You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk ini cukup signifikan khususnya di kabupaten Indragiri


Hilir tahun 2004 berjumlah 624.450, tahun 2005 berjumlah 639.330, tahun 2006 berjumlah
647.512. Dilihat dari kecamatan maka Kecamatan Tembilahan menempati urutan tertinggi
kepadatan dan pertambahan penduduknya yaitu Tembilahan sebesar 315 jiwa per km2 tahun
2005 menjadi 320 jiwa km2 2006 (BPS, 2007). Tentunya dengan bertambahnya penduduk
mengakibatkan peningkatan produksi sampah dan limbah yang pada akhirnya sampah dan
limbah tidak dapat dianggap menjadi masalah yang ringan, dimana sampah dan limbah
mengakibatkan gangguan terhadap lingkungan manusia itu tinggal dan beraktivitas. Di
berbagai tempat sampah telah menjadi masalah yang menuntut kita berpikir serius guna
mencarikan solusi penyelesaiannya.

Oleh karena itu negara secara serius telah memberikan perhatian terhadap permasalahan
lingkungan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup; Pasal 12 ayat 1. Untuk mewujudkan keterpaduan dan keserasian
pelaksanaan serta nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup. Selanjutnya pemerintah
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan dapat: butir (a) Melimpahkan wewenang
tertentu pengelolaan lingkungan hidup kepada perangkat wilayah; dan butir (b) Mengikut
sertakan peran Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

Kota Tembilahan berdasarkan observasi masih banyak masyarakat yang belum


memanfaatkan fasilitas tempat pembuangan sampah yang telah disediakan, bahkan masih
banyak masyarakat yang membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai
atau ke parit-parit. Selain itu masyarakat dalam membuang sampah dan limbah rumah tangga
tidak sesuai dengan ketentuan waktu. Dimana di sungai sudah banyak menumpuk sampah
plastik dan juga sampah anorganik lainnya yang membuat kualitas air menjadi lebih buruk.
Padahal air yang sudah terkena berbagai jenis pencemaran ini sangatlah tidak baik dan
berbahaya bagi para penggunanya apalagi kalau sampai dikonsumsi dan masuk ke dalam
tubuh maka berbagai penyakit dapat muncul dari air tersebut. Dampak yang terjadi dengan
adanya pencemaran air ini diantaranya meninggal setiap harinya di dunia karena berbagai

1
penyakit yang disebabkan oleh air yang tercemar. Akan tetapi, air di kecamatan Tembilahan
belum memasuki pencemaran air akut masih pencemaran air ringan.

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur). Dalam kehidupan sehari hari kita membutuhkan air yang bersih untuk
minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus
berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat
air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda benda sampah
seperti plastik, sampah organik, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita
jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air
kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang
dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah yang terdiri dari perairan, sungai, dan
rawa-rawa dan pada umumnya kondisi tanahnya terdiri dari tanah gambut. Masyarakat yang
tinggal di daerah ini seringkali kesulitan memperoleh air bersih dan lebih sering bergantung
pada air hujan, yang mana air hujan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun
pada saat musim kemarau masyarakat akan sangat kesulitan untuk mendapatkan sumber air
bersih. Sebagian masyarakat di Inhil khususnya di Kota Tembilahan menggunakan sumur bor
untuk mendapatkan air bersih, namun itupun tidak cukup karena airnya masih tetap saja
berbau tidak sedap, berwarna merah kecoklatan, bergetah, dan rasanya pun sedikit asin
sehingga tidak dapat digunakan untuk memasak dan minum.

Namun bagi kita, khususnya masyarakat Tembilahan, sungai adalah sumber air sehari
hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada
air tersebut. Contoh sederhana, dapat kita lihat adalah pencemaran air di Tembilahan. Air
Sungai Tembilahan, Indragiri Hilir, terlihat surut pada musim kemarau seperti sekarang. Tapi,
yang mengkhwatirkan justru air sungai terlihat menghitam. Bahkan, pada saat-saat tertentu,
tampak begitu pekat, seperti tercemar minyak pelumas.

Apalagi, warga sekitar Tembilahan masih banyak yang mengkonsumsi air sumur. Mereka
khawatir jika pencemaran terus dibiarkan, air sumur yang biasa mereka konsumsi tiap hari
akan tercemar pula. Masyarakat di daerah setempat juga harus berhati-hati dalam memilih air
yang cocok untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk keperluan sehari-hari.

