Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Hari/Tanggal : Senin, 30 April 2012
Tempat : Laboratorium produksi ternak unggas
Fakultas Peternakan, UNPAD
II
TINJAUAN PUSTAKA
Suplai
Penyembelihan
Pencelupan ringan
Pencelupan keras
Pencabutan bulu
2
Pendinginan dengan air
Pendinginan dengan udara
Penyimpanan
Pemasaran
Penyembelihan
Pada tempat prosesing ayam disembelih pada bagian leher
dekat kepala dengan memotong vena jugularis dan arteri karotid
(Gambar 2) menggunakan metode pemotongan yang religius
(Parry, 1989).
Art
eri karotid (ki)
3
Ve
na jugularis (ki)
Oeshopagus
Tr
akhea
4
musyrik penyembah berhala, (3) orang yang masih
diperselisihkan dalam menyembelih yaitu ahli kitab, Majusi dan
Shabiin, wanita dan anak-anak, orang gila, orang mabuk, orang
yang melalaikan sholat, pencuri dan perampas harta orang lain.
Syarat keempat berhubungan dengan saat penyembelihan:
menyebut nama Allah, menghadapkan hewan sembelihan ke
kiblat dan niat saat menyembelih (Nuhriawangsa, 1999).
Pemingsanan
Pada rumah pemotongan ayam biasanya dilakukan
proses pemingsanan sebelum penyembelihan dengan alat
pemingsan elektronik (Mountney, 1976).
Pencelupan/Scalding
5
Lamanya perendaman merupakan faktor utama yang
mempengaruhi hasil dibanding suhu perendaman. Jika suhu
terlalu tinggi akan mengakibatkan hasil yang kurang
memuaskan. Begitu juga jika waktu perendaman terlalu lama
akan menyebabkan kulit mudah terkelupas. Pelepasan kulit akan
mengakibatkan meningkatnya kehilangan kandungan air ketika
karkas didinginkan atau dibekukan dan akan menyebabkan
terjadinya noda-noda warna yang tidak diinginkan selama
pendinginan dan pembekuan. Perendaman ini berfungsi untuk
memudahkan pencabutan bulu (Hadiwiyoto, 1992).
Pencabutan Bulu
Setelah proses scalding selesai dilanjutkan dengan
pencabutan bulu. Proses pencabutan bulu biasanya dilakukan
dengan menggunakan mesin pencabut bulu (Parry, 1989).
Mesin pencabut bulu ini terdiri dari dua buah silinder karet
yang pada kedua permukaannya terdapat duri-duri lunak yang
terbuat dari karet. Kedua silinder berputar dengan arah yang
berlawanan, sehingga jika karkas unggas diletakkan di dalamnya
bulu-bulunya akan terkait dan tercabut dari permukaannya. Alat
ini biasanya hanya mampu mencabut bulu-bulu kasarnya saja,
sehingga biasanya dilakukan pencabutan pada pangkal bulu dan
bulu-bulu halus (Hadiwiyoto, 1992).
6
lapisan lilin yang lebih tebal. Pencelupan tersebut tidak dilakukan
pada ujung kaki unggas. Setelah itu karkas didinginkan dengan
merendam pada air dingin atau menyemprot dengan air dingin.
Lapisan lilin kemudian dikelupas, sehingga bulu-bulu sisa yang
menempel pada lilin dapat terlepas. Pada proses ini diharapkan
semua bulu dapat dibersihkan. Setelah bulu habis biasanya
dilakukan penyemprotan dengan air bersih sehingga sisa-sisa
bulu dan kotoran yang menempel pada kulit hilang (Hadiwiyoto,
1992).
Pelayuan
Proses pelayuan bisa dilaksanakan setelah pencabutan bulu
atau tanpa pelayuan dilanjutkan ke eviserasi. Pelayuan pada
unggas bertujuan untuk meningkatkan kualitas daging supaya
tidak alot, terutama dilaksanakan untuk ternak unggas pada
umur potong tua dan berjenis daging merah.
