Professional Documents
Culture Documents
DisusunOleh :
KELOMPOK II
4. RendiKurniawan (710012016)
JURUSAN TEKNIKPERTAMBANGAN
SEKOLAHTINGGITEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
DisusunOleh :
7100.
KELOMPOK II
Mengetahui,
Dengan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik
Eksplorasi yang di laksanakan di Dusun Duwetgentong, Desa Srimulyo, Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan praktikum ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata
kuliah Praktikum Teknik Eksplorasi pada Program Studi Teknik Pertambangan, Sekolah
Teknologi Nasional Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN...........................................................................................................................39
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Dari seluruh rangkaian kegiatan eksplorasi dan hasil pengolahan data tersebut
diatas, nantinya akan digunakan untuk menilai potensi cadangan batupasir di wilayah
kavling eksplorasi.
1
1.2. Perizinan
2
Jawa Pemeluk Agama secara umum memeluk agama Islam. Mayoritas penduduk
mempunyai mata pencaharian sebagai petani, dan sebagian bekerja pada pencari kayu.
Sarana Pendidikan yang terdapat di daerah Watu Wayangcukup memadai
yaitu terdapat SD N Jombor, Piyungan dan SMP1 Piyungan.Sarana kebutuhan sehari-
hari yang tersedia adalah berupa Pasar Piyungan, sementara tempat peribadatan yang
ada adalah terdapat 1 buah Masjid Al Falah yang digunakan untuk beribadah.
Beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan studi yang terkait dengan daerah
telitian secara lokal maupun secara regional, meliputi :
a. Bothe (1929), melakukan penelitian pada Zona Pegunungan Selatan dan
merupakan orang pertama yang berhasil menyusun stratigrafi Zona
Pegunungan Selatan.
b. Van Bemmelen (1949), mengelompokkan geologi regional Pulau jawa
berdasarkan fisiografimenjadi beberapa zona, salah satunya adalah Zona
Pegunungan Selatan dimana daerah penelitian penulis tercakup didalamnya.
c. Rahardjo (1977),Melakukan penelitian kemudian menyusun stratigrafi
pegunungan selatan secara lengkap meliputi aspek sedimentologi dan
paleontologi dengan penekanan untuk memperoleh kejelasan umurpembentukan
dan lingkungan pengendapannya.
d. Martodjojo(1984),Merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari peneliti
sebelumnya dalam penyusunan stratigrafi pegunungan selatan.
e. Surono (1992), Melakukan penelitian kemudian menyusun stratigrafi pegunungan
selatan secara lengkap. Beliau melakukan penelitian di daerah Baturagung, Jawa
Timur dan menyusun stratigrafi yang disempurnakan dari stratigrafi yang disusun
oleh Bothe 1929.
f. Samodra (1992), Melakukan penelitian kemudian menyusun stratigrafi
pegunungan selatan secara lengkap.
g. Rahardjo,W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., pada tahun 1977 telah
melakukan pemetaan geologi dan menghasilkan Peta Geologi Lembar
Yogyakarta, Jawa, skala 1: 100.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung dimana daerah penyelidikan berada di dalamnya.
3
h. Sudarno, pada tahun 2007 telah melakukan penelitian tentang evolusi tegasan
purba dan genesa sesardi daerah Pegunungan Selatan DIY dan sekitarnya.
Potensi Geologi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan Wilayah.
4
BAB II
GEOGRAFI DAN KEADAAN GEOLOGI
5
Lokasi daerah penelitian berjarak sekitar 14 km dari Kampus STTNAS
Yogyakarta, dapat dicapai dengan kendaraan roda 2 dua dan roda empat melalui jalan
beraspal, dan jalan berbatu selama kurang lebih 30 menit dari Kampus STTNAS
Yogyakarta.
Untuk mencapai lokasi pengamatan dan melakukan pengambilan contoh batuan,
pada beberapa lokasi harus berjalan kaki melalui jalan setapak. Peta kesampaian
daerah penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
A. Penduduk
Kecamatan Piyungan dihuni oleh 10.177 KK. Jumlah keseluruhan penduduk
Kecamatan Piyungan adalah 37.814 orang dengan jumlah penduduk laki-laki 18.521
orang dan penduduk perempuan 19.293 orang.Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Piyungan adalah 1.162 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan
Piyungan adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat 16.420 orang atau
43,4 % penduduk Kecamatan Piyungan bekerja di sektor pertanian.
6
Penduduknya sebagian besar menjadi menjadi petani karena daerah ini
memiliki tanah yang relatif subur.Di daerah ini juga terdapat beberapa situs
peninggalan masyarakat Hindu seperti tempat pemujaan.Salah satunya berada di
dusun Payak, Srimulyo.
