Professional Documents
Culture Documents
I. Tujuan Percobaan
1.1. Mampu menjelaskan sifat umum dan sifat khusus karbohidrat.
1.2. Mampu melakukan analisis kualitatif karbohidrat dalam suatu sampel.
HC OH C O
CH 2OH CH 2OH
1
Berdasarkan radikal fungsinya, monosakarida dibedakan
menjadi:
1. Aldosa
Aldosa adalah monosakarida yang mengandung gugus
aldehid.
Contoh : glukosa dan galaktosa
2. Ketosa
Ketosa adalah monosakarida yang mengandung gugus
keton.
Contoh : fruktosa
(Poedjiadi, 1994)
Pembagian Monosakarida
a. Glukosa
Sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Banyak terdapat
di buah dan madu.
H O
C
H C OH
HO C H
H C OH
H C OH
CH2 OH
2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanal
Chemical Formula: C6H12O6
(Poedjiadi, 1994)
2
b. Galaktosa
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk
laktosa yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa
mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang
larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang
cahaya terpolarisasi ke kanan.
CHO
H C OH
HO C H
HO C H
H C OH
CH2 OH
2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanal
Chemical Formula: C6H12O6
(Poedjiadi, 1994)
c. Fruktosa
Sering disebut levolusa karena memutar bidang
polarisasi ke kiri. Fruktosa adalah gula termanis, terdapat
dalam buah dan madu, maupun dalam sukrosa. Fruktosa
mempunyai sifat seperti keton karena mengandung gugus
keton.
Sifat-sifatnya :
- Mempunyai gugus keton (karbonil) bebas disamping gugus
hidroksil bebas
- Dapat terhidrasi jika dipanaskan bersama asam mineral
kuat
- Dapat mereduksi fehling dan menghasilkan endapan merah
bata.
(Kleinfelter, 1990)
3
CH2 OH
C O
HO C H
H C OH
H C OH
CH2 OH
1,3,4,5,6-pentahydroxyhexan-2-one
Chemical Formula: C6H12O6
(Poedjiadi, 1994)
II.2.2 Disakarida
Disakarida terbentuk dari dua monosakarida dengan
menghubungkan ikatan glikosida diantara anometrik dari salah satu
monosakarida dengan gugus hidroksil monosakarida lain. Hidrolisa
disakarida dengan pengaruh asam-asam mineral encer akan
menghasilkan monosakarida-monosakarida penyusun disakarida.
Disakarida dapat di bagi menjadi 4, yaitu :
a. Maltosa
Maltosa adalah hasil reaksi glukosa dan glukosa, yang
diperoleh sebagai hasil hidrolisi pati. Karbon anomerik dari unit
glukosa yang kedua berbentuk hemiasetal, fungsinya berbeda dalam
kesetimbangan dengan bentuk aldehid rantai terbuka, karena itu
maltose memberikan hasil positif dengan uji tollens dan reaksi lain
yang serupa berlaku untuk karbon anomerik pada glukosa.
Strukturnya :
4
CH 2OH CH 2OH
O H O H
H
H H
OH H OH H
OH O OH
H OH H OH
Chemical Formula: C15H28O11
(Fessenden, 1982)
b. Laktosa
Hidrolisis laktosa menghasilkan glukosa dan galaktosa dalam
jumlah yang sama. Kristal anomer (pada unit glukosa) dibuat
komersial dalam keju. Laktosa dapat mereduksi pereaksi fehling
dan benediet pada pemanasan.
(Hart, 1988)
Strukturnya :
CH 2OH CH 2OH
O O H
OH H
H H
H O H
OH OH
H H OH
H OH H OH
Struktur Laktosa
Chemical Formula: C16H30O11
(Poedjiadi, 1994)
c. Sukrosa
Tersusun oleh glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang sama.
Strukturnya :
5
CH 2OH
O H CH2 OH H
H
O
H
H H OH
OH
OH O CH2 OH
OH H
H OH
Struktur Sukrosa
Chemical Formula: C14H26O11
(Poedjiadi, 1994)
Dari struktur ini maka sukrosa tidak akan mengalami
metarotasi, hidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa dapat terjadi oleh
adanya asam kemudian diikuti dengan terjadi perubahan pemutaran
bidang polarisasi cahaya, peristiwa ini dikenal sebagai inverse
sukrosa.
