You are on page 1of 46

BIOTEKNOLOGI DALAM MENGELOLA SUMBER

DAYA

ALAM UNTUK KEPENTINGAN INDUSTRI KIMIA

(Tugas Aplikasi Bioteknologi)

Oleh :
Kelompok 9

Melania Yusmina Citrawati (0815041045)


Raysa Anindya (0815041050)
Febrina Yohana Dewi (1015041058)
Wike Wingtias Arnesa (1015041016)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi rekayasa genetika mulai berkembang pada era yang
modern sekarang ini karena dituntut oleh tingginya permintaan
atas barang maupun jasa yang dibutuhkan dari sekelompok
orang dengan jumlah yang tinggi.Bertambahnya jumlah
penduduk merupakan faktor penting berkembangnya teknologi
tersebut, terutama dalam bidang pangan dan
peternakan.Permintaan yang meningkat serta jumlah manusia
yang semakin bertambah tidak diimbangi dengan ketersediaan
lahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Oleh karena itu, kita
perlu menerapkan konsep bioteknologi dalam mengelola sumber
daya alam untuk kepentingan industry dan peternakan.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang
bermanfaat bagi manusia, atau dapat dikatakan pemanfaatan
prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk bagi kepentingan
manusia.Bioteknologi meliputi disiplin molecular, mikrobiologi,
genetika, biokimia, dan yang terpenting rekayasa untuk
menghasilkan produk-produk spesifik yang menghasilkan uang
dan bermanfaat untuk masyarakat.Makhluk hidup yang
digunakan untuk mengembangkan bioteknologi dapat hewan,
tanaman, atau mikroorganisme.
Makalah ini akan mengulas berbagai aspek pengembangan ilmu
tentang mikroba biokontrol untuk diaplikasikan dalam industri
dan farmasi, peranan bioteknologi dalam mengelola sumber
daya alam di bidang industri kimia. Industri banyak yang
memanfaatkan tanaman atau jaringan hewan untuk produksi
suatu bahan.Mikroorganisme banyak digunakan untuk
kepentingan industri. Juga akan dipaparkan tentang mikroba
sebagai penghasil bahan kimia dasar, produksi bahan biokimia
dari mikroba, bioteknologi dalam industry farmasi, serta
aplikasi/study kasus tentang bioteknologi dalam bidang industry
kimia.
Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme
dalam jumlah yang besar, dibawah keadaan terkendali, yang
bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi
dan bermanfaat.Hampir semua perkembangan dalam bidang ini
terjadi selama abad ini. Salah satu pengunaan besar besaran
mikroorganisme yang pertama ialah pembuatan aseton dan
butanol selama Perang Dunia I. Bangsa Ingris memanfaatkan
proses ini untuk memproleh bahan kimia yang amat dibutuhkan
untuk membuat bahan peledak. Perkambangan mikrobiologi
industri menjadi terpacu selama berlangsungnya Perang Dunia
II, ketika orang Ingris dan Amerika memulai usaha
menghasilkan obat penicillin. Usaha ini serta hasilnya membawa
perubahan yang pesat pagi perkembangan industri fermentasi
yang kemudian diikuti dengan kemajuan yang luar biasa.
Dewasa ini banyak perusahaan yang berkecimpung dalam usaha
produksi besar besaran bahan kimia dan produk produk lain
yang diminati masyarakat yang bernilai ekonomi yang tinggi.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mempelajari aplikasi bioteknologi dalam mengelola
sumber daya alam untuk kepentingan industry kimia
2. Mempelajari mikroba sebagai penghasil bahan kimia
dasar
3. Mempelajari bahan biokimia dari mikroba
4. Mempelajari peranan bioteknologi dalam bidang industry
kimia
BAB II
ISI

Bioteknologi Dalam Mengelola Sumber Daya Alam Untuk


Kepentingan Industri Kimia

Makhluk hidup yang digunakan untuk mengembangkan


bioteknologi antara lain hewan, tanaman, atau mikroorganisme.
Industri awalnya banyak yang memanfaatkan tanaman atau
jaringan hewan untuk produksi suatu bahan.
Mikroorganisme banyak digunakan untuk kepentingan industri
dengan beberapa alasan, diantaranya :
1) cepat berkembang baik,
2) memerlukan media yang relative murah untuk
pertumbuhannya,
3) tidak memerlukan area/tempat yang luas untuk produksinya.
a. Produksi Protein Sel Tunggal

Protein sel tunggal adalah sel mikroba kering seperti


daging, bakteri, ragi, kapang, dan jamur tinggi yang
ditumb uhkan dalam kultur skala besar. Protein ini
dipakai untuk konsumsi manusia atau hewan. Produk itu
juga berisi bahan nutrisi lain, sperti karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral.
Teknologi modern untuk membuat protein sel tunggal
berasal dari tahun 1879 di Inggris dengan
diperkenalkannya adonan yang diinginkan untuk membuat
ragi ropti (saccoramyces cerevisiase).Sekitar tahun 1900,
di America Serikat diperkenalkan oleh pemusing untuk
memisahkan sel ragi rotidari adonan pembiakan.
Produksi protein sel tunggal dapat melalui proses
fotosintesis (untuk mikroorganisme yang berklorofil),
dapat pula melalui fermentasi (mikroorganisme yang tidak
berklorofil)
Pengubahan senyawa organik menjadi protein sel tunggal
oleh mikroba yang tidak berklorofil dapat dibuat skemanya
dengan persamaan reaksi berikut :
Karbon organik + nitrogen + mineral bahan nutrisi +
O2
Protein sel tunggal + CO2 + H2O + Panas.
b. Produksi Protein Asing

Beberapa protein yang diekstrak dari sel-sel tubuh manusia


dapat dipergunakan sebagai antikanker dan antivirus, salah
satu diantaranya adalah interferon. Dengan ditemukannya
cara untuk mengklongen, maka orang dapat memproduksi
banyak interferon murni dalam sel bakteri. Contoh protein
lain adalah hormone, pertumbuhan manusia. Sementara
itu, memproduksi protein manusia dalam sel mikroba,
dapat menimbulkan pertanyaan yang merangsang, yakni
dalam hal efek bahan yang diproduksi seperti hormon
pertumbuhan manusia, interferon, atau interleukin, apakah
tidak mungkin akan dapat mempengaruhi fisiologi
mikroba yang menghasilkannya.
c. Produksi Antibiotika

Antibiotika merupakan molekul paling kecil yang


dihasilkan microba.Sejak Alexander Fleming menemukan
penicillin pada tahun 1928, maka penghambatan
pertumbuhan mikroba telah menimbulkan revolusi di
bidang kedokteran. Banyak antibiotika saat ini telah
diproduksi dari mikroba, diantaranya : kanamisin,
rifamisin, tetrasiklin dll. Perkembangan bioteknologi saat
ini, manusia dapat mengklonkan gen yang mengontrol
pembentukan antibiotika ke dalam mikroorganisme lain,
misalnya e.coli.
d. Produksi Hormon

