Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
1
Gambar 1.1
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRESEK
Tabel 1.1
Laporan Registrasi Kependudukan Bulan April 2017
2
Indeks pembangunan Manusia
IPM merupakan kinerja pembangunan wilayah terhadap
pembangunan manusia itu sendiri, dengan upaya peningkatan kualitas
penduduk sumber daya, baik aspek fisik (kesehatan), aspek intelektual
(pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli) serta partisipasi
pembangunan akan meningkat.
Dalam penyusunan IPM terkait erat dengan tiga komponen yaitu
angka harapan hidup (AHH), Angka indeks pendidikan (lama sekolah),
dan kemampuan daya beli (PPP).
1.1. 3 Keadaan Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan factor yang paling besar
pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Dengan keadaan lingkungan
yang sehat maka status derjat kesehatan akan terpelihara dan dapat lebih
meningkat, sebaliknya bila keadaan lingkungan kurang sehat dapat
mempengaruhi terhadap status kesehatan masyarakat.
1. Rumah Sehat
3
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu bangunan yang memiliki jamban, sarana air bersih,
tempat sampah dan sarana pengelolaan air limbah, ventilasi rumah
yang cukup, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah
bersih dan kedap air.
Jumlah rumah yang ada 12.375 rumah dengan jumlah rumah yang
dibina 12.230 (98.83%) sedangkan jumlah yang memenuhi syarat
kesehatan 6.755 (51.06%) dari jumlah rumah yang diperiksa menurut
data PHBS.
2. Akses terhadap air bersih
Dari jumlah penduduk 64.153 Jiwa, yang mendapat akses air bersih
ada 61.542 Jiwa (95.9%), terdiri dari sumur gali terlindung 1.332 jiwa,
sumur bor dengan pompa 36.228 dan pengguna PDAM sebanyak
23.982 jiwa.
3. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi, jamban, tempat sampah
dan pengelolaan air limbah dari jumlah 12.230 rumah yang diperiksa
jumlah yang memiliki jamban keluarga 6.755 rumah (55.23%).
Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan
Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak
orang dan berpotensi menjadi tempat prsebaran penyakit. TTU
meliputi terminal, pasar, tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi, dll.
Sedangkan TUPM meliputi hotel, restaurant, depot air, dll. TTU dan
TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik dan luas lantai
ruangan yang sesuai dengan jumlah pengunjung dan memiliki
pencahayaan yang cukup.
Jumlah Tempat- tempat Umum yang ada di Kecamatan Kresek 47 unit
sedang yang memenuhi syarat kesehatan 19 unit (40.43%). Untuk
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 133 unit TPM
semuanya memnuhi syarat kesehatan (100%).
4
1.1.4 Keadaan Perilaku Masyarakat
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berfikir, berpendapat,
bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar subyek yang
dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan adanya
tindakan. Komponen perilaku terdiri dari aspek pengetahuan, sikap, dan
tindakan, dari mulai mengetahui lalu menerima atau menolak dan
melakukan tindakan sebagai perwujudan dari fikiran dan jiwa.
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap kesehatan digunakan indicator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang terdiri dari 10 indikator.
a. Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dari
numlah rumah tangga tersebut yang mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat hanya 1.188 rumah tangga (62.9%) menunjukkan
bahwa persentase rumah tangga sehat di Kecamatan Kresek masih
kurang jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65%).
b. ASI Ekslusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang
paling tinggi manfaatnya bagi bayi dan semua aspek di Kecamatan
Kresek dari berbagai kegiatan seperti penyuluhan kepada ibu hamil
pembentukan Kelompok Peminat Keshatan Ibu dan Anak (KPKIA)
dari seluruh bayi 0-6 bulan yang ada 774 bayi yang diberi ASI
mencapai 584 bayi (75.5%), cakupan ini sudah melampaui target
pencapaian dibandingkan standar pelayanan minimal yaitu (75%).
c. Desa dengan garam beryodium yang baik
Dari jumlah 9 desa yang ada di Kecamatan Kresek seluruh desa
masyarakat masih ada yang menggunakan garam kasar (krosok) yang
kandungan yodiumnya sangat rendah, ini menunjukkan perilaku
masyarakat belum peduli terhadap manfaat kandungan yodium pada
garam yang digunakan sehari-hari.
d. Posyandu
5
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat
berbagai upay`a dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada di masyarakat dengan Posyandu merupakan salah satu UKBM
yang sangat popular. Posyandu dikelompokkan menjadi Pratama,
Madya, Purnama, dan Mandiri. Di Kecamatan Kresek jumlah
Posyandu ada 57 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 0
Posyandu, Madya 55 Posyandu, Purnama 0 Posyandu, dan Mandiri 2
Posyandu. Dari data tersebut Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek
masih di dominasi oleh Strata Madya.
e. Polindes dan Poskesdes
Pondok bersalin desa didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang
jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan. Selain Polindes dalam
upaya mendukung pelaksanaan desa siaga di wilayah Kecamatan
Kresek terdapat 3 Polindes terdiri dari Desa Pasirampo dan Desa
Jengkol masih berfungsi sedangkan Polindes Desa Renged keadaan
bangunan tidak terawar karena keadaan bangunan sudah rusak.
f. Pelayanan Kesehatan Masyarat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat yang
jauh Puskesmas Kresek melaksanakan Puskesmas Keliling yang
mengjangkau 9 desa dilaksanakan setiap hari Selasa dengan mobil
Puskesmas Keliling.
6
2.5
1.5
0.5
0
a b c d e f g h i
Grafik 1.1
Jumlah Kematian Bayi Puskesmas Kresek Tahun 2016
Keterangan :
A. Kresek (198)
B. Talok (116)
C. Renged (174)
D. Patrasana (95)
E. Pasirampo (50)
F. Koper (55)
G. Jengkol (36)
H. Kemuning (29)
I. Rancailat (10)
7
33%
Laki-laki Perempuan
67%
Diagram 1.1
Presentase Jumlah Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin Puskesmas
Kresek Tahun 2016
8
No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 KRESEK 0 0 0
2 TALOK 0 0 0
3 RENGED 1 0 1
4 PATRASANA 1 0 1
5 PASIRAMPO 1 1 2
6 KOPER 1 1 2
7 JENGKOL 1 0 1
8 KEMUNING 1 1 2
9 RANCAILAT 0 0 0
TOTAL 6 3 9
Tabel 1.2
Jumlah Kematian Bayi Puskesmas Kresek Tahun 2016
9
6000
4500
3000
Region 1
1500
0
a b c d e f g h i j
1.2.2
Jumlah Angka Kesakitan
Sepuluh Besar Penyakit
Grafik 1.2
10 Besar Penyakit di Puskesmas Kresek
Keterangan :
a ISPA (5477)
b Gastritis dan Duodenitis (1347)
c Hipertensi dan Duodenitis (1227)
d Faringitis Akut (1074)
e Faringitis (1035)
f Kehamilan dan Persalinan (1010)
g Demam Yang Tidak DIketahui Penyebabnya (979)
h Dermatitis Lainnya (944)
i Gangguan Perkembangan (870)
j Diare dan Gastroenteritis (852)
Dari grafik diatas 10 besar penyakit di Puskesmas Kresek
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) berada di posisi
teratas yaitu 5477, diikuti gastritis sebanyak 1347 dan hipertensi
10
1227, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) yaitu penyakit diare sebanyak
852 kasus.
Selain itu penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gastritis
juga banyak terjadi di wilayah Kresek ini, karena jumlah kunjungan yang
berulang-ulang.
Tabel 1.3
11
7.5
4.5
1.5
0
a b c d e f g h i
Grafik 1.3
Jumlah Penderita DBD Per Desa Puskesmas Kresek Tahun 2016
Keterangan :
a. Kresek (6)
b. Talok (2)
c. Renged (6)
d. Patrasana (0)
e. Pasirampo (1)
f. Koper (0)
g. Jengkol (2)
h. Kemuning (0)
i. Rancailat (3)
b. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh protozoa
parasit golongan Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan Nyamuk
Anopheles. Di wilayah kecamatan Kresek sampai sekarang belum
ditemukan penderita malaria.
c. Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit yang bersifat
kronik (menahun) disebabkan oleh cacing filariasis ditularkan
12
melalui gigitan nyamuk. Penderita filariasis dari 2011 s.d 2014
tidak ditemukan.