B. Iklim
Daerah eksplorasi mempunyai iklim yang relatif sama dengan daerah lainnya
di Indonesia yaitu beriklim tropis yang dicirikan dengan pergantian dua musim, yaitu
musim hujan dan kemarau.
Kecamatan Piyungan beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di
daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya.Suhu tertinggi yang
tercatat di Kecamatan Piyungan adalah 32C dengan suhu terendah 23C. Bentangan
wilayah di Kecamatan Piyungan 41% berupa daerah yang datar sampai berombak dan
59% berupa daerah yang berombak sampai berbukit.
C. Curah Hujan
Data curah hujan disajikan sebagai perbandingan adalah data pada tahun 2009
- 2011.Untuk mengetahui pola curah hujan pada suatu wilayah tertentu diperlukan
parameter data minimal berupa banyaknya hari hujan dan intensitas curah hujan yang
secara spasial tertuang dalam Peta Intensitas Curah Hujan Tahunan. Akan tetapi untuk
keperluan analisis pola curah hujan akan lebih tepat apabila menggunakan data yang
diambil dalam kurun waktu sedikitnya lima tahun yang berurutan.
7
9. September 0 0 0 0 0 0
10. Oktober 0 0 0 0 52 12
11. November 8,00 192,20 54 1000 4216 124
12. Desember 10,43 225,71 122 1899 3566 127
Jumlah 72,74 1089,13 643 8234 15448 766
Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul 2010
Keterangan :
Bulan basah = curah hujan lebih dari 100mm
Bulan lembab = curah hujan antara 60 - 100mm
Bulan kering = curah hujan kurang dari 60mm
D. Vegetasi
Terdapat berbagai variasi vegetasi yang dapat ditemui di lokasi penelitian.
Pada daerah pemetaan dapat dijumpai tumbuh-tumbuhan.sepertijenis tanaman pangan,
tanaman kebun dan tanaman kayu untuk kebutuhan bangunan. Yang meliputi tanaman
pangan yang terdapat di lokasi penelitian adalah : padi, jagung, kacang tanah, ketela,
tebu. Tanaman kebun sayuran yang dijumpai meliputi : cabai, pisang, kelapa,
kedondong, manding,. Dan yang termasuk tanaman kayu seperti jati, mahoni dan
munggur.
8
E. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran
pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Piyungan.Penggunaan lahan
diklasifikasikan menjadi Kampung/Permukiman, Sarana Sosekbud, Pertanian,
Perhubungan, Perindustrian, Pariwisata, Pertambangan, Hutan, dan Air Permukaan.
Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah
pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal tersebut berdasarkan
analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari
pertanian menjadi non pertanian harus medapat perhatian yang khusus, karena
dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian.
9
2.1.3. Morfologi Daerah Penyelidikan
Dari interpretasi dan analisa peta topografi serta pengamatan kenampakan
morfologi dilapangan, dijumpai kenampakan pola aliran sungai, bukit, lembah, serta
pengaruh litologi dan struktur geologi.
Daerah penelitian dibentuk oleh satuan perbukitan homoklin yang terdiri dari:
1. Pada daerah telitian hampir 80% berupa daerah perbukitan, pada bagian selatan
daerah penelitian berupa perbukitan yang mempunyai kontur yang tinggi jika
dibandingkan pada utara daerah penelitian.
2. Pola umum perbukitan pada daerah telitian relatif berarah barat-timur yang
memanjang dari barat ke timur dan menempati hampir diseluruh daerah telitian.
3. Elevasi dan kelerengan pada daerah telitian dibagi menjadi empat yaitu : daerah
dengan kelerengan hampir datar (0 2%), daerah dengan kelerengan landai (3 - 7
%), daerah dengan kelerengan miring (8 13%), daerah dengan kelerengan
agak curam (14 - 20 %).
4. Perbedaan relief ditunjukkan dengan perbedaan elevasi yang relative kecil,
ditandai oleh perbukitan dengan kemiringan lereng landai dan dataran
persawahan.
10
Gambar 2.3 Bentang Alam Perbukitan Landai di Daerah Peneitian
11
disusun oleh material sedimen klastik, kemiringan lereng 14 - 20% (agak curam),
menempati disepanjang bagian utara hingga sebagian daerah selatan daerah
telitian.Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah miring hingga curam.
b. Subsatuan Geomorfik Dataran Limpah Banjir (F2) Subsatuan ini menempati 6%
dari luas daerah telitian dan merupakan suatu dataran yang rata - landai,
disusun oleh material lepas hasil transportasi dari tubuh sungai, kemiringan lereng
0 - 2% ( rata/hampir rata ) menempati di sepanjang sungai daerah telitian.
Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah rata hingga landai.
c. Subsatuan Geomorfik Dataran Alluvial (F3) Subsatuan ini menempati 10% dari luas
daerah telitian dan merupakan suatu dataran yang rata - landai, disusun oleh
material lepas hasil transportasi dari hasil erosinal dari batuan sedimen,
kemiringan lereng 0 - 2% ( rata/hampir rata ) menempati disepanjang bagian
timur daerah telitian. Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah rata hingga
landai.
Stadia Geomorfologi dan Tahapan Erosi dipengaruhi oleh faktor iklim,
relief (kelerengan), struktur geologi, sifat fisik dan resistensi batuan, serta siklus
erosi dan fluviatil yang berlangsung. Pengaruh tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan topografi yang akhirnya membentuk topografi seperti sekarang.
12
sungai yang terjal dan bentuk memanjang sungai, pola aliran, sudut kelerengan
dan litologi. Untuk menunjang hasil pengamatan lapangan, penulis kemudian
melakukan analisis sudut kelerengan secara kuantitatif dan pola pengaliran
berdasarkan interpretasi dari peta topografi.
Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa perkembangan erosi pada
daerah telitian sudah berkembang kearah erosi vertikal yang menyebabkan
terbentuknya suatu lereng-lereng yang terjal yang berada dipinggiran sungai-
sungai dan dalam dengan kelerengan yang miring.
Berikut merupakan gambaran interpretasi morfologi di sekitar daerah
penelitian dengan media peta topografi.
13
suatu struktur yang sangat dominan. Proses-proses diatas mengontrol besarnya transportasi
suplai sedimen pada sistem fluviatil yang bekerja pada aliran Sungai, hal ini membuktikan
bahwa proses geologi muda yang bekerja pada daerah telitian berjalan secara intensif dan
bersifat kontinyu.
A. Stratigrafi
Penulis menyusun stratigrafi daerah telitian berdasarkan ciri ciri litologi
yang dijumpai dilapangan dengan mengikuti pembagian dan tata nama stratigrafi dari
Pringgoprawiro, 1983, guna mengetahui tektonostratigrafi dan stratigrafi yang terkait
dengan daerah telitian.
Untuk pembagian satuan batuan, penulis menggunakan satuan tidak resmi
yang mengacu pada pembagian tata nama yang sesuai dengan kaidah Sandi Stratigrafi
Indonesia (1996). Secara umum daerah telitian didominasi oleh litologi batupasir, namun
penulis berusaha membaginya kedalam satuan satuan batuan yang lebih detil
berdasarkan karakteristik dari setiap litologi yang dominan.
Urutan stratigrafi daerah telitian dari tua ke muda meliputi :
1. Satuan Batupasir Semilir
2. Satuan Batuan G.Api Merapi Muda
Dasar Penamaan Penamaan satuan batupasir Semilir didasarkan pada ciri fisik
litologi, kimia maupun asosiasinya yang berkembang pada satuan ini, secara fisik
dicirikan dengan batupasir yang memiliki kandungan tuff, bersemen silika yang
mempunyai kandungan lempungan, dibeberapa tempat terdapat perselingan antara
batupasir vulkanik dengan batulempung. Di bagian atas terdapat batupasir yang
memiliki ukuran butir kasar hingga sangat kasar. Struktur perlapisan banyak
dijumpai pada batupasir vulkanik dan batulempung, pada satuan ini didominasi
oleh struktur perlapisan. Ciri fisik diatas dapat disebandingkan dengan ciri ciri
Formasi Semilir sehingga satuan ini dinamakan satuan batupasir Semilir.
Penyebaran satuan batupasir vulkanik Semilir daerah telitian menempati luas
90 % dari seluruh luas daerah telitian. Singkapan pada satuan ini tersebar dibagian
utara, barat dan timur laut daerah telitian. Dari pengukuran penampang geologi
sayatan diperoleh volume batupasir sebesar 1.082.518,345 m3.
Ciri litologi satuan batupasir Semilir di daerah telitian dicirikan oleh
dominasi litologi batupasir vulkanik berwarna kuning abu-abu, sedikit keras,
struktur perlapisan laminasi, berukuran butir pasir sangat halus sedang dan
14
dibeberapa tempat berbutir kasar, terpilah baik dan susah ditemukan fosil, semen silika,
Pada satuan batuan ini juga ditemukan adanya struktur sedimen berupa parallel laminasi.
15
BAB III
KEGIATAN EKSPLORASI
16
3. Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan untuk menunjang kegiatan eksplorasi yaitu:
a. Data primer yang berupa data lapangan, meliputi :
- Ploting lokasi pengamatan.