Pemakaian hasil rekombinan protein alami manusia untuk


obat sudah mulai memenuhi harapan bioteknologi di
bidang kesehatan.Protein pertama adalah insulin
rekombinan manusia dan hormon pertumbuhan manusia.
Kedua bahan farmasi ini sebenarnya belum dapat
memenuhi kebutuhan lain yang baru ditemukan, tetapi tlah
dapat menggantikan protein alami. Hormon pertumbuhan
manusia hanya dapat diperoleh dari kelenjar otak manusia
yang telah meninggal.
Pemakaian insulin rekombinan untuk manusia, menjamin
cukupnya suplai hormon ini, tanpa tergantung pada suplai
pancreas ternak.Suplai hormon pertumbuhan rekombinan
untuk manusia yang tidak terbatas jumlahnya, yang dibuat
oleh Gnentech, memungkinkan dapatnya anak-anak yang
kecil atau bertumbuh pendek, karena ketakmampuan
kelenjar hipofisa menghasilkan hormon pertumbuhan itu
untuk memperoleh pengobatan secara optimal.
Manusia secara normal memiliki hormone pertumbuhan
yang dihasilkan oleh hipofisa. Proses pengeluaran
hormone ini membutuhkan faktor pelepasan (relasing
faktor), suatu senyawa yang diperlukan untuk merangsang
kelenjar hipofisa mengetahkannya.
Sebenarnya, kebanyakan kasus kerdil karena gangguan
fungsi hipofisa adalah cacat biokimia karena tidak adanya
GRF.
e. Produksi Asam Amino dan Protein (enzim)

Mikroba memiliki ukuran renik serta perilaku dan


kemampuannya yang beraneka macam, oleh karena itu
sejak lama digunakan untuk memproduksi bahan kimia,
misalnya asam amino, protein enzim, vitamin, asam
lemak, pigmen maupun pilosakarida. Tabel.... berikut
ini menyatakan contoh asam amino yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan contoh lain masih banyak yang tidak
disebutkan disini.
Tabel : Produksi Asam Amino oleh Mikroorganisme
Asam Amino Mikroorganisme
Alanin Brevibacterium Flavum
Arginin Brevibacterium Flavum
Sitrulin Bacillus subtilis
Asam Glutamate Brevibacterium Flavum
Histidin Corynebacterium
Glutamicum
Isoleusin Brevibacterium Flavum

f. Produksi Surfaktan
Surfaktan adalah suatu bahan yang bekerja
mengemulsikan makanan atau bahan lain yang tidak
larut dalam air. Tabel berikut ini menyatakan contoh
surfaktan yang dihasilkan oleh Mikroorganisme.
Tabel : Produksi surfaktan oleh mikroorganisme
Senyawa Mikroorganisme
Polimiksin B Bacsillus polymyxa
Surfaktin Bacsillus Subtilis
Trehalosa lipida Rhodococcus
Erythropolis
Ramnolipida Pseudomonas aureus
Emulsan Acinebacter
calcoaceticus
g. Produksi Pengharum dan Penyedap
Industri telah banyak memanfaatkan makhluk hidup
yang renik untuk memproduksi senyawa yang beraroma
(bau harum) dan rasa sedap.Tabel berikut ini
memberikan contoh produksi haruman dan sedapan
oleh mikroorganisme.
Tabel : Produksi haruman dan sedapan oleh
mikroorganisme.
Senyawa Haruman/sedapa Mikroorganism
n e
Benzil alcohol Rasa Buah Phellinus
tremulus
Sironelol Bau Mawar Trametes
odorata
Geranial Bau Mawar Ceratocystis
variospora
6-Pentil- Rasa Kelapa Trichoderma
alphapiron Viridae
Tetrametilpirazi Rasa Kemiri Corybacterium
n glutamicum
Metilfenilasetat Rasa Madu Tramates
odorata

2.1. Mikroba Sebagai Penghasil Bahan Kimia Dasar

Mikroba telah dimanfaatkan secara luas sebagai bioreaktor


untuk memproduksi antibiotik, protein terapi, komposisi untuk
makanan maupun biofuel, vitamin dan bahan kimia lainnya. Hal
ini terkait dengan kecenderungan untuk mengganti proses
sintesa kimia dengan menggunakan bioteknologi berbasis
fermentasi mikroba.Selain lebih aman, kemampuan tumbuh
yang cepat meskipun pada media yang murah,
terkarakterisasinya sebagian besar genome yang berperan dalam
kehidupannya, serta kemampuannya untuk mengkopi vektor
menjadi alasan yang utama bagi pemanfaatan mikroba sebagai
inang untuk penerapan rekayasa metabolik.
Modifikasi metabolisme mikroba telah dilakukan secara
tradisional melalui improvisasi strain dengan cara random
mutagenesis dan skreening. Setelah berlalu beberapa tahun,
strategi untuk mendesain yang lebih rasional berbasis pada
rekayasa genetika mulai diterapkan dengan sukses, yang
sekarang lebih dikenal dengan istilah rekayasa metabolik.
Rekayasa metabolik biasanya didefinisikan sebagai target dan
tujuan dari metabolic pathway yang didapat dari suatu
organisme dalam rangka pemanfaatannya untuk tranformasi
kimia, energi transduksi, supramolecul asembly. Bidang yang
melibatkan multidisiplin ini menggambarkan hubungan
beberapa prinsip dari rekayasa kimia, komputer sains, biokimia,
dan biologi molekuler. Secara prinsip, rekayasa metabolik
adalah aplikasi dari prinsip rekayasa desain dan analisa
metabolic pathway untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan itu bisa
saja untuk meningkatkan proses produksi, biosintesa prekursor
atau polimer, atau untuk memperbesar kapasitas metabolisme
dengan penambahan proses tertentu untuk produksi atau
degradasi zat kimia. Teknologi ini meliputi penggunaan DNA
teknologi dan pemahaman yang dalam mengenai fisiologi sel
untuk memodifikasi intermediate metabolisme. Yang menarik
dari rekayasa metabolisme ini adalah simulasi aplikasi membuka
peluang bagi perbaikan strain yang mampu meningkatkan
produksi melalui proses metabolisme tertentu. Trend yang
sekarang sedang terjadi terfokus pada penggunaan proses
biologi sebagai alternatif dari proses kimiawi, yang lebih besar
dari segi kontinunitasnya dan tentunya proses green
chemistry yang lebih ramah lingkungan. Perkembangan pada
genomic, transcriptomics, proteomics, metabolomic dan bahkan
fluxomics mengarahkan kita untuk mempelajari metabolic
pathway dan network pada level sistemnya.
Dilihat dari sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan
pabrik zat kimia yang mampu melakukan perubahan yang
dikehendaki.Mikroorganisme merombak bahan mentah
(beberapa komponen dari medium yang dapat dianggap sebagai
sustrat) dan mengubahnya menjadi suatu bahan kimia atau
produk baru. Maka dapat digambarkan reaksi umum sebagai
berikut:
Substrat + mikroorganisme produk
baru

