Professional Documents
Culture Documents
21100112130048
Teknik Geologi 2012
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi
sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara
alamiah, bersifat mobile, bersuhu antara 9000C 12000C atau lebih dan berasal dari
kerak bumi bagian bumi atau selubung bumi bagian atas. Komposisi kimiawi magma
hasil analisa kimia dari sampel batuan beku terdiri dari senyawa-senyawa yang bersifat
non volatil yang jumlahnya sekitar 90% dari seluruh isi magma, senyawa volatil, dan
unsur-unsur lain yang disebut sebagai unsur jejak (trace element).
Adanya zona lemah sebagai respon dari adanya gaya endogen yang bekerja di
dalam bumi, mengakibatkan adanya kontak magma dengan udara luar. Magma juga
akan bergerak melewati bagian-bagian zona lemah. Hal ini disebabkan magma yang
bertekanan tinggi akan menuju ke tekanan yang lebih rendah. Magma yang menuju
permukaan akan mengalami pembekuan secara perlahan dan akan membentuk mineral-
mineral sebagai massa pembentuk batuan beku. Mineral adalah zat padat anorganik
yang terbentuk secara alamiah yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik tertentu dan memiliki penematan atom-atom
secara beraturan di dalamnya atau dikenal sebagai struktur kristal.
Pengendapan mineral-mineral terjadi sesuai dengan temperaturnya. Rata-rata,
setiap mineal mempunyai suhu pembentukan yang berbeda-beda. Salah satu skema
yang menunjukkan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yaitu Seri
Reaksi Bowen. Bowen melakukan eksperimen dengan memanaskan suatu massa batuan
dalam alat laboratoriumnya sampai tingkatan suhu tertentu hingga mampu melelehkan
massa batuan secara keseluruhan. Hasil dari pengamatan Bowen yaitu bahwa mineral-
mineral mempunyai titik lebur yang berbeda-beda, begitu juga titik bekunya.
1
Ammar Baskara
21100112130048
Teknik Geologi 2012
2
Ammar Baskara
21100112130048
Teknik Geologi 2012
mineral hampir tidak mengalami perubahan. Hanya salah satu unsurnya saja yang
mengalami perubahan yaitu unsur Ca yang dengan seiringnya penurunan suhu akan
digantikan dengan unsur Na. Mineral yang pertama kali terbentuk dalam kelompok
plagioklas yaitu anorthit yang kemudian disusul oleh bitonit, labradorit, andesin,
oligoklas, dan albit. Mineral ini terbentuk pada suhu tinggi dan banyak terdapat pada
batuan beku basa seperti gabro atau basal. Andesin terentuk pada suhu menengah dan
terdapat pada batuan beku diorite atau andesit. Mineral kelompok plagioklas yang
terbentuk pada suhu rendah yaitu albit. Mineral ini tersebar pada batuan asam seperti
granit dan riolit.
Mineral-mineral pada deret discontinuous dan continuous akan bertemu pada
mineral K-feldspar (orthoklas) dan menerus ke mineral muskovit dan terakhir sekali
terbentuk yaitu mineral kuarsa. Mineral kuarsa merupakan mineral yang paling stabil di
antara mineral-mineral yang ada di dalam Seri Reaksi Bowen. Pembentukannya yang
paling terakhir mengindikasikan bahwa mineral ini tidak mengalami reaksi lagi dengan
larutan sisa magma dan struktur atom penyusunnya juga memperlihatkan susunan yang
sangat rapat, sehingga kecil kemungkinan zat-zat lain dapat masuk mengisi ruang
kosong yang ada.
Jadi, magma dapat berubah fase dari zat yang semula cair menjadi zat padat
membentuk mineral-mineral penyusun batuan beku. Sebaliknya, mineral-mineral yang
dalam fase padat akan berubah fase menjadi zat cair apabila kondisi suhu sekitar
melebihi suhu pembentukannya.