You are on page 1of 11

My Life in Taiwan

Karena saya mendapatkan suami dari daratan Taiwan, menyebabkan saya sering mondar
mandir Indonesia - Taiwan. Sejak sebelum menikah untuk mengenal keluarganya, saya
datang ke Taiwan sampai saat ini karena kondisi mertua saya yang kurang sehat,
menyebabkan saya harus sering mondar-mandir ke Taiwan untuk beberapa saat meninggalkan
pekerjaan.
Mungkin banyak orang beranggapan hidup di Taiwan better daripada di Indonesia dll; kalau
saya boleh berpendapat, setiap negara ada plus dan minusnya. Di Taiwan, ada sisi
nyamannya: orang tidak sembarangan merokok karena akan didenda, budaya antri yang baik
bahkan di toilet umum sekalipun, dan yang saya rasa sangat teratur adalah lalu lintasnya,
tidak ruwet seperti di Indonesia, jalur motor, sepeda, sepeda listrik terpisah dari jalur mobil.
Jalan tol yang bagus sehingga jarak Taipei - Houbi distrik ( tempat tinggal saya di Taiwan)
yang berjarak kurang lebih seperti Jakarta - Tegal dapat ditempuh hanya dengan waktu 3 jam!
Untuk memperoleh SIM, si calon pengemudi harus ikut ujian SIM, periksa kesehatan di RS
tidak terkecuali untuk pemohon SIM sepeda motor, termasuk tes menunggang motor, dengan
kedisiplinan ini, maka tak heran diperoleh lalu lintas yang nyaman. Disiplin bisa dilihat dari
hukum yang tegas, termasuk sanksi terhadap tindak kriminal. Perlindungan terhadap kaum
wanita juga diutamakan; seseorang yang merampok kaum wanita akan mendapat sanksi lebih
berat dari pada merampok kaum laki-laki. Dan, yang saya lihat adalah moral penduduk di
Taiwan baik, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa; misal: anak-anak kecil tidak
sembarangan main bola di jalanan umum, atau tidak terbiasa untuk merusak tanaman di
pekarangan orang lain, dan jarang terdengar tindakan pencopetan di sini. Hanya, yang tidak
nyaman di sini adalah sulit mencari nafkah, tidak semudah di Indonesia; saya sempat iseng
berdagang produk Indonesia, namun sulit sekali menemukan pembeli, karena masyarakat di
sini tidak sekonsumerisme di Indonesia, untuk memutuskan membeli sebuah produk, mereka
akan berpikir dulu dari segi manfaat apakah saya memang perlu barang ini atau tidak. Hal
lainnya yang tidak nyaman adalah iklim yang ekstrim; di saat dingin, akan dingin sekali, saat
panas akan panas sekali, apalagi di musim panas kadanga timbul badai typhoon, dimana
angin bertiup super kencang dengan suara menakutkan dan sering disertai hujan.
Saya tinggal di sebuah desa kecil di Taiwan, di desa Sindong (baca: sintung), distrik
Houbi ( baca: heupi), propinsi Tainan, Taiwan bagian Selatan.

Kebanyakan orang mengenal Taiwan lewat kota besar Kaohsiung atau Taipei, jarang
mengenal Tainan, apalagi desanya. Taiwan terkenal akan kemajuan teknologi yang dapat
terlihat dari kerennya kota Taipei dan Kaohsiung, namun saya akan share tempat tinggal saya
yang sama sekali jauh dari keramaian negara maju. Saya tinggal di desa Sindong, distrik
Houbi yang terletak di perbatasan antara kota metropolitan Chiayi dan kota Tainan. Di
sebelah Timur berbatasan dengan daerah Baihe, di sebelah Selatan berbatasan dengan kota
Hsinying.