Beberapa syarat bagi proses mikrobiologi industri


Apabila suatu mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan
mentah yang murah menjadi suatu produk yang lebih berharga
dan bermanfaat, maka ada kemungkinan untuk melakukan
reaksi ini dalam skala industri. Beberapa dari persyaratan yang
perlu dipenuhi bagi suatu proses mikrobiolagi industri ialah:
1. Organisme. Organisme yang akan dipakai harus dapat
menghasilkan produk yang dikehendaki dalam jumlah
yang besar, harus memiliki sifat yang stabil dan mampu
tumbuh pesat serta tidak patogenik.
2. Medium. Medium, termasuk substrat yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk membuat produk baru harus murah
(relative terhadap produk yang akan dihasilkan) dan
tersedia dalam jumlah yang banyak.
3. Hasil. Fermentasi industri dilakukan dalam tangki tangki
yang besar kapasitasnya dapat mencapai 200.000 liter.
Produksi yang dibentuk melalui metabolisme
mikroorganisme biasanya merupakan campuran heterogen
yang meliputi sel mikroba dalam jumlah yang luar biasa
banyaknya dan komponen komponen medium yang tak
terpakai, dan produk metabolisme lain. Karena itu perlu
dikembangkan metode metode yang mudah dilaksanakan
dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan
produk ahir yang diinginkan.
Mikroorganisme yang digunakan dalam industri ialah kapang,
khamir dan bakteri. Produksi bakteri dan virus dalam skala
komersil untuk digunakan sebagai vaksin dapat juga diangap
sebagai proses industri.
Industri mikrobiologi digolongkan ke dalam beberapa kategori
yang penting antara lain:
1. Minuman beralkohol
2. Makanan tambahan
3. Bahan kimia farmasi
4. Bahan hayati (vaksin dan antiserum)
5. Bahan kimia industri
Bakteri yang digunakan untuk menghasilkan berbagai macam
zat kimia
PRODUK BAKTERI KEGUNAAN
Aseton-butanol Closidium Pelarut; pembuat
acetobutilicum bahan kimia
2,3-Butanadiol Bacillius polymixa Pelarut dan pelambab
Dihidroksiaseton Glukonobakter Bahan kimia halus
suboxidans
Asam 2-keton Pseudomonas spp Intermediet untuk
glukonat asam D- araboksalat
Asam 5-keton G.Suboxydans Intermediet untuk
glukonat asam tartarat
Asam laktat Lactobacilius Menghilangkan
delbrueckii kapur dari kulit
binatang
Amilase bakteri Basillicus subtilis Melepaskan perekat
pada tekstil
Protease bakteri B. subtillis Melepaskan serat dan
penghilang noda
Dekstran Leuconostoc Stabilisator dalam
mesenteroides produk pangan
Bakteri sering digunakan dalam skala industri untuk
menghasilkan berbagai macam zat kimia, enzim, asam amino,
vitamin dan substansi (lihat pada tabel diatas).Salah satu dari
prose situ yaitu pembuatan cuka.Vinegar (cuka) dibuat dengan
cara membiarkan anggur menjadi asam dalam keadaan terawasi.
Pada proses pembuatan cuka terjadi dua macam perubahan
biokimiawi yaitu:
1. Fermentasi alkoholik karbohidrat
2. Oksidasi alkohol menjadi asam asetat
Fermentasi sari buah digunakan untuk menghasilkan
alkohol.Konsentrasi alkohol yang dihasilkan disesuaikan
menjadi antara 10 sampai 13 persen kemudian diberikan pada
bakteri asam asetat.Banyak tipe peralatan yang dirancang untuk
memproduksi cuka dalam skala industri.Semuanya bergantung
pada penyediaan lingkungan yang sesuai bagi berlangsungnya
oksidasi alkohol oleh bakteri menjadi asam asatat.Mula mula
disiapkan suatu campuran yang terdiri dari larutan alkohol yang
telah disesuaikan serta diasamkan dengan asam asetat dan
nutrient bagi pertumbuhan bakteri asam asetat yaitu spesies dari
genus Acetobakter.Bakteri ini diinokolasi kedalam ruang yang
diisi dengan lapisan serutan kayu.Udara tersedia berlimpah dan
suhu dipertahankan antara 15 sampai 34 oC.ketika larutan
alcohol melewati seritan kayu maka acetobakter mengoksidasi
sebagian dari alcohol menjadi asam asetat. Campuran yang
keluar dikumpulkan di dasar dan dapat dialirkan lagi keatas
tangki sehingga terjadi lagi oksidasi alcohol sampai dihasilkan
cuka dengan kadar yang dikehendaki. Karena proses ini aerobic
maka dibutuhkan oksigen seperti reaksi pembentukan asam
asetat berikut ini:
2CH3CH2OH + 2O2 2CH3COOH + 2H2O
Etil alcohol Asam asetat
Pemanfaatan Biodiversitas Mikroba Indonesia untuk
Produksi Enzim Mananase dan Biosurfaktan bagi Aplikasi
Pangan

Hetero--1,4 manan merupakan salah satu komponen utama dari


hemiselulosa. Manan dapat dihidrolisa menjadi manosa oleh
enzim mananase (McCleary 1988). Enzim mananase dapat
diaplikasikan dalam beberapa proses industri, seperti ekstraksi
minyak dari biji-bijian, penurun kekentalan selama proses
pembuatan kopi instan, produksi oligosakarida (Ademark et al.
1998), industri tekstil (Pedersen et al. 1995), dan sebagai aditif
dalam pakan ternak (Purwadaria et al. 2003).

Kami telah melakukan penapisan mikroba potensial penghasil


mananase (Yopi et al. 2006). Namun penelitian tersebut lebih
fokus ke arah fermentasi sumber manan dengan menggunakan
mikroba. Adapun penelitian ke arah enzim mananase masih
belum detail dilakukan. Selain itu untuk meningkatkan spesifitas
reaksi substrat dalam aplikasi enzim mananase, maka perlu
diproduksi enzim ini. Untuk itu penelitian tahun 2009 ini
difokuskan pada optimalisasi dan produksi enzim mananase
pada skala 2L.

Biosurfaktan adalah senyawa yang mempunyai permukaan aktif


yang dihasilkan oleh mikroba. Biosurfaktan mempunyai sifat
ampifatik yang unik, dimana strukturnya tersusun dari gugus
hidrofilik dan hidrofobik. Biosurfaktan mempunyai kelebihan,
yaitu mudah terdegradasi secara biologi, mempunyai toksisitas
rendah dan ramah lingkungan (Maneerat 2005). Biosurfaktan
dapat diproduksi dari bakteri laut yang dapat tumbuh dalam
senyawa hidrokarbon minyak (Bertrand 1993). Aplikasi
biosurfaktan begitu luas, diantaranya dalam industri petroleum,
bioremediasi, kosmetik, antimikroba, biokontrol pertanian, dan
pangan. Diduga biosurfaktan yang dihasilkan oleh bakteri
pengeliminasi minyak/hidrokarbon mempunyai aktifitas untuk
melindungi diri dari lingkungan yang tidak sesuai dengan
bakteri tersebut. Dari fenomena tersebut kami beranggapan
bakteri-bakteri tersebut mengeluarkan semacam senyawa yang
berfungsi sebagai antimikroba dan bersifat proteksi terhadap sel
dirinya serta dapat mengemulsi suatu hidrokarbon. Dari koleksi
bakteri laut yang diduga penghasil biosurfaktan, kami akan
melakukan penelitian tentang fungsi dan fisiologi surfaktan
sebagai antimikroba. Surfaktan tersebut diharapkan dapat
melapisi makanan yang dipilih dan mengemulsikannya sebagai
bahan pelindung alami dan tidak toksik.

Indonesia kaya akan biodiversitas mikroba dan biomasa.


Sebagai upaya pemanfaatan koleksi mikroba yang telah ada di
Puslit Bioteknologi LIPI, maka penelitian ini bertujuan untuk
memroduksi enzim mananase dan biosurfaktan. Kedua produk
ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam berbagai industri,
khususnya pangan.

Tahapan riset untuk memroduksi enzim mananase ialah


menyeleksi mikroba manolitik secara kualitatif dan kuantitatif
dalam substrat heteromanan, mencari kondis optimum
pertumbuhan sel (jenis dan konsentrasi substrat, pH dan suhu)
dalam memroduksi enzim mananase skala erlenmeyer, dan
memroduksi enzim mananase skala 2L dalam fermentor.
Adapun tahapan dalam memroduksi biosurfaktan ialah isolasi
dan penapisan bakteri surfaktan, produksi biosurfaktan skala 1
L, purifikasi dan karakterisasi, dan uji biosurfaktan sebagai
antimikroba.