- Pengambilan conto batuan untuk deskripsi batuan
- Deskripsi batuan secara megaskopis untuk menentukan penamaan batuan.
- Pengamatan morfologi secara langsung untuk menentukan satuan bentuk
lahan geomorfiknya.
b. Data sekunder, yang berupa :
- Data informasi geografi dan demografi daerah eksplorasi.
- Literatur penyelidikan sebelumnya.
- Data geologi regional daerah eksplorasi.
19
Gambar.3.2. Lokasi Base Camp II
2. Kedudukan Lokasi : OC 1
Tempat : Singkapan Batu Pasir .
Koordinat : X=442227 ,Y=9132943 ,Z= 94 m
Elevasi : 94.57471
Tiba Pukul : 09.50WIB .
Cuaca : Cerah .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
Gambar.3.5. Lokasi OC 1
20
3. Kedudukan Lokasi : OC 2
Tempat : Singkapan Batu Pasir .
Koordinat : X=442212,685 ,Y=9132917,704 ,Z= 103,707153
Elevasi : 103,707153
Tiba Pukul : 10.03WIB .
Cuaca : Cerah .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
Gambar.3.6. Lokasi OC 2
4. Kedudukan Lokasi : OC 3
Tempat : Singkapan Batu Pasir .
Koordinat : X=442342,991 ,Y=9132969,899 ,Z= 93,132813
Elevasi :93,132813
Vegetasi : Jati, Mahoni, Kelapa
Tiba Pukul : 10.40WIB .
Cuaca : Cerah .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
21
Gambar.3.7. Lokasi OC 3
5. Kedudukan Lokasi : OC 4
Tempat : Sungai.
Koordinat : X=442122,522 ,Y=9133049,015 ,Z= 82,077637
Elevasi :82,077637
Vegetasi : Mahoni, Dondong, Mangga, Jati
Tiba Pukul : 11.15WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
Gambar.3.8. Lokasi OC 4
22
6. Kedudukan Lokasi : OC 5
Tempat : Sungai.
Koordinat : X=442162,924 ,Y=9133025,87 ,Z= 87,605103
Elevasi : 87,605103
Vegetasi : Mahoni, Dondong, Mangga, Jati
Tiba Pukul : 11.25WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
Gambar.3.9. Lokasi OC 5
7. Kedudukan Lokasi : OC 6
Tempat : Sungai.
Koordinat : X=442190,739 ,Y=9132979,145 ,Z= 92,171509
Elevasi : 92,171509
Vegetasi : Mahoni, Dondong, Mangga, Jati
Tiba Pukul : 11.35WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
23
Gambar.3.10. Lokasi OC 6
8. Kedudukan Lokasi : OC 7
Tempat : Sungai.
Koordinat : X=442225,204 ,Y=9132995,319 ,Z= 95,536011
Elevasi : 95,536011
Vegetasi : Padi, Cabai, Pisang, Ubi Jalar, Tebu, Lamtoro,
Tiba Pukul : 11.45WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi, Ploting Area
Gambar.3.11. Lokasi OC 7
24
8. Kedudukan Lokasi : OC 8
Tempat : Kaki Bukit
Koordinat : X=442125,268 ,Y=9132871,257 ,Z= 107,552368
Elevasi : 107,552368
Vegetasi : Mahoni, Jati, Lamtoro.
Tiba Pukul : 13.00WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi, Ploting Area
Gambar.3.11. Lokasi OC 8
9. Kedudukan Lokasi : OC 9
Tempat : Kaki Bukit
Koordinat : X=442153,018 ,Y=9132876,142 ,Z= 111,554479
Elevasi : 111,554479
Vegetasi : Mahoni, Dondong, Mangga, Jati
Tiba Pukul : 11.45WIB .
Cuaca : Mendung .
Kegiatan : Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi
Lokasi.
25
Gambar.3.11. Lokasi OC 9
C. Pengambilan Contoh
Adapun saat proses pengambilan contoh atau sample batuan di lapangan yaitu
selama satu hari yang dilakukan pada hari Selasa, 23 Desember 2014. Kegiatan inin
dilakukan berkelompok dengan berjalan mengelilingi area praktikum eksplorasi yang
26
telah di plot sebelumnya untuk mencari singkapan batuan. Ketika singkapan telah
ditemukan tahapan yang selanjutnya dilakukan yaitu mengambil sample batuan di
area singkapan kemudian tahapan selanjutnya kami mengeplot area di temukannya
singkapan menggunakan GPS. Hal ini dilakukan untuk menandai area ditemukannya
singkapan agar memudahkan pada proses pembuatan peta. Tahapan ini dilakukan
berulang kali mengitari area eksplorasi sampai kembali pada lokasi pertama
ditemukannya singkapan serta sample batuan. Sedangkan lokasi singkapan yang kami
dapatkan dari hasil eksplorasi tersebut berjumlah 9 lokasi sehingga terdapat 9 sample
batuan yang telah kami ambil.
