Professional Documents
Culture Documents
ISSN-L 2338-3321
Abstraksi: Anemia merupakan salah satu sebab kematian ibu hamil. Anemia pada ibu hamil disebabkan karena masih kurang dan
rendahnya asupan gizi, dan juga dapat disebabkan karena ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Zat besi sangat dibutuhkan
untuk perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu
hamil menderita anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas tentang Anemua dan strategi dalam penanggulangan
pencegahan anemia. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Dapat disimpulkan
bahwa: (1) Keluarga dan anggota keluarga yang resiko menderita anemia harus mendapat makanan yang cukup bergizi dengan
biovallabilita yang cukup; (2) Pengobatan penyakit infeksi yang memperbesar resiko anemia (3) Penyediaan pelayanan yang mudah
dijangkau oleh keluarga yang memerlukan, dan tersedianya tablet tambah darah dalam jumlah yang sesuai.
Abstract: Anemia is one of the causes of death of pregnant women. Anemia in pregnant women because it is still lacking and low nutrient
intake, and can also be caused due to ignorance about the pattern of eating right. Iron is necessary for brain development of babies from
birth. Iron deficiency since before getting pregnant if not addressed can lead pregnant women suffer from anemia. The purpose ofthis
research is to discuss about the anemia and anemia prevention in the response strategy. The method used is the study of librarianship with
a descriptive exploratory approach. It can be concluded that: (1) family and the family members who suffer anaemia risk should get enough
nutritious food with enough biovallabilita; (2) the treatment of infectious diseases that magnify the risk of anaemia (3) provision ofan easily
accessible services by families that need, and availability ofthe tablet plus the appropriate amounts ofblood.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hamil berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari dikatakan ringan sekali bila Hb 10 g/dl batas
pada nilai normal. Sebagian besar penyebab anemia normal, ringan Hb 8 g/dl - 9,9 g/dl, sedang Hb 6 g/dl
di Indonesia adalah kekurangan besi yang berasal 7,9 g/dl dan berat pada Hb < 6 g/dl. Departemen
dari makanan yang dimakan setiap hari dan Kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga berikut ringan sekali bila Hb 11 g/dl batas normal,
di sebut anemia kekurangan besi (Depkes RI,2000). ringan Hb 8 g/dl 11 g/dl, sedang Hb 5 g/dl 8 g/dl,
Kekurangan zat besi pada kehamilan ibu dapat dan berat Hb < 5 g/dl. Pada pemeriksaan dan
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. menggunakan alat sahli, dilakukan minimal 2 kali
Anemia gizi dapat menimbulkan kematian janin di selama kehamilan yaitu trimester I dan III. (Tarwoto &
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, Berat Wasnidar, 2007.188)
Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), anemia pada bayi Klasifikasi Anemia
yang dilahirkan. Hal ini menyebabkan morbiditas dan Berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara menjadi tiga kategori yaitu: (1) Anemia karena hilangnya
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita sel darah merah; hal ini terjadi akibat perdarahan karena
anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas berbagai sebab seperti perlukaan, perdarahan
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan gastrointestinal, perdarahan uterus, perdarahan hidung,
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. perdarahan akibat operasi, (2)
Untuk itu perlu diupayakan untuk dapat Anemia karena menurunnya produksi sel darah
menanggulangi pencegahan anemia pada kehamilan merah; penyebabnya karena kekurangan unsur
ibu. penyusun sel darah merah (asam folat, vitamin B12
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dan zat besi), gangguan fungsi sumsum tulang
membahas tentang Anemia pada kehamilan dan (adanya tumor, pengobatan, toksin), tidak
strategi dalam penanggulangan pencegahan anemia. adekuatnya stimulasi karena berkurangnya
Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan eritropolitan (pada penyakit ginjal kronik), (3) Anemia
dengan pendekatan deskriptif eksploratif. akibat meningkatnya destruksi/kerusakan sel darah
merah yang disebabkan oleh overaktifnya Reticu
PEMBAHASAN Ioendhotelial System (RES); Meningkatnya
Anemia destruksi sel darah merah biasanya karena faktor-
Berdasarkan WHO (1992) pengertian anemia faktor kemampuan respon sumsum tulang terhadap
adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih penurunan sel darah merah kurang karena
rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang meningkatnya jumlah retikulosit dalam sirkulasi
bersangkutan. Anemia secara laboratorik yaitu darah, meningkatnya sel-sel darah merah yang masih
keadaan apabila terjadi penurunan di bawah normal muda dalam sumsum tulang dibandingkan yang
kadar hemoglobin, hitung jenis eritrosit dan matur/matang, dan ada atau tidaknya hasil destruksi
hemotokrit (packedredcell). Batasan normal kadar sel darah merah dalam sirkulasi (seperti
haemoglobin menurut WHO tahun 1968 dapat meningkatnya kadar bilirubin).
