You are on page 1of 11

Fraktur Antebrachii

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.1 trauma
yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan
bawah yang menyebabkan patah radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,
misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal
patah. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. Trauma
tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah juga.2
Gejala Klinis
Pada Fraktur tertutup antebrachii, gejala yang harus diperhatikan :
1. Deformitas di daerah yang fraktur: angulasi, rotasi (pronasi atau supinasi) atau
shorthening
2. Nyeri
3. Bengkak.3

Pemeriksaan Fisik

1 Look : Tampak adanya edema dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi,
rotasi, pemendekan) pada regio antebrachii dextra 1/3 distal, hal yang penting adalah
apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,
cedera terbuka.

2 Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, teraba adanya penonjolan tulang, tetapi perlu juga
memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi.
Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

3 Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk
menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi sendi dibagian distal cedera.4

Pemeriksaan Penunjang
Dalam ilmu kedokteran, sinar-X dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta
organ tubuh lain tanpa melakukan pembedahan langsung pada tubuh pasien. Sinar-X lembut
digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh
menembusi badan manusia tetapi diserap oleh tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk
melihat kecacatan tulang, kepatahan tulang, dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker, yang disebut radioterapi.
Pemeriksaan penunjang yang lain ialah MRI dan CT scan. MRI jarang dipakai untuk deteksi
awal penyakit tetapi sangat berguna menunjukkan kondisi penyakit karena ia memperlihatkan
jaringan lunak di sekitar sendi.

Diagnosis Kerja
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi
pasien yaitu adanya Fraktur Antebrachii Dextra 1/3 Distal. Fraktur tulang adalah putusnya
kesinambungan suatu tulang. Fraktur dapat terjadi pada semua bagian tubuh salah satunya adalah
fraktur antebrachii 1/3 distalyaitu suatu patahan yang mengenai 1/3 bagian bawah tulang
tangan..2
Tetapi trauma yang cukup untuk menyebabkan fraktur, hampir tak dapat dielakkan
menimbulkan cedera jaringan lunak. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan.

Klasifikasi Fraktur Antebrachii


1. Fraktur Colles.
Deformitas pada fraktur ini seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien terjatuh
dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi, supinasi). Ini
adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidennya yang tinggi
berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien
biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang.
2. Fraktur Smith.
Fraktur dislokasi ke anterior (volar), karena itu sering disebut reverse collesfracture.
Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan
sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi.

3. Fraktur Monteggia.
Fraktur sepertiga proximal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proximal. Monteggia
mempublikasikan fraktur ini sebagai fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi ke
anterior dari kapitulum radius. Ternyata kemudian terbukti bahwa dislokasi ini dapat
terjadi ke lateral dan juga posterior. Penyebabnya biasanya trauma langsung terhadap
ulna, misalnya sewaktu melindungi kepala pada pukulan, sehingga disebut patah tulang
tangkis. Pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan apabila terdapat
dislokasi ke anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fossa cubitus. Pergelangan
tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pada
saraf radialis. Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (sering) dan tipe fleksi. Pada tipe
ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna kearah hiperekstensi dan pronasi.
Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan kearah fleksi yang
menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.Gambaran radiologis jelas
memperlihatkan adanya fraktur ulna yang disertai dislokasi sendi radio-humeral.

Gambar 1.1 Fraktur Monteggia

Pengobatan
Dengan cara konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode operatif
sering menjadi pilihan pada fraktur Monteggia pada orang dewasa. Petunjuk untuk
keberhasilan terapi adalah memulihkan panjangnya ulna yang mengalami fraktur hanya
setelah itu sendi yang berdislokasi dapat sepenuhnya direduksi. Pada anak-anak kadang
dapat dilakukan manipulasi, tetapi pada orang dewasa lebih baik dilakukan reduksi
terbuka dan pemasangan flat. Kalau caput radius dapat direduksi secara tertutup, begitu
lebih baik dan bila tidak, harus di terapi dengan operasi. Lengan diimobilisasi dalam gips
dengan siku yang di fleksi selama 6 minggu. Setelahi itu dianjurkan gerakan aktif