Tabel 1.4
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan
Puskesmas Kresek tahun 2016
13
250
200
150
100
50
0
a b c d e f g h i
Grafik 1.4
Jumlah Diare Yang Di Tangani Perdesa di Wilayah Puskesmas Kresek tahun
2016
Keterangan :
a. Kresek (198)
b. Talok (116)
c. Renged (174)
d. Patrasana (95)
e. Pasirampo (50)
f. Koper (55)
g. Jengkol (36)
h. Kemuning (29)
i. Rancailat (10)
14
Dari grafik di atas Desa Kresek menempati urutan pertama sebanyak 198
penderita, diikuti terendah Desa Renged 174 penderita, dan Desa Talok 116
penderita. Adapun daerah terendah penderita diare yang ditangani yaitu Desa
Rancailat sebanyak 10 penderita.
b. Kusta
Penyakit kusta merupakan penyakit kronis yang disebabkan
Mycobacterium leprae dengan masa inkubasi rata-rata 3-5 tahun. Di wilayah
kerja puskesmas Kresek masih ditemukan kasus penyakit kusta baru sebanyak
20 penderita. Penderita Pausi Basiler (PB) / Kusta Kering sebanyak 2 orang
dan kusta Multi Basiler (MB) / Kusta Basah sebanyak 18 orang.
10%
MB PB
90%
Diagram 1.2
DiagramPenderita Kusta Puskesmas Kresek
c. HIV/AIDS/IMS
HIV/AIDS/IMS penyakit ini menular melalui hubungan seksual (vaginal, oral,
anal) dengan pasangan yang sudah tertular. Semakin sering ganti pasangan
semakin besar kemungkinan untuk tertular. Jumlah kasus HIV/AIDS dan Infeksi
15
Menular Seksual (IMS) pada tahun 2016 mennurut data tidak ditemukan kasus
atau zero kasus.
d. Pneumonia
Penyakit Pneumonia adalah penyakit peradangan pada paru yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit juga dapat disebabkan oleh
iritasi kimia/fisik dari paru-paru akibat penyakit lain. Pada tahun 2016 di
Puskesmas Kresek penderita penyakit pneumonia ditemukan dan ditangani
sejumlah 112 kasus.
Diagram 1.3
48%
P 52%L
Kasus
Pneumonia Puskesmas Kresek Tahun 2016
e. TB Paru
16
300
225
150
75
0
L = suspek L = BTA+ P = suspek P = BTA +
Grafik 1.5
Penderita Kasus Suspek TB Paru BTA +
Puskesmas Kresek Tahun 2016
17
Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang
buruk. Dikarenakan akibat kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis
makanan yang tidak tepat atau dikarenakan seperti adanya penyakit infeksi
yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan.
Status gizi balita di wilayah Puskesmas Kresek memerlukan
perhatian yang lebih terhadap penanganan gizi buruk dan pada balita
Bawah Garis Merah (BGM) agar tidak menjadi gizi buruk.
Di wilayah kecamatan Kresek jumlah balita di Bawah Garis Merah
(BGM) dari tahun 2016 terdapat 34 balita.
35%
Laki-laki = 12 Perempuan = 22
65%
18
Standar pelayanan antenatal pada ibu hamil minimal empat kali
pada masa kehamilan dari triwulan pertama sampai dengan triwulan
ketiga.
Ibu hamil memiliki banyak faktor resiko terhadap keselamatan ibu
hamil dan janinnya. Pemeriksaan ibu hamil pada trimester 1 di puskesmas
dan di posyandu dilakuakn dengan sistem 10T seperti timbang berat
badan, ukur tekanan darah, imunisasi TT 1, ukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet Fe1, temu wicara, tes laboratorium.
1600
1200
800
Region 1
400
0
K1 K4
Pada tahun 2016 jumlah ibu hamil di puskesmas Kresek terdapat 1.461 ibu
hamil, cakupan kunjungan K1 sebanyak 1.450 orang (99.2%) dan
kunjungan K4 1.191 orang (81.5%).
Grafik 1.6
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
19
c. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan
yang lebih tinggi
d. Melakukan MD
e. Memberikan injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
0%
100%
20
Pelayanan neonatus bayi umur 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (KN 3), yaitu 1 kali pada 6-48 jam
(KN 1), 1 kali 3-7 hari dan 1 kali pada umur 21-28 hari.
712.5
700
687.5
675
Laki-laki Perempuan
662.5
650
637.5
Jumlah Bayi 1.366
Grafik 1.7
Jumlah Kunjungan Neonatal KN1 dan KN Lengkap
Puskesmas Kresek Tahun 2016
Cakupan BBLR
21
44%
Laki-laki Perempuan
56%
Jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) tahun 2016
sebanyak 71 atau mencapai (5.2%).
Diagram 1.6
Jumlah BBLR Berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas Kresek Tahun 2016
22
1.4 SITUASI SUMBER DAYA
1.4.1 Sumber Daya
Sarana Prasarana
UPT Puskesmas Kresek memiliki gedung utama dan gedung
tambahan yang diuraikan sebagai berikut:
a. Gedung Utama / Rawat Jalan :
Ruang Loket / Pendaftaran
Ruang Tunggu
Ruang Periksa BPU
Ruang Periksa Kesehatan Anak
Ruang Gigi
Kamar Obat / Apotik
Ruang Periksa Kesehatan Ibu
Ruang Gudang Farmasi
Ruang Administrasi Bidan
Ruang Tata Usaha
Ruang Pelayanan Terbatas 24 jam (UGD)
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Bendahara
Mushala Untuk Pegawai
Ruangan Kamar Rawat Inap dengan 5 tempat tidur
Ruangan Persalinan (PONED)
Ruang Klinik Gizi
Ruang Aula
Ruang Laboratorium
b. Gedung Tambahan yang berada di depan gedung utama terdiri dari:
23
Ruang Periksa TB Paru
Dan Pos Satpam
c. Untuk sarana penunjang kegiatan Puskesmas dilengkapi antara lain:
Mobil Puskesmas Keliling 1 Unit,
Mobil Ambulans Untuk Merujuk Pasien Gawat Darurat 1 Unit,
Sepeda motor dinas 4 Unit.
Ketenagaan
24
Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas
Perawatan Kresek mempunyai tenaga 47 orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.5 Kategori Tenaga (Sumber : Puskesmas Kresek Tahun 2016 )
1.4.2 Fasilitas Penunjang Lainnya
25
Pembiayaan Kesehatan
Selain sumber daya manusia dan sarana dalam suatu kesehatan
26
1.5 Gambaran Keluarga Binaan
Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan bertempat di RT 020/RW 001, Kampung Bojong,
Desa Kresek, Kelurahan bojong, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari
tanggal 29 maret 2017 sampai dengan 7 april 2017. Adapun lokasi
pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut:
27
No Nama Status Jenis Usia Pekerjaa Pendidika Penghasila
Keluarga Kelamin n n n
1 Tn. Kaji Kepala Laki-laki 46 th Buruh SD Rp 100.000
Per hari
Keluarga Harian
Lepas
2 Ny. Akilah Istri Perempuan 43 th Ibu SD -
Rumah
Tangga
3 Nn. Anak Perempuan 21 th Buruh SMA Rp 3.000.000
Per Bulan
Fitriyani Pabrik
4 Tn. Ahmad Anak Laki-laki 17 th Tidak SMP -
Roni Bekerja
5 An. M. Anak Laki-laki 13 th Pelajar Belum -
Uham Tamat
Adfirman SMP
6 An. Afrijal Anak Laki-laki 5 th Belum - -
Sekolah
Keluarga binaan bertempat di RT 020/ RW 001 Kampung Bojong, Desa
Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas,
dilaksanakan dari tanggal 31 Maret sampai dengan 01 April 2017. Adapun lokasi
pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut: keluarga Tn. Kaji yang
beranggotakan enam orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Enam anggota tersebut di antaranya :
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Kaji yang tinggal di RT 020 RW 001
Desa Kresek, Kampung Bojong Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga, istri dan 4 orang anak. Tn.
Kaji bekerja sebaga buruh harian lepas dengan latar belakang pendidikan SD.