Pemandangan gunung di Timur desa Sindong


Matahari yang tiba-tiba muncul di saat hujan pada musim panas

Distrik Houbi adalah area pertanian padi, keluarga suami saya pun termasuk keluarga
petani padi. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani, terbanyak adalah petani
beras beberapa adalah petani sayur mayur dan buah-buahan.
Area sawah di desa Sindong, distrik Houbi

Sawah yang baru ditanami pada pertengahan musim panas


Tanaman buah dragon fruit yang banyak ditanam oleh penduduk

Keadaan desa Sindong dan distrik Houbi sangat sepi, saya lihat jalanan sering kosong,
kelihatannya jumlah penduduk sangat jarang, jumlah siswa sekolah dari tahun ke tahun juga
menurun, saat 20 tahun yang lalu satu tingkatan kelas berjumlah 2 kelas dengan masing-
masing kelas sekitar 40 siswa, sekarang setiap satu tingkatan kelas hanya ada satu kelas yang
berisi sekitar 12 - 20 siswa. Jumlah penduduk yang sedikit seperti ini mungkin yang
menyebabkan jalan raya tidak pernah macet. Hal lainnya yang saya temui adalah banyak
rumah yang ditinggal kosong, jadi kondisi di sini benar-benar sepi cocok untuk pensiun?
Kalau keluar rumah dengan jalan kaki, yang terlihat adalah hamparan sawah di mana-mana,
namun jarang terlihat ada manusia di antaranya. Untuk berbelanja sayur mayur, setiap hari
kecuali hari Senin, ada pasar 'tumpah' di dekat rumah, yang beraktifitas dari pagi pukul 5.30
sampai pukul 7 pagi; penjual dan pembeli sama sedikitnya, namun barang yang dijual
lumayan lengkap, dari sayur, daging, ikan, buah-buahan sampai pakaian, dan hebatnya, area
pasar tumpah sama sekali tidak kotor, tidak ada sampah bekasnya! Untuk belanja perabot,
sabun, detergent, atau roti, makanan kecil dan aneka jajanan lainnya, penduduk Houbi harus
pergi berbelanja ke kota Hsinying; untuk bepergian, kita harus bisa mengendarai kendaraan
karena di sini tidak ada angkutan umum.
Jalan yang sepi dan teratur
Dengan mengendarai motor, hanya perlu waktu 10-15 menit untuk tiba di Hsinying. Aneka
kebutuhan perabot bisa dibeli di toko-toko perabot atau hypermarket semodel carefour dll.
Saya senang berjalan-jalan di Hsinying, suasana kota tidak terlalu ramai, namun segala
kebutuhan bisa kita peroleh, bahkan ada toko akuarium yang sangat menunjang hobi saya :D,
toko tanaman hias, sampai pasar malam yang ramai di waktu weekend. Pasar malam
merupakan ciri khas di Taiwan, yang kebanyakan menjual jajanan pinggir jalan, baju murah
sampai hewan peliharaan. Jajanan favorit saya di Hsinying adalah Fried Chicken dengan
bumbu spesial, dan saya pikir jauh lebih enak daripada Kentucky, plus teman minum teh
susu, dan untuk dessert adalah puding almond, hmmm, yummy.
Fried Chicken a la Taiwan

Teh Susu
Dessert: Puding Almond

* Tempat wisata di sekitar Distrik Houbi


Distrik Houbi yang merupaka area pertanian, memiliki wisata yang berbasis pertanian
pula. Wisata pertanian yang dimaksud adalah selain pertanian padi, yaitu bunga. Di sebelah
timur Distrik Houbi, desa Wu Shu Lin, terdapat pertanian anggrek yang maju dan luas
areanya, yaitu Orchid Palace, dengan membayar tiket sekitar NTD 50, atau setara 17ribu
rupiah, kita bisa berjalan-jalan ke dalam green house anggrek, showroom anggrek, makan di
kafetaria, sampai membeli oleh-oleh serba anggrek bahkan tanaman anggreknya yang
tergolong unik dan cantik.
Aneka anggrek di dalam 'etalase' Orchid Palace
Tempat belanja oleh-oleh di Orchid Palace