2
Air dengan berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dengan dipergunakannya danau sungai dan
lautan sebagai objek wisata sudah tentu akan menguntungkan masyarakat yang tinggal
disekitar daerah tersebut. Namun, jika air itu tercemar, masyarakat pula yang akan rugi. Air
biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak
bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran
ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah sebagai
berikut :

1 Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air akibat pembuangan sampah dan
limbah rumah tangga di Kecamatan Tembilahan ?
2 Apa dampak pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga pada
lingkungan di Kecamatan Tembilahan ?
3 Bagaimana penanggulangan terjadinya pencemaran air akibat pembuangan sampah dan
limbah rumah tangga ?

1.3 Tujuan Penulisan

Melalui makalah ini, pembaca diharapkan dapat :

1 Mengetahui penyebab terjadinya pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah
rumah tangga di Kecamatan Tembilahan.
2 Mengetahui dampak pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah rumah
tangga pada lingkungan di Kecamatan Tembilahan.
3 Mengetahui penanggulangan terjadinya pencemaran air di Kecamatan Tembilahan baik
secara teknis maupun manajerial.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

3
1 Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai masalah lingkungan yang terjadi
di suatu daerah
2 Bagi pembaca, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, turut
berperan untuk mencegahnya dari kerusakan, menanamkan pemikiran untuk lebih
mencintai lingkungan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan makalah ini terdiri atas 3 bab, yaitu :

Bab I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah yang diangkat dari latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta
sistematika penulisan.

Bab II PEMBAHASAN

Bagian pembahasan ini berisi tentang pengertian pencemaran air, penyebab


pencemaran air, dampak pencemaran air, dan penanggulangan pencemaran air secara teknis
maupun secara manajerial di Kecamatan Tembilahan. Di bagian pembahasan ini juga
dipaparkan tentang upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan Tembilahan dalam
menanggulangi terjadinya pencemaran air.

Bab III PENUTUP

Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang sudah
dipaparkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian terakhir yaitu daftar pustaka, yang berisi referensi penulis dalam menyusun
makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Air

4
2.1.1 Identifikasi

Identifikasi adalah suatu proses melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan


serta menjelaskan apa yang sedang terjadi dengan adanya suatu perubahan. Dalam hal ini
penulis mengidentifikasi bahwa di Kecamatan Tembilahan, Indragiri Hilir, telah terjadi
pencemaran air yang dikarenakan sampah yang di buang oleh warga setempat. Selain itu dari
tahun ke tahun di sungai atau parit-parit semakin meluasnya sampah-sampah yang berserakan
di tepi-tepi sungai atau parit, terutama si pemukiman rumah warga. Semakin banyaknya
warga membuang sampah di sungai semakin besar pencemaran air yang terjadi dan air pun
tidak layak digunakan seperti biasanya. Akan tetapi air tersebut satu-satunya yang di gunakan
oleh warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi, mencuci, BAB dan
sebagainya. Sedangkan untuk air minum dan memasak menggunakan air hujan.

Definisi pencemaran air menurut surat Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/1/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu
Lingkungan adalah: masuk atau dimasukkan makhluk hidup, zat,energi, dan atau komponen
lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi
atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (pasal 1). Sedangkan menurut
KBBI Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.

Dalam pasal 2, air pada sumber menurut kegunaan/peruntukannya digolongkan menjadi:

1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2) Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai
air minum dan keperluan rumah tangga.
3) Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4) Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan milik Negara.

Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan palingesensial,
sehingga perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai, selainuntuk

5
dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalammeningkatkan
kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan, karenamelalui air dapat
timbul berbagai jenis penyakit teruma penyakit perut , sehingga denganadanya ketersediaan
bersih dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang memadai, akanmenjamin terciptanya
kesehatan bagi masyarakat (Sutrisno, 2006 dalam Sumiyarsono).Dalam tinjauan aspek teknis,
penyediaan air bersih di bedakan menjadi dua sistem(Chatib, 1996 dalam Sumiyarsono),
yaitu:

1. Sistem Penyediaan Air Bersih Individual (Individual Water Supply System ). Sistem
penyediaan air bersih individual adalah sistem penyediaan air bersih
untukpenggunaan pribadi atau pelayanan terbatas. Sumber air yang digunakan
dalamsistem ini umumnya berasal dari air tanah. Hal ini disebabkan air tanah
memilikikualitas yang lebih baik di banding sumber lainnya. Sistem penyedi aan ini
biasnyatidak memiliki komponen transmisi yang dibangun oleh pengembang
untukmelayani suatu lingkungan perumahan yang dibangunnya. Berdasarkan
uraiantersebut, yang termasuk dalam sistem ini adalah sumur gali, pompa tangan
dansumur bor (untuk pelayanan suatu lingkungan perumahan tertentu).