(Respati, 1982)
d. Sellebiosa
Desakarida yang diperoleh diperoleh dari hidrolisis parsial
selulosa. Hidrolisis lebih lanjut menghasilkan glukosa, oleh karena
itu selebrosa adalah isomer dari maltose. Struktur konformasi yang
digambarkan pada selebrosa ialah satu cincin mengandung oksigen
yang berurutan satu di belakang yang lainnya.
CH2 OH CH2 OH
O O
OH
OH OH
OH O
OH OH
(2R,5S)-6-(hydroxymethyl)-3,4,5,6-tetramethyl-5-((((2R,5S)-3,4,5-trihydroxy-6-
(hydroxymethyl)-2,3,4,5,6-pentamethyltetrahydro-2H-pyran-2-
yl)methoxy)methyl)tetrahydro-2H-pyran-2,3,4-triol
Chemical Formula: C23H 44O11
(Fessenden, 1982)
6
II.2.3 Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa yang tersusun dari molekul-molekul
monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis
yang lengkap akan dapat dihasilkan monosakarida-monosakarida
penyusun polisakarida. Polisakarida memenuhi 3 maksud dalam sistem
kehidupan, yaitu :
a. Sebagai bahan bangunan : sellulosa dan kitin
b. Sebagai bahan makanan : pati dan glikogen
c. Sebagai zat spesifik : polisakarida heparin
(Fessenden, 1982)
Pembagian polisakarida
Sellulosa
Merupakan senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Sellulosa membentuk komponen serat dari dinding sel tumbuhan.
Molekul sellulosa merupakan rantai-rantai dan D-glukosa sebanyak
14000 satuan yang terdapat sebagai berkas-berkas mirip tali yang
terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen. Sellulosa tidak
mempunyai hemiasetal sehingga tidak dapat mengalami dioksidasi
oleh reagen seperti tollens.
(Fessenden, 1982)
Sellulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan
pembentuk dinding sel. Contoh : serat kapas. Dalam tubuh kita,
serat tidak dapat dicerna karena kita tidak mempunyai enzim yang
dapat mengurangi sellulosa.
(Poedjiadi, 1994)
7
Pati (amilum)
Merupakan polisakarida paling melimpah kedua. Pati dapat
di pisahkan menjadi dua fraksi utama berdasarkan kelarutan bila di
titurasi dengan air panas sekitar 20%. Pati adalah 20% amilosa
(larut) dan 80% sisanya adalah amilopektin (tidak larut).
1) Amilosa
Hidrolisis amilosa menghasilkan D-glukosa, hidrolisis
parsial menghasilkan maltosa. Timbul warna biru tua dan timbul
interaksi antar keduanya.
2) Amilopektin
Mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih permolekul
hidrolisis amilopektin.
3) Glikogen
Yaitu polosakarida yang di gunakan sebagai tempat
penyimpanan glukosa dalam sistem hewan. Struktur glikogen
mirip amilopektin, bedanya untuk glikogen rantainya lebih
bercabang daripada amilopektin.
4) Kitin
Polisakarida linear yang mengandung N-asetil-o-
glukosamina terikat pada hidrolisis. Kitin menghasilkan 2-
amina-2-deoksi-o-glukosa (gugus asetat terlepas dalam tahap
hidrolisis). Di alam, kitin terikat pada bahan bukan polisakarida
(protein dan lipid).
(Fessenden,1982)
8
aqua bromata akan didapatkan asam hidroksi monokarboksilat
yang disebut asam aldonat.
(Sumardjo, 1997)
II.3.2 Reaksi Reduksi
Pada reaksi reduksi monosakarida dengan sedium amolgen
berbentuk polialkohol yang namanya mendapat akhiran atol.
CHO CH 2OH
mereduksi
CH 2OH
CH 2OH
9
(Sumardjo, 1997)
2.5 Sifat-Sifat Umum Polisakarida
Glikogen dapat mereduksi fehling dan apabila direaksikan dengan
iodine maka akan berubah menjadi merah coklat.
Amilum tidak dapat mereduksi fehling dan apabila direaksikan
dengan iodine maka akan terbentuk amilum yang berwarna lain.