Penghasilan Tn. Kaji tidak menentu tergantung pekerjaan yang
dikerjakannya, jika sedang ada kerjaan Tn. Kaji mendapatkan penghasilan
sebesar Rp. 100.000 per hari. Istrinya, Ny. Akilah bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan latar belakang pendidikan Ny. Akilah hanya sampai bangku SD.
28
Pernikahan Tn. Kaji dan Ny. Akilah dikaruniai empat orang anak bernama
Nn.Fitriyani yang sekarang berusia 21 tahun, Tn. Ahmad Roni yang sekarang
berusia 17 tahun, An. M.Uham Adifirman yang sekarang berusia 13 tahun dan
An. Afrijal yang sekarang berusia 5 tahun.
i. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Kaji tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 8
x 12 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu bercampur dengan ruang tv
dan ruang makan berukuran 2 x 2,5 m2. Ventilasi di rumah tersebut baik.
Kemudian terdapat 3 buah kamar tidur, dengan setiap kamar memiliki ukuran
yang sama 2 x 2,5 m2, terdapat satu buah tempat tidur serta terdapat jendela
yang mengarah keluar rumah. Di bagian tengah terdapat ruang keluarga
dengan ukuran 2,5 x 2 m2. Di bagian belakang terdapat 1 dapur dengan ukuran
2 x 3,5 m2. Rumah ini memiliki kamar mandi dan gudang. Kamar mandi
berukuran 2 x 2,5 m2, lantai kamar mandi menggunakan ubin/keramik,
dinding bak mandi menggunakan semen. Didekat dapur terdapat tong
berwarna biru untuk penampungan air yang akan digunakan untuk memasak.
Rumah ini mempunyai 1 pintu depan dan 1 pintu belakang, 2 jendela di
ruang tamu (bagian depan rumah). Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan
lantai keramik, dinding rumah terbuat dari semen dan bata, kemudian atap
rumah terbuat dari triplex. Di dalam rumah keluarga Tn. Kaji tidak terdapat
tempat sampah, sampah rumah tangga hanya dikumpulkan menggunakan
plastik atau kardus di dekat pintu belakang rumah kemudian dibunag di
samping rumah.
Keluarga Tn. Kaji sering menggunakan air sanyo (air sumur) sebagai
sumber air untuk keperluan mandi, memasak, mencuci baju dan buang air
besar. Jika keperluan untuk minum sehari hari keluarga Tn. Kaji sering
menggunakan air isi ulang.
29
Gambar.1.3. Denah rumah keluarga Tn. Kaji
30
Keluarga Tn. Kaji memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Menu
yang biasa dimakan adalah tahu, tempe dan terkadang lauk berupa ikan serta
sayur. Keluarga Tn. Kaji sesekali mengkonsumsi buah-buahan pepaya, jika ada
uang lebih.
v. Kebiasaan Berobat
Menurut Tn. Kaji, Biasanya apabila sakit mereka terbiasa berobat ke klinik,
bidan terdekat atau puskesmas kresek.
31
Tabel 1.8 Faktor Internal Keluarga Tn. Kaji
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Keluarga Tn. Kaji tidak memiliki kebiasaan
merokok
2 Olah raga Keluarga Tn. Kaji tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak
pernah melakukan olahraga.
3 Pola Makan Tn. Kaji memasak sendiri untuk makan keluarga,
menu makanan yang sering dimakan adalah tahu
dan tempe, terkadang terdapat lauk berupa ikan.
4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka berobat ke klinik terdekat,
Pengobatan ke bidan didekat rumah Tn. Kaji dan ke
Puskesmas Kresek
5 Menabung Keluarga Tn. Kaji tidak memiliki kebiasaan
menabung
6 Aktivitas sehari-hari a. Aktivitas Tn. Kaji bekerja serabutan jika ada
pekerjaan terkadang.
b. Ny. Akilah tidak bekerja hanya sebagai ibu
rumah tangga
c. Anaknya pertamanya Nn. Fitriyani sudah
bekerja sebagai buruh pabrik.
d. Anak ke duanya Tn. Ahmad Roni sudah tamat
SMP namun belum bekerja.
e. Anak ke tiganya An. M. Uham Adfirman
belum tamat SMP.
f. Anak ke empatnya An. Afrijal belum sekolah.
7 Perilaku mencuci Keluarga Tn, Kaji tidak mengetahui tentang
tangan mencuci tangan yang baik, dan jarang mencuci
tangan
32
Tabel 1.9 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Kaji
No Kriteria Permasalahan
2
1. Luas Luas rumah 8 x 12 m
Bangunan
2. Ruangan Dalam rumah terdapat, satu ruang tamu, tiga kamar tidur ,
dalam rumah satu ruang keluarga, satu kamar mandi, dapur dan gudang.
3. Ventilasi Terdapat 7 ventilasi pada setiap ruangan, empat ventilasi di
ruang tamu, tiga ventilasi di setiap kamar tidur
4. Pencahayaan a. Terdapat 2 jendela pada ruang tamu dan sering dibuka.
b. Terdapat 3 jendela pada kamar.
c. Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna
putih. Lampu terdapat di ruang tamu, kamar tidur dan
dapur.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, terdapat
tempat buang air besar.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya seperti mandi, memasak, mencuci
baju keluarga Tn. Kaji menggunakan air sanyo (air sumur).
Air sanyo (air sumur) yang digunakan berwarna keruh,
sedikit berbau, dan terdapat ampas. Keluarga Tn. Kaji
jarang membersihkan bak mandi. Sumber air yang
digunakan untuk minum dengan membeli air galon isi
ulang.
7. Saluran Air Limbah rumah tangga di buang ke saluran yang akan
pembuangan menembus ke tempat khusus pembuangan limbah. Akan
limbah tetapi jarak dari rumah ke tempat pembuangan limbah
sedikit jauh.
8. Tempat Sampah rumah tangga di kumpulkan didalam rumah
pembuangan menggunakan plastik. Jika plastik sampah sudah penuh,
sampah sampah akan dibuang ke tanah kosong di sebelah kiri
rumah & ditumpuk.
9. Lingkungan Di samping kanan rumah terdapat rumah tetangga. Di
sekitar rumah lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Kaji masih banyak
sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar
33
kurang peduli dengan lingkungannya, karena jarang
gotong royong.
Masalah Medis
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Riwayat Diare
Masalah Non Medis
Tingkat pendidikan yang kurang.
Membuang sampah di samping rumah.
Kurangnya pencahayaan di dalam rumah.
Ventilasi yang tidak baik.
Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Kurang berolahraga
Penggunaan air bersih
Cuci tangan tidak memakai sabun
34
tangga
35
semen, dan seluruh ruangan memakai ubin, , dinding rumah terbuat dari
bata merah dan sebagan semen, kemudian atap rumah terbuat dari genteng
tanah liat dan bambu. Keluarga Tn.Aksan menggunakan air sumur sebagai
sumber air untuk keperluan mandi dan mencuci dan minum dan memasak.
Keluarga Tn.Aksan mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan
aktivitas dan sebelum makan. Namun jarang memakai sabun.
36
penampungan sampah bagi warga kontrakan yang terletak di lahan kosong
sebelah rumah tn aksan. Sampah tersebut menumpuk yang menimbulkan
asap ke sekitar rumah.
v. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Aksan berobat ke sebuah
puskesmas kresek atau pun bidan desa dekat dengan rumahnya untuk
berobat jika terdapat salah satu anggota keluarganya yang sakit. Gangguan
kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk,
pilek, diare, demam. Menurut Ny. Rida jika penyakit yang dialami tidak
dapat sembuh cepat, baru datang ke puskesmas.
37
6 bulan. Dan Anak ke III harus selalu bulak balik puskesmas untuk rutin
transfusi darah, karna mengdap thalasemia
38
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn.Aksan menghabiskan sebungkus rokok setiap
harinya
2 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga
3 Pola Makan Ny. Ridah mengaku makanan tidak bisa sealu bergonta
ganti karna tergantung peghasilan yang didapat. Sehari-
harinya mereka makan besar maksimal 2 kali. Untuk
sarapan, Ny. Rida mengaku tidak setiap hari
menyiapkan sarapan pagi
4 Pola Pencarian Menurut Ny. Rida jika penyakit yang dialami tidak
Pengobatan dapat sembuh cepat, baru datang ke puskesmas.
39
2. Ruangan dalam rumah Ruang pertama berukuran 3x2m, ruang kedua
berukuran 3x2m, ruang ketiga berukuran 3x2m.,
ruang ke empat 3x2m.