7
maksimal 4 jam. Pelayuan dengan pencelupan air dingin
mempunyai kelemahan dengan naiknya berat karkas sampai 2%
karena penyerapan air oleh karkas (Hadiwiyoto, 1992).
Eviserasi
Setelah proses pencabutan bulu dilakukan eviserasi untuk
mengeluarkan organ dalam, juga dilakukan pemotongan kaki,
kepala dan leher sehingga diperoleh karkas. Organ dalam yang
dikeluarkan adalah organ yang terletak pada rongga dada dan
perut. Organ visera yang layak untuk dimakan seperti giblet
(hati, empedal, jantung) serta leher dan kepala biasanya setelah
dipotong atau diambil akan dibersihkan sampai bersih dan dipak
(Parry, 1989).
8
Gambar 3. Pemotongan kaki unggas (Hadiwiyoto, 1992)
9
serta pada bagian leher bawah kira-kira tepat pada tembolok
(Gambar 6).
10
Gambar 7. Penarikan tembolok dan kerongkongan (Hadiwiyoto,
1992)
11
pada visera dengan menggunakan mesin pembuka visera
setelah pemotongan visera, sehingga intestinum tidak rusak dan
tidak terjadi kontaminasi oleh fecal. Proses pemotongan visera,
jantung dan tembolok menggunakan alat bantu berupa sendok
eviserasi. Proses pemotongan leher menggunakan mesin
pemotong dan proses pembersihan sisa dengan menggunakan
mesin vakum untuk menyedot paru-paru dan sisa-sisa jaringan
(Parry, 1989).
2.2 Pendinginan/Chilling
12
dibanding perendaman dalam mereduksi mikroorganisme (Brant,
1974).Sistem penyemprotan positif menurunkan bakteri
Salmonella typhimurium, Listeria monocytogenes dan
Escherichia coli (Dickson, 1991). Pada proses ini biasanya
menggunakan temperatur pendinginan sekitar 18 oC
(Hadiwiyoto, 1992), tercapai 1oC suhu dalam tubuh (Mead, 1989),
suhu 41oF (Mountney, 1976) dan 40oF (Traylor, 1974). Waktu
yang digunakan juga bervariasi dari 20 sampai 60 menit
(Soeparno, 1992b), 2 jam (Ziegler dan Stadelman 1955 yang
disitasi oleh Thompson et al., 1974), 4 jam (Hadiwiyoto, 1992)
dan 24 jam (Mead, 1989). Pada proses chilling total mikrobia
dapat direduksi antara 81 sampai 91% (May, 1974). Proses ini
berguna untuk mengurangi populasi mikrobia yang biasanya
digunakan senyawa klorin atau disebut proses klorinasi (Parry,
1989).
13
2. Bulu dengan melihat cirri-ciri bulu bagus menyeliputi
seluruh tubuh dengan disertai bulu halus dan lembut dan
bulu pada bagian punggung dan kulit halus dan kuat.
3. Konformasi dengan melihat perdagingan pada bagian
dada dan paha dan lemak yang menyelimutinya dan
sistem penulangannya seimbang.
4. Daging dengan melihat penyebaran daging pada bagian
dada dan paha yang banyak atau sedikit.
5. Lemak dengan melihat penyebaran lemak pada daging
yang baik dan sedikit pada kulit, punggung dan organ.
6. Kerusakan-kerusakan dengan melihat sayatan pada dada,
defek-defek bekas gigitan serangga atau penyakit, warna
pada karkas, kerusakan tulang dan daging dan memar
pada kulit.