(Gibson, 1950)
10
(Holmi Comp, 1964)
II.6.4 Uji Asam Pikrat
Asam pikrat jenuh berwarna kuning. Positif jika terjadi
perubahan warna kuning menjadi merah. Uji ini untuk
mengetahui sifat pereduksi karbohidrat.
(Lucas, 1935)
II.6.5 Uji Hidrolisis
Uji hidrolisis untuk mengetahui/memisahkan penyusun dari
disakarida atau polisakarida yang tersusun dari monosakarida-
monosakarida.
(Holmi Comp, 1964)
II.6.6 Uji Molisch
Sampel ditambah noftol dan H2SO4, jika sampel
mengandung karbohidrat, akan terbentuk cincin merah pada
bidang batas.
(Holmi Comp, 1964)
II.6.7 Uji Selliwanorf
Pereaksi sel iwanorf adalah resolsinol (l,3) hidroksi-benzena
dalam asam klorida. Apabila karbohidrat direaksikan dengan
pereaksi sel iwanorf lalu dipanaskan dan membentuk warna
merah anggur maka hal ini menunjukkan adanya fruktosa.
(Holmi Camp, 1964)
II.6.8 Uji Kompleks Iodine-Kanji
Perubahan warna setelah ditetesi iodine menjadi biru tua
menunjukkan adanya karbohidrat. Hal ini terjadi karena molekul
amilosa yang membentuk senyawa berupa larutan koloid
(amilopeksin).
(Holmi Comp, 1964)
11
2.7 Analisa Bahan
II.7.1 Glukosa
Mudah larut dalam air, sukar larut dalam alcohol, memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan.
(Basri, 1996)
II.7.2 Galaktosa
Kurang larut dalam air, sukar larut dalam eter dan alcohol,
kurang manis, memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.
(Basri, 1996)
II.7.3 Fruktosa
Rasa paling manis, memutar cahaya terpolarisasi ke kiri,
dapat mereduksi peraksi fehling dan tollens.
(Basri, 1996)
II.7.4 Maltosa
Mereduksi pereaksi benedict, fehling rasa manis,
mengalami metarotasi gula pereduksi.
(Basri, 1996)
II.7.5 Laktosa
Rasa kurang manis, tidak larut dalam alkohol dan eter.
(Basri, 1996)
II.7.6 Sukrosa
Sukar larut dalam eter dan alcohol, larut dalam air, tidak
dapat mereduksi fehling, tidak mempunyai gugus hemiasetol,
tidak menunjukkan metarotasi.
(Basri, 1996)
II.7.7 Air Suling
Air yang diperoleh dari pengembangan uap air melalui
proses penguapan. Tidak berwarna, bersifat polar, pelarut organik
yang baik.
(Amirudin, 1993)
12
II.7.8 Iodine
Sukar larut dalam air, mudah larut dalam klorofom astal,
larut dalam minyak gliserol.
(Amirudin, 1993)
II.7.9 Madu
Madu lebah sebagian besar mengandung gula inverse. Gula
inverse banyak digunakan untuk es krim dan permen. Gula
inverse rasanya paling manis dari sakarida lainnya.
(Amirudin, 1993)
II.7.10 Sirup
Sirup glukosa yaitu larutan glukosa yang sangat pekat,
seningga mempunyai viskosilas/kekentalan yang tinggi, didapat
dari amilum melalui proses hirolisis dengan asam.
(Basri, 1996)
II.7.11 NaOH
Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter, sebagai
basa untuk membuat sabun dan kertas.
(Basri, 1996)
II.7.12 Pereaksi Fehling
Pereaksi ini terdiri atas campuran larutan tembaga sulfat,
kalium natrium tantriat dan natrium hidroksida. Larutan fehling A
adalah larutan CuSO4 dalam air, larutan B adalah larutan garam
KNa tartriat dan NaOH dalam air.
(Pudjaatmaka, 1999)
II.7.13 Pereaksi Molisch
Terdiri atas larutan -naftol dan asam sulfat, bereaksi positif
dengan karbohidrat jika mengahsilkan warna merah.
(Pudjaatmaka, 1999)
II.7.14 H2SO4
Bersifat higroskopis, dalam larutan cair bersifat asam kuat,
dalam keadaan pekat bersifat oksidator dan zat pendehidrasi.