40
Thalasemia
41
4 Tn. Syarif Anak Laki-laki 22 th Pelajar SMA -
Hidayat
5 Tn. Sepupu Laki-laki 22 th Pelajar SMA -
Ramadhan
6 An. Sylvi Anak Perempuan 12 th Pelajar SD -
42
Gambar 1.5 Denah Rumah Tn. Sahab
Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Sahab terletak di pemukiman yang padat yang antara rumah satu
dengan yang lainnya. Di bagian depan terdapat jalan yang bisa dilewati satu
mobil, bagian belakang terdapat sungai. Tidak ada selokan untuk mengalirkan
limbah cair yang letaknya di belakang rumah dan tidak ada tempat sampah
disekitar pemukiman.
Pola Makan
Keluarga Tn. Sahab memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe dan terkadang sayur. Keluarga Tn.
Sahab sesekali mengkonsumsi daging dan buah-buahan pepaya, jika ada uang
lebih.
43
Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Fatimah melahirkan anaknya secara normal di bidan daerah Kresek. Ny.
Fatimah memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pada anak-anaknya. Ny.
Fatimah rutin membawa anak nya ke poyandu saat anaknya masih kecil.
Kebiasaan Berobat
Menurut Ny. Fatimah, biasanya apabila sakit mereka terbiasa minum obat
warung.
Riwayat Penyakit
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain
batuk, pilek, dan demam.
44
Tabel 1.14 Faktor Internal Keluarga Tn. Sahab
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Keluarga Tn. Sahab memiliki kebiasaan merokok
2 Olah raga Keluarga Tn. Sahab tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah
melakukan olahraga.
3 Pola Makan Ny. Fatimah memasak sendiri untuk makan
keluarga, menu makanan yang sering dimakan
adalah tahu dan tempe.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke
Puskesmas Kresek.
5 Menabung Keluarga Tn. Sahab tidak memiliki kebiasaan
menabung
6 Aktivitas sehari-hari g. Aktivitas Tn. Sahab bekerja serabutan sebagai
kuli di pasar jika ada pekerjaan terkadang.
h. Aktivitas Ny. Fatimah sebagai ibu rumah tangga
dan sesekali berjualan membantu keuangan
keluarga
i. Anak pertama Tn. Syarif Hidayat sudah lulus
SMA tetapi masih kerja serabutan
7 Perilaku mencuci tangan Keluarga Tn. Sahab tidak mengetahui tentang
mencuci tangan yang baik, dan jarang mencuci
tangan
45
Tabel 1.15 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sahab
No Kriteria Permasalahan
2
1. Luas Bangunan Luas rumah 13x8m
2. Ruangan dalam Dalam rumah terdapat, satu ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi
rumah dan dapur.
3. Ventilasi Terdapat ventilasi pada seluruh ruangan rumah.
5. MCK Terdapat kamar mandi dan toilet. Lantai yang sudah dikeramik.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Tn. Sahab menggunakan air yang
berasal dari sungai
7. Saluran Air Limbah rumah tangga di buang ke parit belakang rumah dan air
pembuangan selalu menggenang
limbah
8. Tempat Sampah rumah tangga di buang di tanah kosong dekat rumah dan
pembuangan kemudian di bakar
sampah
9. Lingkungan Tidak terdapat perkarangan untuk menanam tanaman
sekitar rumah
Masalah Medis
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Diare
46
Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Kurang sadarnya akan perilaku olahraga
Kurangnya perilaku hidup bersih sehat
Kurangnya perilaku mencuci tangan dengan baik dan benar
47
Keluarga Ny. Muflikah tinggal disebuah bangunan rumah
berukuran 10 m x 7 m. Ventilasi di rumah tersebut cukup baik karena
hampir di seluruh ruangan terdapat ventilasi. Ventilasi tersebut setiap hari
dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan
tujuan agar cahaya matahari dapat masuk lewat ventilasi dan agar terjadi
pergantian udara. Pada ruang pertama yaitu ruang tamu, yang berukuran 4
m x 3 m. Ruangan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menerima
tamu. Pada ruang kedua, yang berukuran 2 x 3 m digunakan sebagai kamar
tidur Ny. Muflikah. Ruangan ketiga berukuran 2 m x 3 m digunakan
sebagai kamar orang tua Ny. Muflikah. Ruang keempat berukuran 3 m x 6
m yang digunakan sebagai kamar anak bungsu Ny. Muflikah. Rumah ini
mempunyai 1 pintu depan, 1 daun pintu, 2 jendela di ruang pertama
(bagian depan rumah). Bagian luar rumah lantai terbuat dari keramik
begitu juga seluruh ruangan sudah memakai keramik, dinding rumah
terbuat dari bata merah dan semen, kemudian atap rumah terbuat dari
genteng tanah liat dan bambu. Keluarga Ny. Muflikah menggunakan air
sumur sebagai sumber air minum dan untuk memasak namun untuk
keperluan mandi dan mencuci, keluarga Ny. Muflikah menggunakan
sumur satelit. Keluarga Ny. Muflikah mengaku selalu mencuci tangan
dengan sabun setelah melakukan aktivitas dan sebelum makan.
48
Gambar 1.6. Denah rumah Ny. Muflikah
Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Muflikah terletak di pemukiman yang padat penduduk.
Di bagian depan terdapat jalan setapak, di samping kiri terdapat rumah
lainnya yang namun masih terdapat batas jalan setapak. Terdapat sebuah
tempat penampungan sampah bagi warga yang terletak di lahan kosong
beberapa rumah dari rumah Ny. Muflikah. Sampah tersebut menumpuk
yang menimbulkan asap di sekitar rumah ketika dibakar.
Pola Makan
Ny.Muflikah memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia
terkadang memasak makanan dengan sayur-sayuran. Ny. Muflikah
mengaku makanan tidak bisa sealu bergonta ganti karna tergantung
peghasilan yang didapat. Sehari-harinya mereka makan besar maksimal 3
kali. Ny. Muflikah mengaku sarapan setiap pagi. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan dengan
mengunakan sabun.
49
Anak Ny. Muflikah lahir di dukun Kampung Bojong Kecamatan
Kresek. Setiap kehamilan, Ny.Muflikah mengaku tidak pernah rutin untuk
mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Muflikah tidak
pernah rutin membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi karena jaman
dahulu Posyandu masih jarang diselenggarakan. Ny. Muflikah mengaku
anaknya diberikan ASI eksklusif sampai 2 tahun, dan ia memberikan
anaknya makanan tambahan selain ASI pada usia 6 bulan. Saat ini Ny.
Muflikah tidak menggunakan alat kontrasepsi karena sudah menopause
dan suaminya sudah meninggal dunia.
Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Ny. Muflikah berobat ke
puskesmas Kresek atau bidan desa dekat dengan rumahnya jika terdapat
salah satu anggota keluarganya yang sakit, namun jika tidak kunjung
sembuh setelah minum obat warung. Gangguan kesehatan yang sering
dialami anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, dan gatal-gatal.
Riwayat Penyakit
Menurut Ny. Muflikah ia telah menderita kencing manis sejak 6
tahun sedangkan ibunya menderita kencing manis sejak 10 tahun yang
lalu. Ny. Muflikah dan ibunya juga merupakan penderita hipertensi. Ny.
Muflikah dan ibunya hamper setiap bulan kontrol rutin ke puskesmas
disamping menggunakan pengobatan alternatif, dan menggunakan obat
baik dari puskesmas maupun alternative secara bersamaan.
50
Tabel 1.17. Faktor Internal Keluarga Ny. Muflikah
No Faktor Internal Permasalahan
1 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga
51
2 Menu Makan Ny. Ridah mengaku makanan tidak bisa sealu bergonta
ganti karna tergantung peghasilan yang didapat. Sehari-
harinya mereka makan besar maksimal 3 kali.
3 Pola Pencarian Menurut Ny. Muflikah ia dan keluarga baru mencari
Pengobatan pengobatan jika sakitnya tak juga kunjung sembuh.
Untuk diabetes mellitus dan darah tinggi yang ia dan
ibunya derita, ia tidak rutin berobat ke puskesmas dan
mengkonbinasikan obat puskesmas dan juga obat dari
balai pengobatan alternatif yang didatangi olehnya.
