Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
KELOMPOK II
1. OHARA DUHA
2. AGUSMAN GUL
3. LETISYAH HUTAGALUNG
4. MANISYAH HULU
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN SIBOLGA
SIBOLGA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat
dan karuniakannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Terima kasih kepada dosen penanggung jawab mata kuliah
oceanografi Rudyard situmorang ,S.pi yang telah memotivasi kami di dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ada pun tujuan kami dalam
pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas akhir semester mata
kuliah oceanografi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................i
DAFTAR TABEL...............................................................iii
PENDAHULUAN.............................................................1
1.3 Tujuan...............................................................2
1.4 Manfaat............................................................2
TINJAUAN PUSTAKA......................................................3
METODOLOGI................................................................9
PENUTUP........................................................................17
5.1.Kesimpulan.......................................................17
5.2. Saran...............................................................17
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Dari awal mulanya telah diketahui bahwa ada hubungan antara pasang
surut dengan matahari dan bulan. Pasang surut dalam keadaan tertinggi
pada saat bulan purnama atau baru, dan waktu waktu pasang surut yang
tinggi pada lokasi tertentu dapat diperkirakan (tapi tidak tepat sekali)
dihubungkan dengan posisi bulan di langit. Karena pergerakan relatif bumi,
matahari, bulan cukup rumit, maka mengakibatkan pengaruh mereka akan
peristiwa pasang surut menghasilkan pola pola kompleks yang sama.
Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan
periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk
kearah hulu dari muara sungai. Pasang surut terjadi karena adanya gerakan
dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran
bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari.
Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar
dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya
sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan .
1.2Tujuan
1.3 Manfaat
1) Dengan hasil praktek ini ,maka mahasiswa dapat memperoleh wawasan
dan pengetahuan mengenai pengukuran pasut dan gelombang laut pada
malam hari
2) Sebagai bahan pertimbangan bagi maha siswa dalam melakukan
penelitian di masa depan .
TINJAUAN PUSTAKA
Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang
dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh
masuk kearah hulu dari muara sungai. Pasang surut terjadi karena adanya
gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya,
peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi
matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu
garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang
lainnya sangat kecil dan tidak perlu diperhitungkan .Gerakan dari benda
angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan terjadinya beberapa macam
gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut gaya pembangkit pasang
surut. Masing masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut
dan disebut komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari
pengaruh matahari, bulan atau kombinasi keduanya.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari,
gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke
arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang
surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari.
Mean Sea Level (MSL) atau Duduk Tengah adalah muka laut rata-
rata pada suatu periode pengamatan yang panjang, sebaiknya selama
18,6 tahun.
Mean Tide Level (MTL) adalah rata-rata antara air tinggi dan air
rendah pada suatu periode waktu.
Mean High Water (MHW) adalah tinggi air rata-rata pada semua
pasang tinggi.
Mean Low Water (MLW) adalah tinggi air rata-rata pada semua surut
rendah.
Mean Higher High Water (MHHW) adalah tinggi rata-rata pasang
tertinggi dari dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang
panjang. Jika hanya satu air tinggi terjadi pada satu hari, maka air
tinggi tersebut diambil sebagai air tinggi terttinggi.
Mean Lower Low Water (MLLW) adalah tinggi rata-rata air terendah
dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang.
Jika hanya satu air rendah terjadi pada satu hari, maka harga air
rendah tersebut diambil sebagai air rendah terendah.
Mean High Water Springs (MHWS) adalah tinggi rata-rata dari dua
air tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama, yaitu jika
tunggang (range) pasut itu tertinggi.
Mean High Water Neaps (MHWN) adalah tinggi rata-rata dari dua
air tinggi berturut-turut selama periode pasut perbani (neap tides),
yaitu jika tunggang (range) pasut paling kecil.
Mean Neap Range adalah perbedaan tinggi antara MHWN dan MLWN.
1.Kedalaman Laut
Agar tonjolan air laut dapat mengikuti gerakan bulan, haruslah dapat
bergerak mengellingi bumi dalam 25 jam, namun kecepatan maksimum
gelombang untuk bergerak dibatasi oleh kedalaman laut. Dibutuhkan
kedalaman samudera rata-rata 22 km agar ketinggian pasut dapat orbit 25
jam, nyatanya kedalaman laut rata-rata hanya 4 km.
3.Gesekan
Teori pasut mengabaikan gesekan antara dasar laut dengan air maupun
gesekan dalam air itu sendiri. Viskositas memperlambat reaksi air terhadap
gaya penyebab pasut.
5.Resonansi
Tiap bagian air mempunyai periode osilasi alami tergantung ukuran dan
kedalaman. Jika gelombang terjadi dalam bagian air yang mempunyai
frekuensi sama, maka gelombang tersebut cenderung diperbesar.
METODOLOGI
-bola pimpong
- stop watch
- pensil / pena
6. Laporan yang telah di buat dalam bentuk tabel dan grafik tersebut
,kenudian di muat ke dalam blog ( internet ).
HASIL PENGAMATAN
Pada pengukuran pasang surut air laut , kami mendapat kan hasil yang
dimana tinggi air selama 2 hari yang di lakukan pada malam hari tersebut
terjadi perbedaan ,pada hari pertama lebih rendah tinggi air nya pada hari ke
2.menurut pengamatan kami hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor yang
meliputi : angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari
(gelombang pasang-surut,serta gelombang yang di sebabkan oleh kapal.
20:00 53
20:30 50
21:00 42
21:30 48
22:00 40
22:30 38
23:00 35
23:30 33
24:00 30
(WIB) (CM)
20:00 58
20:30 58
21:00 56
21:30 54
22:00 52
22:30 51
23:00 49
23:30 46
24:00 39
5.1.Kesimpulan
Dari pengolahan data tersebut kami peroleh hasil bahwa jenis perairan
tersebut memiliki tipe pasang surut campuran,dimana ketinggian air di
daerah ini selalu mengalmi perubahan setiap 30 menit Gelombang pada
perairan tersebut tidak terlalu besar karena topografi perairan yang landai
merupakan perairan pantai utara yang tenang.
5.2. Saran