13
(Sumardjo, 1997)
II.7.15 Amilum
Suatu polisakarida sebagai hasil polimersi alam dari
molekul kecil karbohidrat dengan rumus C6H10O5, sebagai butiran
dalam berbagai ukuran dan menjadi cirri dari sel tumbuhan.
(Sumardjo, 1997)
II.7.16 Benedict
Berupa larutan yang mengandung cuprisulfat, natrium
karbonat dan natrium sitrat. Jika direaksikan dengan aldehid dan
dipanaskan akan mengendap menjadi Cu2O.
(Sumardjo, 1997)
II.7.17 Pereaksi Tollens
Jika direaksikan dengan monosakarida yang mengandung
gugus aldehid akan mengahsilkan cermin perak. Pereaksi tollens
dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat dan natrium
hidroksida.
(Amirudin, 1993)
II.7.18 HNO3
Merupakan asam anorganik, zat cair tidak berwarna,
bersifat korosit dan oksidator kuat.
(Amirudin, 1993)
II.7.19 Pereaksi Sel iwanorf
Pereaksi sel iwanorf apabila direaksikan dengan
karbohidrat lalu dipanaskan akan terbentuk warna merah anggur.
(Amirudin, 1993)
II.7.20 Asam Pikrat
Rasa pahit, sukar larut dalam air, larut dalam alcohol, eter
dan zat pelarut organic lain. Reaksi dengan logam-logam
membentuk garam pikrat.
(Pudjaatmaka, 1999)
14
II.7.21 Etanol
Cairan jenuh tek berwarna, mudah terbakar, mudah
bercampur dengan air. Rumus kimia C2H5OH digunakan sebagai
pelarut, bahan bakar, antiseptic (alcohol 70%), bahan minuman
keras, dan juga sebagai bahan mentah dalam beberapa industry
kimia.
(Basri, 1996)
II.7.22 Na2CO3
Menyebabkan iritasi kulit, menyebabkan gangguan
kelenjar lendir.
(Basri, 1996)
III.Metode percobaan
3.1 Alat
1. Tabung reaksi 6. kertas saring
2. Gelas ukur 7. Bunsen&kaki tiga
3. Pengaduk 8. kaca arloji
4. Penjepit 9. pipet tetes
5. Gelas beker
3.2 Bahan
1. Glukosa 8. Air suling 15. H2SO4
2. Pereaksi asam pikrat 9. Madu 16. HCl
3. Galaktosa 10. HNO3 17. NaOH
4. Pereaksi seliwanorf 11. Na2CO3 18. Pereaksi tollens
5. Fruktosa 12. Pereaksi fehling 19. Pereaksi molish
6. Maltosa 13. Pereaksi benedict 20. Sukrosa
7. Etanol 14. Kanji 21. Sirup
15
3.3 Gambar alat
- Tabung reaksi - gelas ukur - pengaduk
Glukosa Fruktosa
16
Tabung Reaksi Tabung Reaksi
Penambahan 10 mL H2O Penambahan 10 mL H2O
Penutupan dan penggoyangan Penutupan dan penggoyangan
Pengamatan kelarutan Pengamatan kelarutan
Hasil Hasil
Laktosa Sukrosa
Kanji Maltosa
Hasil Hasil
Galaktosa Sukrosa
Hasil Hasil
Kanji Laktosa
Hasil Hasil
3.4.2 Sifat mereduksi / fehling
1 mL Laktosa 1 mL Sukrosa
Hasil Hasil
1 mL Glukosa 1 mL Fruktosa
Hasil Hasil
1 mL Kanji 1 mL Madu
Hasil Hasil
1 mL Sirup 2%
Tabung Reaksi
Hasil
3.4.3 Hidrolisa Disakarida dan Polisakarida
a. Uji kompleks kanji-iodine
1 mL Kanji 2%
Kaca arloji
Hasil
b. Uji Hidrolisis
1 mL Kanji 2% 2 mL Kanji 2%
19
20
3.4.4 Tes Umum Terhadap Karbohidrat
a. Uji Mollish
3 mL Glukosa 3 mL Fruktosa
3 mL Maltosa 3 mL Madu
Potongan
kertas saring
Tabung Reaksi
21
3.4.5 Tes Karbohidrat Pereduksi
b. Uji Benedict
1 mL Glukosa 1 mL Fruktosa
Hasil Hasil
1 mL Maltosa 1 mL Laktosa
Hasil Hasil
1 mL Maltosa 1 mL Glukosa
Hasil Hasil
22
1 mL Fruktosa 1 mL Laktosa
