You are on page 1of 7

Seorang remaja 14 tahun,dibawa ke IGD oleh keluarganya akibat buang air kecil

yang sedikit (menetes),dan nyeri saat akan buang air kecil serta ada darah pada
urine,klien mengeluh sakit perut dan mual. Keluarga pasien mengatakan sehari
sebelumnya pasien makan jengkol balado.

1. Bagaimana proses triase pada pasien ?


Kelompok menggelompokkan kasus ini termasuk triase kuning, karena
kondisi pasien belum mengancam jiwa dengan segera
2. Asuhan keperawatan pada pasien ?
a. Bagaimana pengkajian primer dan sekundernya ?
PENGKAJIAN
Data Subyektif
a. Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti
jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa, adanya
gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status
kesadaran.
b. Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang
digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan, ada
masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis
yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
Data Obyektif
a. Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan
perdarahan saluran pencernaan.
b. Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus,
disorientasi, delirium, kejang sampai koma.
c. BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
d. Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic
dalam jumlah besar, hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
e. Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan
trombositopenia.
f. Gangguan elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia
atau hipokalsemia.
PENGKAJIAN PRIMER

a. Airway

1) Penilaian tentang kesadaran, dengan cara menyentuh, menggoyangkan


dan memanggil namanya, misalnya bapak atau ibu
2) Pastikan kepatenan jalan napas dan kebersihannya segera, lihat adakah
partikel-partikel benda asing seperti darah, permen karet, gigi palsu atau
tulang

3) Posisi pasien diatur agar mudah untuk bernapas

4) Peningkatan sekresi pernapasan

5) Adanya benda asing pada saluran pernapasan

6) Adanya bunyi napas yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas

b. Breathing

1) Auskultasi bunyi napas dan evaluasi ekspansi dada, usaha respirasi dan
adanya bukti trauma dinding dada atau abnormalitas fisik

2) Kaji irama, kedalaman dan keteraturan pernapasan, dan observasi


pernapasan ekspansi bilateral dada

3) Jika pernapasan tidak adekuat atau tidak ada dukungan pernapasan,


pasien diberikan alat oksigenisasi yanga dekuat.

4) Pola dan frekuensi pernapasan

5) Pengembangan dada simitri atau tidak

6) Penggunaan otot bantu pernapasan

7) Adanya retraksi interkosta

c. Circulation
1) Cek nadi dan iramanya serta ritmenya

2) Kaji tekanan darah

3) Kaji warna kulit(Adanya sianosis)

4) Kajia adanya bukti perdarahan

5) Kirimkan sampel darah untuk melakukan cek labolatorium

6) Capiler refill (3-4 detik)

7) Adakah tanda tanda syok

PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat pasien

S (signs and symptoms) : BAK sedikit (menetes), nyeri saat


BAK,nyeri perut, hematuria, mual.

A (Allergies) :-

M (Medications) :-

P (Pertinentpast medical history): -

L (last oral intake solid liquid) : makan jengkol balado

E (even leading to injury or illnes): -

2. Nyeri : P Q R S T

3. TTV : Tekanan darah, Irama dan kekuatan nadi, irama, kedalaman dan otot
bantu pernafasan, suhu tubuh.

4. Laboratorium : urin, gula darah, cairan lambung, analisa gas darah, darah
lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa,
transaminase hati.
5. Pemeriksaan Penunjang : EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining
toksikologi untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.

b. Pemeriksaan diagnostik pada pasien ?


- Pada pemeriksaan urine dengan microskop dapat ditemukan hablur
asam jengkol berupa jarum runcing yang kadang kadang
bergumpal menjadi ikantan atau berupa roset. Hablur ini tidak
selalu ditemukan pada urine anak dengan keracunan jengkol sebab
hablur ini cepat menghilang apabila urine disimpan. Ureum pada
keracunan jengkol dapat normal atau sedikit meninggi kecuali pada
anak dengan anuria kadar ureumnya meninggi. Diagnosis
keracunan jengkol umumnya tidak sukar ditegakkan.

c. Penanganan kegawatdaruratan pada pasien ?


