Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Klasifikasi jenis tumor dipengaruhi oleh frekuensi dari jenis tumor orbita. Seperti contoh,
hasil penelitian Reese menemukan limfoma maglima dan pseudotumor adalah jenis frekuensi
didiagnosa yang paling banyak dari 230 kasus, dimana limfoma maglina (8.36%) dan
psedotumor (1.15%). Namun, jika persentasi kedua tumor ini dikombinasi menduduki urutan
jenis tumor yang paling banyak. Reese melaporkan bahwa di klinik Mayo ditemukan
frekuensi manigioma 6,8% dari 465 tumor orbita, sedangkan dia sendiri menemukan 3.1%,
Mosa 5% dan Silva 6.5%. hederson menempatkan ke 5 dari jenis-jenis tumor orbita yang
terbanyak.
Hampir semua kepustakaan menyabutkan bahwa maningioma baik di rongga orbita maupun
intrakranial lbih banyak diderita oleh wanita. Craig dan Gegele menemukan 79% penderita
wanita, Duke Elder 75%, Hederson 72% dan Reese 71%. Mengapa penderita wanita lebih
banyak dari pada wanita tidak diketahui sebabnya. Uhlein dan Weyan memikirkan
kemungkinan pengaruh faktor hormonal. Frekuensi terbanyak pada dewasa muda
dibandingkan anak - anak usia lanjut. Tipe tumor orbita yang paling sering pada dewasa
adalah tumor jinak seperti tumor vaskular, tumor tulang,tumor jaringan syaraf, tumor
sekunder (berasal dari jaringn yang berdekatan, seperti sinus).
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Atap orbita terdiri dari tulang frontal dan sfenoid ala parva. Daerah atap orbita berdekatan
dengan fosa kranii anterior dan sinus frontal.
2. Dinding lateral, terdiri dari tulang zigomatik, frontal dan sfenoid alamagn, berdekatan
dengan fosa kranii tengan fosa pterigopalatinus.
3. Dinding medial, terdiri dari tulang edmoid, frontal, lakriamal dan sfenoid berdekatan
dengan sinus edmoid, sfenoid dan kavum nasi.
4. Dasar orbita terdiri dari tulang maksila, palatum dan zigomatik, berdekatan dengan sinus
maksila dan rongga rongga tulang palatum. Tulang tengkorak membentuk dinding orbita,
selain itu didalamnya juga terdapat apertura seperti foramina etmoidal, fisura orbita superior,
fisura orbita interior, kanal optik, dan tempat-tempat tersebut dilalui oleh saraf saraf kranial
arteri dan vena.
1.3 Penyakit tiroid : adanya tanda - tanda penyakit tiroid seperti tremor, gelisah yang
berlebihan, berkeringat banyak dan adanya penglihatan ganda. Bila dari pernyataan
pernyataan ini tidak dapat dijawab, maka riwayat penyakit bisa diarahkan ke penyakit tumor
dan dapat dilanjutkan dengan pencarian perkiraan jenis tumor.
2. Pemeriksaan mata
Pemeriksaan mata secara teliti sangant diperlukan antara lain :
- Penilaian penglihatan (visus)
- Penilaian struktur palpebra
- Pengamatan terhadap perubahan orbita seperti proptosis, palpasi massa atau pulsasi.
- Penilaian pergerakan dan posisi bola mata.
- Penilaian permukaan bola mata dan konjungtiva, tekanan bola mata dan kondisi bagian bola
mata khususnya nervus optikus.
3. Pemeriksaan orbita
- Pengukuran proptosis : untuk mengetahui adanya derajat proptosis dengan
memperbadingkan ukuran kedua mata. Nilai penonjolan mata normal antara 12 20 mm dan
beda penonjolan kedua mata tidak melebihi 2 mm. Bila penonjolan bola mata lebih dari 20
mm atau beda kedua mata lebih dari 3 mm ini merupakan keadaan patologi. Pengukuran
dapat dilakukan dengan Hertel eksoftalmometer.
- Posisi proptosis : diperlukan karena letak dari tumor akan sesuai dengan macam jaringan
yang berada di orbita. Ada dua arah proptosis yang harus diperhatikan yaitu sentrik dan
eksentrik. Proptosis sentrik disebabkan oleh tumor yang berada di konus.