D. Analisa Contoh
Analisa contoh dilakukan di laboratorium dengan metode pengamatan
langsung, diskripsi batuan, interpretasi bahan galian, dan analisa penyebaran bahan
galian. Peralatan yang digunakan mulai dari peralatan sederhana seperti palu geologi,
alat tulis, kalkulator, sampai peralatan komputerisasi yang digunakan dalam analisa
penyebaran bahan galianya. Dari analisa contoh ini diperoleh data-data lengkap
tentang batuan, persebaran, dan genesa bahan galiannya.
27
BAB IV
HASIL EKSPLORASI
28
Pringgoprawiro, 1983, guna mengetahui tektonostratigrafi dan stratigrafi yang terkait
dengan daerah telitian.
Secara umum daerah telitian didominasi oleh litologi batupasir, namun penulis
berusaha membaginya kedalam satuan satuan batuan yang lebih detilb erdasarkan
karakteristik dari setiap litologi yang dominan.
Adapun kondisi Geologi daerah penelitian secara umum tersusun oleh litologi
batupasir. Dasar Penamaan Penamaan satuan batupasir Semilir didasarkan pada ciri
fisik litologi, kimia maupun asosiasinya yang berkembang pada satuan ini, secara
fisik dicirikan dengan batupasir yang memiliki kandungan tuff, bersemen silika
yang mempunyai kandungan lempungan, dibeberapa tempat terdapat perselingan
antara batupasir vulkanik dengan batulempung. Di bagian atas terdapat batupasir
yang memiliki ukuran butir kasar hingga sangat kasar. Struktur perlapisan
banyak dijumpai pada batupasir vulkanik dan batulempung, pada satuan ini
didominasi oleh struktur perlapisan. Ciri fisik diatas dapat disebandingkan
dengan ciri ciri Formasi Semilir sehingga satuan ini dinamakan satuan batupasir
Semilir.
Penyebaran satuan batupasir vulkanik Semilir daerah telitian menempati luas
90 % dari seluruh luas daerah telitian. Singkapan pada satuan ini tersebar dibagian
utara, barat dan timur laut daerah telitian. Dari pengukuran penampang geologi
sayatan diperoleh volume batupasir sebesar 1.082.518,345 m3.
Ciri litologi satuan batupasir Semilir di daerah telitian dicirikan oleh
29
dominasi litologi batupasir vulkanik berwarna kuning abu-abu, sedikit keras,
struktur perlapisan laminasi, berukuran butir pasir sangat halus sedang dan
dibeberapa tempat berbutir kasar, terpilah baik dan susah ditemukan fosil, semen
silika, Pada satuan batuan ini juga ditemukan adanya struktur sedimen berupa parallel
laminasi
B. Kadar / Kualitas
Dari hasil analisa sample endapan batupasir dari lokasi penelitian, dapat diketahui
jenis kualitas berupa parameter kekuatan batuan, porositas dan bagus tidaknya bila
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, pondasi, dll. Bahan galian batupasir merupakan salah
satubahan galian industry yang pemanfaatannya dapat digunakan sebagai bahan bangunan
konstruksi. Sebagai bahan umum untuk pembuatan bangunan dan jalan dikarenakan sifat dari
30
batu pasir yang tahan terhadap cuaca namun mudah untuk dibentuk. Karena kekerasan dan
kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat
menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau.
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam
pembuatan gelas/kaca.
Dari sample yang kami dapatkan dari lapangan dapat kami simpulkan bahwa kualitas
batupasir di lokasi penyelidikan memiliki kekerasan yang cukup resisten dan porositas yang
rendah sehingga dapat dikatakan kualitasnya cukup bagus bila digunakan untuk kebutuhan
konstruksi bangunan.
C. Perhitungan Cadangan
1. Dasar/ Cara Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan dengan menggunakan metode cross section dilakukan
dengan membuat penampang yang mewakili keseluruhan daerah yang masuk wilayah
IUP. Pada penelitian ini dibuat 4 penampang dengan batas ketinggian perhitungan
terendah pada level 86 dan level tertinggi 120. Proses perhitungan menggunakan
software AutoCad 2007+Quick Surf untuk menghasilkan grid penampang.
Selanjutnya dari penampang sayatan yang telah dibuat dilakukan perhitungan
parameter setiap penampang. Pada penampang dengan jumlah yang genap. Setelah
parameter tersebut diketahui, dilakukan perhitungan luas masing-masing penampang.
