Professional Documents
Culture Documents
Ljungqvist O. Enhanced Recovery After Surgery moving EBM to practice. ERAS Society. 2014.
Proses Penyembuhan Pasca
Pembedahan
Allvin R, Ehnfors M, Rawal N, Idvall E. Experiences of the Postoperative Recovery Process: An Interview Study. The Open Nursing Journal, 2008, 2, 1-7
Komplikasi Pasca Operasi
Disfungsi
Pulmoner
Kardiologi Stress Serebral
Stress pembedahan Stress
pembedaha (gangguan pembedahan
n (stimulasi fungsi paru & , hipoksemia,
kardiak), diafragma), obat
hipoksemia, nyeri, psikoafektif,
imobilisasi, withdrawal
gangguan
gangguan syndrome
cairan cairan
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Ganggu-
Trombo- Infeksi an GI
Stress
emboli Stress Kontaminasi pembedahan
pembedahan pembedahan (stimulasi
(gangguan , Stress sistem saraf
koagulasi & pembedahan aferen),
ketidakseimb (imunnosupres analgesic
angan system i), transfusi opioid,
fibrinolitk), darah penggunaan
imobilisasi
anestesi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Kontrol Multimodal Terhadap Percepatan
Kesembuhan & Perbaikan Fungsi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Respon Rehabilitasi terhadap Faktor
Risiko Operasi
Penyakit Penyerta
Menyebabkan peningkatan morbiditas
Pencegahan: maksimalisasi fungsi organ preoperasi
Malnutrisi
Menyebabkan peningkatan risiko infeksi, menghambat
penyembuhan, meningkatkan length of stay
Pencegahan: Nutrisi adekuat preoperasi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Stress pembedahan
Menyebabkan peningkatan organ demand, katabolisme & disfungsi
organ
Tatalaksana: Pembedahan minimal invasive, anestesi blok saraf,
farmakoterapi
Transfusi darah
Menyebabkan peningkatan risiko infeksi
Pencegahan: Transfusi darah sesuai indikasi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Nyeri
Menyebabkan gangguan fungsi organ, hambat mobilisasi dan
penyembuhan
Farmakoterapi
Immunosupresi
Menyebabkan peningkatan risiko infeksi
Pencegahan: Transfusi darah sesuai indikas immunomodulasi
Nausea
Menyebabkan penundakan intake makanan dan
meningkatkan katabolisme
Tatalaksana: farmakoterapi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Hipoksemia
Menyebabkan perlambatan penyembuhan luka
Tatalaksana: Mobilisasi, Oksigen, mengurasi stress psikis
Gangguan Tidur
Menyebabkan peningkatan risiko hipoksemia
Pencegahan: kurangi bising pasca operasi, pain relief
Muscle Loss
Menyebabkan hambat penyembuhan, meningkatkan
morbiditas
Tatalaksana: mobilisasi dini
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Imobilisasi
Peningkatan risiko DVT, hipoksemia, muscle loss
Tatalaksana: mobilisasi aktif
Drains/NGT
Menyebabkan peningkatan risiko infeksi, hambat penyembuhan
Pencegahan: penggunakan sesuai indikasi
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Manajemen Nyeri Pasca Operasi
Berek. P.1400
Mobilisasi Pasca Operasi
Indikasi:
Mempercepat penyembuhan.
Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
Mengembalikan fungsi klien semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi
Mempertahankan konsep diri klien
Mempersiapkan klien pulang.
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Kerugikan Bedrest Teralalu lama:
Meningkatkan resistensi insulin
Kehilangan massa otot
Menurunkan kekuatan otot
Menurunkan fungsi oksigenasi
Meningkatkan risiko tromboemboli
Kehlet H. Multimodal approach to control postoperative pathophysiology and rehabilitation. British Journal of Anesthesia 1997; 78: 606-17
Rekomendasi mobilisasi dipengaruhi oleh jenis
tindakan:
Bedah minor ginekologi:
Mobilisasi dini dimulai dengan aktivitas sehari-hari ringan seperti
menggunakan pakaian sendiri
Kanker vulva :
Tirah baring 2-3 hari pasca operasi + heparin subkutan untuk
mencegah DVT (Deep Vein Thrombosis). Mobilisasi dilanjutkan
secara berkala, dimulai dengan gerakan tungkai non-weight
bearing. 1
Bedah mayor ginekologi :
Edukasi mobilisasi dini, bernapas dalam, miring kiri dan kanan, serta
tidak takut untuk batuk + pemberian heparin subkutan.
Berek . P 892-3.
Tahapan mobilisasi dini
Pasca Laparotomi
Feldman S. Patient information: Care after gynecologic surgery (Beyond the Basics)
. Cited drom: http://www.uptodate.com/contents/care-after-gynecologic-surgery-beyond-the-basics#H2.
Discharge Planning
Vital Sign
Fully Alert
Able to void and
mobile
No nausea &
vomit
Kesiapan dipulangkan:
Tanda vital
Kesadaran penuh
Dapat melakukan mobilisasi
Tidak mual & muntah
Tidak nyeri
Tidak ada perdarahan
Aktivitas Pasca Operasi
Feldman S. Patient information: Care after gynecologic surgery (Beyond the Basics)
. Cited drom: http://www.uptodate.com/contents/care-after-gynecologic-surgery-beyond-the-basics#H2.
Take Home Messages
Pembedahan merupakan proses intervensi yang
mengubah kondisi fisiologis
Perlu waktu dan proses untuk penyembuhan
Penyembuhan merupakan proses yang dinamis dan
dipengaruhi banyak faktor
Mobilisasi harus dilakukan secepatnya,
maka diperlukan manajemen nyeri yang baik
Edukasi pada pasien merupakan salah satu komponen
penting dalam proses penyembuhan pasien pasca
operasi ginekologi
Terimakasih