterus kemudian berkontraksi
dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut. Setelah
5
beberapa saat, akan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin meninggi dan
semakin nyata. Keadaan ini disebut letak lintang kasep. 1,3,8,9 Jika tidak cepat ditangani dengan
benar, uterus akhirnya akan mengalami ruptur dan baik ibu maupun bayi dapat meninggal. 3
Pita otot tebal yang membentuk cincin retraksi patologis yang terjadi tepat di segmen
bawah uterus yang sangat tipis. Tenaga yang dihasilkan selama kontraksi uterus mengarah
secara sentripetal pada atau diatas cincin tersebut. Keadaan ini akan mengakibatkan segmen
bawah uterus yang sangat tipis tersebut meregang lebih lanjut sehingga dapat mengalami
persalinan spontan dapat terjadi meskipun kelainan letak tersebut menetap. Janin akan
tertekan dengan terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian
menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala dan dada kemudian
melewati rongga panggul secara bersamaan, dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan
6
Gambar 1.4 Letak Gambar 1.5
Lintang Kasep dengan Conduplicatio Corpore
Lengan Menumbung
Ada kalanya anak yang pada permulaan persalinan dalam letak lintang, berputar
sendiri menjadi letak memanjang atau versio spontanea yang hanya mungkin jika ketuban
masih utuh. Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang persalinan
7
dapat berlangsung spontan. Jalan lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan lahir
(konduplikasio korpore) atau lahir dengan evolusio spontanea menurut cara Denman atau
Douglas.
1. Mekanisme dari Douglas: Terjadi laterofleksi ke bawah dan paha tulang pinggang
bagian atas, bahu masuk ke dalam rongga panggul maka setelah bahu lahir, lahirlah
bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga
panggul dan lahir, kemudian disusul badan bagian atas dan kepala. Disini terjadi
7
laterofleksi ke atas dan pada tulang pinggang bagian bawah maka setelah bahu lahir,
Dua cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak
PENATALAKSANAAN
Dalam Kehamilan 9
Pada saat hamil, pada usia kehamilan 34-36 minggu dapat dianjurkan untuk dilakukan
knee chest position sampai usia kehamilan > 36 minggu. Setelah itu, jika masih dalam letak
Secara umum, dimulainya persalinan aktif pada wanita letak lintang sudah merupakan
indikasi seksio sesarea. Setelah proses persalinan berjalan baik, percobaan untuk mengubah
posisi menjadi letak longitudinal dengan manipulasi abdomen tidak mungkin berhasil.
Sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya versi
luar layak dicoba bila tidak ada komplikasi obstetrik lain yang merupakan indikasi
8
dilakukannya seksio sesarea. Dalam suatu penelitian, Phelan dan rekan (1986),
karena tingginya (83%) frekuensi perubahan spontan menjadi letak longitudinal. Jika selama
awal persalinan, kepala bayi dapat diputar dengan manipulasi abdomen hingga masuk ke
panggul, posisi kepala tersebut harus dipertahankan dalam panggul selama beberapa
kontraksi berikutnya untuk mencoba memfiksasi kepala bayi di dalam panggul. Bila tindakan
Sectio sesaria merupakan metode pilihan untuk melahirkan bayi pada letak lintang
dengan dua pengecualian yaitu pada fetus yang imatur kurang dari 500 gram dan pada fetus
maserasi diatas 1050 gram keduanya dapat dilahirkan pervaginam. Kenyataannya pada
presentasi bahu dengan kematian fetus dan korioamnionitis sectio sesaria merupakan
tindakan yang dianjurkan. Dengan insisi transversal yang rendah cukup adekuat untuk letak
lintang, dengan syarat mengetahui pasti mengenai posisi kepala janin dan ekstremitas. Ketika
insisi uterus sudah dilakukan, operator harus dapat menemukan kepala dan segera menarik ke
arah rongga panggul. Jika hal ini tidak memungkinkan, operator dapat menarik bagian kaki
dan melahirkan bayi dalam presentasi Breech. Terkadang sulit untuk melahirkan bayi dengan
letak lintang melalui insisi transversal rendah, khususnya jika bagian punggung janin diatas
Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak menempati segmen bawah uterus, insisi
melintang rendah pada uterus mungkin akan menyulitkan ekstraksi bayi, yang terjebak dalam
korpus uteri diatas garis insisi. Karena itu, insisi vertikal umumnya lebih disukai. Bila pada
letak lintang kasep baik multi ataupun primi persalinan harus diakhiri dengan SC bila janin
Versi Luar3
9
Versi adalah prosedur untuk melakukan perubahan presentasi janin melalui