14
Faktor Grade A atau Grade B atau Grade C atau
Kualitas No. 1 Kualitas No. 2 Kualitas No. 3
Kesehatan dan Aktif, mata Sehat dan Kurang
Kekuatan cerah, tam-pak semangat/lin- semangat/lincah
sehat, cah
lincah/sema-
ngat
Bulu menutup
Kondisis Bulu Menutupi Penutupan bulu
seluruh tubuh
seluruh tubuh plumage pada
agak baik
dengan bagus punggung
dan tampak kurang lengkap
mengkilat atau
bercahaya
Ramping
merata/teratur
pada bulu yang
baru tumbuh
Membentuk
lekukan 1/8 inchi
Punggung Agak bengkok Bengkok atau
Normal bungkuk
(pengecualian
pada garis
lengkung
Kaki dan Sayap punggung) Agak tidak
normal Tidak normal
Normal
Perdagingan
Perdagingan Dada kurang
Perdagingan agak bagus baik per-
bagus, dada kembangannya,
lebar dan sempit dan tipis
panjang
15
Perlemakan Punggung dan
paha gending
Menyelimuti Sedikit
kurang diseli-
dengan ba-ik, penampakan le-
muti lemak,
beberapa lemak mak pada dada
sedikit le-mak
di bawah kulit dan kaki yang
disekitar tempat
sebagian be-sar melindungi
a-kar bulu
menyelimuti penam-pilan
karkas permukaan
daging
Ayam muda
penye-limutan Ayam betina
lemak sedang mempunyai
lemak
Lemak
abdominal yang
abdominal tidak Banyak
Cacat berlebih
berlebih
Tidak ada
Sobek dan tulang
patah Secara umum
Sedikit pada bagian
Memar, goresan, Sedang yang cacat
pengerasan Tidak ada
layak untuk
Tidak ada
Sedikit terdapat dimakan
memar, goresan Sedang (sedikit
Pengelupasan
dan pengerasan pada da-ging)
sisik ba-nyak
Shank
Pengelupasan Pengelupasan
sisik sedi-kit sisik se-dang
16
kemudian disimpan dalam tempat penyimpanan dan baru
dipasarkan (Hadiwiyoto, 1992).
17
drum stick (Judge et al., 1989). Menurut Swatland (1984) sayap
(F) adalah bagian yang terdiri dari daging pada tulang radius,
ulna dan humerus dengan tulang-tulang tersebut. Dada (D)
terdiri dari tulang-tulang sternum dan daging yang melekat
padanya. Paha (A) terdiri dari daging yang melekat pada pelvis
tanpa tulang pelvis ditambah daging dan tulang pada paha.
Thigh (C) terdiri dari daging yang melekat pada tulang femur
sampai pertemuan tulang femur dengan tulang tibia dengan
tulangnya. Drumstick (B) terdiri dari daging yang melekat pada
tulang tibia dan tulang fibula pada paha dengan tulangnya.
Punggung (E) adalah bagian yang memanjang dari pangkal leher
sampai pada bagian pelvis dengan daging dan tulang yang ada
padanya (Gambar 9).
18
Gambar 9. Bagian karkas dari ayam (Judge et al., 1989)
19
Gambar 10. Bagian otot dada (Swatland, 1984)
20
III
3.1 Alat
1. Baki
2. Pisau
3. Kompor
4. Panci
5. Ember Kantong Plastik
3.2 Bahan
1. Ayam
2. Air
21
IV
PROSEDUR KERJA
22
2. Mengamati bagian dada, punggung, sayap serta kaki,
apakah ada ..penyimpangan atau tidak.
3. Menyesuaikan dengan penilaian standar ayam hidup.
4. Mencatat hasilnya pada lembar kerja.
4. Fleshing
1. Mengamati dan meraba bagian dada dan paha
apakah penuh .dengan daging atau tidak.
2. Menyesuaikan dengan penilaian standar ayam hidup.
3. Mencatat hasilnya pada lembar kerja.
5. Fat
1. Mengamati perlemakan di bawah kulit.
2. Mencubit kulit pada bagian perut, sambil di rasakan
apakah terdapat lemak atau tidak.
3. Menyesuaikan dengan standar.
4. Mencatat hasilnya pada lembar kerja.
6. Defect
1. Mengamati bagian- bagian persendian, lihat apakah
ada yang leps atau tidak.
2. Mengamati juga yang ada bagian dagingnya,
apakah ada memar atau tidak.
3. Melihat bagian kulit dada apakah terjadi penebalan
atau tidak.