4. Fraktur Galleazzi.
Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan
tangan terbuka yang menahan badan, terrjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi
pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. Jauh lebih sering
terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan
tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris yang sering
terjadi. Gambaran klinisnya bergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur. Bila
ringan, nyeri dan tegang dirasakan pada daerah fraktur; bila berat, biasanya terjadi
pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal.
Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna. Gambaran radiologisnya
pada fraktur ini yaitu fraktur melintang atau oblique yang pendek ditemukan pada
sepertiga bagian bawah radius, dengan angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar
inferior bersubluksasi atau berdislokasi.3,4

Gambar 2.1 Fraktur Galleazzi

Pengobatan
Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi
radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi. Secara konservatif mungkin kurang
memuaskan dan bila demikian, terapi bedah menjadi pilihan.
Etiologi
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera(trauma), seperti kecelakan mobil,
olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar
daripada kekuatan tulang. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh
dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi
oleh:
1. Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.
2. Usia penderita
3. Kelenturan tulang
4. Jenis tulang.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan
lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan
fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya sedangkan penghancuran kemungkinan
akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. Bila terkena
kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang
terkena kekuatan itu jadi kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
Tekanan yang berulang-ulang atau trauma ringan(fraktur kelelahan) pada tulang
menyebabkan tulang menjadi retak, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan
berulang-ulang. Kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur patologik). Fraktur dapat terjadi oleh
tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat
rapuh (misalnya pada penyakit paget ). Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh
karena kelainan seperti osteoporosis,osteomyelitis atau tumor seperti ewings sarcoma atau
metastase myeloma bisa mengalami patah tulang. Berdasarkan kasus,fraktur terjadi karena jatuh
di kamar mandi dan posisi tangan menahan berat tubuh sehingga pasien tidak dapat
menggerakkan tangannya.

Manifestasi klinik
Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.
Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang
untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas. Deformitas dapat di
ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya obat.
Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat
fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang.
Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau
beberapa hari setelah cedera.2,3,4
Penatalaksanaan Medika Mentosa
Perlu dilakukan tata laksana terhadap nyeri yang seringkali timbul akibat fraktur. Pada
keadaan tersebut pasien dapat diberikan paracetamol 500 mg hingga dosis maksimal 3000 mg
per hari. Bila respons tidak adekuat dapat ditambah dengan kodein 10 mg. Langkah selanjutnya
adalah dengan menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen 400 mg, 3 kali
sehari. Golongan narkotik hendaknya dihindari karena dapat menyebabkan delirium.3

