You are on page 1of 3

No.

Urut : 21 Kelas : M
Beban Piutang Tak Tertagih setelah auditor puas dengan pernyataan piutang tak tertagih, akan
jauh lebih mudah memverivikasi beban piutang tak tertagih.
Asumsikan bahwa:
- Saldo awal akun penyisihan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya.
- Penghapusan piutang tak tertagih diverifikasi sebagai bagian dari pengujian substantive
atas transaksi.
- Saldo akhir akun penyisihan telah diverivikasi dengan berbagai cara.
Beban piutang tak tertagih kemudian hanya merupakan saldo residu yang dapat diverifikasi
melalui perhitungan ulang.
Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak menimbulkan masalah audit kerena
biasanya piutang memang milik klien. Tetapi, sebagian dari piutang mungkin telah digadaikan
sebagai jaminan, dibebankan kepada orang lain, difactorkan, atau dijual dengan diskon.
Biasanya, pedagang klien tidak menyadari keberadaan masalah semacam itu, sehingga
konfirmasi piutang tidak akan memberikan informasi apapun.
Beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan sering kali dilakukan dengan
pengujian untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Contoh, ketika menguji
penjualan dan piutang usaha, auditor harus memahami serta mengevaluasi kelayakan kebijakan
pengakuan pendapatan klien untuk menentukan apakah hal tersebut sudah diungkapkan dengan
layak dalam laporan keuangan. Auditor juga harus memutuskan apakah klien telah
mengombinasikan jumlah dan mengungkapkan informasi terkait dengan tepat dalam laporan.
Bagian penting dari evaluasi adalah memutuskan apakah klien memiliki jumlah terpisah
yang material yang memerlukan pengungkapan terpisah dalam laporan. Contoh, piutang dari
pejabat dan perusahaan afiliasi harus dipisahkan dengan piutang usaha dari pelanggan jika
jumlahnya material.

Konfirmasi Piutang Usaha


Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita
mengenai perancangan pengujian atas rincian saldo piutang usaha.Tujuan utama konfirmasi
piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan dan pisah batas.
Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. SAS 67
(AU 330) menyediakan tiga pengeculian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:
1 Piutang usaha tidak material.

2 Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya
kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.

3 Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif
lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.

Jenis Konfirmasi
1 Konfirmasi positif. Komunikasi dengan debitor yang meminta pihak yang menerima
untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan
konfirmasi itu benar atau salah.

2 Formulir konfirmasi yang kosong. Jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan
jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau
melengkapi informasi lainnya.

3 Konfirmasi faktur. Jenis konfirmasi positif lainnya di mana setiap faktur akan
dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.

4 Konfirmasi negatif. Ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika
debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.

Konfirmasi negative sering kali digunakan untuk mengaudit rumah sakit, took ritel, bank
dan industry lainnya, dimana piutang bersal dari masyarakat umum. Bukti yang paling
dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu dikirm sedekat
mungkin dengan tanggal neraca. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji
secara langsung saldo piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat
kesimpulan apapun mengenai transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan
tanggal neraca. Aakan tetapi, sebagai cara untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu,
auditor juga perlu mengkonfirmasi pada tanggal inherim.
Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada ditangan auditor, dan
harus berdasarkan fakta dalam audit.

You might also like