2. Sistem Penyediaan Air Bersih Komunitas (Community/Municipality Water SupplySystem ).


Sistem penyediaan air bersih komunitas atau perkotaan adalah suatusistem
penyediaan air bersih untuk masyarakat umum atau skala kota, dan untukpelayanan
yang menyeluruh, termasuk untuk keperluan rumah tangga (domestik),sosial maupun
industri. Pada umumnya sistem ini merupakan sistem yang lengkapdan menyeluruh
bahkan kompleks, baik dilihat dari segi teknis maupun sifat pelayanannya. Sumber air
yang di gunakan umumnya air sungai atau danau yang memiliki kuantitas cukup
besar. Sistem ini juga dapat mempergunakan beberapamacam sumber sekaligus dalam
satu sistem sesuai kebutuhannya. Sistempenyediaan air bersih meliputi berbagai
peralatan seperti: tangki air bawah tanah,tangki air di atas atap, pompapompa,
perpipaan dan sebagainya. Dalam peralatanini, air minum haris dapat di alirkan
ketempattempat yang dituju tanpamengalami pencemaran. Halhal yang
menyebabkan pencemaran antara lain:

a. Masuknya kotoran, tikus, serangga kedalam tangki.


b. Terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki dan pipa.
c. Terhubungnya pipa air bersih dengan pipa lainnya.
d. Tercampurnya air minum dengan air jenis kualitas lainnya.
e. Aliran balik (backflow) air jenis kualitas air kedalam pipa air minum.

6
Pada saat ini sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan
dapatdikelompokkan sebagai berikut:

1. Sistem sambungan langsung


2. Sistem tangki atap
3. Sistem tangki tekan
4. Sistem tanpa tangki (booster system )

Tangkitangki yang di gunakan untuk menyimpan air minum haruslah dibersihkan secara
teratur, agar kualitas air dapat dijaga (Noerbambang, 1993). Secara umum terdapat lima
sumber air yang dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat desa/kota,yaitu (Nace,
1976):

1. Air hujan, yaitu hasil dari kondensasi uap air yang jatuh ketanah.
2. Air tanah, yaitu air yang mengalir dari mata air, sumur artesis atau diambil melalui
sumur buatan.
3. Air permukaan, yaitu air sungai atau danau.
4. Desilinasi air laut, atau air tanah payau/asin.

Pencemaran (polusi) adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan


sehingga menurunkan mutu lingkungan. Sedang yang di maksud lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa faktor abiotik (benda mati) maupun faktor biotik
(makhluk hidup).

Sementara itu, yang dimaksud polutan adalah bahan pencemar lingkungan, dapat
berupa bahan kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.

Tingkat pencemaran saat ini terasa semakin memperihatinkan, kondisi lingkungan


seperti yang sudah tidak terjaga lagi dan hal ini sangat mengancam keberadaan makhluk di
permukaan bumi.

2.2.2 Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Akibat Sampah dan Limbah Rumah
Tangga

Sampah limbah rumah tangga merupakan sampah limbah rumah tangga yang
dihasilkan oleh satu rumah atau beberapa rumah. Sumber sampah dan limbah rumah tangga
adalah sebagai berikut:

7
a. Sampah Limbah Organik, berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik
merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah
dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) bepungsi
mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan
Posfor) sisa makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain) kertas,
kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang
mempunyai daya racun yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki.
Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air
cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar
biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian
orang mendefinisakan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk
hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik alami namun sulit
membusuk/atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit
membusuk atau terurai.

b. Sampah Limbah Anorganik, berdasarkan pengertian secara kimawi, limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas
dan almunium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk anorganik
(misalnya yang mengandung unsure nitrogen dan fospor). Limbah-limbah ini tidak
memiliki unsur karbon sehingga tiak dapat di urai oleh mikro organism. Seperti halnya
limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan dilapangan umumnya
limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah) agak sedikit berbeda dengan pengertian
diatas secara teknis limbah anorganik di definisikan sebagai limbah yang tidak dapat atau
sulit terurai atau busuk secara alami oleh miro organism pengurai. Dalam hal ini bahan
organic seperti plastic, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah anorganik.
Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya
memebentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang.

