You are on page 1of 25

MAKALAH PERENCANAAN PELAKSANAAN

DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE)


DI TK AL-HASANAH

OLEH:
1. SUKMA WILIS WIJAYA (9952)
2. DIAH ARMIATI UTAMININGTYAS (9958)
3. DINI HAPSARI (9963)
4. ELVIRA PURNAMASARI (9964)
5. DWI ANISA PRABAWANTI (9974)

PROGRAM STUDI HIGIENE GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
merusak gigi adalah makanan dan minuman. Namun sebagian besar orang
mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi
dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam
menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat tinggi, hal
ini terlihat dari data SKRT tahun 1995 dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi
Nasional) tahun 1998 dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8%
penduduk Indonesia tidak menyikat gigi, 77,2% yang menyikat gigi hanya
8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Herijulianti, 2001).
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 dari Departemen Kesehatan RI
menunjukkan masih tingginya penyakit gigi dan mulut pada masyarakat
Indonesia. Tercatat sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang, sedangkan masyarakat berusia 12 tahun
ke atas mempunyai karies aktif (karies yang belum tertangani) dan 67,2%
memiliki pengalaman karies. Indeks DMFT (Decay, Missing, Filling Teeth)
penduduk Indonesia adalah sebesar 4,85 (Welbury,1997).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi nasional indeks DMF-T adalah 4,6%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih
rendah terutama pada anak-anak. Kesehatan gigi dan mulut anak-anak harus
lebih diperhatikan kerena kondisi kesehatan gigi ketika masih anak-anak
merupakan gambaran dari kesehatan gigi ketika dewasa.

2
Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut
diperlukan suatu upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Menurut
Depkes, 1995 pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang terencana, ditujukan pada kelompok tertentu,
yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara
berkesinambungan untuk mencapai tujuan kesehatan gigi dan mulut yang
optimal.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut mempunyai tujuan khusus
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ini
ditujukan terutama pada kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit
gigi dan mulut meliputi anak pra sekolah, anak sekolah dasar dan ibu hamil
(Depkes, 1995).
Diharapkan dengan adanya upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut, kelompok masyarakat rentan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam pelihara diri dibidang kesehatan gigi dan mulut, sehingga
dapat tercapai status kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

B. Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada siswa TK agar
tercapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

C. Sasaran
Nama TK : TK Al-Hasanah
Jumlah Siswa : 31
Hari/Tanggal : Kamis, 2 Maret 2017
Waktu : 09.00-10.00 WIB

3
BAB II

A. SATUAN PELAJARAN

SATUAN PELAJARAN 1

1. Pokok Bahasan : Bagian Rongga Mulut dan Fungsi Gigi


2. Sasaran : Siswa TK Al-Hasanah
3. Tempat : TK Al-Hasanah, Jl. C. Simanjuntak no 72
4. Waktu Penyuluhan : 10 menit
5. Tujuan Instruksional Untuk mengetahui tentang bagian-bagian
:
Umum rongga mulut dan fungsi gigi
6. Tujuan Instruksional Setelah diadakan penyuluhan diharapakan
:
Khusus siswa mampu:
a. Menyebutkan bagian-bagian rongga
mulut dan gigi
b. Menyebutkan fungsi gigi secara umum
dan khusus
7. Materi : a. Bagian rongga mulut
b. Bagian gigi
c. Fungsi gigi
a. Pendahuluan: perkenalan dengan
8. KBM :
bernyanyi
b. Penyampaian materi
c. Evaluasi
d. Penutupan dengan bernyanyi
9. Metode : Ceramah
10. Sumber/Bahan :
Machfoedz, I. dkk. 1993. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan
Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology. 12th Ed. Asia: Wiley
11. A.B.P : a. Poster bentuk gigi dan fungsi gigi
b. Poster gigi sehat dan tidak sehat
c. Wayang berbentuk gigi
12. Evaluasi : Tanya Jawab

Pertanyaan Jawaban
4
Apa saja bagian-bagian rongga Lidah, gusi, gigi, bibir, langit-langit
mulut?
Gigi apa yang berfungsi untuk Gigi seri
memotong makanan ?
Gigi taring berfungsi untuk apa ? Untuk merobek makanan
Apa fungsi gigi secara umum ? Sebagai kecantikan, berbicara, mengunyah