4 Menabung Mereka tidak pernah menabung karena merasa pas-
pasan bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
5 Aktivitas sehari-hari a. Ny. Muflikah bekerja menjual es di rumah dengan
penghasilan Rp. 400.000,00/bulan
b. Orang tua Ny. Muflikah sebagai ibu rumah tangga.
c. Anak Ny. Muflikah hanya membantu pekerjaan Ny.
Muflikah.
7 Alat kontrasepsi Di keluarga Ny. Muflikah tidak ada yang menggunakan
alat kontrasepsi.
8 Riwayat kesehatan Ny. Muflikah dan ibunya mempunyai riwayat diabetes
mellitus dan hipertensi yang tidak mendapatan
pengobatan rutin, namun tetap terkadang tetap berobat
ke puskesmas dan balai pengobatan alternative serta
menggunakan obat yang diberikan secara bersamaan.
52
3. Jamban Keluarga Ny. Muflikah memiliki jamban
Masalah Medis
ISPA
Diare
Gatal-gatal
Hipertensi
Diabetes Mellitus tipe II
53
Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah maupun dil
uar rumah, sehingga keluarga membuangnya ke lahan kosong dekat ruma
h,
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah,
Tidak tersedia jamban sehat,
Kurangnya kebiasaan berolahraga
Letak penampungan sampah yang sangat dekat dengan lingkungan tempat
tinggal,
Perilaku penggunaan air bersih,
Pemahaman tentang kesehatan,
Tidak adanya penyuluhan serta organisasi remaja remaja,
Tidak adanya posyandu lansia.
54
Keluarga binaan Ny kholila yang tinggal di RT 020/ RW 001 Desa
Kresek, Kampung Bojong kabupaten tangerang, Provinsi Banten.
Keluarga ini terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Ny kholila yang berusia
43 tahun sebagai kepala keluarga dengan latar belakang pendidikan
terakhir SMP, ibunya yang bernama Ny. HJ. Astariah yang berusia 70
tahun lalu mempunyai dua orang anak bernama An. chairunnisa dan An.
Norlaela yang masih duduk dibangku SMP.
i. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga binaan Ny kholila yang tinggal di RT 020/ RW 001 Desa
Kresek, Kampung Bojong kabupaten tangerang, Provinsi Banten. Keluarga
ini terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Ny kholila yang berusia 43 tahun
sebagai kepala keluarga dengan latar belakang pendidikan terakhir SMP,
Ny kholila berkerja sebagai karyawan dengan penghasilan Rp
3.000.000,-/Bulan, ibunya yang bernama Ny. HJ. Astariah yang berusia 70
tahun tidak memiliki pekerjaan lalu mempunyai dua orang anak, anak
pertama bernama chairunnisa usia 16 tahun dan Norlaela usia 14 tahun
yang masih duduk dibangku SMP.
Keluarga Ny. Kholila tinggal disebuah bangunan permanen rumah
berukuran 6 x 8 m. Dinding rumah tersebut terbuat dari kayu, kemudian
atap rumah tersebut terbuat dari gypsum, lalu lantai rumah tersebut
sebagian menggunakan ubin dan sebagian beralaskan tanah. Kondisi
ventilasi dirumah tersebut cukup baik, terdapat beberapa ventilasi pada
seluruh kamar dan 4 jendela pada ruang tamu (Bagian depan rumah) dan
selalu dibuka setiap hari dari pagi hari hingga siang hari. Didalam rumah
tersebut terdapat 2 kamar tidur, 2 kamar mandi (1 kamar mandi luar, 1
kamar mandi dalam), 1 buah Dapur, Ruang tamu, Ruang tv dan gudang.
Kondisi kamar tidur didalam rumah tersebut cukup mengkhawatirkan
karena tidak adanya jendela, kurangnya pencahayaan dan cukup lembab.
Pada kamar tidur 1 dan kamar tidur 2 dipisahkan dengan tembok yang
terbuat dari kayu. Terdapat 2 kamar mandi, kondisi kedua kamar mandi
sangat mengkhawatirkan terutama pada kamar mandi luar, kamar mandi
55
luar tidak menggunakan ubin. Keluarnya Ny kholila menggunakan air
sumur dan PDAM untuk kegiatan sehari hari. Ny kholila memiliki 5
penampungan air, 2 diantaranya untuk air minum dan memasak, 3 lainnya
untuk mencuci pakaian dan mandi. Keluarga Ny kholila mengaku air di
rumah tersebut kadang terasa asin, berbau dan berwarna keruh. Keluarga
Ny. kholila mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas
dan sebelum makan, namun terkadang tidak menggunakan sabun.
56
lainnya yang hanya berbataskan tembok. Terdapat sebuah tempat
penampungan sampah bagi warga yang terletak di lahan kosong sebelah
rumah Ny. kholila. Sampah tersebut menumpuk yang menimbulkan asap
ke sekitar rumah. Terdapat beberapa hewan unggas yang berkeliaran
disekitar area rumah tersebut.
v. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Ny. kholila berobat ke sebuah
puskesmas kresek atau pun bidan desa dekat dengan rumahnya untuk
berobat jika terdapat salah satu anggota keluarganya yang sakit. Gangguan
kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain batuk, pilek
dan demam. Menurut Ny. kholila jika penyakit yang dialami tidak dapat
sembuh cepat, baru datang ke puskesmas.
57
Ny. kholila, tidak memiliki kebiasaan merokok, maupun salah satu
anggota keluarganya didalam rumah.. Keluarga Ny. kholila mengaku
mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor. Ny. kholila
memiliki kebiasaan berolahraga yaitu bersepeda kurang lebih 300 menit
setiap harinya. Ny. Kholila beserta keluarga memiliki kebiasaan mandi dua
kali sehari dan sikat gigi setiap kali mandi. Dan juga Ny. kholila mengaku
membersihkan rumahnya setiap hari dan membuka jendela dai pagi hari
hingga siang hari.
58
Tabel 1.20. Faktor Internal Keluarga Ny. Kholila
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
merokok
2 Olah raga Ny. kholila memiliki kebiasaan bersepeda setiap harinya
30 menit
3 Pola Makan Ny. kholila mengaku makanan biasa bergonta ganti
tergantung dari bahan makanan yang tersedia. Sehari-
harinya mereka makan besar maksimal 3-4 kali. Untuk
sarapan, Ny. kholila mengaku setiap hari sarapan
4 Pola Pencarian Menurut Ny. kholila jika penyakit yang dialami tidak
Pengobatan dapat sembuh cepat, baru datang ke puskesmas.
59
1. Luas Bangunan Luas rumah 6x8 m
2. Ruangan dalam rumah 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, 1 kamar mandi
dalam, gudang, ruang tv
Masalah Medis
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Hipertensi
Demam Berulang
60
Masalah Non Medis
Tingkat pendidikan yang kurang.
Membuang sampah di samping dan belakang rumah.
Membakar sampah di samping rumah.
Kurangnya pencahayaan di dalam rumah.
Kurangnya kesadaran terdapat membersihkan penampungan air
Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Kurangnya perilaku hidup bersih sehat
Kurangnya perilaku mencuci tangan dengan baik dan benar
61
Letak penampungan sampah yang sangat dekat dengan lingkungan tempat
tinggal.
Penggunaan air bersih
Pemahaman tentang kesehatan
Tidak adanya penyuluhan serta organisasi remaja remaja
62
Penggunaan Air bersih pada keluarga binaan, Desa Kresek RT
021/RW001, Kp. Bojong, Kelurahan kresek, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Metode Delphi dalam
penelitian ini digunakan sebagai penentu area masalah.
1.3.1.3. Presurvey 2
Dari hasil presurvey 2 untuk melihat lingkup permasalahan mengenai
sikap, perilaku, pengetahuan maka didapatkan hasil diantaranya:
Perilaku Merokok
Perilaku Membuang sampah
Perilaku Penggunaan air bersih
Perilaku mencuci tangan
Perilaku tentang kesehatan
63
dapatkan dari Puskesmas Kresek, diare dan demam berdarah dengue
merupakan 10 penyakit tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Kresek serta
tidak semua kampong dalam keluarga binaan kami mendapatkan akses air
bersih. Dan berdasarkan hasil presurvey kami temukan banyak anggota
keluarga binaan kami yang pernah mengalami riwayat penyakit diare dan
demam berdarah dengue.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
64
2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Lawrence, et al. 2005).
