You are on page 1of 11

ALDEHID

Tata Nama IUPAC


Sistem Tatanama IUPAC memberikan akhiran karakteristik al (berasal
dari suku pertama aldehida). Sebagai contoh, H2C = O adalah methan-al, lebih
umum disebut formaldehida. Karena gugus karbonil aldehid harus selalu terletak
di ujung rantai karbon, diberi no 1, dan karena itu mendefinisikan penomoran
arah.
Contoh:
CH 3 C=OH = Etanal (asetaldehida)

CH 3 CH 2C=OH = Propanal
(propionaldehida)

Sifat-Sifat Senyawa Aldehid


Aldehid memiliki macam-macam sifat ditinjau dari beberapa aspek :

1. Sifat Fisis/fisika
a. Titik didih

Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas (titik didih -21C),
dan etanal memiliki titik didih +21C. Aldehid lainnya berwujud cair, dengan titik
didih yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar. Besarnya titik
didih dikendalikan oleh kekuatan gaya-gaya antar-molekul

b. Gaya dispersi van der Waals

Gaya tarik ini menjadi lebih kuat apabila molekul menjadi lebih panjang dan
memiliki lebih banyak elektron. Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan
ukuran dipol-dipol temporer yang terbentuk.

c. Gaya tarik dipol-dipol van der Waals

Aldehid adalah molekul polar karena adanya ikatan rangkap C=O. Seperti
halnya gaya-gaya dispersi, juga akan ada gaya tarik antara dipol-dipol permanen
pada molekul-molekul yang berdekatan. Ini berarti bahwa titik didih akan menjadi
lebih tinggi dibanding titik didih hidrokarbon yang berukuran sama,yang mana
hanya memiliki gaya dispersi.

d. Kelarutan dalam air

Aldehid yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya
berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai. Alasan mengapa aldehid
yang kecil dapat larut dalam air adalah bahwa walaupun aldehid tidak bisa saling
berikatan hidrogen sesamanya, Namur aldehid bisa berikatan hidrogen dengan
molekul air.

e. Ikatan dan kereaktifan

1. Ikatan pada gugus karbonil

Atom oksigen jauh lebih elektronegatif dibanding karbon sehingga


memiliki kecenderungan kuat untuk menarik elektron-elektron yang terdapat
dalam ikatan C=O kearahnya sendiri. Salah satu dari dua pasang elektron yang
membentuk ikatan rangkap C=O bahkan lebih mudah tertarik ke arah oksigen. Ini
menyebabkan ikatan rangkap C=O sangat polar. Pada dasarnya aldehid sangat
reaktif karena adanya gugus karbonil pada senyawa aldehid tersebut.

2. Sifat Spektral Aldehid

A. Spektra inframerah

Spektrum inframerah berguna untuk mendeteksi gugus karbonil dalam


suatu aldehid. Namun adanya gugus karbonil belum tentu menandakan bahwa zat
tersebut termasuk aldehid sebab ada beberapa senyawa lain yang memiliki gugus
karbonil(ester,asam karboksilat,dll).

B. Spektra nmr
Elektron dalam suatu gugus karbonil, seperti electron dalam ikatan
rangkap atau awan pi aromatic, akan digerakkan oleh suatu medan magnet luar.
Medan imbasan molekuler yang dihasilkan mempunyai efek yang dalam pada
absorpsi nmr dari proton aldehida. Resapan nmr untuk suatu proton aldehida
bergeser jauh ke bawah medan ( = 9-10ppm, di luar jangka spectra, yang lazim).
Geseran besar ini timbul oleh efek-efek aditif dari berkurangnya perisai
(deshielding) anisotropikoleh electron pi dan berkurangnya perisai induktif oleh
karbon elektropositif dari gugus karbonil itu.

2. Sifat kimia

1. Sifat mendamar

Jika suatu larutan aldehid dalam air diberi larutan NaOH atau KOH maka
zat cairnya akan bewarna kuning dan sesaat kemudian mengendaplah suatu zat
amorf yang bewarna merah kekuning-kuningan.

2. Reaksi dengan PX5 dihasilkan geminal halida


R-CHO + PCl5 R-CHCl2 + POCl3

3. Reaksi dengan halogen teristimewa.

Dalam lingkungan alkalis halogen dapat menstubtitusi atom-atom H yang


terikat pada atom C alfa, yaitu atom C yang letaknya terdekat dengan gugus
karbonil.