4. Melihat pula bagian shank dan telapak kaki apakah
ada penebalan atau tidak.
5. Menyesuaikan dengan standar penilaian
6. Mencatat hasilnya pada lembar kerja.
1. Conformation.
2. Fleshing
23
Drumstiks, thigs, dan dada memberikan gambaran penuhnya
penimbunan daging. Bagaimanapun terapat korelasi yang
positif antara perdagingan di daerah punggung dengan
banyaknya daging pada berbagai bagian karkas lain.
3. Fat
24
Banyaknya dan adanya penyimpangan-penyimpangan yang di
perbolehkan tergantung lokasinya, apakah pada dada atau
tempat lain di karkas. Tidak ada sobekan yang diperbolehkan
dijait,untuk klasifikasi kualitas unggas. Namun demikian
pembuangan Win Tip di perbolehkan. Pada kualitas yang lebih
rendah, persendian kedua atau ketiga mungkin di buang.
HASIL PENGAMATAN
25
Healty and - Kesehatan dan -
vigor vigor baik
- Penutup bulu
Feathering sedikit kurang
baik , Pin
feather agak
banyak.
Comformatio
n
Practically
1.Breast normal
bone
Agak bengkok
2.Back
3.Leg and Agak
Wings menyimpang
Perdagingan
baik
Fleshing
Lemak di
bawah kulit
Fat membungkus
Agak banyak
Defect
1.Tear and
Broken
Bebas
Bone
2.Bruises
Agak banyak
scratches
Agak cally
3.Callauses
4.Shank
5.1.2 Penilaian kualitas karkas
26
Faktor Kualitas A Kualitas B Kualitas C
Comformati Normal
on Sedikit
1.Breast bone melengkung
Melengkung
2.Back normal
Normal
3.Leg and
wings Baik, dada
cukup dalam
Fleshing dan bundar
Membungkus
tubuh dengan
Feathering baik tulang
jalur
Bulu besar
pada dada Non
protuding
Pinfeather pins and
Tidak ada hairs
Broken bone Tidak ada
Missing Part Tidak ada
Disclororati Tidak ada
on
Ekposed
fiosh
27
VI
PEMBAHASAN
6.2 Pembahasan
1. Prosses karkassing
1. Stunning
2. Killing
3. Bleding
4. Scalding
5. Flucking
6. Evisceration
28
7. Pemotongan bagian kepala dan leher serta
kaki/shank.
29
Hasil dari proses karkassing
30
Hasil dari proses karkassing
31
4. Berat darah (239 gram -191 gram= 48 gram).
5. Berat ayam utuh (1404 gram).
6. Berat baki dan darah (239 gram)
7. Berat ayam setelah proses flucking (1286 gram).
8. Berat setelah karkas (1158 gram).
9. Empty karkas ( 976 gram).
10. Dada dan rusuk (396 gram).
11. Sayap (50 gram).
12. Tulang punggung (138 gram).
13. Paha atas (88 gram).
14. Paha bawah ( 70 gram ).
= 70 gram.
32
menjadi rapuh dan dapat pula menjadi tidak normal atau
bengkok serta konformasi tulang yang tidak bagus.
33
jenis kelamin atau tipe ternak yang menghasilkan karkas, umur
atau kedewasaan ternak, dan jumlah lemak intramuskular atau
marbling didalam otot. Faktor nilai karkas dapat diukur secara
subyektif, misalnya dengan pengujian organoleptik atau metode
panel. Disamping kualitas (nilai) karkas, juga dikenal kualitas
hasil, yaitu estimasi jumlah daging yang dihasilkan dari suatu
karkas.
34
Jadi penilaian karkas dapat didasarkan atas berat karkas dan
tingkat perlemakan. Meskipun demikian, karena lemak tidak
selalu terdistribusi secara merata, maka estimasi nilai-nilai
karkas (kualitas hasil) masih menghadapi problem yang
kompleks.
VII
7.1 Kesimpulan
35
mengalami serangkaian proses karkassing dan uji grade agar
sesuai dengan keinginan konsumen.
7.2 Saran
36