Dalam penelitian ini telah dilakukan optimasi produksi enzim


mananase dari Saccharopolyspora flava BTCC76 skala 2L.
Mikroba ini mampu tumbuh dan memroduksi enazim mananase
terbaik pada substrat kelapa dan BKS (Gambar 1 dan 2). S. flava
BTCC76 mampu memroduksi enzim mananase tertinggi pada
substrat kelapa 2.0% dan BKS 2.0%, dengan kondisi fermentasi
pH 8.0 dan suhu 30C (Gambar 2). Pada produksi enzim
mananase skala fermentor 2L, diperoleh aktivitas tertinggi
dengan menggunakan stirred tank fermentor 200 rpm dan 30C
(Gambar 3). Hasil ini dapat digunakan sebagai informasi bagi
scaling up produksi mananase.
Topik penelitian kedua ialah produksi biosurfaktan. Pada
penelitian ini telah dilakukan penapisan mikroba pengasil
biosurfaktan dengan menggunakan metode plate oil-surface
yang ditandai dengan adanya zona bening di sekitar mikroba
penghasil biosurfaktan. Pemurnian biosurfaktan dilakukan
secara parsial dengan prinsip pengendapan menggunakan Asam
Klrorida 6 N serta ekstraksi menggunakan etil asetat. Dari hasil
purifikasi biosurfaktan ketiga isolat, yaitu SRDP8, SRDP9, dan
SRDP15, didapatkan biosurfaktan masing-masing sebanyak
25.000 ppm, 15.789 ppm dan 20.000 ppm. biosurfaktan dari
konsorsium bakteri SRDP15 saja yang mampu menghambat
pertumbuhan M. luteus hingga jam ke-4, dan kehilangan
kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan M. luteus
hingga jam ke-24. Untuk itu pada tahap selanjutnya diperlukan
peningkatan konsentrasi biosurfaktan yang diujikan.
Peran enzim sebagai biokatalis dirasa semakin meningkat
kebutuhannya bagi sebagian besar industri. Dengan
dikembangkannya produksi enzim mananase akan mendukung
industri kertas, petrolium, pakan ternak, tekstil dan pangan,
mengingat sebagian besar kebutuhan enzim di Indonesia masih
diimpor. Dengan diproduksinya enzim mananase juga
mendukung industri oligosakarida (sebagai komponen pangan
fungsional) yang akan berkembang pesat. Hal ini didasarkan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan.

Selain itu dengan memanfaatkan koleksi bakteri dari laut


Indonesia yang telah diketahui mampu menghasilkan
biosurfaktan, maka diharapkan dapat diproduksi biosurfaktan
dengan aktivitas antimikroba. Fungsi ini dapat diaplikasikan
sebagai pengawet makanan alami yang sangat diperlukan pada
industri makanan formula atau kalengan. Hal ini mengingat
telah tejadi berbagai kasus makanan kaleng terkontaminasi
mikroba patogen di Indonesia.
2.2 Produksi Bahan Biokimia Dari Mikroba

2.2.1 Fermentasi Mikroba rekombinan untuk merubah


biomasa (limbah) menjadi produk yang bermanfaat.

Rekayasa Mikroba untuk produksi bioethanol.

Krisis energi telah memaksa manusia untuk menciptakan energi


alternatif terbarukan (renewable energy), salah satunya adalah
produksi bioethanol. Umumnya ethanol diproduksi dengan
menggunakan pati sebagai bahan bakunya, terutama untuk
memenuhi kebutuhan industri makanan. Hingga kini, bahan
bakar etanol memiliki pasar terbesar yang mencapai 60% total
produksi etanol dunia. Sedangkan etanol untuk industri
mencapai 20% dari pasar ini dan untuk industri minuman
berkisar 15%, dimana kedua pasar ini tumbuh perlahan
dibanding pasar bahan bakar etanol.
Oleh karena produksi bioetanol dengan pati sebagai bahan baku
tidak ekonomis, maka diupa yakan untuk menggunakan limbah

Gambar 2. Rekayasa Metabolik S.cerevisiae untuk konversi gula Pentosa menjadi bioethanol

pertanian, industri seperti kulit beras, serbuk kayu, yang kadar


gulanya masih tinggi ( lebih dari 60%) sebagai bahan baku
pengganti pati. Beberapa mikroba telah direkayasa sehingga
mampu untuk mengkonversi monosakarida dari limbah, menjadi
bioethanol, seperti Z.mobilis, E.coli, Lactobacillus sp. dan
S.cerevisiae. Sebagai contoh, S.cerevisiae secara alami, tidak
mempunyai kemampuan untuk mengkonversi xylosa dan
arabinosa yang merupakan bula pentosa menjadi bioetanol.
Tetapi dengan menambahkan beberapa gen penyandi xylose
isomerase, xylulokinase, L-arabinose isomerase, L-ribulose
kinase, rekombinan S.cerevisiae mampu mengkonversi gula
pentosa menjadi bioetanol. Gambar 2. di atas, menunjukkan
metabolisme S.cerevisiae yang telah direkayasa agar mampu
mengkonversi gula pentosa ( xylosa dan arabinosa ) menjadi
bioethanol. Rekombinan S.cerevisiae mampu memproduksi
bioethanol sebesar 50~70 g/100 g biomas.

Rekayasa Mikroba untuk produksi R-(-)


Hydroxycarboxylic Acids (material biodegradable plastic)
Gambar 3. Rekayasa Mikroba untuk produksi R-(-)
Hydroxycarboxylic Acids

Polyhydroxyalkanoat (PHAs) adalah kelompok biodegradable


poliester yang tersintesa dan terakumulasi oleh bermacam
bakteri. PHA merupakan material yang berguna untuk produksi
biodegradable plastic, yang ramah lingkungan. Lebih dari 140
jenis asam karbosilat yang terhidroksilasi pada posisi 3-, 4-, 5-,
atau 6-, semua dalam konfigurasi (R). Jika mereka terletak pada
pusat kiral pada posisi gugus hidroksil, akan bisa berinkorporasi
ke dalam PHAs dengan cara menumbuhkan bakteri target pada
kondisi kultur yang berbeda. Karena itu, sangat beralasan bahwa
beragam RHAs menjadi mudah dipersiapkan dengan
depolimerisasi PHAs tersintesa. RHAs mengandung 2
fungsional grup yang mudah dimodifikasi untuk sintesa
beragam senyawa kiral kususnya senyawa kimia tertentu seperti
antibiotik, vitamin, parfum, feromon. Sebagai contoh, (R)-3-
hydroxy butyric acid (R3HB) adalah prekursor penting dari 4-
acetoxyazetidinone, yang sering digunakan untuk carbapenem
antibiotik, yang mempunyai nilai market jutaan dolar. Poly-(R)-
(-)-3-hydroxybutyrate (PHB) adalah member yang paling
banyak dari PHAs.
Gambar 4. Biodegradasi plastic PHA

Metoda untuk produksi R3HB dengan pemotongan secara


kimiawi membutuhkan larutan organic dalam jumlah besar
sedangkan efisiensi produk relative rendah karena prosesnya
yang komplikatif. Disisi lain, metabolisme untuk sintesa dan
degradasi PHB memainkan peranan penting pada beberapa
bakteri untuk reservation dan reutilization dari excess karbon
dan sumber energi dan mengurangi power. Pada bakteri, PHB
tersintesa dari acetyl - coenzyme A (CoA) dengan 3 reaksi
enzim yaitu, -ketothiolase, acetoacetyl-CoA reductase, dan
PHA synthase (gambar 4).