5
SATUAN PELAJARAN 2

1. Pokok Bahasan : Gigi berlubang


2. Sasaran : Siswa TK Al-Hasanah
3. Tempat : TK Al-Hasanah, Jl. C. Simanjuntak no 72
4. Waktu Penyuluhan : 10 menit
5. Tujuan Instruksional
: Untuk mengetahui tentang gigi berlubang
Umum
6. Tujuan Instruksional Setelah diadakan penyuluhan diharapkan
:
Khusus siswa mampu:
a. Mendefinisikan gigi berlubang
b. Menyebutkan penyebab gigi berlubang
c. Mengidentifikasi gigi sehat dan gigi
berlubang
d. Menyebutkan cara mencegah gigi
berlubang
7. Materi : a. Pengertian gigi berlubang
b. Penyebab gigi berlubang
c. Ciri-ciri gigi sehat dan gigi berlubang
d. Cara mencegah gigi berlubang
a. Pendahuluan: perkenalan dengan
8. KBM :
bernyanyi
b. Penyampaian materi
c. Evaluasi
d. Penutupan dengan bernyanyi
9. Metode : Ceramah
10. Sumber/Bahan :

Tarigan, R. 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodontil). Jakarta: EGC.


Wirayuni, K.A. 2003. Plaque Control. Jurnal Kedokteran Gigi Mahasarasawati.
Denpasar: I
YKGI. 1999. Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Anak Sekolah Dasar. Bandung:
Bagian V
13. A.B.P : Poster dan wayang
14. Evaluasi : Tanya jawab

Pertanyaan Jawaban
Apa perbedaan gigi sehat dan Gigi sehat berwarna putih bersih, utuh dan
gigi berlubang? tidak berlubang serta tidak sakit. Gigi

6
berlubang berwarna coklat kehitaman,
terdapat lubang dan terkadang terasa sakit.
Apa yang menyebabkan gigi Tidak menggosok gigi setelah makan-
berlubang? makanan manis
Bagaimana cara mencegah gigi Rajin menggosok gigi 2x sehari pagi
berlubang? setelah sarapan dan malam sebelum tidur,
rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi 6
bulan sekali, tidak makan-makanan manis
secara berlebihan

7
SATUAN PELAJARAN 3

1. Pokok Bahasan : Menggosok gigi


2. Sasaran : Siswa TK Al-Hasanah
3. Tempat : TK Al-Hasanah, Jl. C. Simanjuntak no 72
4. Waktu Penyuluhan : 15 menit
Untuk memahami cara menggosok gigi
5. Tujuan Instruksional Umum :
yang baik dan benar
6. Tujuan Instruksional : Setelah diadakan penyuluhan diharapkan
Khusus siswa mampu:
a. Menjelaskan jenis sikat gigi dan pasta
gigi yang baik
b. Menjelaskan penggunaan sikat gigi dan
pasta gigi yang benar serta waktu
menggosok gigi yang tepat
c. Mempraktikkan langkah-langkah
menggosok gigi yang baik dan benar
7. Materi : a. Jenis sikat gigi dan pasta gigi
b. Penggunaan sikat gigi, pasta gigi dan
waktu menggosok gigi
c. Cara menggosok gigi yang benar
a. Pendahuluan: perkenalan dengan
8. KBM :
bernyanyi
b. Penyamapaian materi
c. Evaluasi
d. Penutupan dengan bernyanyi
9. Metode : a. Ceramah
b. Demonstrasi (peragaan)
10. Sumber/Bahan :

Depkes RI. 1996. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Gigi.
Manson, J.D. dan Eley, D.M. 1993. Buku Ajar Periodonti Alih Bahasa Anastasya S.
Edisi II. Jakarta: Hipcrates.
11. A.B.P : a. Model gigi
b. Sikat gigi
12. Evaluasi : Memperagakan secara mandiri bersama

8
9
B. JOBDESK

Kegiatan PJ Asisten Pemandu Kecil Dokumentasi Keteragan


Pembukaan Sukma - - - Seluruh anggota kelompok
SAP 1 Dini Elvira Tami, Anisa Sukma -
SAP 2 Elvira Tami Anisa, Sukma Dini -
SAP 3 Tami Anisa Sukma, Dini Elvira -
Penutup Anisa - - - Seluruh anggota kelompok

