You are on page 1of 8

PERATURAN DESA

DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN


NOMOR : 8 TAHUN 2015
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN


KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
Alamat : Jl.Raya Bojong Sragi Km 2 No.3 Pekalongan
51155
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
NOMOR 09 TAHUN 2015

TENTANG
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)
DENGAN RAHMAT TUHAN MAHA ESA
KEPALA DESA DESA KEDUNGJARAN

Menimban :
g 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan
Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintah dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat Perdesaan, perlu didirikan
Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi
Desa;
2. Bahwa Badan Usaha Milik Desa untuk selanjutnya disingkat
BUM Desa adalah Usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh
Pemerintah desa dan masyarakat;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan angka 1 dan 2 perlu
penetapan Peraturan Desa tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)
Mengingat :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003,
tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004,
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007,
tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional tahun 2005-2025;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014,
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014,
Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 tahun
2015 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005
tentang Rencana Kerja Pemerintah;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014
tentang Pelaksanaan UU No. 29 tahun 2009;
10.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2014
tentang Percepatan Pembangunan Desa;
11.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 tahun 2014
tentang Penataa Tugas dan Fungsi Kabinet kerja;
12.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2015
tentang Kementrian Desa, Pembangunan Desa dan
Transmigrasi;
13.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2015
tentang Pelaksanaan UU Desa No. 6 tahun 2014;
14.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2015
tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN;
15.Peraturan Menteri Desa Republik Indonesia Nomor 4 tahun
2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan
Pembubaran Usaha Milik Desa;

Dengan Persetujuan Bersama


PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEDUNGJARAN
Dan
MEMUTUSKAN:

Menetapk :
an PERATURAN DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI
KABUPATEN PEKALONGAN TENTANG BADAN USAHA MILIK
DESA ( BUMDes )

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan;


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai
unsur penyelenggara Pemerintah Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Pekalongan ;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat dengan DPRD
adalah DPRD Pekalongan;
5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
Kabupaten Pekalongan ;
6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintah , kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemeritahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemeritah Desa adalah Kepala desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintah Desa;
8. Badan Permusyawaratan Desa disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah
Desa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Desa;
9. Pemerintah Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintah Oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
10.Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyrakat;
11.Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes
adalah Rencana Keuangan Tahun Pemerintah Desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa;
12.Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala desa;
13.Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah sistem kegiatan perekonomian
masyarakat dalam skala mikro yang ada di Desa dan dikelola oleh
Masyarakat bersama Pemerintah Desa setempat yang pengelolaanya
terpisahkan dari kegiatan Pemerintah Desa.

BAB II
PRINSIP, PEMBENTUKAN DAN TUJUAN
Pasal 2
Prinsip Dasar dalam Mendirikan Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM
Desa) :

1. Pemberdayaan : memiliki makna untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat, keterlibatan masyarakat dan tanggung jawab masyarakat;
2. Keberagaman : bahwa usaha kegiatan masyarakat memiliki keberagaman
usaha dan keberagaman usaha dimaksud sebagai bagian dari Unit Usaha
BUM Desa tanpa mengurangi status keberadaan dan kepemilikan usaha
masyarakat yang sudah ada;
3. Partisipasi : pengelola harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat
agar senantiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan kelangsungan BUM Desa.

Pasal 3

1. Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerintah Desa


dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan
Potensi Desa;
2. BUM Desa dapat didirikan berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa dan atau
masyarakat berdasarkan musyawarah Desa;
3. Pembentukkan BUM Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan (2)
ditetapkan dengan Peraturan Desa berpedoman pada Peraturan Perundang-
undangan;
4. Bentuk Badan Uasaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) harus berbadan hukum;
5. Sesuai dengan kemampuan dan kondisi Pemerintah Desa serta masyarakat
setempat beberapa Desa dapat membentuk BUM Desagabungan atau
dapat bekerjasama dengan pihak lain;
6. Kegiatan BUM Desa harus sesuai dengan tujuan dan tidak bertentangan
dengan Peraturan.

Pasal 4
Tujuan Pembentukan BUM Desa antara lain:

1. Meningkatkan pendapatan asli Desa dalam rangka meningkatkan


kemampuan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah dan
pembangunan serta pelayanan masyarakat;
2. Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan untuk
mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat
Desa secara keseluruhan ;
3. Menciptakan lapangan kerja.

Pasal 5
Jenis usaha BUM Desa meliputi usaha-usaha antara lain:
1. Usaha jasa yang berupa jasa keuangan, PPOB, Simpan Pinjam, Pamsimas,
Wif dan usaha usaha lain yang sejenis;
2. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi Desa;
3. Perdagangan hasil pertanian berupa tanaman pangan, perkebunan,
peternakan perikanan dan agro bisnis serta penyediaan saprodi (pupuk,
bibit, obat-obatan, dll)
4. Unit produksi kecil dan kerajinan rakyat;
5. Kegiatan perekonomian Desa lainnya yang dibutuhkan oleh warga Desa
dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.

BAB III
PERMODALAN
Pasal 6
Sumber-sumber pembiayaan/permodalan BUM Desa dapat diperoleh dari:

1. Pemerintah Desa (penyertaan modal dari kekayaan Desa yang dipisahkan)


2. Bantuan dari pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pemerintah Pusat;
3. Tabungan Masyarakat;
4. Pinjaman;
5. Bantuan atau sumber lainnya yang sah;
6. Kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga.

