You are on page 1of 6

KARAKTERISTIK ASET

Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah menurut FASB. FASB
mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25)

Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a
result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Sama dengan definisi hutang yang dikemukakan FASB, IAI (1994) definisi aset yaitu
Sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan.
Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik
utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
a. Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di
masa datang yang cukup pasti. Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik secara
individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk menghasilkan aliran kas masuk
dimasa mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Uang atau kas
mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber
selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau
jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban.
SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari
aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk ditukar dengan
sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang. Jadi manfaat ekonomi masa mendatang
yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan
sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada
perusahaan. Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-
sumber ekonomi. Ada dua karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan
sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan.
b. Dikuasai Atau Dikendalikan Entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas
tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih
penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas
untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat
ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi
oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form).
Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.

c. Timbul Akibat Transaksi Masa Lalu


Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah terjadi transaksi atau
peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian terhadap
manfaat dari aktiva tersebut. Meskipun definisi FASB tersebut dapat diterima secara
umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam definisinya, FASB
mengabaikan faktor exchangeability. Mac Neal mengatakan bahwa suatu barang
kehilangan faktor exchangeability berarti kehilangan nilai ekonomi karena pembelian
atau penjualannya tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar
yang melekat padabarang tersebut. Meskipun demikian, FASB menolak isu tersebut
karena pada dasarnya manfaat dari suatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling
dipertukarkan.
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai
kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi.
Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan
transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat
menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan
tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.
KARAKTERISTIK HUTANG

Dalam FASB dalam SFAC No. 6, hutang didefinisikan sebagai probabilitas pengorbanan
manfaat ekonomi di masa mendatang yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini
untuk memindahkan asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai
hasil transaksi atau kejadian masa lalu.

Sama dengan definisi hutang yang dikemukakan FASB, IAI (1994) definisi hutang
(kewajiban) yaitu hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi (paragraph 62).

Dari pengertian tersebut komponen utama hutang antara lain:


a. Kewajiban Sekarang
Kewajiban timbul karena pada saat sekarang suatu entitas memiliki tanggung jawab
yang tidak dapat dihindari untuk menyerahkan barang/jasa.
Objek hutang yang sebenarnya adalah kewajiban yang ada pada saat sekarang. Oleh
karena itu, menurut Kam (1990: p.111) definisi hutang yang lebih menunjukkan pada saat
sekarang adalah kewajiban suatu unit usaha yang merupakan keharusan bagi unit usaha
tersebut untuk menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain di masa mendatang sebagai akibat
transaksi di masa lalu.
Kewajiban dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain:
1) Kewajiban pada kreditor/hutang
2) Kewajiban kepada pemilik
Meskipum kedua pihak tersebut memiliki hak terhadap aktiva, namun keduanya
memiliki hak yang berbeda. Kreditor memiliki hak untuk didahulukan pelunasannya
dalam kasus likuidasi. Sedangkan untuk pemilik, hak atas aktiva hanya didasarkan pada
sisa aktiva setelah kewajiban terhadap kreditor terpenuhi.

b. Hasil Transaksi Masa Lalu


Syarat lain dari hutang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi tersebut
menunjukkan transaksi yang benar-benar telah terjadi sehingga dapat digunakan untuk
memastikan bahwa hanya kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai hutang dalam
neraca.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu :
1. Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung
jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan atau
melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa datang.
Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau penggunaan aset
kesatuan usaha.
Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tida termasuk dalam pengertian
pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena untuk menjadi
kewajiban pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar kebijakan atau
keleluasaan manajemen untuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah maupun dalam saat
transfer.
Secara umum, keharusan mengorbankan sumber ekonomik masa datang tidak dapat menjadi
kewajiban kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti. Kesatuan usaha tidak
mempunyai keharusan untuk mentransfer aset ke pemilik kecuali dalam hal kesatuan usaha
dilikuidasi. Walaupun secara konseptual ekuitas juga merupakan kewajiban bagi perusahaan,
pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup pasti baik dalam jumlah maupun saat sehingga
kewajiban harus dibedakan dan dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas.

2. Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul
akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini mengacu pada dua hal : waktu
dan adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya : pada tanggal
neraca kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber
ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada.
Keharusan kewajiban mencakupi keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau bentukan,
keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat.
Keharusan Kontraktual
Keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang di dalam nya kewajiban
bagi suatu kesatuan udaha di nyatakan secara eksplit atau implicit dan mengikat.
Contoh : utang pajak, utang bunga, utang usaha, utang wesel, dan utang obligasi
Keharusan Konstruktif
Keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika
bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
Contoh : servis gratis sepeda motor yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian
uang untuk barang yang ternyata cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya
Keharusan Demi Keadilan
Keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata mata
karena panggilan etis atau moral daripada karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
Contoh : kewajiban memberikan donasi untuk badan amal tiap akhir tahun dan kewajiban
member hadiah kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik karena ketidaknyamanan yang
ditimbulkannya.
Keharusan Bergantung atau bersyarat
Keharusan yang pemenuhannya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang atau
terpenuhinya syarat syarat tertentu dimana datang.

3. Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu


Sama seperti definisi aset, criteria ini sebenarnya menyempurkan criteria keharusan sekarang dan
sekaligus sebagai tes pertama pengakuan suatu pos sebagai kewajiban tetapi tidak cukup untuk
mengakui secara resmi dalam system pembukuan. Untuk mengakui sebagai kewajiban, selain
definisi, criteria yang lain seoerti keterukuran, keberpautan, dan keterandalan juga harus
dipenuhi. Transaksi atau kejadian masa lalu adalah criteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan
criteria untuk pengakuan. Jadi, adanya pengorbanan manfaat ekonomik masa datang tidak cukup
untuk mengakui suatu objek ke dalam kewajiban kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen
keuangan.

You might also like