C. ALUR PELAKSANAAN
1. Siswa membentuk 2-3 kelompok kecil. Masing-masing kelompok terdiri
dari 10-15 siswa.
2. Tiap kelompok mempunyai pemandu. Asisten bisa merangkap tugas
sebagai pemegang alat peraga yang dibutuhkan pemateri (PJ) maupun
dapat menjadi pemandu dalam menunjukkan alat peraga kepada siswa.
3. Pemateri menjelaskan tiap SAP pada siswa dan pemandu membantu akses
alat peraga agar siswa dapat melihat dengan jelas serta mengkoordinasikan
siswa.
4. Setelah tiap materi selesai, dilakukan evaluasi berupa tanya jawab maupun
demonstrasi.
5. Antara SAP 1 ke SAP 2 maupun SAP 2 ke SAP 3 diberikan waktu istirahat
dan diisi dengan bernyanyi.
6. Setelah SAP 3 selesai, diberikan sedikit evaluasi tambahan dan ditutup
dengan membagikan snack.

10
SUSUNAN ACARA

Waktu Kegiatan Keterangan


08.30 09.00 Persiapan Seluruh angota kelompok
09.00 09.05 Pembukaan Oleh Sukma
09.05 09.15 SAP 1 Oleh Dini
09.20 09.30 SAP 2 Oleh Elvira
09.35 09.50 SAP 3 Oleh Tami
09.55 10.00 Penutup Oleh Anisa
10.00 selesai Beres beres Seluruh angota kelompok

11
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1996. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta : Direktorat
Kesehatan Gigi.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 1995. Tata Cara Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Herijulianti, E. dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Machfoedz, I. dkk. 1993. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Manson, J.D. dan Eley, D.M. 1993. Buku Ajar Periodonti Alih Bahasa Anastasya S.
Edisi II. Jakarta: Hipcrates.
Pratiwi, D. 2007. Gigi Sehat dan Cantik. Jakarta: PT Kompas Medha Nusantara.
Tarigan, R. 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodontil). Jakarta: EGC.
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.
12th Ed. Asia: Wiley.
Welbury, R. 1997. Pediatric Dentistry . Inggris: Oxford University Press.
Wirayuni, K.A. 2003. Plaque Control. Jurnal Kedokteran Gigi Mahasarasawati.
Denpasar : I
YKGI. 1999. Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Anak Sekolah Dasar. Bagian V :
Bandung

12
Lampiran Materi Edukasi Kesehatan Gigi

1. Bentuk dan Fungsi Gigi


Menurut Ircham Machfoedz dkk (1993: 1) fungsi dari gigi adalah:
1) Untuk berbicara
2) Untuk mengunyah makanan
3) Untuk kecantikan atau kebagusan
Menurut Ircham Machfoedz dkk (1993 : 19) sesuai dengan fungsi gigi,
maka dikenal empat bentuk :
1) Gigi seri, berjumlah 4 buah untuk tiap rahang, sehingga total terdapat 8
buah. Terletak di depan dan bertugas untuk memotong dan menggunting
makanan.
2) Gigi taring, berjumlah 2 buah untuk tiap rahang. Terletak di sudut mulut
dengan bentuk mahkota runcing, guna mencabik makanan.
3) Geraham kecil,. Gigi ini merupakan pengganti gigi geraham sulung. Seperti
kita ketahui gigi sulung tidak memiliki geraham kecil. Jadi, hanya geraham
saja. Letak gigi geraham kecil, di belakang gigi taring. Ada delapan, atas
empat dan bawah empat yaitu kanan 2 dan kiri 2. Tugasnya membantu atau
bersama-sama geraham besar menghaluskan makanan.
4) Geraham besar. Terletak di belakang gigi geraham kecil jumlahnya dua
belas. Atas enam dan bawah enam. Masing-masing sisi tiga buah.
Permukaannya lebar dan bertonjol-tonjol. Gunanya untuk menggiling
makanan.
Menurut Tortora dkk (2009) Bagian bagian Rongga mulut terdiri dari :
gigi, lidah, palatum durum (palatum keras), dasar dari mulut, trigonum
retromolar, bibir, mukosa bukal, alveolar ridge, dan gingiva. Tulang
mandibula dan maksila adalah bagian tulang yang membatasi rongga mulut.
Rongga mulut dibentuk secara anatomis oleh pipi, palatum keras, palatum
lunak, dan lidah. Pipi membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi
dari rongga mulut. Pada dasarnya sebuah gigi terbagi menjadi 2 bagian.

13
Pertama adalah mahkota yakni bagian putih gigi, yang merupakan bagian yang
terlihat. Kedua adalah akar gigi bagian yang tidak terlihat.