digambarkan pada tabel 1 berikut: Beberapa faktor penyebab lain anemia adalah:
Tabel 1. Kriteria Kadar HB menurut WHO (1968) (1) Genetik; yaitu beberapa penyakit kelainan darah
yang dibawa sejak lahir antara lain Hemoglobinopati,
No Kriteria Kadar Haemoglobin
1 Laki-laki dewasa > 13 g/dl
Thalasemia, abnormal enzim Glikolitik, dan Fanconi
2 Wanita dewasa tidak hamil > 12 g/dl anemia, (2) Nutrisi; keadaan anemia yang
3 Wanita hamil > 11 g/dl disebabkan oleh defisiensi besi, defisiensi asam folat,
4 Anak umur 6-14 tahun > 12 g/dl
5 Anak umur 6 bulan-6 tahun > 11 g/dl
desifiensi vitamin B 12, alkoholis, dan kekurangan
Sumber: WHO dalam Tarwoto & Wasnidar, 2007 nutrisi/malnutrisi, (3) Perdarahan, (4) Imunologi,
Secara klinis kriteria anemia di Indonesia (5) penyakit infeksi seperti hepatitis,
umumnya bila didapatkan hasil pemeriksaan darah Cytomegalovirus, Parvovirus, Clostridia, sepsis gram
kadar Hemoglobin < 10 g/dl, Hemotokrit < 30 % dan negatif, malaria, dan Toksoplasmosis, (6) pengaruh
Eritrosit < 2,8 juta/mm3. Derajat anemia pada ibu obat-obatan dan zat kimia; antara lain agen
Jurnal Ilmiah Widya 2 Volume 3 Nomor 3 Januari - Juli 2016
Intan Parulian Tiurma Strategi Dalam Penanggulangan Pencegahan
Roosleyn., 1 -9 Anemia Pada Kehamilan
chemoterapi, anticonvulsi, kontrasepsi, dan zat kimia maka menunjukkan sel-sel mikrositik dan apabila
toksik, (7) Trombotik Trombositopenia Purpura dan lebih besar dari 96 mm3 menunjukkan sel-sel
Syndroma Uremik Hemolitik, (8) Efek fisik seperti makrositik.
trauma, luka bakar, dan pengaruh gigitan ular, 6. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
(MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-
(9) Penyakit kronis dan maligna; di antaranya adalah
rata, mengukur banyaknya hemoglobin dalam 100 ml
gangguan pada ginjal dan hati, infeksi kronis dan
sel darah merah padat. Normalnya 30-36 g/100 ml
Neoplasma. (Elsevier & Saunders:2005) darah.
Patofisiologi Anemia dapat dilihat pada gambar 1 7. Hitung leukosit adalah jumlah leukosit dalam 1
di bawah ini: mm3 darah.
8. Hitung trombosit adalah jumlah trombosil dalam 1
mm3 darah.
9. Pemeriksaan sumsum tulang yaitu melalui
aspirasi dan biopsy pada sumsum tulang, biasanya
dalam sternum, prosesus spinosus vertebra, Krista
iliaka anterior atau posterior. Pemeriksaan sumsum
tulang dilakukan jika tidak cukup data-data yang
diperoleh untuk mendiagnosa penyakit pada sistem
hemotolik
10. Pemeriksaan biokimiawi, pemeriksaan untuk
mengukur kadar unsur-unsur yang perlu bagi
perkembangan sel-sel darah merah seperti kadar
besi (Fe) serum, vitamin B12 dan asm folat.
Zat Besi dan Tablet Tambah Darah
Zat besi merupakan komponen
hemoglobin yang berfungsi mengangkut
oksigen dalam darah ke sel-sel yang
Gambar 1. Patofisiologi Anemia membutuhkannya untuk metabolisme glukose,
Sumber: Sylvia Anderson Price & Lorraine M. Wilson lemak dan protein menjadi energi (ATP).