Selanjutnya dilakukan perhitungan volume antar penampang dengan rumus mean
31
area. Rumus mean area digunukan untuk endapan yang mempunyai penampang
uniform :
V = 0,5 x (S1 + S2) x L
Keterangan :
S = Luas penampang
L = Jarak antar penampang
V = Volume cadangan
Selanjutnya menghitung Tonase cadangan, dimana nilai berat jenis diperoleh
dari data perusahaan yang telah ada. Rumus menghitung Tonase :
T = V x Bj
Keterangan :
T = Tonase (ton)
V = Volume (m3)
Bj = Berat Jenis (2,3 ton/ms)
32
tepat. Batas kesalahan perhitungan baik kuantitas maupun kualitas tidak boleh lebih
dari 20%.
B. Cadangan Terkira/Teridikasi (indicated)
Cadangan terkira adalah cadangan yang jumlah tonase dan kadarnya sebagian
diperoleh dari hasil perhitungan pemercontoan dan sebagian lagi dihitung sebagai
proyeksi untuk jarak tertentu berdasarkan keadaan geologi setempat titik-titik
pemerconto dan pengukuran jaraknya tidak perlu rapat sehingga struktur, kadar,
ketebalan, kedudukan, dan kelanjutan endapan mineral serta batas penyebarannya
belum dapat dihitung secara tepat dan baru disimpulkan/dinyatakan berdasar indikasi.
Batas kesalahan baik kuantitas maupun kualitas 20% - 40%.
C. Cadangan Terduga/Tereka (infered)
Cadangan terduga adalah cadangan yang diperhitungkan kuantitasnya
berdasarakan pengetahuan geologi, kelanjutan endapan mineral, serta batas dari
penyebaran. Ini diperhitungkan dari beberapa titik conto, sebagian besar
perhitungannya didasarkan kepada kadar dan kelanjutan endapan mineral yang
mempunyai ciri endapan sama. Toleransi penyimpangan kesalahan terhadap
perhitungan cadangan adalah 60%.
Di Indonesia mengikuti klasifikasi cadangan menurut Mc. Kelvey, karena
dianggap paling detil, mempertimbangkan keadaan geologi, ekonomi, dan memiliki
wawasan luas tentang klasifikasi cadangan. Klasifikasi cadangan yang diusulkan Mc.
Kelvey ini berdasarkan pada :
a. Kenaikan tingkat keyakinan geologi.
b. Kenaikan tingkat kelayakan ekonomi.
Kriteria keyakinan geologi didasarkan tingkat keyakinan mengenai endapan
mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitasnya sesuai dengan tahap
eksplorasinya. Kriteria kelayakan ekonomi didasarkan pada faktorfaktorekonomi
layak atau tidaknya berdasarkan kondisi ekonomi pada saat itu. Tingkat kesalahan
adalah penyimpangan kesalahan baik kuantitas maupun kualitas cadangan yang masih
bisa diterima sesuai dengan tahap ekplorasinya.
Dari hasil perhitungan cadangan endapan batupasir dari lokasi penelitian,
maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
33
Blok I :
- Luas Penampang A-A = 6480,718 m2
- Luas Penampang B-B = 14423,083 m2
- Rata-rata Luas 2 Penampang (A-A & B-B)
= 6480,718 m2 + 14423,083 m2 = 10.451,9274 m2
2
Volume Batupasir Blok I = 10.451,9274 m2 x 50 m = 522.596,37 m3
Tonase Batupasir Blok I = 522.596,37 m3 x 2,3 m3/ton = 1.201.971,65 ton
Blok II :
- Luas Penampang C-C = 10474,179 m2
- Luas Penampang D-D = 11922,700 m2
- Rata-rata Luas 2 Penampang (C-C & D-D)
= 10474,179 m2 + 11922,700 m2 = 11.198,4395 m2
2
Volume Batupasir Blok II = 11.198,4395 m2 x 50 m = 559.921,975 m3
Tonase Batupasir Blok II = 559.921,975 m3 x 2,3 m3/ton = 1.287.820,54 ton
34
Jadi hasil dari perhitungan cadangan endapan batupasir di lokasi penyelidikan di
dapatkan :
Jumlah Volume Batupasir : 1.082.518,345 m3
Jumlah Tonase Batupasir : 2.489.792,19 ton
35
BAB IV
KESIMPULAN
36
yang menyimpulkan bahwa di setiap area yang dilewati selalu ditemukan bahan galian
tersebut, walaupun hanya beberapa singkapan (Out Crop) yang ditemui.
