Professional Documents
Culture Documents
MELLA YANTI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun Sirsak Hutan (Annona glabra) adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Mella Yanti
NIM G44090029
ABSTRAK
MELLA YANTI. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun
Sirsak Hutan (Annona glabra). Dibimbing oleh GUSTINI SYAHBIRIN dan
PURWANTININGSIH SUGITA.
ABSTRACT
MELLA YANTI. Isolation dan Identification of Alkaloid from Pond Apple
(Annona glabra) Leaf Extract. Supervised by GUSTINI SYAHBIRIN and
PURWANTININGSIH SUGITA.
Sirsak hutan (Annona glabra), is a plant that has been traditionally used as
medicine. In previous studies, ethanol extract of A. glabra leaves has been
reported to be toxic against brine shrimp and zebrafish embryo. The result of
phytochemical test showed dominant presence of alkaloids in the chloroform
fraction, which was the most active fraction of the extract. This study was
intended to isolate alkaloids from the chloroform fraction. The total alkaloid
extract was obtained as much as 0.95 g (0.1%). Fractionation using column
chromatography showed the presence of alkaloids in D fraction obtained by
CHCl3-MeOH (90:10) as the eluent. This fraction exhibited 6 spots that were
detected as alkaloids based on thin layer chromatography analysis with CHCl3-
MeOH (85:15) eluent. Following separation of these spots on preparative thin
layer chromatography, there were only 3 spots (D3; 1.1%, D4; 2.1%, and D5;
1.5%) with good separation based on ultraviolet spectrum at 254 nm. Based on
spectra of liquid chromatography-mass spectrometer, Fourier transformed
infrared, and ultraviolet, the D3 spot was predicted to be similar with armepavine.
MELLA YANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun
Sirsak Hutan (Annona glabra)
Nama : Mella Yanti
NIM : G44090029
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun Sirsak Hutan (Annona
glabra) ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini dilaksanakan dari bulan Juni
2013 hingga Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia,
FMIPA IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Gustini Syahbirin, MS
dan Ibu Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS sebagai pembimbing yang telah
memberikan arahan, saran, nasihat, dan semangat selama penelitian. Selain itu
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Budi Arifin SSi, MSi atas segala
dukungan semangat, masukan, nasihat, dan segala bantuan sebagai Komisi
Pendidikan, Bapak Sabur atas segala motivasi, nasihat, dan pembelajarannya
selama di laboratorium, Ibu Endah dan Bapak Azhar atas bantuannya selama
analisis LCMS beserta staf yang terkait. Ungkapan terima kasih yang teramat
dalam juga penulis sampaikan untuk kedua orang tua yang senantiasa bersabar
menanti kelulusan penulis, atas doa, kasih sayang, semangat, dan dukungannya
baik moral maupun material. Terima kasih penulis sampaikan kepada orang-orang
terdekat yang selalu ada di samping penulis dari awal hingga karya ilmiah ini
selesai, yaitu sahabat seperjuangan Kurnia, Andika, Yugo, Kak Lita, Kak Anna,
Kak Hilwi, Ichsan, Febrina serta seluruh keluarga DMSO atas segala
kebersamaan, semua motivasi, semangat, dan dukungan yang telah diberikan,
serta kepada Agung dan Iin yang selalu memberikan semangat dan motivasi di
kala penulis patah semangat. Semoga Allah SWT melimpahkan kebaikan yang
telah diberikan. Amin.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Mella Yanti
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Sampel yang digunakan adalah daun sirsak hutan yang diperoleh dari Lahan
Praktik Lapangan Teknik Pertanian, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Daun yang
dipilih adalah yang tidak berlubang, bebas hama dan ulat, berwarna hijau tua
dengan tulang daun yang kokoh, serta diambil pada bagian tengah dan pangkal
dahan.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat kaca, kolom
kromatografi, pelat kaca ukuran 20 cm 20 cm, spektrofotometer ultraviolet
tampak (UV-Vis) Shimadzu UV 1601 di Laboratorium Terpadu, IPB,
spektrofotometer inframerah transformasi Fourier (FTIR) Shimadzu IRPrestige-21
di Puslit BATAN, Pasar Jumat, dan kromatografi cair-spektrometer massa (LC-
MS) Xevo G2-S Q-Tof di Puslabfor, Mabes Polri. Bahan yang digunakan meliputi
daun sirsak hutan, pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf, silika gel 60
(0.0400.063 mm), pelat silika gel 60 GF254, kloroform p.a. dan etanol yang telah
didistilasi.