4. Sifat mereduksi

Karena aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat maka aldehid


adalah suatu reduktor.

a. Reduksi pereaksi tollens (larutan Ag beramoniak)


Pereaksi tollens dibuat dengan cara menetesi Larutan perak nitrat(AgNO 3)
dengan larutan amonia (NH3) sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-
mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I),
[Ag(NH3)2]+.
Larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak
Aldehid
berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.

b. Reduksi pereaksi fehling atau bennedict

Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang
secara ensensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga(II) yang
dikompleks dalam sebuah larutan basa

Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari


Aldehid
tembaga(I) oksida.

5. Sifat polimerisasi

Polimerisasi ada 2 jenis :

1. Polimerisasi adisi

Terjadi antara 2 atau lebih molekul dari zat yang sejenis asetaldehid dengan
pengaruh sedikit asam sulfat pekat dapat membentuk trimernya yang disebut
paretanal yang berantai lingkar.

3CH3CHO (CH3CHO)3

2. Polimerisasi kondensasi

Adalah 2 molekul atau lebih dari sejenis zat yang tidak sejenis membentuk
sebuah molekul baru yang besar dengan melepaskan H 2O. NH3 atau molekul lain
yang sederhana dalam hal ini aldehid dapat berkondensasi dengan :

CH3-CH=O + H2NOH CH3-CHNOH + H2O


Fenil hydrazine bila dipanaskan :

CH3CHO + NH2HC4H6 CH-O=N-NHC4H6 + H2O

Reaksi Senyawa Aldehid

1. Oksidasi alkohol primer dengan oksidator lemah

C2H5OH CH3CHO + H2O

2. Uap alkohol dilakukan pada temperatur panas

C2H5OH CH3CHO + H2

Nama aldehid berasal dari reaksi ini, karena aldehid merupakan


alkohol yang kekurangan hidrogen (alkohol dehidrogenatum).

3. Destilasi kering garam Na atau asam karboksilat dengan Na-formiat

R-COONa + H-COONa R-C-H + 2NaCO2

4. Metanal(formaldehid) terbentuk pula sebagai hasil antara pembentuk


karbohidrat secara fotosintesa didalam daun.

Reaksi Reaksi PembuatanAldehid

Aldehid dapat dibuat melalui beberapa macam reaksi,yaitu reaksi adisi,


reaksi adisi-eliminasi, reaksi reduksi dan melalui reaksi oksidasi.

1. REAKSI ADISI
Merupakan suatu reaksi yang mengubah senyawa karbon tidak jenuh
(mempunyai ikatan rangkap) menjadi senyawa karbon jenuh (tidak mempunyai
ikatan rangkap). Karena aldehid memiliki ikatan rangkap antara C dan O maka
aldehid dapat diadisi.

a. Adisi dengan H2
Adisi dengan H2 (hidrogen) menghasilkan alkohol primer.

H H
R-C=O + H-H R-C-OH
H
contoh :
H H
CH3-CH2-C=O + H-H CH3-CH2-C-OH
H
Propanal propanal

b. Adisi dengan air


Air dapat mengadisi suatu gugus karbonil,untuk membentuk suatu 1,1 diol
yang disebut gem-diol atau hidrat. Reaksi tiu reversible, dan biasanya
kesetimbangan terletak pada sisi karbonil. Rumus umum :

Aldehid suatu hidrat(dua OH pada C)

H-C=O + H2O HCH(OH)2

Formaldehid formalin

Cl3CCHO + H2O Cl3CCH(OH)2


kloral kloral hidrat

2. REAKSI ADISI-ELIMINASI

Beberapa reagensia mengalami adisi ke dalam aldehida yang diikuti


dengan eliminasi air atau molekul kecil lain untuk memperoleh suatu produk yang
mengandung suatu ikatan rangkap.

a. Reaksi dengan amonia dan amina Primer


Amonia adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang gugus karbonil dari
suatu aldehida dalam suatu reaksi adisi eliminasi. Reaksi itu dikatalisis oleh
runutan asam. Produknya adalah suatu amina, suatu senyawa yang mengandung
gugusan C = N.