Hasil Hasil
d. Uji Tollens
1 mL Fruktosa 1 mL Glukosa
Hasil Hasil
1 mL Laktosa 1 mL Maltosa
Hasil Hasil
23
e. Uji Selliwanorf
1 mL Glukosa 1 mL Fruktosa
Hasil Hasil
25
b. Uji hidrolisis Larutan menjadi lebih keruh
2 mL
dan 1 mL
larutan kanji 2
% + 2 tetes
HCL pekat, Larutan menjadi berwarna biru, lakmus
pemanasan berwarna merah
Dita
mbah 1 tetes
iodine encer,
pengecekan Warna larutan menjadi bening dan kertas
dengan lakmus lakmus menjadi biru muda
Dita Warna larutan tetap tidak terjadi
%
4. Dita -
mbah 5 mL
fehling +
dipanaskan
Tes Umum Terbentuk cincin ungu
osa +
5. Frukt
osa
Malt
Terbentuk endapan merah bata +
ose
Terbentuk endapan merah bata +
Madu
26
50% Terbentuk endapan merah bata +
Poton Terbentuk endapan merah bata +
gan kertas +
saring Larutan berwarna kuning
Tes Karbohidrat Larutang berwarna kuning kemerahan -
Pereduksi Larutan berwarna kuning +
a. Uji Benedict Larutan berwarna kuning -
Gluk -
osa Warna larutan orange pucat terdapat
Frukt endapan coklat +
sa -
Frukt
osa
27
Malt
ose
Lakto
sa
d. Uji selliwanorf
Gluk
osa
Frukt
osa
V. Pembahasan
5.1 Uji Kelarutan
5.1.1 Uji dengan air
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kelarutan karbohidrat di dalam air. Karbohidrat yang digunakan
sebagai sampel yaitu glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, sukrosa,
dan kanji.
Langkah kerja yang dilakukan yaitu sampel diencerkan
dengan aquades atau air suling untuk mengetahui kelarutannya,
kemudian digojog. Tujuan dari penggojogan ini yaitu untuk
mencampurkan agar karbohidrat bercampur sempurna dengan air.
Hasil yang diperoleh adalah larutan menjadi lebih bening atau
bernilai positif.
Karbohidrat dapat larut dalam air, hal ini dikarenakan sifat
karbohidrat sesuai prinsip like dissolve like yaitu senyawa polar
akan melarutkan senyawa polar dan senyawa non polar akan
melarutkan senyawa non polar.
Karbohidrat merupakan larutan polar, dan air juga merupakan
senyawa polar sehingga bila dicampur karbohidrat akan larut.
28
Sebelum di larutkan, warna karbohidrat (glukosa, galaktosa,
fruktosa, maltosa, manosa, laktosa, sukrosa) warna jernih
kekuningan. Setelah di larutkan menjadi jernih karena adanya
proses pengenceran yang menyebabkan molaritas dari zat terlarut
berkurang, sehingga kepekatan warnanya juga berkurang dan
larutan tampak jernih.
29
Untuk mengetahui sifat reduktor pada karbohidrat dapat dilakukan
dengan uji fehling. Sampel yang digunakan dalam uji ini yaitu glukosa,
fruktosa, laktosa, sirup, madu dan kanji.
Cara kerja yang dilakukan yaitu dengan menambahkan perekasi
fehling yang terdiri dari fehling A yaitu larutan CuSO 4 dan fehling B
yang terdiri dari K-Na-tartrat dan NaOH, kemudian dipanaskan sambil
digoyang. Pemanasan dan penggoyangan yang dilakukan bertujuan untuk
mempercepat terjadinya reaksi, dengan pemanasan maka suhu larutan
akan naik, sehingga mengakibatkan gerakan-gerakan molekul dalam
larutan semakin cepat dan terjadi tumbukan antar molekul yang semakin
besar.
Karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat yang
membentuk garam karena adanya basa, sedngkan pereduksi fehling akan
mengalami reduksi sehingga tembaga (II) berubah menjadi tembaga (I).
Hasil yang diperoleh dari uji ini adalah positif yaitu terbentuk
endapan merah bata. Endapan merah bata tersebut adalah endapan dari
Cu2O.
Hasil positif uji fehling akan terbentuk endapan warna merah yang
menunjukkan karbohidrat yang di uji mempunyai sifat pereduksi. Bahan-
bahan yang di uji,seperti glukosa, kanji, laktosa, sirup, madu, terjadi
perubahan warna dan terbentuk endapan warna merah bata, kecuali
fruktosa. Fruktosa merupakan gugus ketosa yang tahan terhadap
oksidator, sedangkan pada uji fehling akan di uji daya oksidasi dan
reduksi dari suatu karbohidrat, sehingga fruktosa tidak mengalami
perubahan warna.
30
O H O ONa
C C
H OH H OH
HO H t oC HO H Cu2O 2 H+
Cu++ NaOH H2O
H OH H OH
H OH H OH
CH 2 OH CH 2OH
glukosa
(Sumardjo, 2009)
b. Uji Hidrolisis
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui atau memisahkan
penyusun dari disakarida atau polisakarida yang tersusun dari
monosakarida-monosakaridanya.
31
Percobaan yang dilakukan pada uji ini adalah dengan larutan
kanji 2% ditambahkan dengan larutan HCl pekat, larutan menjadi
agak keruh. Penambahan HCl pekat bertujuan untuk memecah rantai
amilum/pati yang merupakan polisakarida menjadi monosakarida. Pati
merupakan polimer linier dari glukosa sehingga hidrolisis sempurna
dari pati akan menghasilkan glukosa.
Langkah selanjutnya adalah pemanasan, tujuan dari pemanasan
ini untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Setelah dipanaskan, larutan
ditambah 1 tetes iodine untuk menguji masih ada atau tidaknya
amilosa. Hasilnya larutan menjadi berwarna biru tua yang
menunjukkan bahwa sampel masih mengandung amilosa (belum
terhidrolisis secara sempurna). Kemudian di uji dengan kertas lakmus,
warna kertas menjadi merah yang menunjukkan larutan bersifat asam,
kemudian dilakukan penambahan NaOH 10% untuk menetralkan sisa
asam hingga larutan tepat basa, warna larutan menjadi bening. Pati
belum terhidrolisis secar sempurna, hal ini dikuatkan oleh uji fehling
yang hasilnya negatif yaitu warna larutan masih berwarna biru muda.
CH 2OH CH 2OH CH 2OH
H O H H O H H O H
H H2O, H + H
OH H OH H OH H
O O HO OH
H OH H OH H OH
Reaksi Hidrolisis
(Sumardjo, 2009)
32
tersebut mengandung karbohidrat. Sampel yang dipakai yaitu glukosa,
fruktosa, maltosa, madu 50% dan potongan kertas saring.
Pada percobaan disiapkan 5 tabung reaksi. Masing-masing tabung
diisi sampel kemudian ditambah ditambah 3 ml H2SO4 dan 2 tetes alfa
naftol. Penambahan H2SO4 ditujukan untuk mendehidrasi karbohidrat agar
menjadi hidroksimetilfurfural, dan penambahan alfa naftol agar terbentuk
senyawa khusus untuk polisakarida dan disakarida. Pada tabung-tabung
tersebut terbentuk tiga lapisan. Lapisan atas berwarna bening, lapisan
tengah terbentuk cincin warna ungu dan lapisan bawah berwarna hijau.
Pengecualian pada tabung reaksi yang berisi madu 50% yang terbentuk
dua lapisan. Lapisan atas berwarna ungu muda dan lapisan bawah
berwarna ungu pekat. Semua sampel menunjukkan hasil yang positif, hal
ini disebabkan karena karbohidrat mengalami hidrolisis oleh Asam Sulfat
menjadi Hidroksil metil Furtenol yang kemudian terkondensasi
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Adanya penambahan
H2SO4 pada uji ini bertujuan untuk memprercepat reaksi (sebagai
katalisator).