Pertambahan jumlah penduduk ini cukup signifikan khususnya di kabupaten Indragiri


Hilir tahun 2004 berjumlah 624.450, tahun 2005 berjumlah 639.330, tahun 2006 berjumlah
647.512. Dilihat dari kecamatan maka Kecamatan Tembilahan menempati urutan tertinggi
kepadatan dan pertambahan penduduknya yaitu Tembilahan sebesar 315 jiwa per km2 tahun
2005 menjadi 320 jiwa km2 2006 (BPS, 2007). Tentunya dengan bertambahnya penduduk
mengakibatkan peningkatan produksi sampah yang pada akhirnya sampah tidak dapat
dianggap menjadi masalah yang ringan, dimana sampah mengakibatkan gangguan terhadap

8
lingkungan manusia itu tinggal dan beraktivitas. Di berbagai tempat sampah telah menjadi
masalah yang menuntut kita berpikir serius guna mencarikan solusi penyelesaiannya.

Batas-Batas Kabupaten Indragiri Hilir antara lain :

Utara : Kabupaten Pelalawan

Barat : Kabupaten Indragiri Hulu

Selatan : Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi

Timur : Provinsi Kepulauan Riau

Tembilahan merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.


Kecamatan Tembilahan memiliki luas wilayah 197,37 km, terdiri dari
6 kelurahan. Tembilahan juga merupakan ibu kota kabupaten. Jumlah penduduk Kecamatan
Tembilahan tahun 2010 adalah 69.498 jiwa. Keadaan tanah daerah ini sebagian besar terdiri
dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-rawa. Pusat Pemerintahan Wilayah
Kecamatan dari permukaan laut adalah 1 s/d 4 meter. Ditepi-tepi sungai dan muara parit-parit
banyak terdapat tumbuh-tumbuhan seperti pohon Nipah. Karena kecamatan ini merupakan
daerah gambut, maka daerah ini digolongkan daerah beriklim tropis basah, apabila
diperhatikan jumlah hari hujan daerah ini yang memiliki ketinggian rata-rata 2,5 meter dari
permukaan laut.

Kota Tembilahan berdasarkan observasi masih banyak masyarakat yang belum


memanfaatkan fasilitas tempat pembuangan sampah yang telah disediakan, bahkan masih
banyak masyarakat yang membuang sampah langsung ke sungai atau ke parit-parit.
Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu:

1. Sampah Organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah berupa bahan-
bahan organic yang mudah busuk.
2. Sampah Anorganikdan organic tak membusuk (rubbish) yaitu limbah padat anorganik
atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikro organisme, sehingga sulit
membusuk, misalnya kertas, plastik kaca dan logam.
3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
4. Sampah bangkai binatang (bead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang.

9
5. Sampai sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan.
6. Sampah industry (industry waste), yaitu sebuah limbah padat buangan industri.

Penyebab pencemaran air dapat disebebkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa
sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang
dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-
buahan, daun-daunan dan sisa-sisa makanan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas,
plastik, gelas atau kaca, kain, dan kayu-kayuan. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan.

Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen


terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila
sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat
proses fotosintesis dari tumbuhan air, yang menghasilkan oksigen.

Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau parit-parit yang ditutupi
deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada
saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen
sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air
sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.

Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan


permukaan air sungai dan parit-parit tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya
matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati,
akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan
bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

Jadi, karena terjadinya proses yang di atas maka mengakibatkan air di sungai dan di
parit-parit sudah tidak layak digunakan lagi. Adapun air tersebut berubah warna menjadi
hitam pekat akibat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga di sungai dan di parit-parit
sehingga air tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap.

