You are on page 1of 2

Patofisiologi

Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan


glukosa. Meskipun otak hanya seberat 2 % dari berat badan orang
dewasa, ia menerima 20 % dari curah jantung. Sebagian besar yakni 80 %
dari glukosa.
Adanya cedera kepala dapat mengakibatkan gangguan atau
kerusakan struktur misalnya kerusakan pada parenkim otak, kerusakan
pembuluh darah, perdarahan, edema dan gangguan biokimia otak seperti
penurunan adenosin tripospat dalam mitokondria, perubahan
permeabilitas vaskuler.
Cedera kepala yang terjadi langsung akibat trauma disebut cedera
primer. Proses lanjutan yang sering terjadi adalah gangguan suplai untuk
sel yaitu oksigen dan nutrien, terutama glukosa. Kekurangan oksigen
dapat terjadi karena berkurangnya oksigenasi darah akibat kegagalan
fungsi paru, atau karena aliran darah otak menurun, misalnya akibat syok.
Karena itu pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas,
gerakan nafas yang adekuat dan hemodinamik tidak terganggu, sehingga
oksigenasi tubuh cukup. Gangguan metabolisme jaringan otak akan
menyebabkan edema yang mengakibatkan hernia melalui foramen
tentorium, foramen magnum, atau herniasi dibawah falks serebrum.
Jika terjadi herniasi jaringan otak yang bersangkutan akan mengalami
iskemik sehingga dapat menimbulkan nekrosis atau perdarahan yang
menimbulkan kematian (Sjamsuhidajat, 1997).
Patofisiologi cedera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses,
yaitu cedera kepala otak primer dan cedera kepala otak sekunder. Cedera
kepala otak primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi
secara langsung saat kepala terbentur dan memberi dampak cedera
jaringan otak. Pada cedera kepala otak sekunder terjadi akibat cedera
primer, misalnya adanya hipoksia, iskemia, perdarahan.

Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta : EGC.

Pathway

Trauma kepala

Ekstra kranial Tulang kranial Intra kranial

Terputusnya kontinuitas jaringan kulit,


Terputusnya
otot dan vaskuler Jaringan
kontinuitas jaringan tulang otak rusak

Perubahan autoregulasi
Oedema serebral

Gangguan suplaiResiko
Hematoma darah infeksi Nyeri Kejang
Perdarahan
Bersihan jalan napas
Obstruksi jalan napas
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Iskemia Dispnea
Perubahan sirkulasi CSS Henti napas
Hipoksia
Perubahan pola napas

Peningkatan TIK
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Mual muntah
Papilodema
Girus medialis lobus temporalisPandangan
tergeser kabur
Kekurangan volume cairan
Penurunan fungsi pandangan
Nyeri kepala

Herniasi unkus

Tonsil cerebrum tergeser Kompresi medula oblongata

Massenfalon tertekan

Resiko cedera

Gangguan kesadaran Imobilisasi Hambatan mobilitas fisik

Ansietas

You might also like