Penatalaksanaan Non-Medika Mentosa


Untuk fraktur sendiri, prinsip penatalaksanaannya adalah mengembalikan posisi patahan
tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan
fraktur (imobilisasi). Reposisi yang dilakukan tidak harus mencapai keadaan sepenuhnya seperti
semula karena tulang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan bentuknya kembali seperti
bentuk semula (remodelling).2
Fraktur dapat ditangani sesuai dengan kondisi dari tulang. Imobilisasi dengan gips
merupakan penanganan pilihan pada fraktur lengan bawah kedua tulang yang tidak disertai
dislokasi dan fraktur ulna saja. Alatnya dengan stress sharing, dengan cara penyembuhan tulang
sekunder. Reduksi tertutup dan imobilisasi dengan long arm cast telah dipergunakan untuk
fraktur lengan bawah dengan dislokasi, tapi mungkin kurang memuaskan kecuali jika reduksinya
dapat dipertahankan dengan hati-hati. Gips harus memiliki cetakan interoseus yang baik dengan
potongan melintang berbentuk oval, bukan bulat, karena dapat membantu mempertahankan
ruang interoseus. Fraktur radius sepertiga distal harus dimobilisasi dalam posisi pronasi
(merelaksasikan tarikan deformasi m. pronator quadratus) untuk mencapai kemungkinan terbaik
kesegarisan yang dapat diterima. Long arm cast dipakai selama 4 minggu, dan kemudian diganti
dengan short arm cast atau brace fungsional selama 2 minggu. Durasi pemakaian gips dan
imobilisasi adalah sekitar 6 sampai 8 minggu sebelum menyambung.6
Kebanyakan fraktur lengan bawah, termasuk fraktur radius saja, fraktur kedua tulang, dan
fraktur yang disertai dislokasi caput radii atau destruksi articulatio radioulnaris distalis
memerlukan reduksi terbuka dan fiksasi interna. Alat yang digunakan adalah stess shielding dan
cara penyembuhan tulang primer.6
Pada fraktur monteggia, reduksi tertutup caput radii dapat dilakukan, diikuti dengan
pemasangan pelat untuk fraktur ulna. Reduksi simultan caput radii akan terjadi saat fraktur
corpus ulnae telah tereduksi secara anatomis dan terfiksasi. Bergantung pada stabilitas caput radii
setelah reduksi, imobilisasi pascaoperatif dapat bervariasi dari long arm cast sampai brace
fungsional.6
Pada fraktur galeazzi, radius direduksi secara anatomis dan difiksasi pada pelat.
Penanganan ini akan mengembalikan posisi articulatio radioulnaris. Long arm cast atau brace
fungsional mempertahankan lengan bawah pada posisi supinasi selama 4 minggu. Penanganan
kemudian diikuti dengan short arm cast selama 2 minggu berikutnya.6
Fraktur colles dan smith juga memiliki cara penanganan yang berbeda dengan fraktur
monteggia dan galaezzi. Cara pertama adalah dengan reduksi tertutup dan pemasangan gips,
yang merupakan penanganan fraktur yang tidak memerlukan fiksasi bedah. Cara ini
diindikasikan untuk pasien dengan fraktur tanpa dislokasi atau dengan dislokasi minimal tanpa
kominutif yang banyak. Radiograf pascareduksi harus memperlihatkan pemulihan kemiringan
palmar dan panjang radius. Secara umum, pasien berusia lebih dari 60 tahun biasanya ditangani
dengan short arm cast untuk mencegah kekakuan siku. Setelah pemasangan long arm cast selama
3 sampai 6 minggu pertama, akan diteruskan dengan pemasangan short arm cast. Long arm cast
memberikan dukungan yang lebih baik untuk fraktur kominutif tidak stabil serta memberikan
kontrol rotasional dan kontrol nyeri yang lebih baik. Fraktur tanpa lokasi dapat ditangani dengan
short arm cast.6
Ada pula fiksator eksterna yang sangat berguna untuk fraktur kominutif, fraktur dengan
dislokasi yang tidak dapat ditangani dengan reduksi terbuka atau fiksasi interna. Alat yang
digunakan adalah stress-sharing dengan cara penyembuhan tulang sekunder, dengan disertai
pembentukan kalus. Kadang-kadang, pin perkutaneus atau fiksasi interna dapat digunakan
sebagai adjuvan fiksasi eksterna.6
Selain itu, bila frakturnya artikular dengan dislokasi, digunakan metode reduksi terbuka
dan fiksasi interna. Alat yang digunakan adalah stres-shielding untuk fiksasi pelat dan stress-
sharing untuk fiksasi pin. Cara penyembuhannya primer, jika tercapai fiksasi solid dengan pelat
sehingga tidak terbentuk kalus, cara penyembuhan sekunder jika fiksasi solid tidak tercapai, atau
pada pin perkutaneus. Gips pasca oprasi biasanya dianjurkan selama 2 sampai 6 minggu,
bergantung pada stabilitas fiksasi.6