10
Limbah dari hasil kegiatan rumah tangga yang mencemari air jika terus menerus
dibiarkan maka lambat laun akan menghasilkan dampak buruk yang sangat luar biasa bagi
semua makhluk hidup yang membutuhkan air. Dampak yang dihasilkan bisa berupa krisis air
bersih, dan bagi makhluk hidup yang berada di dalam air seperti ikan dan plankton dampak
terburuknya adalah kematian. Karena diatas perairan tertutupi oleh sampah-sampah dan
eceng gondok, sehingga menghambat masuknya sinar matahari kedalam air. Sedangkan sinar
matahari di butuhkan untuk proses fotosintesis makhluk hidup yang berada di dalam air.

Jadi, Bagi manusia jika mengkonsumsi hewan air yang tempat tinggalnya sudah
tercemar tentu itu akan berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Umumnya jika air sudah
mengalami pencemaran yang cukup tinggi maka hewan air yang berada di dalamnya juga
sudah tercemar. Jadi, jika hewan air seperti ikan kita konsumsi sudah pasti yang
mengkonsumsi tersebut akan mengalami gangguan kesehatan. Berbagai kegiatan- kegiatan
seperti industri maupun kegitan rumah tangga tersebut menghasilkan berbagai macam jenis
limbah seperti limbah organik dan anorganik.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda.

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen


pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

Pencemaran air oleh sampah

Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

2.2 Dampak Pencemaran Air Akibat Pembuangan Sampah dan Limbah Rumah Tangga

Pada Lingkungan

Air tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang sudah tercemar
dan ke mudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, akan
menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk

11
memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak.
Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, kalau air sudah tercemari air tersebut
tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia
tidak akan tercapai. Air tidak dapat di gunakan untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah
tercemar maka tidak bisa digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan
kolam perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastispada pH air.

Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan


akibat atau dampak diantaranya:

Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen
digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.
Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka
waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air
sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok
(Eichhornia crassipes).
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya
matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses
pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan
pendangkalan.

Dampak dari pembuangan sampah dan limbah padat organik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga, sampah dan limbah padat organik yang didegradasi oleh
mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian sampah
dan limbah tersebut menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang
berbau tidak sedap. Sampah dan limbah organik yang menghasilkan yang mengandung

12
protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang yang
mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia.

Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit,


potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit diare, penyakit ini terjadi
karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit
seperti kudis dan kurap.

Berikut ini dampak negative dari sampah dan limbah rumah tangga yang masuk ke
dalam lingkungan laut:

a. Eutrofikasi, penyebab terbesar adalah sungai yang bermuara di laut, sampah dan
limbah yang terbawa salah satu adalah bahan kimia yang di gunakan sebagai pupuk
alam pertanian maupun limbah dari perternakan dan manusia, salahsatu yang paling
sering di temukan adalah detergen. Eutropikasi adalah perairan menjadi terlalu subur
sehingga terjadi ledakan junlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat
cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian
bawah akan mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetensi dalam
mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa
respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan
menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.

b. Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan yang
hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena tidak jarang
plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik
tidak dapat di cerna dan akan terusberada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga
menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau
infeksi. Plastik terakumulasi karena tidak mudah terurai, plastik akan photodegrade
(terurai oleh cahaya matahari) pada paparan sinar matahari, tetepi hanya dapat terjadi
dalam kondisi kering. Sedangkan dalam air plastik hanya akan terpecah menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil, namun tetap tetep polimer, bahkan sampai ke Pe
tingkat molekuler. Ketika pertikel-pertikel plastik mengambang hingga seukuran
zooplankton dan di konsumsi oleh hewan lain yang lebih besar, dengan cara inilah
plastikkedalam rantai makanan. Banyak dari potongan plastik ini berakhir di perut

13
burung-burung laut dan hewan laut lain termasuk penyu. Bahan beracun yang
digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai dan masuk ke lingkungan
ketika terkena air. Racun ini bersifat hidrofobik (berkaitan dengan air) dan menyebar
di permukaan laut. Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di laut dari pada di
darat. Kontaminan hidrifobik juga dapat terakumulasi pada jarak lemak, sehingga
racun pelasti diketahui mengganggu system endokrin ketika di konsumsi, serta dapat
menekan system kekebalan tubuh atau menurun tingkat reproduksi.

Hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air, dari mikroorganisme
samapai dengan mamalia. Tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Jumlah air di bumi ini
cukup banyak. Sekitar 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air, dan 60% tubuh
manusia juga terdiri atas air. Apabila air telah tercemar maka bahan pencemar akan ikut pada
sirkulasi air, kecuali pada saat air berubah menjadi uap. Walaupun air hujan relatif bersih,
namun dalam perjalanannya seringkali membawa kotoran pencemar udara.
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia.
Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa: Air menjadi tidak bermanfaat
lagi dan Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. Untuk lebih jelasnya, penjelasan akan
dipaparkan di bawah ini.

2.2.1 Air Menjadi Tidak Bermanfaat Lagi

Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang
terasa secara langsung oleh manusia. Kerugian langsung ini pada umumnya disebabkan oleh
terjadinya pencemaran air oleh berbagai macam komponen pencemar air. Bentuk kerugian
langsung ini antara lain :

a. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga.


Air yang telah tercemar dan kemudian tidak dapat digunakan lagi sebagai penunjang
kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan
dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya.
Padahal air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak, mulai untuk
minum, memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Andaikan air sudah tidak
memenuhi syarat lagi untuk keperluan rumah tangga, maka kegiatan rumah tangga akan

14
terhenti. Ini berarti bencana! oleh karena itu pencemaran air harus diusahakan agar
tidak sampai terjadi, pengawasan mutu air harus dilakukan dengan ketat.

2.2.2 Air Menjadi Penyebab Penyakit

Air lingkungan yang bersih sangat didambakan oleh setiap orang. Air lingkungan yang
bersih saat ini termasuk barang yang langkah yang harus dijaga kelestariannya. Untuk
mendapatkan air lingkungan yang bersih orang harus menebusnya dengan cara merawat
lingkungan agar tetap bersih. Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai
macam komponen pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman untuk
dihuni. Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian.
Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi
penyebab berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini
dapat berupa :

2.2.2.1 Penyakit Menular

Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun senyawa anorganik akan
mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Air yang tercemar
dapat berupa air yang tergenang ( tidak mengalir) dan dapat pula air yang mengalir. Penyakit
menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain
seperti:
a. Hepatitis A
b. Polliomyelitis (polio)
c. Cholera (kolera)
d. Typhus Abdominalis
e. Dysenteri Amoeba
f. Ascariasis (cacingan)
g. Trachoma (penyakit mata)
h. Scabies (kudis)

2.2.2.2 Penyakit Tidak Menular

Walaupun dikatakan sebagai penyakit tidak menular namun penyakit ini merupakan
bahaya besar karena dapat mengakibatkan kematian. Penyakit tidak menular dapat muncul
terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik maupun organik. Air
lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit tidak menular.

15
Meskipun penyakit ini tidak menular namun dapat pula menjadi wabah yang menelan banyak
korban. Zat anorganik dan organik yang mencemari lingkungan dapat menimbulkan penyakit,
mulai dari keracunan yang ringan sampai keracunan berat yang berakhir kematian.

Pencemaran air yang menyebabkan kerugian langsung tersebut diatas sangat mudah
terjadi apabila tidak ada pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan dan pengolahan
limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencemaran air akibat
pembuangan sampah dan limbah rumah tangga sangat berdampak terhadap kehidupan.
Dibandingkan dampak positif, pencemaran air lebih banyak dampak negatif yang sangat
merugikan manusia, lingkungan, dan aktivitas manusia itu sendiri. Berikut adalah gambar
pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga di Kecamatan
Tembilahan :

Gambar 1. Kondisi sungai dan parit-


parit di Kecamatan Tembilahan

Gambar 2. Kondisi sungai dan parit-parit di


Kecamatan Tembilahan

16
Gambar 3. Kondisi sungai dan
parit- parit di Kecamatan Tembilahan

Gambar 4. Kondisi sungai dan parit-parit di Kecamatan


Tembilahan

2.3 Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air Akibat Pembuangan Sampah dan


Limbah Rumah Tangga

Penanggulangan pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga
terbagi menjadi dua, penanggulangan secara teknis dan penanggulangan secara manajerial.
Berikut adalah penjelasan nya :

2.3.1 Penanggulangan Secara Teknis

Beberapa penanggulangan pencemaran air akibat pembuangan sampah dan limbah


rumah tangga, yaitu :

2.3.1.1 Menanamkan Perilaku Disiplin

17
Kata disiplin memang mudah diucapkan, namun dalam kenyataannya sulit untuk
dilaksanakan karena perilaku disiplin belum tertanam dengan baik dalam diri semua orang.
Akibat dari perilaku manusia yang tidak disiplin menyebabkan timbulnya beberapa masalah
yang sangat buruk bila dibiarkan begitu saja. Seperti yang kita lihat, pencemaran lingkungan
semakin hari semakin meningkat, ini semua terjadi karena kurangnya sikap disiplin, padahal
jika semua orang menyadari betapa penting dan bermanfaatnya sikap disiplin ini, pasti
kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pencemaran tersebut bisa menjadi teratasi. Maka dari
itu, tanamkan sikap disiplin mulai sejak dini.