65
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya, dan sebagainya.
66
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
a) Faktor Internal
Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat
dan kondisi fisik.
b) Faktor Eksternal
Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, atau
sarana.
c) Faktor pendekatan belajar
Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya
strategi dan metode dalam pembelajaran.
2. Sikap (attitude)
67
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
68
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Lawrence, et.al.
2005).
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni (Lawrence, et.al. 2005):
1. Kesadaran (awareness)
Di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
2. Tertarik (interest)
Di mana orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
Di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
Di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
69
Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala
kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman,
keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Beberapa teori lain
yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi
perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain
(Lawrence, et.al. 2005):
70
4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way
of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini
terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat
ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia
71
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh (Lawrence, et.al. 2005):
1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendorong (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan
sebagainya.
3) Faktor pendukung (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
72
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
a) Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air
baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujanyangmemenuhi baku mutu tertentu sebagai air
b) Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
c) Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
merupakan satu kesatuansistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana
73
dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
2.5.2. Sumber
Desain Teknis Sektor Air Bersih yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya PEMDA Tk. I Jawa Timur disebutkan bahwa sumber air
a) Mata air yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
beberapa lama.
b) Sumur dangkal (shallow wells) yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
74
c) Sumur dalam (deep wells) yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
d) Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
e) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir) yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
b) Air permukaan tanah (surface water) yaitu rawa, sungai, danau yang
tercemar.
c) Air dalam tanah (ground water) yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat
untuk diminum karena mudah tercemar. Di lain pihak sumur dalam yang
sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih murni,
dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak
75
akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam. Hampir tidak
air dalam.
dikonsumsi, oleh karena sejak ada kehidupan tidak satu pun manusia terlepas
merupakan bahan yang sangat vital bagikehidupan di atas bumi. fungsi air
bagi kehidupan manusia antara lain adalah sebagai berikut (Achmadi, et al.
2001):
a) Keseimbangan ph
dengan cara mengkonsumsi air, karena kadar pH ini adalah kadar yang
76
energi pada tubuh juga lebih tinggi dan sistem imun jadi lebih baik
b) Suhu Tubuh
seperti ini dilakukan dan bergantung pada asupan air yang ada
pada tubuh.
c) Metabolisme
dengan baik.
d) Pernafasan
77
e) Pelindung dan bantalan organ tubuh tertentu
janin pada kehamilan. Cairan pada persendian akan menjaga pergerakan yang
Air memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain (Achmadi, et al.
2001):
b) Batu Ginjal
2 liter atau 10 gelas air setiap harinya. Hal ini dikarenakan air adalah
Kandungan garam pada ginjal ini akan diurai oleh air dan
78
c) Penyakit Kardiovaskuler
pada tubuh. Karena, air dapat menjaga kekentalan darah dan plasma,
d) Nyeri Sendi
Tulang sendi pada tubuh manusia sangat rentan terjadi gesekan dan
air yang cukup. Karena konsumsi air yang tidak cukup dapat menjadi
e) Sakit Punggung
terdiri air, maka dari itu tidak mengherankan jika konsumsi air yang
f) Osteoporosis
79
g) Perempuan Hamil & Menyusui
Kondisi janin pada ibu hamil sangat bergantung pada sang ibu.
Untuk itu diperlukan asupan cairan yang cukup agar darah dapat bekerja
anus yang biasa terjadi pada kebanyakan ibu hamil, dapat dihindari
h) Fungsi Ginjal
i) Kesehatan Kulit
Air yang baik bagi kulit adalah air hangat, karena air hangat
aktivitas sehari-hari.
80
Sebaiknya bila akan menggunakan badan-badan air sebagai sumber air
2010).
Menurut Sutrisno (2004), dari segi kualitas air minum harus memenuhi
(Effendi. 2003)
ditentukan.
Coli/100 ml air.
Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah.
Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:
Bakteri Thypsum
81
Vibrio colerae
Bakteri Dysentriae
Entamoeba hystolotica
82
2.5. Pengelolaan Air Bersih
Air adalah sumber penghidupan. Air memiliki peran yang sangat penting,
organisme hidup tidak dapat lepas dari air untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Demikian pula kebutuhan akan air bersih. Air bersih adalah air
Ketersediaan air bersih menjadi langka saat ini karena disebabkan oleh
83
tercemarnya sumber-sumber air, penggunaan air sungai dan hujan, serta
akses air bersih yang layak dari segi kualitas dan kuantitas. Menurut
Susilastuti (BPPSPAM. 2010) bahwa air bersih adalah air langsung dapat
diminum dengan syarat air tersebut aman (sehat) dan baik untuk diminum,
sumber daya air bersih yang terpadu mencakup dua variabel yaitu;
84
alam terdapat enam aspek keterpaduan yaitu; (1) keterpaduan
(3) keterpaduan antara pengelolaan air permukaan dan air tanah; (4)
85
sebelum makan dan pengelolaan sarana buangan limbah rumah
disebut sanitasi.
86
berpatisipasi di dalamnya melalui bentuk kegiatan yang telah
II Filter (Penyaringan)
penyaringan flok flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak
daya 0,75 KW. Filter ini berfungsi untuk menyaring turbidity melalui
pelekatan pada media filter. Dimensi tiap filter yaitu lebar 4,00 m,
87
serta tebal media filter 114 cm, dengan susunan lapisan sebagi berikut
(Galvis, A. 2003):
cm
cm
cm
7,5 cm
ketebalan 7,5 cm
15 cm
filter. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk backwash untuk satu buah
88
filter adalah 200-300 m dan backwash dilakukan 1 x 24 72 jam,
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir
berupa hujan (Fewtrell, L., et al. 2005). Pada dasarnya sumber pencemaran
air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah
danair tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan
89
pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu
Gambar 2.1 Bagan pengaruh beberapa jenis bahan pencemar terhadap lingkungan
perairan
a) Padat
90
b) Organik dan olahan bahan makanan
c) Anorganik
d) Cairan berminyak
e) Berupa panas
f) Zat
Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang
berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah.
kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai
pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan
oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air
permukaan dasar air yang mungkin mengandung telur ikan sehingga tidak
koloidal terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada
yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi
91
keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga
akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan
naik. Dengan
makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya
dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang
unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium(Cd), air raksa atau
merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion
Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air
yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuatdari
92
atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat
maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang
mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air
mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas
minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada
menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut
itu, burungpun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat
menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses
biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen
dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi
93
kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus
d. Zat radioaktif
a) Sabun
Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo
dan bahan pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan
antara sabun dan deterjen serta bahan pembersih lainnya. Sabun berasal dari
asam lemak (stearat, palmitat atau oleat) yangdireaksikan dengan basa Bahan
pemberantas Hama
seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada
daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat
sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh
94
Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat
kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu
senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena bahan buangan pemberantas
Zat warna dipakai hampir pada semua industri. Tanpa memakai zat
warna, hasil atau produk industri tidak menarik. Oleh karena itu hampir
mudah. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia.
Oleh karena itu pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat
melalui air minum. Ada zat warna tertentuyang relatif aman bagi manusia,
yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahanmakanan dan minuman,
auxochrome.
d) Zat radioaktif
95
nuklir yang menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah banyak
pertanian, kedokteran, farmasi dan lain-lain. Adanya zat radioaktif dalam air
badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian
dan aktivitas bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya
96
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan
terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh
antara lain :
97
Dalam hal memindahkan penyakit, air berperan melalui 4 cara (Fewtrell,
seseorang ini antara lain ; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi
98
menjadi cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang
Air adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada
di muka bumi ini. Dalam kehidupan ini manusia secara khusus adalah
maka dari itu para fuqaha' (ahli fiqhi) menjadikan pembahasan tentang air
dalam kitab thahara (bersuci). Sebagai sebuah tesis bahwa air adalah alat
99
membersihkan najis yang terdapat pada badan, oleh karena itu para
bersuci adalah air yang tidak berubah salah satu dari sifatutamanya yaitu
dari warnanya, baunya, dan rasanya, jadi apabila salah satu dari ke tiga
sifat ini berubah, maka para ulama menganggapnya air sebagai yang suci
yang dapat digunakan dalam bersuci adalah air yang suci pula dan air
yang tidak dapat digunakan untuk bersuci adalah air yang tidak
a. Air Muthlaq, seperti air hujan, air sungai, air laut; hukumnya
b. Air Mustamal, yaitu air yang lepas dari anggota tubuh orng
c. Air yang bercampur benda suci, seperti sabun dan cuka, selama
100
d. Air yang terkena najis, jika mengubah rasa, warna, atau
berukuran 60 cm3.
diminum:
suci.
seluruh ulama
101
adalah salah satu faktor yang dapatmemberikan kebahagiaan. Sebaliknya
yangmengakibatkan penderitaan.