Berdekatan dengan Orchid Palace, terdapat tempat wisata Museum Kereta 'Wu Shu Lin',
yang merupakan tempat peninggalan jaman Jepang di Taiwan ( Taiwan dijajah Jepang selama
50 tahun). Museum ini awalnya adalah pabrik gula yang dibangun Jepang sekitar tahun 1910,
di dalamnya masih tersimpan rapi aneka jenis kereta pengangkut tebu dan satu di antaranya di
gunakan untuk mengangkut wisatawan keliling hutan dan kebun tebu. Namun, saat ini
pengolahan tebu tidak semaju sebelumnya dan banyak dialihkan ke penanaman dan penjualan
anggrek. Beberapa area luas di dalam bekas pabrik gula ini dijadikan museum patung, aneka
batuan, tempat penjualan anggrek dan kafetaria.
'Stasiun' untuk membeli tiket masuk di Wu Shu Lin
Gerbang masuk kereta wisata

Lokomotif pengangkut kereta wisata


Gerai penjualan anggrek di Wu Shu Lin

Ke sebelah Timur dari desa Wu Shu Lin distrik Houbi adalah distrik Baihe, yang juga
menyediakan wisata pertanian. Baihe merupakan area penanaman lotus dan teratai.

Ke sebelah Timur dari distrik Baihe, terdapat lokasi wisata air panas alami yaitu Guan Zhu
Ling, yang terletak di atas gunung yang masih aktif. Sumber air di gunung tersebut masih
meletup panas pengaruh dari kawah gunung yang masih aktif. Tempat wisata yang biasanya
dikunjungi adalah danau air api; di tempat tersebut kita bisa melihat api yang seakan akan
bersatu dengan air, padahal api tersebut berasal dari gas yang meletup dari air yang
bersumber dari kawah gunung.
Danau Air Api
Area Guan Zhu Ling terkenal akan jamur tiramnya. Di sana merupakan area penanaman
jamur tiram. Wisatawan juga dapat membeli jamur segar, jamur kering, sampai olahan keripik
jamur dengan aneka rasa.

* Produk Pertanian
Taiwan terkenal akan produk pertaniannya yang berkualitas baik dan merupakan salah satu
sumber devisa bagi negaranya. Buah-buahan yang dihasilkan berasa segar, harum dan enak
dengan ukuran yang relatif besar. Beberapa petani sayur dan buah yang terdorong ingin
menghasilkan buah dengan varietas unggul, rajin meneliti dan menyilangkan buah yang
mereka tanam hingga dihasilkan bibit unggul. Pemerintah juga memberikan penghargaan
berupa sertifikat hak cipta kepada para penemu bibit unggul.
Mangga sebesar pepaya, harum dan manis
Srikaya big size, harum dan manis

cabe hijau ukuran giant

* Pelestarian burung
Selama 30 tahun ini, pemerintah Taiwan menetapkan hukum perlindungan hewan, salah
satunya adalah perlindungan terhadap burung endemik yang jumlah populasinya terancam
punah. Seseorang yang mencoba melanggar hukum dengan menangkap burung, atau hanya
memegang saja akan terkena sanksi sampai masuk penjara. Saya lihat, burung-burung di sini
terlihat gembira, hidup bebas, dan tidak terlalu takut terhadap manusia. Saat naik kendaraan,
saya sering melihat burung jalak sedang jalan-jalan sambil mencari makanan, atau burung
tekukur yang jumlahnya banyak bertengger di lampu stopan, di kabel listrik dan di atap
rumah ( di Indonesia mungkin sudah ditangkap semua untuk dijual). Saat pagi hari, beberapa
burung endemik seperti Taiwan's bul bul berkicau dengan merdunya di dekat rumah. Kalau
dilihat, Taiwan's bul bul sekerabat dengan kutilang, hanya jambulnya berwarna putih,
kicaunya hampir sama dengan kutilang. Sementara di saat musim panas, akan terlihat
sekelompok bangau berparuh hitam ( endemik juga) mencari makan di sawah; burung bangau
ini di saat musim dingin akan bermigrasi ke arah Filipina.
Tekukur

Taiwan's bul bul

bangau berparuh hitam dalam lukisan

You might also like