BAB IV
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 7

1. Organisasi BUM Desa berada di luar struktur organisasi Pemerintah Desa.


a. Komisaris (penasehat)
b. Direksi (pelaksana operasional)
c. Kepala Unit Usaha.
2. Komisaris (penasehat) secara ex ofsio dijabat oleh Kepala Desa yang
bersangkutan.
3. Direksi dan Kepala Unit Usaha, ditunjuk oleh masyarakat setempat
berdasarkan musyawarah yang dituangkan dalam berita acara.
4. Kepengurusan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan
kepada Bupati melalui Camat.

Pasal 8

1. Komisaris sebagai penasehat BUM Desa dalam melaksanakan tugasnya


berkewajiban:
a. Memberi nasehat kepada Direksi dan Kepala Unit Usaha dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
b. Memberi saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan
BUM Desa;
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja
kepengurusan.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, komisaris mempunyai hak :
a. Meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan
Usaha Desa;
b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
kelangsungan dan citra BUM Desa.

Pasal 9
1. Syarat pemilikan direksi dan Kepala Unit Usaha sebagai berikut :
a. Warga Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. Bertempat tinggal dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun;
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian
terhadap perekonomian;
d. Pendidikan yang memadai minimal SLTA atau setara.
2. Masa bakti kepengurusan direksi dan Kepala Unit Usaha 5 tahun,
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
3. Kepengurusan dapat dihentikan :
a. Telah selesai masa baktinya;
b. Karena meninggal dunia;
c. Karena mengundurkan diri ;
d. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga
menghambat pertumbuhan dan perkembangan Badan Usaha Desa;
e. Karena tersangkut tindak pidana (keputusan hukum tetap)
4. Kepengurusan BUM Desa mendapat tunjangan penghasilan yang besarnya
disesuaikan dengan
kemajuan dan keuntungan usaha.

Pasal 10

1. Tugas direksi dan kepala unit usaha :


a. Mengembangkan dan membina badan usaha agar tumbuh dan
berkembang menjadi
b. lembaga yang dapat melayani kebutuhan ekonomi warga masyarakat;
c. Mengusahakan agar dapat tetap tercipta pelayanan ekonomi Desa yang
adil dan merata;
d. Memupuk usaha kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian
lainnya yang ada di Desa;
e. Menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi Desa untuk meningkatkan
pendapatan asli Desa;
f. Memberi laporan perkembangan usaha kepada masyarakat Desa melalui
forum musyawarah Desa minimal dua kali dalam setiap tahun.
2. Kewajiban :
a. Unit usaha wajib menyampaikan laporan berkala setiap bulan berjalan
kepada direksi mengenai : Laporan keuangan unit Desa, proses kegiatan
dalam bulan berjalan;
b. Direksi menyampaikan laporan dari seluruh kegiatan usaha kepada
komisaris setiap tiga bulan sekali;
c. Laporan secara keseluruhan dalam enam bulan harus diketahui oleh
warga Desa dalam suatu musyawarah Desa.

BAB V
BAGI HASIL USAHA
Pasal 11

1. Pembagian hasil usaha dari pendapatan BUM Desa diputuskan melalui


musyawarah berdasarkan persentase dari hasil penerimaan bersih (netto)
dengan berpedoman pada prinsip kerjasama yang saling menguntungkan,
yang peraturannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
2. Bagi hasil usaha BUM Desa setiap tahun,digunakan untuk :
a. Pemupukan modal;
b. Kas Desa;
c. Dana pendidikan pengurus.

BAB VI
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
Pasal 12

1. Dalam mengelola aset BUM Desa dapat bekerjasama dengan Pihak Ketiga
atas Persetujuan Pemerintah Desa dan BPD.
2. Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk
Peraturan Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
3. Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimum 10 tahun
dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

BAB VII
MEKANISME PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 13

1. Pengelolaan kegiatan BUM Desa harus dilakukan secara transparan artinya


dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga
masyarakat secara luas.
2. Pengelolaan kegiatan harus akuntabel, mengikuti kaidah yang berlaku,
sehingga dapat dipertanggungjwabkan kepada masyarakat.
3. Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan,
pelaksanaan pengawasan dan pelestarian kegiatan.
4. Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan, yang dapat membrikan hasil dan
manfaat kepada warga masyarakat.
5. Pengelolaan kegiatan berdasarkan kesepakatan antar pelaku dalam warga
masyarakat Desa sehingga memperoleh dukungan dari semua pihak.

Pasal 14

1. Pengelolaan wajin menyusun laporan pertanggungjawaban untuk


disampaikan dalam forum musyawarah Desa.
2. Laporan pertanggungjawaban memuat :
a. Laporan kinerja pengelolaan selama satu tahun;
b. Kinerja usaha menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pembangunan, indikator keberhasilan dan sebagainya;
c. Laporan kinerja termasuk pembagian rencana laba usaha;
d. Rencana-rencana pengembangan usaha yang belum terealisasi.

BAB VIII
Pasal 15

1. Pemerintah dan Kabupaten dan Camat wajib melakukan pembinaan,


monitoring, evaluasi dalam rangka pengembangan BUMDesa.
2. Kepala desa menkoordinasikan pengelolaan BUM Desa di wilayah kerjanya.

Pasal 16
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap
orang mengetahui, memerintahkanperundangan Peraturan Desa ini dengan
menempatkannya dalam Lembaran Desa Kedungjaran, Kecamatan Sragi,
Kabupaten Pekalongan.

Ditetapkan di : Desa Kedungjaran


Pada Tanggal : 6 Oktober 2015
KETUA BPD DESA KEDUNGJARAN KEPALA DESA KEDUNGJARAN

SUUD SARIDJO
Diundangkan di : Desa Kedungjaran
Pada Tanggal : 7 Oktober 2015
SEKRETARIS DESA

WASDARI
LEMBARAN DESA KEDUNGJARAN,
KECAMATAN SRAGI, KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 NOMOR 8

You might also like