You are on page 1of 1

Jika sedang bicara tentang humor, seringkali semua kaidah kebahasaan banyak dikesampingkan.

Kita tidak lagi hanya memahami penutur secara tekstual, namun juga kontekstual. Jika pada
tuturan wajar, penutur dan mitra tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang
harus dipatuhi untuk mengatur tindakannnya, penggunaan bahasanya, interpretasi terhadap
tindakan dan ucapan mitra tuturnya, maka lain halnya dengan humor. Humor itu serius Banyak
dimensi keseriusan yang dimiliki oleh humor.

Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, humor juga memiliki berbagai teori dalam pengkajiannya.
Alan Dundes mengatakan bahwa salah satu fungsi penting humor adalah melakukan protes
sosial. Dengan fungsi tersebut humor dapat digunakan untuk melihat realita di masyarakat
dimana humor itu berkembang.

Kajian pragmatik yang mengkaji wacana secara eksternal dapat dikaitkan dengan hal ini.
Misalnya sesuatu yang dianggap humor di Amerika, belum tentu itu humor di Indonesia.
Begitupun antara satu daerah dengan daerah yang lain, humor di jawa belum tentu dianggap
humor di sunda atau sebaliknya. Wacana humor selain ditujukan untuk menghibur pembaca juga
sebagai wahana kritik sosial terhadap segala ketimpangan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh yang diambil dari humor Gus Dur.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nadialutfiana/humor-dalam-kajian-
pragmatik_54f69de8a33311c5028b523d

You might also like