2.Pemeriksaan Sekunder
Pemeriksaan ini dilakukan atas indikasi yang spesifik meliputi venography dan arteriography.
Jarang dilakukan tetapi sangat berguna dalam kasus kasus tertentu.
3. Pemeriksaan Patologi
Diagnosa pasti dari kebanyakan lesi lesi orbita tidak dapat dibuat tanpa pemeriksaan
histopatologi dimana dapat berupa fine needle aspiration biopsy(FNAB, Incisional biopsy,
excisional biopsy.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Penetapan jenis tumor sangat penting dan ini dicari dengan berbagai jalan dan sedapat
mungkin menghindar pembedahan. Pada mata, pembedaan sering merupakan suatu tindakan
eksploratif. Hal ini disebabkan sukarnya atau belum didapatnya diagnosa jenis tumor. Untuk
menghindari pembedahan eksploratif ini dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti tumor
mareker, immunologi. Pemeriksaan laboratorium juga dilakuakan dalam rangka menyeleksi
abnormalitas fungsi tiroid dan penyakit penyakit lainnya. Diagnosa tidak selamanya
berdasarkan biopsi, khususnya bila lokasi tumor tidak diketahui secara pasti. Diagnosa dapat
dibuat dengan bantuan USG. Metode diagnostik diatas tidak harus dilakukan seluruh pada
setiap kasus tetapi tergantung pada indikasi klinis dan status sosial pasien.
- Epidermoid
Epidermoid sama dengan dermoid, hanya tidak berisi kelenjarkelenjar. Kadang kadang
sulit untuk membedakan secara histologis epidermoid yang berasal dari kongenital atau
akibat trauma masuknya epidermis kedalam jaringan. Dalam hal ini diperlukan anamnesis
yang baik.
- Teratoma
Teratoma berbeda dengan derdoid dalam strukturnya. Tumor tidak hanya berisi jaringan
ektoderm saja, tetapi juga mesoderm. Biasanya tumor berbentuk kista dengan eksoftalmos
yang luar biasa besarnya. Tumor sudah ada saat kelahiran. Pembedahan eksentrasi kadang
-kadang masih dapat dilakukan pengangkatan tumor dengan tetap membiarkan bola mata di
rongga orbita.
Tumor Vaskular
- Hemangioma
Hemangioma termasuk yang banyak terdapat di orbita dan merupakan tumor primer yang
jinak. Hemangioma dibagi dalam 2 tipe, kapiler dan kavernosa.
- Hemangioma kapiler
Hemangioma kapiler merupakan tumor jinak. Penampakannya berupa modul merah, di
palbebra disebut strawberry birthmark. Tumor cenderung membesar pada bulan bulan
pertama setelah kelahiran, dengan cara infiltratif ke jaringan sekitarnya. Tumor dapat meluas,
multipel sampai mengenai daerah kepala dan leher. Perjalanan penyakit hemangioma kapiler
tumbuh dengan pesat menjelang enam bulan kehidupan dan mengecil setelah anak berumur 1
tahun. Pertumbuhan hemangioma lebih sesuai dikatakan sebagai pertumbuhan hemartroma
dari pada pertumbuhan neoplasma. Involusi sempurna, 30% akan terjadi pada umur 3 tahun,
60% pada umur 4 tahun, 76% pada umur 7 tahun. Bila tumor hanya mengenai daerah orbita
tanpa lesi di palpabra, maka persangkaan terhadap hemangioma didapat dari warna kebiru
biruan yang terjadi di palpebra atau konjungtiva. Pada perabaan tumor akan terasa lunak
seperti busa. Daerah predileksi sering terjadi di daerah superonasal. Gambaran mikroskopis
tumor terbentuk nodul padat berisi sel proliferasi sel endotel jinak dan berlumen. Dengan
meningkatnya umur rongga vaskuler ini menjadi ektatik dan skarifikasi terjadi spontan atau
akibat pengobatan. Pengobatan hanya dilakukan atas indikasi disfungsi okular atau
deformitas kosmetik yang terlalu luar. Pengobatan steroid dapat dilakukan untuk mengurangi
besarnya tumor. Radiasi dengan dosis rendah dikatakan cukup berhasil mengobati
hemangioma. Tindakan pembedahan, injeksi zat sklerosing, krioterapi hendaknya dibatasi
sedapat mungkin.