2.3.1.2 Daur Ulanglah Kertas, Plastik, dan Logam

Dengan mendaur ulang kertas, plastik, dan logam, kita akan memanfaatkan bahan-bahan
yang sudah ada dan tidak berguna lagi tanpa membeli yang baru lagi. Kita dapat menciptakan
barang-barang baru dari sisa-sisa kertas, plastik, dan logam di sekitar kita dengan
mendaurulang bahan-bahan tersebut menjadi bahan baku. Selain lebih praktis dan ekonomis,
kita tidak perlu disusahkan dengan bagaimana cara membuang sampah-sampah yang
menumpuk dari kertas, plastik, dan logam di rumah kita.

2.3.1.3 Gunakanlah Barang Bekas

Gunakanlah kembali kantong, tas, atau botol untuk membawaa barang-barang atau air tanpa
harus menggunakan kantong plastik atau membeli botol plastik yang baru. Dengan cara
seperti itu, kita menghemat kertas dan juga meminimalisir sampah yang sering di buang ke
sungai sehingga polusi air dapat berkurang, serta kita juga menyelamatkan banyak pohon
yang akan ditebang untuk dijadikan bubuk kertas.

2.3.1.4 Buatlah Kompos

Jika kita mempunyai hobi berkebun dan menanam tanaman hias dihalaman rumah kita,
biasanya kita sering mrnggunakan pupuk agar tanah menjadi subur dan tanaman hias kita
tumbuh menjadi besar. Sayang pupuk yang selama ini kita gunakan menggunakan bahan-
bahan kimia yang mengandung nitrogen, menciptakan polusi air, dan menghabiskan banyak
energi di dalam pembuatannya. Untuk mengurangi pencemaran air kita bisa menggunakan
kompos yang terbuat dari sisa-sisa makanan atau sampah organik yang ada dirumah kita.

18
Caranya kita harus memisahkan sampah basah (sisa makanan dan masakan, daun, minuman,
makanan basi atau bahan organik) dan sampah kering (botol, plastik, kertas, kaca, logam)
Biasanya untuk membuat sampah rumah tangga menjadi kompos membutuhkan waktu 2
bulan. Dengan pupuk organik buatan kita sendiri kita telah menghemat banyak energi dan
juga mengurangi pencemaran air.

2.3.1.5 Jangan Buang Limbah Cucian Kesungai

Jangan membuang limbah bekas cucian kesungai, artinya jika limbah bekas cucian tersebut
dibuang ke sungai dalam jumlah besar dan sering dilakukan tentu itu akan berdampak buruk
bagi kualitas air sungai, akibat dari limbah tersebut juga akan mempengaruhi makhluk hidup
yang ada di air yang dapat menyebabkan kematian dari makhluk hidup tersebut. Jadi cara
yang lebih baik untuk mengurangi pencemaran atau polusi air adalah dengan membuat wadah
untuk penampungan air limbah bekas cucian tersebut, dan tentunya wadah tersebut mampu
menampung limbah tersebut dengan jumlah besar, serta perancangan wadah juga harus
diperhatikan karena jika tempat tinggal kita berdekatan dengan rumah tetangga jika kita tidak
memperhatikan wadah limbah tersebut tentu nantinya akan meng-ganggu kenyamanan orang
lain, karena biasanya limbah akan meng-hasilkan bau.