Metode Penelitian
Ekstraksi
Sebanyak 840 g serbuk kering daun sirsak diekstraksi dengan cara maserasi.
Proses maserasi dilakukan dengan merendam sampel dalam etanol 96% selama 3
24 jam pada suhu ruang. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
dengan penguap putar hingga didapatkan ekstrak pekat.
Ekstrak kasar etanol daun sirsak hutan yang diperoleh dari proses maserasi
sebanyak 119.8610 g, dengan rendemen sebesar 14.27% (Lampiran 2), berupa
cairan kental berwarna hijau kehitaman. Cara maserasi dipilih untuk menghindari
rusaknya senyawa metabolit sekunder yang tidak tahan terhadap panas (suhu
4
>40 C). Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Menurut Pranata (1997),
alkaloid dengan kondisi terikat asam organik dapat larut baik dalam etanol 96%.
Alkohol juga merupakan pelarut organik yang umum digunakan dalam proses
maserasi karena dapat melarutkan komponen polar maupun nonpolar (Harborne
1987). Pelarut etanol ini telah digunakan oleh beberapa peneliti, di antaranya
Bhakuni et al. (1972) dan Bhaumik et al. (1979) pada A. squamosa, Hasrat et al.
1997a, 1997b (A. muricata), Santos et al. (2003) (A. dioica), dan Vendramin et al.
(2013) (A. rugulosa).
Ekstrak etanol diuji kualitatif alkaloid dengan beberapa pereaksi. Pereaksi
Dragendorf berupa larutan kompleks dari logam bismut berwarna jingga yang
memberikan sinyal positif berupa endapan jingga (Gambar 2A). Pereaksi Mayer
berupa larutan kompleks dari logam merkuri berwarna putih dengan memberikan
sinyal positif berupa endapan putih (Gambar 2B). Pereaksi Wagner merupakan
larutan I2 dalam kalium iodida berwarna cokelat pekat dan sinyal positif ditandai
oleh terbentuknya endapan cokelat (Gambar 2C). Hasil uji menunjukkan bahwa
daun sirsak hutan positif mengandung senyawa alkaloid.
Chang et al. (2000) dan Hsieh et al. (2004) telah menganalisis senyawa
kimia yang terkandung dalam buah dan batang sirsak hutan. Senyawa alkaloid
yang berhasil ditemukan adalah anobraina, lisikamina, nornusiferina, anonaina, N-
formilanonaina, asimilobina, nordomestisina, stefarina, kikemanina,
dehidrokoridalmina, azaantrakuinon, dan liriodenina. Tabel 1 menampilkan data
senyawa alkaloid yang telah ditemukan pada tumbuhan dalam genus Annona.
Tabel 1 Senyawa alkaloid yang telah ditemukan dalam genus Annona lanjutan
A. dioica Liriodenina, geovanina, dan
(Santos et al. 2003) lisiodiplodina.
A. sericea Lisikamina, isoboldina, (S)-retikulina,
(Campos et al. 2008) nornusiferina, dan nornantenina.
A. salzmani Liriodenina, anonaina, retikulina,
(da Cruz et al. 2011) xilofina, asimilobina, dan kleistofilin.
A. pickelii Liriodenina, lisikamina, asimilobina, dan
(Dutra et al. 2012) nornusiferina.
Anonaina, asimilobina, liriodenina,
A. rugulosa isoboldina, retikulina, xilofina, N-
(Vendramin et al. 2013)
nornusiferina, dan lanuginosina.
A B
Gambar 4 Kromatogram fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom (A) dan pola
pemisahan fraksi D dengan eluen terbaik CHCl3-MeOH (85:15) (B)
yang lebih baik, yaitu sesuai dengan senyawa dugaan atau memiliki %
kelimpahan ion molekul mendekati 100%.