- Hemangioma kavernosa
Hemangioma kavernosa adalah tumor yang terjadi pada masa dewasa, dan penampakan klinis
jarang pada masa kanak-kanak. Tumor terdiri dari rongga rongga dengan ukuran yang
sangat bervariasi. Rongga tersebut dibatasi oleh septa, berukuran cukup tebal dengan dinding
dilapisi sel endotel. Pertumbuhan slowly progresif. Tumor berkapsul tidak mempunyai sifat
regresi. Lokasi tumor sering terdapat didaerah intrakonal retrobulbar. Diagnosa dapat dibuat
dengan diagnostik penunjang A dan B scan ultrasonografi dan CT scan. Arteriografy dan
venograpi tidak menunjang, karena lesi terisolasi dari jaringan vaskular. Pengobatan dengan
pembedahan. Biasanya tumor sangat mudah ditaksir karena tumor berkapsul. Perubahan sel
menjadi tumor ganas sangat jarang terjadi.
- Limfangioma
Limfangioma di orbita frekuensinya lebih sedikit dari hemangioma, tetapi pertumbuhannya
sangat ekstensif. Pada anak anak pertumbuhan tumor ini lebih buruk karena seringnya
terjadi infeksi sekunder. Gambaran histologi limfangioma memperlihatkan dinding yang tipis,
limfoid dengan beberapa folikel limfa banyak didapat di antara dinding rongga. Pada tumor
ini sering terjadi pendarahan ke dalam rongga, sehingga sukar membedakannya dari
hemangioma.
Tumor Myomatous
- Rabdomiosarkoma
Tumor ini merupakan tumor ganas yang sering didapati pada anak anak. Pertumbuhan
tumor sangat cepat menimbulkan proptosis. Biasanya massa teraba didaerah kuadran nasal
atas. Tindakan biopsi sebaiknya segera dilakukan untuk membuat diagnosis. Diagnosis dapat
dibantu dengan ultrasonografi, CT scan atau tomografi. Kadang kadang biopsi sukar
dilakukan, walaupun demikian diagnosis sering diketahui pada waktu pencarian metastasis
dengan pemeriksaan aspirasi sum sum tulang. Gambaran mikroskopik dibagi dalam 3
kategori : embrional, alveolar, pleomorfik.
Tumor Saraf
Glioma dan maningioma berasal dari saraf optik, neurilemmoma dan neurofibroma berasal
dari saraf perifer. Nonkromafin paraglioma atau tumor badan korotis, granular sel
mioblastoma, alveolar softpart sarcoma, diduga berasal dari saraf, sangat jarang ditemukan.
- Neurofibroma
Neurofibroma adalah jenis tumor saraf yang terbanyak ditemukan. Tumor ini merupakan
proliferasi endoneural matriks dengan dominasi dari sel schwann, yang berada diselubung
saraf. Neurofibroma tipe fleksiforn tumbuh infiltratif dan dapat terjadi pada penyakit von
recklinghausen. Biasanya tipe ini dimulai pada masa anak anak, pengangkatannya sangat
sukar. Disamping dilakukan eksenterasi, sebaiknya vermiform cords diangkat, karena tumor
ini dapat kambuh lagi. Neurofibroma yang berbentuk soliter biasanya bila terjadi pada ornag
dewasa maka prognosisnya lebih baik. Tumor ini berkapsul, pengangkatannya tidak
menyebabkan masalah karena dapat diangkat intoto.