(Waryono, 2010). Sedangkan menurut
Untuk menentukan adanya kelainan darah, perlu Sunririnah (2008) bahwa Zat besi adalah salah
dilakukan test diagnostik dan pemeriksaan darah. satu mineral penting yang diperlukan selama
kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga
untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap
Beberapa istilah yang lazim dipakai dalam dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika
pemeriksaan di antaranya: ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi
1 . Hitung sel darah yaitu jumlah sebenarnya dari akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu
unsur darah (sel darah merah, sel darah putih dan sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan
trombosit) dalam volume darah tertentu, dinyatakan merasa lelah.
sebagai jumlah sel per millimeter kubik (mm3) Zat besi juga merupakan bagian dari mioglobulin
2. Hitung jenis sel darah yaitu menentukan yaitu molekul yang mirip hemoglobin yang terdapat
karakteristik morfologi darah maupun jumlah sel.
di sel-sel otot, yang juga berfungsi mengangkut
3. Pengukuran Hematokrit (Hct) atau volume sel
oksigen. Mioglobulin yang berkaitan dengan oksigen
padat, menunjukkan volume darah lengkap (sel
darah merah). Pengukuran ini menunjukkan inilah yang membuat daging berwarna merah. Di
presentasi sel darah merah dalam darah, dinyatakan samping sebagai komponen hemoglobin dan
dalam mm3/100 ml. mioglobulin, besi juga merupakan komponen dari
4. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) atau enzim oksidasi Xanthine Oksidase, Suksinat
konsentrasi hemoglobin rata-rata adalah mengukur Dehidrogenase, Katalase dan Peroksidasi. 99% dari
banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam satu sel anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi selain
darah merah. Nilai normalnya kira-kira 27-31 itu juga menurunkan kekebalan tubuh sehingga
pikogram/sel darah merah.
sangat peka terhadap serangan bibit penyakit.
5. Mean Corpuscular Volume (MCV) atau volume
Penyerapan zat besi (Fe) asal bahan makanan
eritrosit rata-rata merupakan pengukuran besarnya sel
yang dinyatakan dalam kilometer kubik, dengan batas hewani dapat mencapai 10-20%. Zat besi bahan
normal 81 -96 mm3, apabila kurang dari 81 mm3 makanan hewani (heme) lebih mudah diserap dari
Jurnal Ilmiah Widya 3 Volume 3 Nomor 3 Januari - Juli 2016
Intan Parulian Tiurma Strategi Dalam Penanggulangan Pencegahan
Roosleyn., 1 -9 Anemia Pada Kehamilan
pada zat besi nabati (non heme). Keanekaragaman menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh
konsumsi makanan sangat penting dalam membantu kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati
meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. sebagai cadangan sampai umur 6 bulan setelah
Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink dilahirkan. Sehingga pengaruh kekurangan zat besi
(Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. (Desi &
Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat Dwi:2009).
besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat
Makanan sumber zat besi umumnya merupakan dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun
sumber vitamin A. (Waryono, 2010). mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan
Sumber zat besi yang berasal dari produk nabati bayi BBLR dan Prematur juga lebih besar. Anak yang
di antaranya kacang bakar dan jenis kacang polongan, dikandung oleh ibu yang menderita anemia juga akan
sayuran hijau (bayam, brokoli, aprikot kering) dan mengalami penurunan kecerdasan intelejensi setelah
semua roti gandum. Sedangkan yang berasal dari dilahirkan. Penurunan IQ pada anak dapat turun
produk hewani diantaranya telur, irisan daging sapi sampai 9 poin dari normal. Ibu hamil tergolong
merah, babi atau kambing. Tubuh tampaknya tidak anemia jika kadar Haemoglobin dalam darahnya
mudah untuk menyerap zat besi pada makanan kurang dari 11 g/dl, dan berisiko tinggi jika kurang
nabati, tapi vitamin C (yang ditemukan pada buah dari 8 gr/dl. Penyebab anemia pada ibu hamil
jeruk, kismis kering, sayuran hijau) menambah umumnya akibat minimnya kemampuan ekonomi
penyerapan zat besi. Sebaliknya, tanin yang keluarga, sehingga makanan bergizi terabaikan.
ditemukan di teh dapat mengurangi penyerapan zat (Waryono:2010)
besi. Jadi, mengkonsumsi makanan yang kaya zat Anemia Pada Ibu Hamil
besi dan mengandung vitamin C (misalnya segelas Menurut Manuaba (1998), Anemia hamil
jus jeruk dan semangkuk sereal) lebih baik daripada disebut potensial danger to mother and child
secangkir teh. (Waryono:2010) anemia (potensial membahayakan ibu dan anak).