Tahap 1, Adisi :

O Cepat O- Cepat OH
RCH + RNH2 RCH RCH
RNH2 RNH

Tahap 2 adalah protonasi gugus OH, yang kemudian dapat lepas sebagai
air dalam suatu reaksi eliminasi.
Tahap 2, Eliminasi :

OH H+, cepat O+H2 - H2O , Lambat -H+, cepat


RCHNHR RCH NHR RCH = NHR RCH
= NR

b. Reaksi dengan Amina Sekunder


Dengan amina primer, aldehida menghasilkan imina. Dengan
menggunakan amina sekunder (R2NH), aldehida menghasilkan ion iminium, yang
akan bereaksi lebih lanjut menjadi enamina (vinilamina).

Ikatan rangkap
antara karbon dan kepada
nitrogen

O H+, -H2O H -H+


CH3CH + (CH3)2NH CH2 CH = N(CH3)2 CH2 =
CHN(CH3)2
Dimetilamina suatu ion iminium suatu enamina
Suatu amina sekunder

c. Reaksi dengan Hidrazina dan Senyawa Sehubungan


Imina mudah terhidrolisis (dipaksa pisah oleh air). Tahap awal hidrolisis
adalah protonasi nitrogen imina. Jika suatu gugus elektronegatif terikat pada
nitrogen imina itu, maka kebasaan nitrogen itu berkurang dan hidrolisis
terkurangi.

H3C H+ H3C H banyak tahap H3C


C=N C = N+ C=O+
NH3
H3C H H3C H H3C
H2O

Suatu imina
H3C H+ H3C H
C=N C = N+
H3C NH2 H3C NH2-

Menarik elektron dengan Tak Disukai


Efek induktif

d. Reaksi dengan fofonium ilid (Reaksi Wittig)

R R R R dari ilid
C=O + (C6H5)3P=C C=C + (C6H5)3P=O
H R H R
Suatu ilid adalah suatu molekul dengan muatan + dan berdampingan.
Suatu ilid terbentuk dengan terbuangnya sebuah proton dari dalam karbon yang
berdampingan dengan suatu heteroatom yang bermuatan positif.
3. REAKSI REDUKSI
Suatu aldehida dapat direduksi menjadi suatu akohol, suatu hidrokarbon
atau suatu amina. Produk reduksi ini tergantung pada bahan pereduksi dan
struktur senyawa karbonilnya.
O [H] OH NR2
RCH RCHR atau RCH2R atau RCHR
aldehida suatu alcohol suatu hidrokarbon suatu amina

a. Hidrogenasi
Ikatan pi suatu gugus karbonil dapat mengalami hidrogenasi katalitik sama
seperti ikatan pi dalam suatu alkena.
O
CH3CH + H2 Ni CH3CH2OH
Kalor,tekanan

Asetaldehid etanol
Suatu aldehida suatu alcohol primer

Jika suatu ikatan rangkap dan suatu gugus karbonil keduanya


terdapat dalam sebuah struktur, ikatan rangkap itu dapat dihidrogenasikan
sementara gugus karbonil tetap utuh, atau dapat pula keduanya terhidrogenasi.
C=C tereduksi (tetapi C=O tidak):
O Ni O
CH3CH= CHCH2CH + H2 CH3CH2CH2 CH2 CH
25

3-pentenal pentanal

C=C dan C=O direduksi:


Ni
CH3CH= CHCH2CH + 2H2 CH3CH2CH2 CH2CH2OH
3-pentenal Kalor,tekanan 1-pentanol

b. Hidrida Logam
Suatu prosedur reduksi alternative melibatkan penggunaan hibrida logam.
Dua zat pereduksi yang bermanfaat adalah litim aluminium hidrida (sering
disingkat dengan LAH) dan natrium borohidrida, keduanya mereduksi aldehida
menjadi alcohol.

H H

Li+ H Al H Na+ H B H

H H
Litium aluminium hidrida (LAH) natrium borohidrid

OH
(1) LiAlH4
CH3CH2CHCH3
O (2) H2O. H+ 2-butanol (80%)

CH3CH2CCH3
OH
(1)NaBH4
CH3CH2CHCH3
(2) H2O. H+ 2-butanol (87%)

4. REAKSI OKSIDASI

Reaksi oksidasi metil benzena

Reaksi ini merupakan reaksi yang mengoksidasi aldehid menggunakan zat


metil benzena. Secara umum rumus nya :

X.Ar-CH3 + Cl2/kalor X.Ar -- CHOCHCl + CaCO3 X.Ar.CHO

You might also like