Ketika kondisinya sesuai, PHB terdepolimerasi menjadi R3HB


oleh enzim intraselular PHA depolymerase dan oligomer
hydrolase. R3HB dehydrogenase mengubah R3HB menjadi
acetoacetate, yang kemudian dimetabolisme di dalam sel.
Dengan teknik rekayasa metabolik, telah dilakukan ekspresi
enzim PHA depolymerase pada E.coli dimana bakteri
rekombinan ini mampu mengakumulasi PHB lebih dari 90%
dari berat sel kering seperti gambar 4 di atas. Dengan
terproduksinya PHAs secara masal, produksi biodegradable
plastic skala industri yang lebih ramah lingkungan bisa
dilakukan Produk biodegradable plastic bisa dilihat pada
gambar 4. Dengan merekayasa mikroba E.coli telah dihasilkan
R3HB sebesar 49.3% dari glukosa yang terkonsumsi.

2.2.2 Fermentasi Mikroba rekombinan untuk Memproduksi


Obat-obatan

NH2TP

6PPH4

BH4

Gambar 5. Rekayasa metabolik E. coli untuk produksi BH4.

Rekayasa Mikroba untuk Produksi Tetrahydrobiopterin


(BH4)
Tetrahydrobiopterin (BH4) merupakan kofaktor yang esensial
pada mahluk hidup tingkat tinggi yang digunakan oleh beberapa
enzim seperti phenylalanine hydroxylase, tyrosine hydroxylase,
tryptophan hydroxylase, dan 3 isoform dari NO synthase.
Kofaktor ini sangat penting bagi fisiologi manusia, dimana
beberapa penyakit neurologi seperti Dopa-responsive dystonia
dan Parkinson, diakibatkan karena terbatasnya ketersediaan BH4
dalam tubuh. BH4 digunakan sebagai obat dengan nama
generik; sapropterin hydrocloride untuk mengobati pasien
penderita typical hyperphenylalaninemia yang disebabkan oleh
defisiensi integral BH4 pada alur biosintesa.

Sejak tahun 1992 BH4 alami untuk medik telah disintesa secara
kimiawi. Tetapi proses ini sangat sulit karena membutuhkan
material yang mahal, proses yang cukup banyak, dan prosedur
penanganan yang rumit. Oleh karena itu, metoda alternatif
dengan menggunakan teknik rekayasa metabolik dikembangkan
untuk mendapatkan proses produksi yang lebih ekonomis dan
efisien. Gen dari mamalian yang terkait dengan sintesa GTP
menjadi BH4 telah diklon ke dalam E.coli. Gen tersebut adalah
GTP cyclohydrolase I (GCHI), 6-pyruvoyl-tetrahydropterin
synthase (PTPS), dan sepiapterin reductase (SPR). Gambar 5 di
atas merupakan skema rekayasa E.coli yang berhasil
memproduksi BH4 sebesar 4.0 g per liter kultur, sehingga bisa
diproduksi secara komersial skala industri.

2.2.3 Fermentasi Mikroba rekombinan untuk Bioremediasi

Pestisida digunakan oleh para petani di Indonesia dalam jumlah


yang sangat besar. Kebanyakan dari pestisida yang digunakan
merupakan derivat dari parathion, yang sangat toksik. Untuk
mengatasi hal tersebut, gen opd penyandi parathion hydrolase
telah diklon dan disekuen dari mikroba jenis Pseudomonas dan
Flavobacterium, dan kemudian ditransformasikan ke dalam
E.coli dan Pseudomonas putida. Parathion hydrolase mampu
mendegradasi parathion menjadi PNP dan DETP, dimana PNP
kemudian diubah menjadi N, C yang tidak toksik dan
bermanfaat bagi pertumbuhan sel oleh satu operon gen
pendegradasi PNP. Sementara itu, gen penyandi enzim
phosphodiesterase telah diklon ke E.coli sehingga mampu
menggunakan dietil fosfate sebagai sumber fosfate.

Gambar 8. Rekayasa metabolik pada E.coli untuk tujuan bioremediasi merubah parathion
menjadi molekul yang non toxic
2.3. Bioteknologi Dalam Industri Farmasi
Mikroorganisme tertentu memiliki kemampuan menghasilkan
suatu produk untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme lain atau penyakit karena gangguan
fisiologis. Dua produk yang erat kaitannya dengan dengan
mikroorganisme adalah vaksin dan antibiotik. Penemuan vaksin
cacar pertama kali ditemukan oleh Edward Jenner (1796)
sehingga mendorong para ahli biologi lain untuk meneliti vaksin
maupun antibiotik melalui bioteknologi. Penemuan vaksin
diawali ketika Jenner melihat seorang pemerah susu sapi yang
jari tangannya teredapat bekas luka ketika menderita cacar,
padalah pada waktu itu sedang terjadi wabah cacar. Demikian
juga seseorang yang telah sembuh dari penyakit cacar, dengan
meninggalkan bekas-bekas luka ternyata kebal terhadap
penyakit cacar.Dengan sifat kekebalan cacar tersebut Jenner
mulai malakukan percobaan untuk mendapatkan vaksin dadar
dari serum darah tersebut.Sekarang kita tahu bahwa penyakit
cacar disebabkan oleh virus Variola, dan penyakit cacar sapi
disebabkan oleh virus yang serupa walaupun berbeda.
Dimasukannya virus cacar sapi yang telah dilemahkan ke dalam
tubuh pasien, akan merangsang tubuh untuk membentuk
antibodi yang efektif untuk melawan suatu infeksi lanjutan dari
virus cacar yang serupa. Cara yang dilakukan dengan
memasukan mikroorganisme yang dilemahkan ke dalam tubuh
manusia untuk memberikan kekabalan terhadap mikroorganisme
berbahaya disebut vaksinasi.
Jenis vaksin Penyakit yang
disembuhkan
Vaksin hepatitis B Hepatitis B

Vaksin BCG BCG (Baccillus Calmette


Guirin
Vaksin rabies
Anjing gila
Vaksin DPT
Dipteri, pertusis, tetanus
Vaksin polio
Polio melimylitis

Salah satu kelemahan vaksin-vaksin yang dibuat dengan cara


seperti di atas ternyata menimbulkan rasa sakit setelah diberi
sintikan vaksin tersebut, misalnya demam. Dewasa ini dengan
bioteknologi mulai dibuat vaksin yang tidak menyebabkan rasa
sakit jika disuntikan ke tubuh orang sehat.Pembuatan vaksin ini
adalah sebagai berikut.Bacteri atau virus penyebab penyakit
pada umumnya memiliki permukaan protein yang khusus.
Dengan penyisipan gen dihasilkan copy salinan dari permukaan
tersebut. Salinan permukaan protein tersebut kemudian
digunakan untuk memvaksin. Contoh vaksin aman telah
dihasilkan hepatitis B, Chlamyda dan malaria. Antibiotik
pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur dari jamur
Penisillium sp. Alexander Flemming (Inggris, 1928)
menemukan koloni jamur Penicillium notatum yang dapat
menghambat pertumbuhan bacteri Staphulococcus aureus dan
sekitanya.Bacteri yang resisten terhadap penisilin dapat dibunuh
dengan sefalospurin C dari jamur jenis Cephalospurium yang
ditemukan oleh Prentis tahun 1984. Antibiotik adalah bahan-
bahan bersumber hayati berkadar rendah yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dalam
perkembangannya dapat digunakan untuk mengobati suatu
penyakit. Mikroorganisme yang mampu membuat zat antibiotik
tertama adalah fungi (jamur) Actinomycetes, Aspergillus dan
beberapa jenis bacteri.Sampai sekarang ini ditemukan lebih dari
2000 karakter antibiotik.Dengan adanya perkembngan
bioteknologi, sekarang mulai dikembangkan jenis-jenis
mikroorganisme tertentu yang telah diubah susunan genetiknya
sehingga mampu menghasilkan antibiotik dalam jumlah lebih
besar dalam waktu yang singkat.