1) Tindakan emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak
bernafas spontan atau pernapasan tidak adekuat.
Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan
perbaiki perfusi jaringan.
2) Identifikasi penyebab keracunan.
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi
hendaknya usaha mencari penyebab keracunan ini tidak sampai
menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus
segera dilakukan.
3) Eliminasi racun.
1. Racun yang ditelan
a) Rangsang muntah
Akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam
pertama sesudah menelan bahan beracun, bila sudah lebih
dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah kecuali bila
bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat
motilitas ( memperpanjang pengosongan ) lambung.
Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan
merangsang palatum mole atau dinding belakang faring,atau
dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
- Sirup Ipecac
Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6
- 12 bulan 10 ml 1 12 tahun 15 ml > 12 tahun 30 ml.
Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml air
putih. Bila sesudah 20 menit tidak terjadi muntah pada anak
diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi.
- Apomorphine
Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir
100%,dapat menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit. Dapat
diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan.

Kontraindikasi rangsang muntah :


- Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut
mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti
camphor, produk-produk yang mengandung halogenat
atau aromatik, logam berat dan pestisida.
- Keracunan bahan korossif
- Keracunan bahan-2 perangsang CNS ( CNS stimulant ,
seperti strichnin )
- Penderita kejang
- Penderita dengan gangguan kesadaran
b) Pemberian Norit ( activated charcoal )
Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit
harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis.
Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila
diperlukan, diberikan per oral atau melalui pipa nasogastrik.
Indikasi pemberian norit untuk keracunan :
- Obat2 analgesik/ antiinflammasi : acetamenophen,
salisilat, antiinflamasi non
steroid,morphine,propoxyphene.
- Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine,
chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate.
- Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine,
digitalis, quinine, theophylline, cyclic anti depressants
Norit tidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida,
asam basa kuat dan alcohol.
c) Catharsis
Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila
ada gagal ginjal, diare yang berat ( severe diarrhea ), ileus
paralitik atau trauma abdomen.
d) Diuretika paksa ( Forced diuretic )
Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital
( alkalinisasi urine ). Tujuan adalah untuk mendapatkan
produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi
overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit
serum pada pemberian diuresis paksa.
Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal
e) Dialysis
Hanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa
hasil. Bermanfaat hanya pada bahan beracun yang bisa
melewati filter dialisis (dialysa ble toxin) seperti
phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene
glycol dan lithium.
Dialysis dilakukan bila :
- Asidosis berat
- Gagal ginjal
- Ada gejala gangguan visus
- Tidak ada respon terhadap tindakan pengobatan.
f) Hemoperfusi masih merupakan kontroversi dan jarang
digunakan

1. Periksa vital sign dan segera lakukan koreksi jika ada kelainan dari
hasil vital sign.
2. Berikan analgesik untuk mengatasi nyeri.
3. Segera lakukan pemberian cairan intravena NaCl atau RL kalau
terdapat tanda dehidrasi atau tekanan darah menurun atau keadaan
lemah.
4. Minum soda setelah makan jengkol untuk menghilangkan kristal
asam jengkol
5. Perbanyak minum air putih
6. Obat-obatan : baralgin atau HCl. Papaverin 40 mg untuk
memperbanyak kencing dipakai obat-obat diuretic seperti tablet
hemaxin, salurix, atau lazix.

d. Apa yang perlu dievaluasi pada pasien ?

Keluhan pasien : Klien mengatakan saat buang air kecil tidak nyeri
lagi serta tidak berdarah. Klien mengatakan mual berkurang dan sakit
perut hilang

Riwayat kesehatan : tidak ditemukan riwayat kesehatan yang dapat


memperburuk keadaan klien seperti penyakit ginjal atau fungsi ginjal
yang kurang baik, jika klien mempunyai indikasi tersebut maka harus
waspada terhadap kejengkolan karena dapat mengakibatkan kefatalan.
Tingkat stres : setelah dilakukan pengobatan klien dan keluarga merasa
nyaman dengan kondisi klien

Hasil pemeriksaan: setelah diberikan pengobatan dengan norit kadar


asam jengkol berkurang dalam urin.

You might also like