33
H H
C C
H 2SO 4
C6H12O6 C C C O
3 H 2O O
CH 2 OH
H
Heksosa Hidroksimetilfurfural
OH
H H
C C H H
C C C O C C
O C C C O
CH2 OH O
H CH2 OH
Hidroksimetilfurfural alfa naftol Ungu
OH
(Sumardjo, 2009)
34
sedangkan pereaksi benedict tereduksi dan menghasilkan endapan Cu2O
(merah bata).
Contoh reaksi antara glokosa dan pereaksi benedict :
O H O OH
C C
H OH H OH
HO H to C HO H Cu2O 2 H+
Cu++ H2O
H OH H OH
H OH H OH
CH 2OH CH2OH
glukosa
(Sumardjo, 2009)
35
praktikan yang melakukan kesalahan dalam melakukan
percobaan,sehingga didapatkan hasil yang negatif.
Contoh reaksi antara glukosa dan asam pikrat :
O OH
O H
C
C
OH OH
H OH
H OH O2N O2N NH 2
NO2
to C HO H
HO H
H OH
H OH
NO2 H OH NO2
H OH
Asam pikramat
asam pikrat
CH2 OH
CH 2OH
asam glioksilat
glukosa
(Soemardjo, 2009)
36
Contoh reaksi antara glukosa dan pereaksi tollens :
O H
COONH2
C
H OH
H OH
o HO H Ag H20
HO H Ag(NH3)2OH t C
H OH
H OH
H OH
H OH
CH 2 OH
CH 2OH
glukosa
(Soemardjo, 2009)
37
Contoh reaksi antara glukosa dan selliwanorf :
CH 2 OH
O
H H
HO H C C
HCl
3 H2O C C C O
O
H OH CH 2OH
H
H OH Hidroksimetilfurfural
CH 2 OH
Glukosa Reaksi dehidrasi glukosa
O O
HO OH
H H
C C
C C C O 2 H2O
O
CH 2OH O
H
Hidroksimetilfurfural Resorsinol Merah
CH 2OH
Reaksi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol
(Soemardjo, 2009)
38
VI. Kesimpulan
6.1 Sifat Fisik
Karbohidrat dapat larut dalam air dan etanol, karena sama-sama
senyawa polar, kecuali kanji karena kanji tersusun dari amilopektin yang
molekulnya besar.
6.2 Sifat Kimia
Kanji merupakan karbohidrat yang mempunyai kandungan amilopektin
yang dibuktikan dengan uji kanji iodine.
Untuk menguraikan polisakarida menjadi monosakarida dilakukan uji
hidrolisis.
Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel, yang
mengandung karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, maltosa, madu 50%
dan potongan kertas saring dilakukan uji mollish
Karbohidrat mempunyai sifat pereduksi.Hal ini dapat dibuktikan dalam
uji dengan fehling,benedict, asam pikrat, dan pereaksi tollens.
Untuk mengidentifikasi perbedaan gula ketosa dan aldosa dilakukan
dengan uji selliwanorf.
Uji kelarutan dengan H2O yang positif adalah glukosa, fruktosa,
maltosa, laktosa, sukrosa, dan kanji.
Uji kelarutan dengan etanol 25% yang positif adalah glukosa, fruktosa,
maltosa, laktosa, dan sukrosa.
Uji Fehling yang positif yaitu pada penambahan 1 ml laktosa, 1 ml
glukosa, 1 ml sukrosa, 1 ml kanji, 1 ml madu, dan 1 ml sirup 2%.
Uji disakarida dan polisakarida yang positif yaitu pada uji kompleks
kanji iodine larutan kanji 1 % + 1 tetes iodine encer, uji hidrolisis
dengan penambahan 1 tetes iodine encer, dan uji hidrolisis dengan
penambahan NaOH 10%.
Uji Molish yang positif yaitu pada glukosa, fruktosa, maltosa, madu
50%, dan potongan kertas saring.
39
Uji Benedict yang positif yaitupada glukosa, fruktosa, maltosa, dan
laktosa.
Uji asam pikrat yang positif yaitu pada fruktosa, maltosa, dan laktosa.
Uji Tollens yang positif yaitu pada glukosa dan fruktosa.
Uji Selliwanorf yang positif hanya fruktosa.
40
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold. 1988. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
41