Jenis mikroorganisme Antibiotik yang diproduksi


Penicillium notatum Penisilin
Penicillium chrysogenum Penisilin

Cephalosporium (fungsi) Sefalosporium

Streptomyces gruceus Streptomisin

Streptomyces venecuelae Kloromisetin atau


kloromfemikol
Streptomyces aureofaciens
Teraksiklin
Sterpomyces fradial
Neuromisin
Sterptomyces rimosus
Teramisin

Antibiotik lain berasal dari mikrooganisme berfilamen


(Sterptomyces griseus) di namakan streptomisin. Streptomisin
dapat menjinakan mikroorganisme yang telah tahan terhadap
penisilin dan sefalosporin.
Streptomisin terutama digunakan dalam pengobatan
tuberkulosis. Selain pembentukan antibiotika yang dimodifikasi
seperti di atas, fusi/peleburan sel dapat pula memprodusir
antibiotika baru dengan cara mengaktifkan gen yang semula
tidak aktif. Fusi sel membentuk sel hibrid atau rekombinan yang
mengandung substansi genetik dari dua sel atau lebih. Sel yang
akan berfusi mungkin dari spesies yang berlainan sama sekali.
Tujuan teknik ini ialah untuk memperoleh senyawa genetik yang
baru, yaitu kombinasi yang mungkin jarang sekali ditemukan di
alam.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rekayasa
genetika dapat digunakan untuk membentuk antibiotika yang
termodifikasi.Salah satu produk pertama dari teknologi ini
adalah interferon, yaitu sekelompok senyawa anti virus yang
mempunyai nilai (manfaat) dalam mengobati beberapa bentuk
kanker.Sebelum rekayasa genetik, sel-sel manusia merupakan
satu-satunya sumber interferon khas manusia.Tidak hanya sel-
sel manusia yang secara relatif sulit untuk dikembangbiakkan,
tetapi interferon yang mereka hasilkan juga diliputi oleh protein
yang tidak diinginkan.Memisahkan interferon dari bahan kimia
adalah sangat mahal, dan tidak mungkin untuk memperoleh
kemurnian yang memadai. Sekarang bakteri yang direkayasa
secara genetik dan mengandung gen interferon mengeluarkan
sejumlah besar obat-obatan ke dalam medium kultur yang
mudah dikembangbiakkan dan dimurnikan. Sebelum rekayasa
genetik, masing-masing senyawa dalam daftar berikut tidak
dapat diperoleh atau dihasilkan dari hewan mamalia (atau sel-sel
mamalia yang dikembangbiakkan di laboratorium) dalam
jumlah yang sangat sedikit. Sekarang senyawa-senyawa tersebut
diproduksi oleh mikroba-mikroba yang direkayasa secara
genetik (walaupun banyak di antaranya yang masih dalam
tingkat eksperimental)

Tabel senyawa yang diproduksi oleh mikroba yang direkayasa


No Nama Fungsi
1 Interferon Melawan infeksi yang disebabkan oleh
virus, meningkatkan sistem kekebalan
; mungkin efektif untuk melawan
melanoma (kanker kulit) dan beberapa
bentuk leukimia ; dapat membantu
menyembuhkan reumatik tulang.
2 Interleukin 2
(dulu di kenal Mengaktifkan sistem kekebalan dan
sebagai faktor karena itu dapat membantu mengobati
pertumbuhan kanker dan kerusakan atau gangguan
T-sel). sistem kekebalan.
3

Insulin Mengontrol gejala-gejala sakit gula


4 atau diabetes melitus.

Hormon Melawan kekredilan akibat


pertumbuhan ketidaknormalan kelenjar putiari
5 (kelenjar endokrin di bawah otak) ;
juga meningkatkan penyembuhan.
Aktivator
6 plasminogen Melarutkan pembekuan darah,
mengurangi kemungkinan stroke
Faktor dan serangan jantung.
7 nekrosis tumor
Menyerang dan membunuh tumor
(penyembuhan kanker).
8 Eritropoietik
Memacu produksi sel darah merah dan
dengan demikian dapat digunakan
9 Beta endorfins untuk melawan anemia.

Mengurangi rasa sakit (nyeri).


Enzim Merupakan morfin alami dalam
tubuh.
10
Melakukan berbagai macam
pelayanan, dari menggerakan atau
Vaksin protein memacu reaksi-reaksi kimia untk
industri sampai ke penambahan
enzim-enzim makanan (diet) manusia.

Memacu kekebalan tubuh terhadap


satu atau dua antigen patogen tanpa
resiko yang berkaitan dengan vaksin
konvensional.

Bioteknologi Obat Farmasi


Formulasi farmasi konvensional adalah molekul relatif
sederhana diproduksi terutama melalui teknik trial and error
untuk mengobati gejala-gejala penyakit atau penyakit. Di sisi
lain, biopharmaceuticals adalah molekul biologis yang
kompleks, yang umum dikenal sebagai protein, yang biasanya
bertujuan menghilangkan mekanisme yang mendasari untuk
mengobati penyakit. Namun, hal ini tidak benar dalam semua
kasus seperti dalam kasus diabetes mellitus tipe 1 di mana
insulin hanya digunakan untuk mengobati gejala-gejala
penyakitnya dan bukan penyebab utama. Bioteknologi
farmasi, pada dasarnya, adalah digunakan untuk membuat
molekul yang lebih besar yang kompleks dengan bantuan sel-sel
hidup (seperti yang ditemukan dalam tubuh manusia seperti sel-
sel bakteri, ragi sel, hewan atau tumbuhan sel).Tidak seperti
molekul kecil yang diberikan kepada pasien melalui tablet,
molekul besar yang biasanya disuntikkan ke dalam tubuh
pasien.
Bioteknologi Farmasi dan Keuntungan Kombinasinya
Ketika dua disiplin-farmasi dan bioteknologi-datang bersama-
sama, mereka menghasilkan banyak keuntungan bagi manusia
dalam hal kesehatan. Hal ini dimungkinkan
melalui Pharmacogenomics (berasal dari 'farmakologi'
dan 'genomics') yang merujuk kepada studi tentang bagaimana
warisan genetik mempengaruhi respon tubuh manusia individu
untuk obat. biofarmasi obat bertujuan untuk merancang dan
memproduksi obat-obatan yang disesuaikan dengan genetik
masing-masing orang. Dengan demikian
perusahaan bioteknologi farmasi dapat mengembangkan obat-
obatan khusus dibuat untuk efek terapi yang maksimal. Selain
itu, obat-obatan bioteknologi dapat diberikan kepada pasien
dalam dosis yang tepat sebagai dokter akan tahu genetika pasien
dan bagaimana proses dan tubuh memetabolisme obat. Salah
satu manfaat lebih dari bioteknologi farmasi adalah dalam
bentuk vaksin yang lebih baik.Biotek perusahaan desain dan
memproduksi vaksin yang lebih aman oleh organisme yang
ditransformasi melalui rekayasa genetik.Vaksin-vaksin biotek
meminimalkan risiko infeksi.
Bioteknologi Farmasi Produk
Produk bioteknologi farmasi umum yang dibuat oleh perusahaan
farmasi biotek mencakup, Antibodi, Protein, dan DNA
rekombinan Produk.

Antibodi- Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel


darah putih dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk mengidentifikasi bakteri, virus, dan zat asing lain
dan untuk melawan mereka. Dalam beberapa tahun
terakhir, antibodi monoklonal merupakan salah satu
perkembangan yang paling menarik dalam obat-
obatan bioteknologi.