Dari hasil perhitungan cadangan endapan batupasir dari bukit Watu Wayang,
maka diperoleh jumlah cadangan sebagai berikut :
- Jumlah Volume Batupasir : 1.082.518,345 m3
- Jumlah Tonase Batupasir : 2.489.792,19 ton
37
DAFTAR PUSTAKA
Suhala, Supriatna., 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral, Bandung.
http://bantulkab.go.id/
http://kewilayahan.bantulkab.go.id/rtrw.php?mod=11
38
LAMPIRAN
39
FOTO ANGGOTA KELOMPOK II SAAT MELAKUKAN EKSPLORASI DI LAPANGAN
BUKIT WATU WAYANG PIYUNGAN, 23 DESEMBER 2014
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Muhammad Hery Setyawan ( 710012030 )
2. Enius Murib ( 710012113 )
3. Risda Nur Aidawati ( 710012020 )
4. Ryan Yunendra ( 710012023 )
5. Moh. Agus Sukron ( 710012013 )
6. Dhian Pradana Putra ( 710012021 )
7. Joo A. Donato Ximenes ( 710012014 )
8. Andreas Prabowo Kobogau ( 710012032 )
9. Michel Anjasmara ( 710012022 )
10. Arya Dwi Rifandi ( 710012031 )
11. Dendrocyga Javanica Bias ( 710012015 )
12. Rendi Kurniawan ( 710012016 )
40
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 1 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442226.951 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132943.448 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 94.574707 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 45 E Weather : Cerah
Dip : 20 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 1
2m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Sandstone Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Lamination
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Fine sand-coarse sand Qualifer : -
Roundness : well rounded-rounded Structure Zone : -
Sorting : Fine Strike/Dip Structure : N 45 E / 20
Porosity : medium Bedding Contact : -
Cementation : silica
Bedding Description : -
Matrix : quartz, plagioclase, hornblend
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
Sandstone, Description :
warna Coklat Keabu-abuan
Ukuran butir, Pasir halus-pasir kasar
Bentuk butir :Membulat baik-
Membulat tanggung
2.00 m
Sortasi Baik
Semen Silika
Matrix :kuarsa, plagioklas,
hornblende
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 2 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442212.685 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132917.704 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 103.707153 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 48 E Weather : Cerah
Dip : 23 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 2
1.8 m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik-Membulat tanggung Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 48 E / 23
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika
Bedding Description : -
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
Batupasir, Deskripsi :
warna Coklat Keabu-abuan
Ukuran butir, Pasir halus-pasir kasar
Bentuk butir :Membulat baik-
Membulat tanggung
1.8 m
Sortasi Baik
Semen Silika
Matrix :kuarsa, plagioklas,
hornblende
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 3 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442342.991 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132969.899 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 93 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 40 E Weather : Cerah
Dip : 21 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 3
3m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik-Membulat tanggung Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 40 E / 21
Porosity : Sedang Bedding Contact :
Cementation : Silika
Bedding Description : -
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
3m Sandstone
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 4 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442122.522 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9133049.015 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 82.077637 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 95 E Weather : Mendung
Dip : 10 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 4
0,7 m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : -
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 95 E / 10
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika
Bedding Description :
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
0,4 m Soil
1,00 m Sandstone
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 5 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442162.924 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9133025.87 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 87.605103 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 98 E Weather : Mendung
Dip : 8 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 5
0,9 m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 98 E / 8
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika
Bedding Description : NE
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
0,4 m Soil
0,9 m Sandstone
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 6 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442190.739 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132979.145 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 92.171509 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 80 E Weather : Mendung
Dip : 15 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 6
0,8m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 80 E / 15
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika -
Bedding Description :