2. Gigi Berlubang
a. Pengertian gigi berlubang
Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi,
yaitu enamel, dentin dan sementum, berupa daerah yang membusuk pada
gigi, terjadi akibat proses secara bertahap melarutkan mineral permukaan
gigi dan terus berkembang kebagian dalam gigi.
b. Penyebab gigi berlubang
Proses terjadinya gigi berlubang karena aktivitas jasad renik dalam
karbohidrat yang dapat diragikan. Proses ini ditandai dengan
dimineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya,
sehingga dapat terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu
lapisan dentin serta dapat mencapai pulpa.
c. Menurut Tarigan (2004) tanda dan gejala karies gigi antara lain adalah:
1) Terdapat spot putih seperti kapur pada permukaan gigi
2) Tampak lubang pada gigi.
3) Warna hitam pada tahap karies awal.
4) Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil.
5) Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.
6) Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan
terutama pada waktu malam.
7) Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah
d. Cara mencegah Gigi Berlubang
Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan cara terbaik untuk
mencegah terjadinya penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi
dapat dilakukan dengan plaque control.
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah
akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam
mencegah terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada

14
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control,
antara lain:
1) Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah
dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang
mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula
makanan yang lengket hendaknya dihindari. Adapun yang disarankan
dalam plaque control adalah makanan yang banyak mengandung serat
dan air. Jenis makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta
vitamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada
jaringan penyangga gigi.
2) Kontrol secara periodik
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kelainan dan
penyakit gigi dan mulut secara dini.
3) Fluoridasi
Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh manusia
sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email tahan terhadap asam.
Menurut YKGI (1999), penggunaan fluor ada dua macam yaitu secara
sistemik dan lokal. Secara sistemik dapat dilakukan melalui air minum
mengandung kadar fluor yang cukup sehingga fluor dapat diserap oleh
tubuh. Secara lokal dapat dilakukan dengan diteteskan/dioleskan pada
gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi
dengan menggunakan sendok cetak.

3. Menggosok Gigi
Menggosok gigi dalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat
untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari
penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi
sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang
terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian
posterior sisi lainnya.

15
a. Ciri-Ciri Sikat dan Pasta Gigi dan Pasta Gigi yang Baik
1) Sikat Gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri,
seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai
jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat
menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran
mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah
kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena
sifatnya yang elastis (Manson dan Eley, 1993).
2) Pasta Gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor,
karena fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih
tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor
apabila digunakan secara teratur akan dapat mencegah kerusakan gigi.
Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti
formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu
mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi
gingiva (Manson dan Eley, 1993).
b. Penggunaan Sikat Gigi dan Pasta Gigi yang Baik dan Waktu yang Tepat
untuk Menggosok Gigi
Lama menggosok gigi tidak ditentukan tetapi biasanya dianjurkan
maksimal 5 menit (minimal 2 menit). Cara yang dianjurkan mulai dari
posterior ke anterior pada sisi rahang bawah dan rahang atas dan berakhir
pada posterior sisi lain. Frekuensi menggosok gigi menurut para ahli
adalah 2 kali sehari dirasa sudah cukup. Waktu terpenting adalah malam
hari sebelum tidur.

c. Prinsip-prinsip menggosok gigi

1) Pegangan sikat harus dipegang dengan kuat tetapi jangan terlalu kuat
karena akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan

2) Hindari pandangan ke bawah bidang


16
3) Metode menyikat gigi yang benar harus dianjurkan tergantung
pertumbuhan gigi dan keadaan gusi

4) Dianjurkan untuk menggunakan jenis sikat gigi yang lembut,


pertengahan atau keras (sikat gigi yang lembut bulunya berdiameter
0,2 mm, pertengahan 0,3 mm dan keras 0,4 mm) tergantung keadaan
gusi

5) Keefektifan dalam menyikat juga tergantung pada sikat

Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah:


1) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju
mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali
gerakan setiap permukaan gigi.
2) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik
turun
3) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik
turun agak memutar.
4) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan
gerakan maju mundur.
5) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat
dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.
6) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar
sisa fluor masih ada pada gigi.
7) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan
posisi kepala sikat gigi berada di atas.

17
Lampiran ABP

1. ABP untuk SAP 1

18
19
20
21
2. ABP untuk SAP 2

22
23
24
3. ABP untuk SAP 3

25

You might also like