Protein- Protein dibuat dari asam amino yang besar,


molekul kompleks yang sebagian besar bekerja di sel dan
diperlukan untuk struktur, fungsi, dan regulasi dari
jaringan tubuh dan organ. Protein bioteknologi yang
muncul sebagai salah satu teknologi kunci dari masa depan
untuk memahami perkembangan banyak penyakit seperti
kanker atau formasi amiloid untuk intervensi terapeutik
yang lebih baik.

DNA rekombinan Produk- Rekombinan deoxyribonucleic


Acid adalah rekayasa genetika DNA diciptakan oleh
penggabungan fragmen DNA dari organisme yang
berbeda.

2.4. Studi Kasus (aplikasi bioteknologi dalam industry


farmasi)

Penggunaan Mikroba Dalam Produksi Insulin Dengan


Menggunakan Jenis Bakteri E. coli

Insulin adalah sebuah hormon polipetida yang diproduksi dalam


sel-sel kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan
penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga
3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh
kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen.Namun,
ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna
memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan
hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan
manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin
eksogen.Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit
seperti diabetes mellitus tergantung insulin (diabetes tipe
1).Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin disusun
oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan
ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai
B terdiri dari 30 asam amino.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik
rekayasa genetika dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah
hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes mellitus
karena kelenjar pankreas penderita tidak mampu menghsilkan
hormon tersebut.Hormon insulin berfungsi untuk mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen.

Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara


mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke
plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin
manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui
bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Teknik
Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi.Misal
untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid.Gen
/DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen
/DNA disambung dengan Enzim Ligase.

Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposity


menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter
glukosa GLUT1 dan GLUT4dan menyimpannya sebagai
glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar
insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan
tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes


melitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada
insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk
keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut,
pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi
insulin rendah ataukebal insulin, dan kadang kala membutuhkan
pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk
mengatur kadar glukosa darah.

Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing


pada tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick
Glant Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal
Inggris John James Richard Macleod. Seorang ahli boikimia
James Betram Collip kemudian memproduksi dengan tingkat
kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada
manusia.Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil
disintesis secara kimia.Insulin merupakan protein manusia
pertama yang disintesis secara kimia.Secara tradisional, insulin
untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau
babi.Walaupun insulin hewan secara umum cukup memuaskan
tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua
masalah.Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino
penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa
alergi pada beberapa penderita.Kedua, prosedur pemurnian sulit
dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat
dihilangkan secara sempurna. Pada tahun 1981 telah terjadi
perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui rekayasa
genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai
struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA
rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang
tidak patogen.Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil
rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif
sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari
ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta
tidak mengandung kontaminan berbahaya.

Sebelum era rekayasa genetika, insulin yang diperlukan untuk


mengobati penderita DM diperoleh dari hewan. Insulin yang
dihasilkan oleh pankreas sapi atau babi digunakan untuk
pengobatan DM pada manusia. Jika dibandingkan dengan
insulin dari ekstraksi pankreas sapi yang hanya menghasilkan
cc saja, insulin babi dapat menghasilkan sekitar 1 L insulin dari
gen pankreas yang diklon dalam ragi pada tabung fermentor
kapasitas 1000 L. Bila diamati dengan cermat, secara ilmiah
organ yang ada pada babi memiliki perwujudan yang sangat
serasi dengan manusia. Perbandingan lain juga ditemukan dari
hasil struktur kimia yang dimiliki oleh babi, ternyata struktur
insulin yang dimiliki oleh pankres babi memiliki bentuk yang
hampir sama dengan insulin manusia, yaitu :

Insulin Manusia : C256H381N65O76S6 MW = 5807,7


Insulin Babi : C257H383N65O77S6 MW = 5777,6

Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya,


namun hal ini tidak membedakan aktivitasnya.Pada mulanya
sumber insulin untuk penggunaan klinis pada manusia diperoleh
dari pancreas sapi atau babi.Insulin yang diperoleh dari sumber
sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan
insulin manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi
mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi
aktivitasnya tetap sama.

Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia,

Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan
dalam dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk
menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi
serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak
750-1.000 orang selama setahun .Jika produksi babi pertahun
sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama
setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati
pasien sebanyak 1, 050 juta sampai 1,4 juta pertahunnya. Jumlah
yang cukup spektakuler. Saat ini ada alternatif lain pengganti
insulin seperti Humulin. Humulin merupakan produk insulin
manusia pertama yang dipasarkan perusahaan farmasi Amerika
serikat, Eli Lily pada tahun 1982.Walaupun lebih sedikit mahal,
ternyata cukup diminati oleh pasien untuk mengganti hormon
insulin babi.Namun, teknologi rekayasa genetika juga telah
banyak berperan dalam produksi insulin, dimana bakteri di
rekayasa sedemikian rupa sehingga mamapu memproduksi
insulin.Dengan demikian insulin yang beredar pada dunia
pengobatan merupakan gabungan dari insulin babi dan insulin
dari bakteri.Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari
transplantasi sel pancreas babi ke sel bakteri, serta
xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi
ditransplantasikan ke jantung manusia memberikan
kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam.

Namun cara ini mempunyai kelemahan, yaitu terbatasnya


insulin yang dapat diproduksi oleh pankreas, yang tidak
sebanding dengan jumlah penderita DM yang membutuhkan
insulin. Selain itu memungkinkan adanya efek samping karena
insulin yang dihasilkan tidak sama persis dengan insulin
manusia.

Penemuan teknik rekayasa genetika padaE. coli untuk


menghasilkan insulin, jauh lebih menguntungkan karena yang
dihasilkan adalah insulin manusia sehingga tidak memberikan
efek sampingan seperti halnya insulin hewan serta dapat
dihasilkan banyak insulin dalam waktu yang relatif pendek. Hal
ini dikarenakan waktu generasi E. coli yang cukup pendek, yaitu
hanya 20 menit, sehingga setiap 20 menit, satu sel E. coli
membelah menjadi 2 sel.

Penggunaan mikroba dalam produksi insulin dengan


menggunakan jenis bakteri E. coli tergolong dalam mikrobiologi
industri.E. coli merupakan anggota bakteri.Selama ini bila kita
mendengar kata bakteri, maka yang terbayang di benak kita
adalah sesuatu yang merugikan saja, misalnya penyebab suatu
penyakit.Padahal sebenarnya E. coli tidaklah demikian, bakteri
ini dikenal sebagai mikrobia normal tubuh manusia.E. coli tidak
bersifat pathogen selama berada dalam usus dan bahkan
menurut Sujono (1998) bakteri ini bersimbiosis mutualisme
dengan manusia.E. coli membantu membentuk vitamin-vitamin
(terutama vitamin K) dan dapat menghambat terbentuknya gas
H2S, sedangkan E. coli juga mendapatkan makanan dari sisa-
sisa metabolisme manusia.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa


genetik.Biasa digunakan sebagai vector untuk menyisipkan gen-
gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya.Hormon insulin yang diproduksi dalam tubuh
bakteri E.coli berlangsung secara biosintesis.

Proses Rekayasa Genetika

Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu

1. Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan,


biasanya berupa plasmid, yaitu lingkaran kecil AND yang
terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan
disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid
di dalam tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau
memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang
direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy
sehingga terjadi cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung
plasmid. Enzim ini disebut enzim endonuklease retriksi,
enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease
yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan
basa nitrogen tertentu.

Produksi hormon insulin yang secara sederhana tahapnya dapat


dijelaskan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari
sel pankreas manusia.

Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil


insulin diekstrak dari sel pankreas. Kemudian enzim
transkriptase ditambahkan pada mRNA bersamaan dengan
nukleotida penyusun DNA.
Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetakan untuk
membentuk DNA berantai tunggal.
DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA
Enzim DNA polymerase digunakan untuk melengkapi
DNA rantai tunggal menjadi rantai ganda, disebut DNA
komplementer (c-DNA), yang merupakan gen penghasil
insulin
2. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan
cara memotong kromosom secara khusus menggunakan enzim
restriksi.

3. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka


plasmid dari sel bakteri dengan menggunakan enzim restriksi
yang lain. Sementara itu, di dalam serangkaian tabung reaksi
atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia (dalam
bentuk c-DNA) disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid
yang terbuka tersebut.

4. Memasang gen penghasil insulin ke dalam cincin plasmid.


Mula-mula, ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim
DNA ligase memperkuat ikatan ini sehingga dihasilkan
molekul DNA rekombinan / plasmid rekombinan yang bagus.

5. Memasukkan plasmid rekombinan kedalam bakteri E. coli. Di


dalam sel bakteri ini plasmid mengadakan replikasi.

6. Mengultur bakteri E. coli yang akan berkembang biak dengan


cepat menghasilkan klon-klon bakteri yang mengandung
plasmid rekombinan penghasil insulin. Melalui rekayasa
genetika dapat dihasilkan E. coli yang merupakan penghasil
insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Escherrichia coli (E. coli), penghuni saluran pencernaan
manusia, adalah pabrik yang digunakan dalam rekayasa
genetika insulin.Ketika bakteri bereproduksi, gen insulin
direplikasi bersama dengan plasmid.E. coli seketika
memproduksi enzim yang dengan cepat mendegradasi protein
asing seperti insulin. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara
menggunakan E. coli strain mutan yang sedikit mengandung
enzim ini. Pada E. coli, B-galaktosidase adalah enzim yang
mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri
memproduksi insulin, gen insulin perlu terikat pada enzim ini.

Enzim restriksi secara alami diproduksi oleh bakteri.Enzim


restriksi bertindak seperti pisau bedah biologi, hanya mengenali
rangkaian nukleotida tertentu, misal salah satunya rangkaian
kode untuk insulin.Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk
memutuskan pasangan basa nitrogen tertentu dan menghapus
bagian DNA yang berisi kode genetik dari kromosom sebuah
organisme sehingga dapat memproduksi insulin. Sedangkan
DNA ligase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat
genetik dan pengelas ujung nukleotida

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm

Langkah pertama pembuatan humulin adalah mensintesis rantai


DNA yang membawa sekuens nukleotida spesifik yang sesuai
karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan
DNA yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam
amino dari kedua rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga
nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan
sembilan puluh untuk rantai B, ditambah kodon pada akhir
setiap rantai yang menandakan pengakhiran sintesis protein.

Antikodon menggabungkan asam amino, metionin, kemudian


ditempatkan di setiap awal rantai yang memungkinkan
pemindahan protein insulin dari asam amino sel bakteri itu.
Gen sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah
dimasukkan ke dalam gen untuk enzim bakteri, B-galaktosidase,
yang dibawa dalam plasmid vektor tersebut. Pada tahap ini,
sangat penting untuk memastikan bahwa kodon gen sintetik
kompatibel dengan B-galaktosidase.Plasmid rekombinan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel E. coli.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm

Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis


insulin manusia membutuhkan jutaan salinan plasmid bakteri
yang telah digabungkan dengan gen insulin dalam rangka untuk
menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama
dengan sel mereplikasi galaktosidase-B di dalam sel yang
sedang menjalani mitosis.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm

Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase,


bergabung ke salah satu rantai insulin A atau B. Rantai insulin A
dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen B-galaktosidase
dan dimurnikan.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm

Kedua rantai dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi


yang membentuk jembatan silang disulfida, menghasilkan
Humulin murni (insulin manusia sintetis).

Sumber:
http://www.littletree.com.au/dna.htm

Implikasi biologis dari rekayasa genetika Humulin


rekombinan

Humulin merupakan protein hewani yang dibuat dari bakteri


sedemikian rupa sehingga strukturnya benar-benar identik
dengan molekul alami. Hal ini akan mengurangi kemungkinan
komplikasi yang disebabkan produksi antibodi oleh tubuh
manusia. Dalam studi kimia dan farmakologi, insulin
rekombinan DNA manusia yang diproduksi secara komersil
telah terbukti bisa dibedakan dari insulin pankreas manusia.
Awalnya, kesulitan utama yang dihadapi adalah kontaminasi
produk akhir oleh sel inang, sehingga meningkatkan resiko
kontaminasi dalam kaldu fermentasi. Bahaya ini diatasi dengan
ditemukannya proses pemurnian. Ketika dilakukan tes pada
produk akhir insulin, termasuk teknik terbaik radio-immuno
assay, tidak ada kotoran yang terdeteksi.

Seluruh prosedur, sekarang dilakukan dengan menggunakan sel


ragi sebagai media pertumbuhan, karena sel ragi dapat
menghasilkan sebuah molekul insulin manusia yang hampir
lengkap dengan struktur tiga dimensi yang sempurna.Ini
meminimalkan kebutuhan untuk prosedur pemurnian kompleks
dan mahal.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Inayatullah.M. 2010. Sistem Penunjang Identifikasi


Spesies Bakteri Batang Gram Berdasarkan Uji Biokimia
Mikroba Berbasis Multimedia. AMIKOM. Yogyakarta.

Hadiutomo, S. Ratna. 2005. Dasar Dasar Mikrobiolagi jilid 2.


Universitas Indonesia. Jakarta.

Tjandrawati, Titania. N. 2010. Bioteknologi Fungi Biokontrol


Dan Pengembagannya Untuk Aplikasi Dalam Bidang
Pertanian, Industri Ramah Lingkungan Dan Kesehatan.
Universitas Riau. Pekan Baru.

www.wikipedia/bioeknologi.htm 14 Oktober 2011


www.pustaka.ut.ac.id 14 Oktober 2011
http://www.scribd.com/tag/genetika 14 Oktober 2011
http://www.pdf.kq5.org/pdf/mikroorganisme-.html 14 Oktober
2011
http://io.ppijepang.org/v2/index.php?searchword=bioteknologi
16 Oktober 2011
http://www.crayonpedia.org/mw/Penerapan_Bioteknologi_Dala
m_Mendukung_Kelangsungan_Hidup_Manusia_Melalui_Produ
ksi_Pangan_9.1#BIOTEKNOLOGI_DALAM_INDUSTRI 16
Oktober 2011
http://www.gudangmateri.com/2010/08/pemanfaat-
bioteknologi.html 16 Oktober 2011
http://teknologi.kompasiana.com/Perkembangan Bioteknologi
dan Aplikasinya.htm 17 Oktober 2011
http://gurumuda.com/bse/perkembangan-dan-aplikasi-
bioteknologi-tradisional-dan-modern.htm 17 Oktober 2011
http://isroi.wordpress.com/Produksi Bioethanol Berbahan Baku
Biomassa Lignoselulosa Hidrolisis Enzimatis isroi.htm 17
Oktober 2011
http://sehat-mu.blogspot.com/Sekilas Tentang Bioteknologi
Farmasi .htm 17 Oktober 2011
http://www.scribd.com/doc/29416639/Bioteknologi-Dan-
Aplikasinya
http://biologimediacentre.com/bioteknologi-4-mikroorganisme-
dan-produknya
http://file-education.blogspot.com/2011/04/makalah-aplikasi-
bioteknologi.html

You might also like