manipulasi fisik dari satu kutub ke kutub lain yang lebih menguntungkan bagi
Klasifikasi:
(belum engage)
- Dinding perut ibu cukup tipis dan lentur sehingga bagian-bagian tubuh
janin dapat dikenali (terutama kepala) dan daoat dirasakan dari luar dengan
baik
- Selaput ketuban utuh
- Pada parturien yang sudah inpartu: dilatasi serviks kurang dari 4 cm dengan
10
- Cacat uterus jaringan parut akibat sectio sesaria atau miomektomi
untuk:
- Memastikan jenis presentasi
- Jumlah cairan amnion
- Kelainan kongenital
- Lokasi plasenta
- Ada atau tidaknya lilitan tali pusat
3. Sebelum melakukan tindakan VL, harus dilakukan pemeriksaan
sesaria)
5. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih
6. Berikan terbutaline 0.25 mg subcutan sebagai tokolitik atau salbutamol 0.5
posisi tungkai dalam keadaan fleksi pada sendi paha dan lutut
11
- Perut ibu diberi bedak atau jelly
- Penolong berdiri disamping kanan dan menghadap ke arah kaki ibu
- Dengan kedua telapak tangan diatas simfisis menghadap ke bagian
kepala
Tahap eksenterasi: membawa bagian terendah ke fossa illiaca
- Setelah diluar panggul, bokong ditempatkan pada salah satu dari fossa
ibu
- Satu tangan memegang bokong (bagian terendah) dan tangan lain
berbahaya dan hanya dilakukan pada gemelli anak kedua yang ukuran
12
Gambar 1.8 Versi luar
13
Bagan I : (a) Alur Tatalaksana Letak Lintang dalam Persalinan
Belum Kasep
kasep
Pembukaan SC Embrioto SC
mi
<4 >4
cm cm
Tunggu
primi multi
lengkap
Riwayat
Embriotom
obstetri
i
baik jelek
Tunggu
lengka
p
VE
SECTIO CESAREA
FAKTOR PREDISPOSISI
Grandemultipara
Plasenta previa
Distosia jaringan lunak
Fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan
Uterus pendek, lebar
Disfungsi persalinan
Umur kehamilan
CURIGA LETAK LINTANG
Bagan I : (b) Alur Tatalaksana Letak Lintang dalam Persalinan
PROGNOSIS
nin di fosa iliaka terpalpasi dan teridentifkasi adanya ekstremitas
danya bagian terbawah janin dalam panggul
Letak lintang merupakan letak yang tidak mungkin lahir spontan dan berbahaya untuk
asi malpresentasi
ibu maupun anak. Biarpun bisa lahir spontan anaknya akan lahir mati.
Dalam keadaan tertentu, di RSHS bila umur kehamilan < 30 minggu dan atau berat anak
< 1400 gram boleh dicoba persalinan pervaginam. Periksa kesejahteraan janin
Perkiraan umur kehamilan
Persalinan dengan presentasi bahu meningkatkan risiko maternal dan sangat menambah
ancaman kematian pada bayi. Kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kasus kasep
Janin
terjadi hidup
karena Janin mati
ruptur uteri spontan atau traumatik Janin
akibat tindakan versi dan hidup yang
ekstraksi
Aterm atau terlambat.
keliru serta preterm Selain itu, sering diketahui Fungsi
terjadi infeksi karena partus lama. paru
Meskiimmatur
dengan
pasti
penanganan sebaik mungkin, morbiditas tetap meningkat karena seringnya disertai plasenta
Penyebab kematian bayi adalah prolapsus funikuli dan asfiksia karena kontraksi rahim
sectio pervaginam
4. Bahaya infeksi bertambah
KESIMPULAN
Letak lintang merupakan keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus
fossa iliaka yang lain. Punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras
membentang di bagian depan perut ibu; bila punggungnya di posterior, teraba nodulasi
ireguler yang menggambarkan bagian-bagian kecil janin dapat ditemukan pada tempat yang
sama.
Pada pemeriksaan dalam, bagian dada bayi, jika dapat diraba, adanya rasa bergerigi
dari tulang rusuk. Bila dilatasi bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain
akan dapat dibedakan. Menentukan presentasi bahu dan arah kepala Posisi aksila
Sectio sesaria merupakan metode pilihan untuk melahirkan bayi pada letak lintang .
Dimulainya persalinan aktif pada wanita letak lintang sudah merupakan indikasi seksio
sesarea. Saat hamil, pada usia kehamilan 34-36 minggu dapat dianjurkan untuk dilakukan
knee chest position sampai usia kehamilan > 36 minggu. Setelah itu, jika masih dalam letak
menambah ancaman kematian pada bayi. Kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kasus
kasep terjadi karena ruptur uteri spontan atau traumatik akibat tindakan versi dan ekstraksi
1. Cunningham, F.G dkk. 2005. Letak Lintang dalam: Williams Obstetrics.edisi 22. New
normaland problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd.
3. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Letak Lintang, dalam Ilmu kebidanan,edisi keenam.