( ) ( )
CaHbOcNdXe, X: F, Cl, Br, dan I (1)
9
Serapan pada bilangan gelombang 1060.85 cm-1 diduga berasal dari ikatan
CN amina 1, 2, atau 3. Hal ini didukung oleh serapan pada 3485.37 cm-1 yang
merupakan serapan ulur NH amina 1 atau 2. Senyawa alkaloid umumnya
ditemukan dalam bentuk amina 2 atau 3, sebagian kecil saja yang ditemukan
dalam bentuk amina 1. Kemungkinan lain adanya ikatan CN antara atom N dan
C alifatik diduga dari serapan di 2922.16 cm-1 yang terdeteksi sebagai ikatan CH
alkana. Serapan di 1660.71 cm-1 dengan intensitas lemah diduga merupakan
ikatan C=N imina yang serapannya akan muncul dari intensitas lemah sampai
kuat.
Nilai serapan pada 1004.91 cm-1 mengarahkan dugaan pada ikatan CO,
yang kemungkinan dihasilkan oleh alkaloid yang memiliki substituen O-metil
atau OH. Ikatan CO tersebut akan terdeteksi dalam spektrum FTIR pada
serapan 1120 cm-1 untuk substitusi O-metil dan 1150-1100 cm-1 untuk OH
(alkohol 2 atau 3). Serapan di 1111.00 cm-1 diduga menunjukkan ikatan COC
dari substitusi O-metil dan atau OH dari armepavina. Senyawa aromatik
(benzena) terdeteksi dari ikatan C=C aromatik dan C-H aromatik yang masing-
masing memunculkan serapan di 1600 dan 1475 cm-1; 31503050 cm-1. Serapan
di 3182.55 cm-1 diduga berasal dari ikatan C-H aromatik, sedangkan ikatan C=C
aromatik tidak terdeteksi dalam spektrum (Pavia et al. 2001). Sebagian besar
puncak yang terdeteksi pada spektrum IR memiliki kemiripan gugus ikatan
dengan senyawa armepavina. Hanya sebagian kecil, yaitu serapan pada 3485.37
dan 1660.71 cm-1 yang diduga berasal dari senyawa lain. Nilai-nilai serapan
tersebut bukan merupakan nilai yang statis, tetapi pada umumnya terdeteksi pada
kisaran nilai tersebut. Adanya kedekatan nilai serapan memungkinkan kemiripan
gugus fungsi yang muncul.
Simpulan
Ekstrak alkaloid total diperoleh sebanyak 0.95 g (0.1%) dari daun sirsak
hutan. Pemisahan komponen alkaloid dengan metode kromatografi kolom dan
KLT preparatif menghasilkan 3 noda alkaloid (D3, 1.05%; D4, 2.11%; D5,
1.48%). Berdasarkan hasil pencirian dengan LC-MS, spektrofotometer UV-Vis
dan FTIR, noda D3 diduga merupakan senyawa armepavina.
Saran
Alkaloid perlu dideteksi di setiap tahapan proses isolasi agar tidak ada
senyawa yang tertinggal. Pemisahan awal dengan metode kromatografi cair
vakum (KCV) juga perlu dilakukan agar senyawa alkaloid yang diperoleh lebih
baik kemurniannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan
Perhitungan
16
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 16 Juni 1991 dari pasangan Juli Anwar dan
Darmiyanti. Penulis merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Tahun 2009,
penulis lulus dari SMA Negeri 54 Jakarta dan pada tahun yang sama diterima di
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif dalam beberapa kegiatan
kemahasiswaan. Tahun 2010 penulis ikut serta dalam kepanitiaan Chemistry
Challenge (Pesta Sains Nasional) dan pada Tahun 2011 penulis menjabat sebagai
bendahara dalam kegiatan Seminar Nasional Kimia Aplikatif (SENSITIF).
Penulis juga mengabdikan diri sebagai asisten kimia TPB selama 4 periode, dan 1
periode sebagai asisten Kimia Organik Bahan Alam di Departemen Kimia, IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melaksanakan kegiatan praktik
lapangan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah), Gunung Batu pada bulan Juli-Agustus 2012
dengan judul Pembuatan Bioetanol dari Buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza)
dengan Proses Fermentasi.