Pencegahan

Pencegahan tulang bisa diberikannya sumber-sumber kalsium pada tulang yang pernah hilang seperti
mengkonsumsi :
Kalsium, dapat membantu dalam memperkuat pembentukan tulang, membuat tulang jadi
padat dan tulang tetap sehat seiring kita bertambah usia. Kalsium adalah mineral yang
penting dalam hidup.
Vitamin K, berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian ilmiah telah
menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang. Studi yang berlangsung saat
ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat mencegah penyerapan kembali dan masuknya
makanan secara cukup, dimana hal ini penting untuk mencegah kerapuhan tulang.
VitaminD, selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan melindungi tulang.
Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan memiliki kandungan vitamin D rendah
memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Mereka juga memiliki kecenderungan
akan tulang rapuh seiring bertambahnya umur. Vitamin D secara alami bisa diperoleh di
dalam makanan tertentu saja (misal minyak ikan cod), tetapi juga dapat memperolehnya
dari sinar matahari, dan banyak makanan yang sudah diperkuat dengan nutrisi.
Magnesium, memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah satunya adalah untuk
membuat tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan dalam tulang).
Memakan berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin magnesium masuk ke
tubuh secara cukup. Wanita diatas 30 tahun harus memenuhi sekitar 320mg magnesium
setiap hari, sedangkan pria sekitar 400-420mg. Jumlah tersebut mudah didapatkan dengan
mengkonsumsi, kacang-kacangan seperti almond, kacang kedelai, gandum, dan sayuran
yang berwarna gelap seperti bayam.
Berhati-hati dalam berdiri dan berjalan.6

Komplikasi

1 Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi
yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring

2 Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan normal.
3 Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.

4 Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di


dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat.

5 Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

6 Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko
terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70
sam pai 80 fraktur tahun.

7 Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang
imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya
komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila
terjadi pada bedah ortopedil

8 Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya
terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.

9 Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau necrosis iskemia.

10 Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik
abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan
tropik dan vasomotor instability.4,6

Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi fraktur antebrachii, usia dan status kesehatan
individu serta adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah dijangka,
namun, individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur antebrachii tertutup memiliki tingkat
kematian 17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen dengan gaya berjalan
mungkin terjadi, dan kecacatan/deformitas dapat diakibatkan dari cedera lain yang berkelanjutan
pada saat fraktur.5

Penutup
Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Fraktur tertutup atau simple adalah fraktur dengan kulit yang tidak mengalami perforasi sehingga
lokasi fraktur tidak terpajan lingkungan luar sedangkan fraktur terbuka atau fraktur gabungan
adalah fraktur dengan kulit yang tertembus pada ekstremitas yang terkena. Fraktur tertutup
terutama di tungkai bawah biasanya mempunyai resiko tinggi untuk mendapat compartment
syndrome karena pada patah tulang tertutup, darah tidak dapat keluar dan sering menimbulkan
peningkatan tekanan compartment otot. Justru, pemeriksaan neurovascular distal terutama bila
kulit terlihat tegang dan bengkak harus segera dilakukan karena jika terlambat amputasi terpaksa
dilakukan. Penanganan yang baik menghasilkan penyembuhan dan prognosis yang membaik.

Daftar Pustaka
1. Aru W. Sudoyo, Bambang S, Idrus A, Marcellus simadibrata, Siti S editor. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid III edisi V. Pusat informasi dan Penerbitan bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. Jakarta; 2009 : 2556-564.
2. Sylvia Anderson P, Lorraine McCarty W. Alih bahasa, Braham U, Pendit dkk. Editor edisi
bahasa indonesia, Huriawati H. Patofisiologi ; konsep-konsep klinis penyakit. Edisi 6.
EGC. Jakarta; 2009 : 1381-1406.
3. Kasper DL, Braunwald E, Fauci S et all, penyunting. Harissons principles of internal
medicine, edisi ke-16. New york: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2008.
4. Becker MA, Jolly M. Clinical gout and pathogenesis of hypeuricemia. In : Arthritis and
allied condition. A textbook of Rheumatology. Koopman WJ,editor. Edisi 15. Baltimore:
Lippincott Williams and Wilkins; 2008. P. 2303-33.
5. Klippel JH,. Gout, epidemiology, pathology and pathogenesis. In : Primer on the rheumatic
disease. Edisi 12. Atlanta: Arthritis foundation; 2008. p. 307-24.
6. Freddy PW, Sulistia Gan. Farmakologi : analgesik antipiretik analgesik anti-inflamasi dan
obat gangguan sendi lainnya. Edisi ke-5. FKUI; 2007. 230-46.

You might also like