- Glioma
Glioma biasanya ditemui pada anak - anak pada dekade pertama pada kehidupannya. Kurang
lebih seperempat dari penderita glioma disertai penyakit neurofibroma. Gejala klinisnya
memperlihatkan bahwa pada penderita terdapat proptoss, kelainan saraf optik, cafe aulait spot
yang ganda di tubuh. Gejala ini sangat karateristik untuk penyakit glioma. Diagnosa dapat
dibuat dengan CT scan X ray standart. Penggunaan USG akan memperlihatkan hilangya
gambar saraf optik yang karateristik. Gambar CT scan akan memperlihatkan pembesaran
saraf optik. Dengan X ray standar kadang kadang terlihat pembesaran kanal optik. Bila
terdapat pembesaran kanal sebaiknya dilanjutkan dengan foto tomografi untuk menilai
kemungkinan ekstensi ke intrakranial. Gambaran mikroskopis glioma memperlihatkan tumor
berisi sel astrosit dengan diferensiasi baik. Pertumbuhan tumor ini invasif dan apabila disertai
penyakit neurofibromatosis, tumore dapat berproliferasi sampai ruang subaraknoid. Glioma
tanpa neurofibroma biasanya hanya tumbuh disekitar saraf mata. Pada anak anak tumor
tidak bergenerasi ganas, keganasan pada glioma hanya terjadi pada orang dewasa.
Pengobatan masih kontroversial. Hal ini disebabkan masih adanya dugaan bahwa tumor
merupakan suatu pertumbuhan hemartoma. Oleh ophthalmology basic and Clinial Science
Course American Academic of Opththalmology dikemukakan pengobatan glioma sebagai
berikut :
Meningioma
Tumor berasal dari sel meningiotelial lapisan araknoid. Lapisan araknoid ini berada dirongga
orbita, dan merupakan pembungkus serabut saraf optik. Maningioma intra orbita yang berasal
dari selubung saraf optik disebut maningioma primer intra orbita, sedangkan yang berasal
dari invasi intrakranial disebut maningioma sekunder intra orbita. Selain meningioma primer
dan sekunder primer dan sekunder di dapat juga meningioma ektopik. Meningioma
merupakan tumor yang tumbuh lambat progresif, umumnya terjadi pada wanita dewasa
muda. Meningioma mempunyai sifat keganasan lokal, tidak bermetastasis. Selain dari pada
itu meningioma mempunyai sifat menjalar melalui lubang lubang kranial sehingga tumor
dapat memasuki daerah intrakranial atau sebaliknya meningioma intrakranial dapat
memasuki intraorbita. Foto orbita dapat dilakukan secara rutin, tetapi kadang kadang tidak
memberikan gambar yang karateristik. Dengan USG gambar saraf optik akibat tumor yang
mengelilingi saraf tersebut menjadi tidak karateristik lagi. Dan sebaiknya diperiksa dengan
CT scan. Terapi adalah pembedahan, tetapi sukar menghindari komplikasi trauma saraf optik.
Sebaliknya bila fungsi saraf optik dipertahankan tanpa melakukan pengangkatan tumor secara
total pada saat operasi, kemungkinan tumor akan tumbuh kembali. Angka keberhasilan
tergantung dari pengangkatan adekuat.
Histiocytosis X
Penyakit ini mempunyai karateristik proliferasi idiopatik abnormal dari histiositik dengan
pembentukan granuloma. Penyakit primer cenderung pada anak-anak dengan melibatkan
orbita terdapat pada 20 % kasus. Histiocytosis X dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Hand Schuller Christian disease. Penyakit kronik disebarkan dari Histiocytosis yang
melibatkan jaringan dan tulang. Ditandai dengan proptosis, diabetes insipidus dan kerusakan /
cacat pada tulang tengkorak.
2. Letterer Siwe disease. Bentuk sistemik dari histiocytosis X ditandai dengan penyebaran
kejaringan lunak dan viscera dengan atau tanpa melibatkan perubahan tulang.
3. Eosinophilic granuloma. Ditandai oleh granuloma soliter atau multipel melibatkan tulang.
Penyakit ini biasanya terjadi pada dewasa muda.
PENGOBATAN
Terapi medis disesuaikan dengan diagnosis yang diperoleh dengan biopsi atau eksisi. Situasi
tertentu tidak memerlukan biopsi atau eksisi untuk memulai perawatan. Kondisi seperti
selulitis orbita sering diperlukan secara medis dengan berbagai atimikro agen. Intervensi
badah diperlukan jika tidak ada respon terhadap pengobatan atau memburuk klinis terbukti
pada pemeriksaan. Pseudotumor biasanya ditangani secara medis dengan steroid sistemik.
Hemangioma kapiler juga dapat diobati dengan non surgical, seperti suntikan steroid.
Pengobatan yang diberikan pada tumor tidaklah sama, tergantung dari jenis tumor dan
stadium saat tumor ditemukan.