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende -
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
0,4 m Soil
0,8 m Sandstone
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 7 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442225.204 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132995.319 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 95.536011 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 50 E Weather : Cerah
Dip : 12 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 7
1,3 m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 50 E / 12
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika -
Bedding Description :
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende -
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
1,3 m Batupasir
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 8 Site Name : Watu Wayang
Coordinate E : 442125.268 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132871.257 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 107.552368 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 85 E Weather : Cerah
Dip : 15 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 8
1,8 m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 85 E /15
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika
Bedding Description : -
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
1,8 m Batupasir
GENERAL INFORMATION
Outcrop ID : OC 9 Site Name : Watu wayang
Coordinate E : 442153.018 Company : Kelompok II
(UTM) N : 9132876.142 Relative Location : Kecamatan Piyungan
Elevation (m) : 111.554479 Date : 23 Desember 2014
Strike : N 88 E Weather : Mendung
Dip : 16 Surveyor : Kelompok II
Thickness Apparent : Photo ID : OC 9
2m
(m) TRUE : Camera Position : NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology : Batupasir Hardness : -
Shade : Weathering : -
Color Hue : Coklat Keabu-abuan Sediment Structure : Parallel Laminasi
Color : Fossil Abudance : -
Grain Size : Pasir halus-pasir kasar Qualifer : -
Roundness : Membulat baik Structure Zone : -
Sorting : Baik Strike/Dip Structure : N 88 E / 16
Porosity : Sedang Bedding Contact : -
Cementation : Silika
Bedding Description : -
Matrix : kuarsa, plagioklas, hornblende
OUTCROP PROFILE (No Scale) SKETCH (Show The North Bearing)
Thickness Lithology
Lithology
(m) Symbol
2m Batupasir
Kampus STTNAS
KETERANGAN :
Lokasi Penyelidikan
Jara
k Ka
mpu
s ST
TN AS -
Loka
si Prak
tikum
14 k
m
Lokasi Penyelidikan
442000 442100 442200 442300 442400
PETA TOPOGRAFI
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI
9133200
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
Lokasi Pengamatan
Sungai
9133000
INDEKS PETA
9132900
9132900
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
Kali
Makam
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
Jembatan KETERANGAN :
Lokasi Pengamatan
Kali
Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Sawah
OC 4 Track Lintasan Pengamatan
Sungai
OC 5
Sungai
9133000
9133000
INDEKS PETA
OC 7
Pemukiman
OC 6 OC 3
OC 1
Masjid
OC 2 (Watu Wayang)
9132900
9132900
OC 9
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
OC 8 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
Kali
Makam
Qvu3
Tms3
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
Jembatan Lokasi Pengamatan
9133000
INDEKS PETA
OC 7
Pemukiman
OC 6 OC 3
Qvu3 OC 1
Masjid
OC 2 (Watu Wayang)
9132900
9132900
Tms3
OC 9
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
Tms3 OC 8 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
Interval Kontur 1m
9133000
9133000
INDEKS PETA
9132900
9132900
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Penyebaran Batupasir
Penyebaran Clay
9133000
9133000
INDEKS PETA
9132900
9132900
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
9133200
WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG
DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
9133100
9133100
0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
OC 3 Out Crop Batupasir
OC 4
Strike/Dip
21
9133000
INDEKS PETA
12
OC 7
OC 6
15
OC 3
21
OC 1
20
9132900
9132900
23
OC 2
OC 9
OC 8 15 16
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
SECTION A - A'
OC 8
15
10 20 30 40 50 60 70
SECTION B - B'
OC 9
15
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
SECTION C - C'
OC 2
OC 1
OC 6
23
20
OC 5
15
8
100 200
SECTION D - D'
OC 1
OC 6 20
OC 7
OC 5 15
OC 4 12
8
10
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
PENAMPANG ENDAPAN BATUPASIR BUKIT WATU WAYANG
KAVLING KELOMPOK II
SECTION A - A'
OC 8
15
ENDAPAN BATUPASIR
10 20 30 40 50 60 70
SECTION B - B'
OC 9
15
ENDAPAN BATUPASIR
SECTION C - C'
OC 2
OC 1
ENDAP
AN BA
TUP
OC 6 ASIR
23
20
ENDAP
AN BA
OC 5 TUP ASIR
15
ENDAPA
N BATUPA
SIR
8
100 200
SECTION D - D'
OC 1
OC 6 0
ENDA2
OC 7 PAN
BATU
15
PASI
OC 5 R
OC 4 12
ENDAP
8 AN BA
TUP ASIR
10
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
PENAMPANG PERHITUNGAN CADANGAN BATUPASIR BUKIT WATU WAYANG
KAVLING KELOMPOK II
SECTION A - A'
OC 8
15
ENDAPAN BATUPASIR
10 20 30 40 50 60 70
SECTION B - B'
OC 9
15
ENDAPAN BATUPASIR
SECTION C - C'
OC 2
OC 1
ENDAP
AN BA
TUPASI
OC 6
23
R
20
ENDAP
AN BA
OC 5 TUPASI
15
R
ENDAPA
N BATUPA
SIR
8
100 200
SECTION D - D'
OC 1
OC 6 0
ENDA2
OC 7 P AN
BATU
15
PASIR
OC 5
OC 4 12
ENDAPA
8 N BAT
UPASI
R
10
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
A - A' 6480.7718 m2
9133200
2015
9133100
IUP EKSPLORASI 0 25 50 100 METER
KETERANGAN :
9133000
9133000
Batas IUP Eksplorasi
Lokasi Penyelidikan
Sungai
9132900
442000 442100 442200 442300 442400