Manfaat Utama dan Fungsi Zat Besi Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian
Menurut Waryono (2010:189) manfaat utama zat serius dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
besi adalah pembentukan enzim, yang berfungsi kesehatan pada masa yang akan datang. Anemia pada
mengubah berbagai reaksi kimia di dalam tubuh dan ibu hamil adalah kondisi dimana sel darah merah
pembentukan komponen utama dari sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga
dan sel-sel otot. Akibat kekurangan yang ditimbulkan kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan
adalah anemia, kesulitan menelan, kuku berbentuk organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
sendok, kelainan usus, berkurangnya kinerja, berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia
gangguan kemampuan belajar. Sebaliknya bila adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5
kelebihan zat besi akan timbul masalah pengendapan sampai dengan 11,0 g/dl. Rendahnya kapasitas darah
zat besi, kerusakan hati (sirosis), diabetes melitus, untuk membawa oksigen memicu kompensasi tubuh
pewarnaan kulit dengan memacu jantung meningkatkan curah
Manfaat dan fungsi zat besi bagi ibu hamil yaitu jantung. Jantung yang terus-menerus dipacu bekerja
(1) sebagai pembentukan sel darah merah, cadangan keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan
Fe pada bayi yang baru lahir. Sel darah merah komplikasi lain seperti preeklampsia. (Laros dalam
bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke Tarwoto:2007)
jaringan dan mengangkut nutrisi dari ibu ke janin; Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume
ikatan Fe dan protein dalam otot menyimpan oksigen plasma darah sehingga terjadi hipervolemia. Akan
yang sewaktu-waktu digunakan oleh sel; dan reaksi tetapi bertambahnya sel-sel darah merah lebih sedikit
enzim diberbagai jaringan tubuh. (2) untuk dibandingkan dengan peningkatan volume plasma,
pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. sehingga terjadi pengenceran darah (Hemodelusi).
Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi Pertambahan volume darah tersebut berbanding
oksigen dan metabolisme zat zat gizi yang sebagai berikut: plasma 30 %, sel darah 18 % dan
dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak hemoglobin 19 % (Prawiroharjo:1999). Keadaan
awal kehamilan cukup baik, maka janin akan tersebut disebut sebagai anemia fisiologis atau
endemis dengan penyakit yang memperberat anemia, mengkonsumsi makanan bersama tablet besi.
seperti daerah endemis malaria. Makanan yang kaya akan vitamin C memperbanyak
Menurut Arisman (2004) bahwa nutrisi pada ibu serapan besi, (Brock:2007)
hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan
janinnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PENUTUP
status gizi ibu hamil adalah: (1) Keadaan sosial Kesimpulan
ekonomi keluarga ibu hamil; untuk memenuhi gizi 1 . Keluarga dan anggota keluarga yang resiko
diperlukan sumber keuangan yang memadai, (2) menderita anemia harus mendapat makanan yang
Keadaan kesehatan dan gizi ibu; kemampuan cukup bergizi dengan biovallabilita yang cukup.
mengkonsumsi zat gizi berkurang ibu dalam keadaan 2. Pengobatan penyakit infeksi yang memperbesar
sakit sehingga terjadi peningkatan metabolisme resiko anemia.
tubuh. Untuk itu diperlukan asupan yang lebih 3. Penyediaan pelayanan yang mudah dijangkau oleh
banyak, (3) Jarak kelahiran; jika yang dikandung keluarga yang memerlukan, dan tersedianya tablet
tambah darah dalam jumlah yang sesuai.
bukan anak pertama, jarak kelahiran yang pendek
Saran-Saran
mengakibatkan fungsi alat reproduksi masih belum
optimal, (4) Umur kehamilan pertama, umur di atas Penanggulangan anemia gizi hanya dapat
35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan dan dilakukan secara tuntas bila penyebab mendasar
terjadinya anemia juga ditanggulangi. Untuk itu perlu
mulai terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ
dilakukan upaya sebagai berikut:
reproduksi, (5) Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi
1 . Terhadap penyebab tidak langsung; agar
obat-obatan, alkohol, perokok dan pengguna kopi.
