You are on page 1of 2

Reviewer : Achmad Hafidz Aziz

Pembimbing : dr. Arti Lukitasari, Sp.M

Decreased tear volume in patients with metabolic syndrome: the Osaka study

Pendahuluan
Mata kering merupakan penyakit mata yang sangat umum terjadi di seluruh dunia dan
kejadiannya diketahui meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa studi klinis
menunjukkan pengurangan sekresi air mata pada orang tua, hal ini menunjukkan bahwa
fungsi kelenjar lakrimal menurun secara bertahap dengan usia.

Terdapat beberapa laporan yang menunjukkan kelebihan asupan kalori mempercepat


proses penuaan, dan meningkatkan risiko penyakit yang terkait usia. Sindrom metabolik
(MetS) adalah kelainan kompleks yang disebabkan oleh sekelompok faktor yang saling
berhubungan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Sayangnya, mata kering sering terabaikan dalam konteks ini dan tidak ada penelitian yang
menyelidiki apakah sekresi air mata berkurang pada Sindrom Metabolik.

Metode Penelitian
Penelitian ini berupa studi cross sectional survei yang dilakukan di tahun 2011 di
antara semua karyawan perusahaan di Osaka, Jepang (N = 672; rentang usia 26- 64 tahun).
Volume air mata diukur dengan menggunakan Metode Schirmer. Peserta berusia 40 tahun
juga diperiksa untuk MetS. MetS didiagnosis menggunakan kriteria Jepang yang ditetapkan
pada tahun 2008. Secara singkat, kriteria diagnostik untuk MetS adalah sebagai berikut:
lingkar pinggang 85 cm untuk pria dan 90 cm untuk wanita, sebagai komponen penting,
bersama dengan dua atau lebih komponen lainnya; Dislipidemia (tingkat trigliserida 150 mg
/ dL dan / atau tingkat kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL-C) <40 mg / dL);
Hipertensi (tekanan darah sistolik 130 mmHg dan / atau tekanan darah diastolik 85
mmHg); Atau hiperglikemia (kadar glukosa plasma puasa 110 mg / dL). Untuk diagnosis
pra-MetS, pasien diminta untuk memenuhi kriteria obesitas dan satu dari tiga kriteria
diagnosis MetS lainnya.

Hasil
Tingkat respons survei dalam penelitian ini adalah 83,5% (561 dari 672). Nilai
Schirmer Test secara signifikan lebih rendah pada peserta berusia 50 tahun (13,1 10,3 mm, n
= 141) dibandingkan dengan mereka yang berusia <40 tahun dan mereka yang berusia 40
tahun (21,5 11,4 mm pada mereka yang berusia <40 tahun N = 189, p = 0.000) dan 19,8
11,8 mm pada usia 40.49 tahun (n = 231, p = 0.000)). Dari 372 peserta berusia 40 tahun, 367
menjalani pemeriksaan untuk MetS. Prevalensi MetS ditemukan 12,8% (47/367). Volume
sekresi air mata secara signifikan lebih rendah pada kelompok MetS (11,0 9,7 mm) daripada
kelompok non-MetS dan pra-MetS (p = 0.000, p = 0,007). Prevalensi hipofungsi kelenjar
lakrimal secara signifikan lebih tinggi pada kelompok MetS (34,0%) dibandingkan kelompok
pra-MetS dan non-MetS (17,9% dan 17,0%) (tabel 1).

Diskusi dan Kesimpulan


Dari penelitian ini dipastikan penurunan sekresi air mata yang bergantung pada usia
dengan menunjukkan volume air mata berkurang pada peserta berusia 50 tahun
dibandingkan dengan mereka yang berusia 40-49 tahun. ditemukan juga bahwa Sindroma
Metabolik (MetS) mempengaruhi volume sekresi air mata, karena prevalensi hipofungsi
kelenjar lakrimal di Kelompok MetS (34,0%) kira-kira dua kali lipat dari kelompok non-
MetS. Karena perbedaan genetik dan lingkungan, tingkat obesitas di Jepang tidak setinggi di
Barat. Namun, orang Jepang dilaporkan lebih rentan terhadap kerusakan MetS daripada orang
Eropa atau Amerika. Selain itu, perubahan gaya hidup di kalangan orang Jepang telah
meningkatkan prevalensi MetS, terutama pada populasi usia kerja. Sebuah penelitian
sebelumnya melaporkan bahwa 73% dari mereka yang berusia 60 tahun memiliki mata
kering, menunjukkan kejadian mata kering yang lebih tinggi pada populasi Jepang yang lebih
tua. Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa penuaan merupakan faktor
risiko penting untuk mata kering dan MetS mungkin memiliki pengaruh terhadap
meningkatnya prevalensi mata kering. Kami menyimpulkan bahwa Sindroma Metabolik
(MetS) dapat dikaitkan dengan peningkatan kejadian hipofungsi kelenjar lakrimal. Dengan
demikian, dokter harus lebih waspada terhadap hipofungsi kelenjar lakrimal di MetS.

You might also like