You are on page 1of 3

ALKOHOL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Puji Rahayu, puji7484@gmail.com


Pendidikan Kimia, FMIPA, UNESA

Alkohol memiliki rumus umum ROH yang strukturnya serupa dengan air. Seperti yang
dikatakan oleh (Hart, 1990) bahwa alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H-O-H),
dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil. Kelarutan alkohol dalam air
bergantung pada gugus alkilnya. Hal ini senada dengan (Sitorus, 2010) bahwa alkohol
mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik = suka air) yaitu (-OH) dan yang tidak larut
dalam air (hidrofobik = takut air) yaitu (R-) atau rantai hidrokarbon, bila R makin panjang maka
kelarutan dalam air akan semakin menurun.
Alkohol dapat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan harga yang
terjangkau. Seperti yang dikatakan oleh (Riswiyanto, 2009) bahwa alkohol merupakan bahan
baku paling penting dalam kimia hidrokarbon, dan tersedia dalam jumlah yang melimpah dan
berharga murah. Alkohol 70 % dapat digunakan untuk membantu membersihkan dan
mengurangi kuman pada peralatan dokter gigi. Berdasarkan hasil penelitian (Susatyo, 2017)
bahwa rata-rata angka kuman pada alat detal sebelum dilakukan perlakuan adalah 79349,4
CFU/cm2 rata-rata angka kuman setelah dioles dan direndam dengan alkohol 70 % adalah 13,4
CFU/cm2 dan negatif staphylococcus sp. dan streptococcus sp., dan yang paling efektif adalah
pengolesan dan perendaman dengan alkohol 70 % selama 2 menit.
Beberapa makanan yang di fermentasi mengandung alkohol contohnya tapai ketan putih dan
singkong, kandungan alkohol pada makanan tersebut bergantung pada banyaknya jumlah ragi
didalamnya. Berdasarkan hasil penelitian (Berlian Z, 2016) menggunakan 3 dosis ragi yang
berbeda bahwa semakin tinggi dosis ragi yang diberikan maka semakin tinggi kadar alkohol
yang dihasilkan. Selain tapai ketan putih dan singkong, alkohol juga dapat dihasilkan dari
fermentasi biji-bijian seperti biji kakao. Berdasarkan hasil penelitian (Anggakara, 2015) bahwa
untuk menghasilkan alkohol dari pulpa hasil samping fermentasi biji kakao yang terbaik
disarankan untuk menggunakan bahan baku dengan kondisi fermentasi 1 sampai 3 hari dengan
menggunakan metode distilasi pada suhu 9020C dan lama distilasi 15 menit. Fermentasi yang
berlangsung lama tidak mempengaruhi kadar alkohol dalam biji kakao. Berdasarkan hasil
penelitian (Aditya, 2016) bahwa lama fermentasi secara anaerob cairan pulpa hasil samping
fermentasi biji kakao berpengaruh terhadap total asam, derajat keasaman (pH), dan total padatan
terlarut destilat alkohol, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar alkohol.
Fermentasi alkohol juga dapat menghasilkan minuman beralkohol yang dikenal masyarakat
sebagai minuman keras. Seperti yang dikatakan (Sastrohamidjojo, 2011) bahwa minuman
beralkohol yang dihasilkan tergantung pada cara fermentasi, ada tiga faktor yang mempengaruhi
yaitu apakah karbon dioksida dibiarkan lepas, apakah produk minuman beralkohol didistilasi,
dan apakah senyawa lain ditambahkan. Minuman beralkohol bila dikonsumsi berlebihan akan
membahayakan kesehatan seperti memicu penyakit stroke, sebagian besar masyarakat tidak
mengetahui hal tersebut bahkan banyak remaja yang juga tidak mengetahui dampak dari
minuman beralkohol. Berdasarkan hasil penelitian (Khosuma, 2013) bahwa pengetahuan
sebagian siswa dikedua sekolah masih kurang dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan
dari penyuluhan dan tenaga medis mengenai bahaya alkohol dengan stroke. Mengkonsumsi
minuman beralkohol dapat menimbulkan rasa ketagihan dan hilang kesadaran. Seperti yang
dikatakan (Eleanora, 2017) bahwa alkohol termasuk dalam zat aditif yang menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan, sehingga dapat menyebabkan keracunan atau mabuk.
Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, mengkonsumsi alkohol juga dapat menimbulkan
perilaku menyimpang lainnya seperti seks bebas. Hal ini senada dengan (Rahardjo, 2008) bahwa
pengkonsumsian alkohol dan obat-obatan lebih dapat memprediksi perilaku seks berisiko seperti
hubungan seks anal reseptif dan hubungan seks anal insertif daripada hubungan seks oral
reseptif, hubungan seks tanpa kondom, jumlah pasangan seks, serta hubungan seks dalam
pengaruh alkohol dan obat-obatan. Tindakan remaja yang meminum minuman keras (alkohol)
dapat dicegah dengan penanaman agama sejak dini oleh orang tua sehingga dapat dijauhkan dari
hal-hal yang merugikan. Hal ini senada dengan (Taufiqin, 2015) bahwa tindakan preventif :
pencegahan dengan memberikan pengetahuan agama sejak dini, pemahaman tentang hukuman
bagi perilaku penggunaan miras. Tidak hanya orang tua, pemerintah pun dapat mencegah
penyalahgunaan alkohol dengan memfasilitasi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.
Seperti yang dikatakan (Rasyid, 1991) bahwa membantu mencari lowongan kerja yang sesuai
dengan keahlian seseorang dapat juga merupakan cara yang sangat baik untuk mengubah tekanan
pribadi dan sosial yang dapat menuju ke penyalahgunaan obat atau alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, W. d. (2016). Pengaruh Lama Fermentasi Secara Anaerob Cairan Pulpa Hasil Samping
Fermentasi Biji Kakao Terhadap Karakteristik Alkohol. 4(82-91).

Anggakara, P. I. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama Distilasi Terhadap Rendemen dan
Karakteristik Distilat Alkohol dari Cairan Pulpa Hasil Samping Fermentasi Biji Kakao.
3(95-102).

Berlian Z, d. (2016). Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong melalui
Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. 2(106).

Eleanora, F. (2017). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba serta Usaha Pencegahan dan


Penanggulangannya. 25(439-425).

Hart, H. (1990). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Khosuma, E. d. (2013). Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Bahaya Alkohol dengan


Stroke. 1(1).

Rahardjo, W. (2008). Konsumsi Alkohol, Obat-obatan Terlarang dan Perilaku Seks Berisiko.
35(80-100).

Rasyid, L. R. (1991). Menanggulangi Ketagihan Obat dan Alkohol. Bandung: ITB.

Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Sastrohamidjojo, H. (2011). Kimia Organik Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sitorus, M. (2010). Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susatyo, J. H. (2017). Perbedaan Pengaruh Pengolesan dan Perendaman Alkohol 70 %


Terhadap Penurunan Angka Hitung Kuman pada Alat Kedokteran Gigi. 2(372-376).

Taufiqin, T. (2015). Hukum Islam Tentang Minuman Keras Pencegah dan Penanggulangan
Perilaku Minuman Keras di Desa Sidomulyo Kecamatan Dempe Kabupaten Demak.
6(481-499).

You might also like