meningkatkan perhatian dan kasih sayang di dalam
Upaya Penanggulangan Anemia keluarga terhadap wanita, terutama terhadap ibu hamil
Upaya-upaya dalam penanggulangan anemia misalnya: (a) Penyediaan makanan yang sesuai dengan
gizi terutama pada wanita hamil telah dilaksanakan kebutuhannya, (b) Mendahulukan ibu hamil pada waktu
oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah melalui makan, (c) Perhatian agar pekerjaan fisik disesuaikan
suplementasi tablet besi. Suplementasi tablet besi dengan kondisi wanita/ibu hamil.
dianggap merupakan cara yang efektif karena 2. Terhadap penyebab mendasar; dalam jangka
kandungan besinya padat dan dilengkapi dengan panjang, melalui: (a) meningkatkan pendidikan,
terutama pendidikan wanita, (b) memperbaiki upah,
asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan
terutama karyawan rendah, (c) meningkatkan status
menanggulangi anemia akibat kekurangan asam
wanita di masyarakat, (d) memperbaiki lingkungan
folat. Cara ini juga efisien karena tablet besi harganya fisik dan biologis, sehingga mendukung status
relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat kesehatan gizi masyarakat.
kelas bawah serta mudah didapat (Depkes:1996).
Departemen Kesehatan telah melaksanakan DAFTAR PUSTAKA
program penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) Depkes RI. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Depkes,
dengan membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Jakarta. 2002.
Departemen Kesehatan RI, Menuju Sehat 2010. Jakarta,
Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet 2005. Keputusan Menkes RI Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000
setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa Diana. Anemia Pada Ibu Hamil. EGC. Jakarta. 2007
kehamilan (Depkes RI:1995). Agar penyerapan besi Damanik and Novika. Knowledge, attitude, and father's role in
exclusive breastfeeding practice in South Jakarta Area,
dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi Indonesia. S. Karger Medical and Scientific Publisher.
dengan air minum yang sudah dimasak. Dengan London 2009
minum tablet Fe, maka tanda-tanda kurang darah Sulistyoningsih, Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha
Ilmu. Yogyakarta. 2010
akan menghilang, bila tidak menghilang, berarti yang Tarwoto. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
bersangkutan bukan menderita AGB, tetapi menderita Penatalaksanakannya. Trans Info Media. Jakarta. 2007
Arisman, Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran.
Anemia jenis lain. (Depkes RI:1995)
Jakarta. 2007
Meskipun dibutuhkan gizi yang baik, suplemen DepKes RI. Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
besi menganggu saluran pencernaan pada sebagian Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi Di
Indonesia. Jakarta. 2004
orang. Efek samping misalnya mual-mual, rasa panas
Sumarno, Prevalensi anemia pada anak 2 4 tahun di DKI
pada perut, diare atau sembelit. Untuk memulihkan Jakarta serta faktor resikonya. Forum penelitian,1 .
efek samping yang tidak menyenangkan, dianjurkan 2007.
Wahyuni,AS. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita. Bagian Ilmu
untuk mengurangi setiap dosis besi atau Kesehatan Masyarakat 2004 Digitizet by USU digital
Jurnal Ilmiah Widya 8 Volume 3 Nomor 3 Januari - Juli
2016
Intan Parulian Tiurma Strategi Dalam Penanggulangan Pencegahan
Roosleyn., 1 -9 Anemia Pada Kehamilan
Library. 2007.
WHO, 2004, WHO/CDC expert coansultatation agreeson best
indicators toassess iron deficency a mayorn cause of
anemia
Rosidah,Hanifatul. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Tentang Antenatal Care Dengan Praktik ANC Pada Ibu
Hamil di Wilayah Puskesmas Halmahera. Universitas
Muhammadiyah Semarang. Semarang2009
Waryono. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta. 2010
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta. 2005
Desi & Dwi, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika.
Yogyakarta. 2009
Kardjati & Alisahbana, Askep Kesehatan dan Gizi Anak Balita.
Yayasan Obor]Indonesia. Jakarta. 2003
http://ammirudin. wordpress. com/2008/01/24/anemia-pada-ibu-
hamil/trackback/. Download 10 April 2011.
Sylvia Anderson Price & Lorraine M. Wilson Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses - Proses Ppenyakit Edisi 6, EGC
Jakarta. 2006