2.4.2 Penanggulangan Secara Manajerial

Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan
benar. Dalam hal ini, penanggulangan secara manajerial dapat dilakukan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya yaitu dengan meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat,
meningkatkan koordinasi antar sektor, dan penyusunan perangkat hukum yang efektif. Jadi,
Untuk mengatasi berbagai limbah, maka suatu kawasan pemukiman membutuhkan berbagai
jenis layanan sanitasi. Layanan ini tidak selalu dapat di artikan sebagai bentuk jasa layanan
yang di sediakan pihak lain. Ada juga sanitasi yang harus di sediakan sendiri oleh
masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti :

19
1 Layanan limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah air kakus. Toilet
yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit
penanganan air kakus yang benar. Jika toilet pribadi kita tidak terhubung dengan unit
penanggulangan air kakus maka kita harus memiliki akses ke toilet umum.

2 Layanan persampahan: layanan ini diawali dengan pembuangan sampah sementara.


Pengumpulan dilakukan dengan gerobak ataupun truk sampah.layanan sampah harus
dilengkapi denganTempat Pembuangan Sementara (TPS), dan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).

3 Layanan draniase lingkungan: penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran


drainase (slokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya
kebadan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar dan harus memiliki
kemiringan yang cukup dan tanpa sampah.

Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman penyebab pencemaran air juga


disebabkan oleh limbah pertanian, limbah industry, dan di beberapa tempat tertentu di
sebabkan oleh limbah pertambangan. Untuk menangani limbah pemukiman selain
memerlukan layanan sanitasi juga perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk berperilaku
bijak dengan limbah rumah tangga yang dihasilkannya. Pengelolahan sampah, perubahan
gaya hidup dan pola pikir tentang sampah, menerapkan 4R (Reduce, Reuce, Recyle,
Replace), yaitu :

Reduce : mengurangi. Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang
digunakan. Semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
Reuce : memakai kembali. Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal
ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah.
Recycle : mendaur ulang. Sebisa mungkin, barang-barang yang sudwah tidak berguna
lagi, bisa didaur ulang. Tidak sama barang dapat didawur ulang, namun saat ini sudah
banyak industri non formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
Replace : mengganti. Teliti barang yang dipakai sehari-hari. Gantilah barang-barang
yang hanya dapat dipakai sekali dengan barang-barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar hanya memakai barang-barang yang ramah lingkungan.

20
Dan tidak membuang sampah terutama di sungai dan tempat penampungan air semisal
sungai dan parit-parit perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mengurangi dampak
pencemaran air yang disebabkan oleh sampah dan limbah rumah tangga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1 Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah yang terdiri dari perairan, sungai, dan rawa-
rawa dan pada umumnya kondisi tanahnya terdiri dari tanah gambut. Masyarakat yang
tinggal di daerah ini seringkali kesulitan memperoleh air bersih dan lebih sering
bergantung pada air hujan, yang mana air hujan tersebut digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari.
2 Kota Tembilahan berdasarkan observasi masih banyak masyarakat yang belum
memanfaatkan fasilitas tempat pembuangan sampah yang telah disediakan, bahkan masih
banyak masyarakat yang membuang sampah langsung ke sungai atau ke parit-parit.

21
3 Menurut KBBI Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
4 Sampah limbah rumah tangga merupakan sampah limbah rumah tangga yang dihasilkan
oleh satu rumah atau beberapa rumah. Sumber sampah dan limbah rumah tangga adalah
sebagai berikut:
a) Sampah Limbah Organik
b) Sampah Limbah Anorganik
5 Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan akibat
atau dampak diantaranya:
a) Air Menjadi Tidak Bermanfaat Lagi
b) Air Menjadi Penyebab Penyakit
6 Penanggulangan secara Teknis :
a) Menanamkan Perilaku Disiplin.
b) Daur Ulanglah Kertas, Plastik, dan Logam.
c) Gunakanlah Barang Bekas.
d) Buatlah Kompos.
e) Jangan Buang Limbah Cucian Kesungai.
7 Penanggulangan secara Manajerial :
a) Layanan limbah domestik.
b) Layanan persampahan.
c) Layanan draniase lingkungan.

3.2 Saran

Setelah menyimpulkan uraian di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yaitu :
kita hendaknya tetap menjaga kebersihan sungai dan parit-parit dan menjaga keseimbangan
sungai dan parit-parit itu sendiri karena kebersihan sungai dan parit-parit akan menunjang
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. Siapa lagi kalau tidak kita sendiri yang menjaga
kebersihan sungai dan parit-parit.
Sekiranya pencemaran air ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan
manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka
sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat sungai dan parit-parit, mulai dari perairan
tempat tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta sungai yang layak di pakai.

22

You might also like