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata bersuci sebagai
tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan
pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa,
102
sarana-sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti :
ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih dahulu membersihkandiri
dengan berwudhlu. Demikian juga ibadah tersebut baru sah jika pakaian
wanita)).
103
menurut madzhab Hanafi dan Syafii; dan suci menurut
c. Wadi, yaitu air putih yang keluar setelah buang air kecil.
f. Muntahan.
Jika ada najis yang mengenai badan, pakaian manusia, atau lainnya,
Diringankan pula hukum air kencing bayi yang belum makan makanan,
104
Jika seorang muslim hendak buang hajat, maka harus memperhatikan
Tidak membawa apapun yang ada nama Allah, kecuali jika takut
hilang.
dengan air atau dengan benda keras lainnya, tidak dengan tangan
, dan
105
Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori
perilaku Lawrence Green, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (Green, W,
Faktor Lawrence,. et.al. 2005)
Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai-nilai
Faktor Pendukung
- Lingkungan
- Sarana dan
Faktor Pendorong
Sikap dan
Perilaku
Petugas
Kesehatan
Kerangka Konsep
106
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di RT
020 RW 001 Desa Kresek, Kampung Bojong, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen dari kerangka teori
yang dihubungkan dengan area permasalahan.
Sikap responden
terhadap pengendalian
lingkungan
Pengetahuan responden
mengenai air bersih Perilaku
Pengelolaan air
bersih Di
Sarana dan Prasarana Keluarga Binaan
Kesehatan Di RT 020/ RW
001 Kampung
Bojong, Desa
Kresek,
Lingkungan responden Kelurahan
terhadap air bersih Renged,
Kecamatan
Kresek,
Sosial dan ekonomi Kabupaten
responden terhadap air Tangerang,
bersih Provinsi Banten
Keyakinan responden
terhadap air bersih
Definisi Operasional
107
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau Mengubah konsep-
konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku
atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya
oleh orang lain.
Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
mengembangkan instrumen (alat ukur).
108
sungai) sebagai air
untuk diminum,
mencuci bahan
makanan, dan sebagai
tambahan bahan
makanan (dimasak,
ataupun langsung
diminum)
109
(Skor <2)
6. Sarana dan Segala sesuatu yang Kuesion Wawan Mendukung Nominal
Prasarana dapat digunakan berupa er cara (Skor 2)
alat untuk mencapai air
Tidak
bersih seperti penyaring
Mendukun
air.
g (Skor
<2)
Rendah (Rp
<1500000)
BAB III
METODE
110
dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan
langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
111
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
- Bersedia untuk menjadi informan
- Merupakan anggota keluarga binaan
- Usia diatas 17 tahun
- Sehat jasmani dan rohani
- Dapat membaca dan menulis
- Sudah menikah
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, yaitu :
- Tidak bersedia menjadi informan
- Berusia diatas 65 tahun dan atau dibawah 17 tahun
- Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
- Memiliki gangguan mental
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
112
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Azwar S, 2004). Pada penelitian ini, data tersebut merupakan data
yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke rumah,
melalui hasil wawancara terpimpin, analisis, dan observasi pada
keluarga binaan di Kampung Bojong, RT 020/ RW 001, Desa Kresek,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
b. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar S,
2004). Pada penelitian ini, data tersebut merupakan data yang langsung
didapatkan dari data yang sudah ada di Puskesmas Kresek. Berupa
data angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Kresek tahun
2016.
c. Data tersier
Data yang didapat dari kepustakaan tentang perilaku hidup bersih dan
sehat yang terdapat di BAB II.
2. Skala Ordinal
113
Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat
hubungan.
Contoh:Kepuasan pelanggan, diklasifikasikan sebagai:
Sangat puas, diberi tanda 1,
Puas, diberi tanda 2,
Cukup puas, diberi tanda 3,
Tidak puas diberi tanda 4,
Sangat tidak puas diberi tanda 5
114
Metode yang kami pakai dalam mengumpulkan data adalah
wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk
mengumpulkan data-data.
115
seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area
masalah.
3. Menentukan teknik dan intrumen pengumpulan data,
disepakati melalui observasi dan wawancara dengan
instrument kuesioner.
Sabtu, 08 April 2017 Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan drg.
116
Truly
117
BAB IV
HASIL ANALISA
a. Karakteristik Responden
Hasil analisis ini ditampilkan melalui bentuk tabel dan diagram yang
diambil dari data karakteristik responden yang terdiri dari 13 orang dalam
lima keluarga binaan di RT 020/RW 001, Kampung Bojong, Desa Kresek,
118
Kelurahan Renged, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, yakni: Keluarga Tn Kaji. , Tn. Aksan ,Tn. Sahab dan Ny. Muflikah,
Ny, khalila.
1 16 tahun -
2 17 25 tahun 4
3 26 35 tahun 2
4 36 - 45 tahun 4
5 46 55 tahun 2
6 56 64 tahun 1
7 >65 tahun -
119
TINGKAT PENDIDIKAN
20%
SD SMP 40%
SMA
40%
120
PEKERJAAN
20%
20% 60%
b. Variabel
121
Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan
variabel variabel dalam kuesioner yang dijawab 13 responden pada bulan
Februari 2017.
Total 13 100%
Buruk 1 7.7.%
Total 13 100%
122
Berdasarkan tabel 4.3. Didapatkan responden terbanyak memiliki pengetahuan
perilaku penggunaan air bersih yang cukup 69.2%%, dan baik 23.1%. Dan buruk
7.7%
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden tentang sikap terhadap perilaku
perilaku penggunaan air bersih pada Keluarga Binaan di RT 0020/RW 001,
Kampung Bojong, Desa Kresek, Maret 2017.
Total 13 100%
Total 13 100%
123
Mempengaruhi 10 76.9%
Tidak Mempengaruhi 3 23.1%
Total 13 100%
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi responden tentang sarana dan prasarana yang
mendukung perilaku perilaku penggunaan air bersih pada Keluarga Binaan
di RT 0020/RW 001, Kampung Bojong, Desa Kresek, Maret 2017.
Total 13 100%
Rendah 9 69.4%
124
Total 13 100 %
125
FISH BONE
Sikap : tidak ada masalah
Pengetahuan : walaupun air berjentik namun air masih memenuhi gambaran air bersih
sebagian warga masih memakai air berjentik sebagai air minum, mandi, bahan untu
masak dan mencuci bahan untuk dimasak persepsi yang salah mengenai air bersih
Kyakinan : ga perlu rubah
Ekonomi : kebutuhan banyak penghasilan tidak menentu tingkat ekonomi rendah
Lingkungan : wadah penyimpanan air kotor seluruh warga tidak pernah menguras
wadah penampungan air seluruh warga menyaring air dengan menampung air ke
dalam wadah besar maupun kendi akarnya ga perlu dirubah
Sarana dan pasarana : ga perlu dirubah
126
Gambar 4.1. Kerangka Fish Bone
127
Tabel 4.9 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada
Keluarga Binaan di RT 020/RW 001, Kampung Bojong, Desa Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, April 2017.
134
3. Anggapan warga tidak Memberikan informasi Memberikan penyuluhan
pernah mengeluhkan mengenai dampak penyakit mengenai penyakit yang
gangguan kesehatan yang dtimbulkan melalui ditularkan melalui air
terhaap air yg dipakai air
135
4. Memberikan keterampilan berupa teknik
sederhana membuat penyaringan air.
Terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan penyuluhan merupakan
salah satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk mengubah persepsi
masyarakat tentang pentingnya air bersih, sumber air bersih, peran air bagi
kehidupan, syarat air bersih, pengelolaan air bersih, sumber pencemaran air
dan dampak pencemaran air. Pemberian poster dan memberikan
keterampilan berupa teknik sederhana membuat penyaringan air tentang
penggunaan air bersih kepada seluruh keluarga binaan berfungsi sebagai alat
bantu untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi serta
pemberian bantuan alat berupa ember dan gayung. Selain itu juga
terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dari
peneliti untuk melakukan intervensi.
136
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya Perilaku yang
masih rendah tentang Penggunaan Air Bersih. Dari hasil fish bone didapatkan
berbagai macam akar masalah kurangnya Perilaku hidup sehat, antara lain :
1) Persepsi yang salah mengenai air bersih
2) Anggapan warga tidak pernah mengeluhkan gangguan kesehatan terhaap
air yg dipakai
3) warga salah cara mengelola wadah penampungan air
4) Warga tidak mempunyai alat saringan air
Intervensi yang tepilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Memberikan penyuluhan tentang Peggunaan Air Bersih
2) Memberikan perlombaan tentang air bersih
3) Memberikan keterampilan berupa teknik sederhana penyaringan air.
Intervensi berupa memberikan pelatihan serta menyediakan alat dan bahan
untuk membuat penyaringan air sederhana
137
5.2 SARAN
Bagi Masyarakat Kampung Baleman :
1) Diharapkan masyarakat Kampung Bojong, Desa Kresek memiliki kesadaran
tentang pentingnya pendidikan.
2) Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan.
3) Menghimbau masyarakat sekitar untuk sering mengikuti penyuluhan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang
kesehatan.
4) Memberikan saran kepada tokoh masyarakat untuk mengajak
masyarakatnya mengikuti penyuluhan tentang Air Bersih.
138
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fachmi, Prof. Dr.MPH, Ph.D, Peranan Air Dalam Peningkatan
Kesehatan Masyarakat, http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200104/lap-
perananair.pdf., dikunjungi 8/4/2017 pukul 17.15.
Black, R.E., Morris, S.S. and Bryce, J. 2003. Where and why are 10 million
children dying every year?. Lancet 361: 22263- 4.
Brikk, F. dan M. Bredero. 2003. Linking Technology Choice with Operation and
Maintenance in the Context of Community Water Supply and Sanitation, A
Reference Document for Planners and Project Staff, World Health Organization
and IRC Water and Sanitation Centre, Geneva, Switzerland.
139
Departemen Kimpraswil. 2001. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor: 534/KPTS/M/2001 tanggal 18 Desember 2001 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, dan
Pekerjaan Umum. Jakarta: Departemen Kimpraswil.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fewtrell, L., Kaufmann, R.B., Kay, D., Enanoria, W., Haller, L. and Colford Jr,
J.M. 2005. Water, sanitation, and hygiene interventions to reduce diarrhoea in
less developed countries: A systematic review and meta- analysis. Lancet Infect
Dis 2005; 5: 4252.
Galvis, A. 2003. Technology selection for water treatment and pollution control.
Universidad del Valle, Instituto Cinara Cali, Colombia, http://www.irc.nl/page/104
Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar
Maju.
Masduqi, A., N. Endah, dan E.S. Soedjono. 2008. Sistem Penyediaan Air Bersih
Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian
Hilir, Seminar Nasional Pascasarjana VIII ITS, 13 Agustus 2008, Surabaya.
Schelwald-van der Kley, Lida dan Linda Reijerkerk. 2009. Water: A Way of Life,
Sustainable Water Management in a Cultural Context, CRC Press, Taylor and
Francis Group.
Victora, C.G., Adair, L., Fall, C., Hallal, P.C., Martorell, R., Richter, L. and
Sachdev, H.S. 2008. Maternal and child undernutrition: consequences for adult
health and human capital. Maternal and Child Undernutrition 2, Lancet 371: 3 4 0
3- 5 7.
Wawan., Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
140
Widoyono. 2012. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
141
Lampiran 1
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Pendidikan Terakhir:
6. Pekerjaan :
142
b. Melarutkan sari-sari makanan
c. Hanya untuk menghilangkan haus
d. Untuk menjaga kesegaran tubuh
e. Tidak Tahu
143
b. Menguras penampungan air minimal 1 minggu sekali
c. Menggunakan penyaring air
d. Membiarkan air didalam penampungan air sampai air terlihat keruh
e. Tidak tahu
11. Menurut bapak/ibu apa saja tahap sumber air yang digunakan agar air
layak untuk diminum?
a. Di masak sampai mendidih
b. Ditampung ditempat tertutup
c. Menggunakan gelas dan dikonsumsi tanpa dimasak
d. Jawaban A dan B benar
e. Tidak tahu
B. EKONOMI
144
a. Cukup
b. Kurang
c. Tidak Cukup
1. Apakah bapak/Ibu saat ini sudah dapat membedakan air bersih dengan
air kotor?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
D. LINGKUNGAN
145
2. Apakah bapak/Ibu sudah pernah mendapatkan penyuluhan mengenai
penggunaan air bersih?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
3. Sebutkan alat yang bapak/Ibu gunakan untuk menyalurkan air dari sumber
air ke tempat penampungan air?
a. Sebutkan
b. Tidak Ada
E. SIKAP
NO Peryataan S KS TS
1 Air PDAM/Satelit/Sumur dapat digunakan langsung
sebagai air bersih
2 Air PDAM/Satelit/Sumur merupakan sumber air
minum jika diolah terlebih dahulu
3 Air PDAM/Satelit/Sumur yang kotor dapat digunakan
untuk mandi
4 Air PDAM/Satelit/Sumur yang kotor digunakan
146
untuk menyikat gigi
5 Air PDAM/Satelit/Sumur yang kotor dapat dapat
digunakan untuk mencuci sayuran, ikan,
daging( bahan makanan)
6 Setelah sayuran, ikan, daging dicuci di
PDAM/Satelit/Sumur, tidak perlu dicuci lagi dengan
air bersih
7 Air boleh didiamkan ditempat penyimpanan air
selama lebih dari satu minggu
8 Air PDAM/Satelit/Sumur yang kotor sebaiknya
digunakan untuk mencuci piring dan alat masak
9 Apabila air terdapat sedikit jentik air masih dapat
digunakan
10 Apabila air sedikit keruh dan berbau besi air masih
dapat digunakan
11 Sumber air bersih harus terhindar dari bahan
pencemar
12 Pentingnya penyuluhan air bersih
13 Pentingnya mengetahui bagaimana cara membuat
penyaring air
KETERANGAN
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
F. PERILAKU
147
NO Pernyataan YA TIDAK
1 Apakah bapak/Ibu menggunakan air
PDAM/Sumur/Satelit sebagai sumber air?
2 Apakah bapak/ ibu menggunakan air
PDAM/Satelit/Sumur yang terlihat keruh untuk
kehidupan sehari-hari?
3 Apakah bapak/ ibu menampung air sebelum digunakan?
4 Apakah bapak/ ibu menutup penampungan air?
5 Apakah bapak/ ibu menyimpan air didalam
penampunganan air >1 minggu?
6 Apakah bapak/ ibu membersihkan penampungan air
setiap 1 minggu sekali?
7 Apakah bapak/ ibu melakukan penyaringan air agar air
menjadi bersih?
8 Apakah bapak/Ibu memasak terlebih dahulu air sebelum
diminum?
9 Apakah bapak/Ibu mengikuti penyuluhan air bersih?
10 Apakah bapak/Ibu menerapkan cara memperoleh air
bersih?
148
Skoring Kuesioner Survey
1. Indikator Penilaian Pengetahuan
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor >8 : pengetahuan baik
Jika total skor 5 - 7: pengetahuan cukup
Jika total skor <4 : pengetahuan buruk
2. Indikator Penilaian Perilaku
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor >5 : Perilaku baik
Jika total skor <5 : Perilaku buruk
3. Indikator Penilaian Sikap
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor >6 : sikap baik
Jika total skor <6 : sikap buruk
4. Indikator Penilaian Sarana dan Prasarana
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor 2 : tersedia
Jika total skor <2 : tidak tersedia
5. Indikator Penilaian Ekonomi
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor 2 : Mendukung
Jika total skor <2 : Tidak Mendukung
6. Indikator Penilaian Keyakinan
Jika jawaban Benar :1
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor >2 : Keyakinan baik
Jika total skor <2 : Keyakinan buruk
7. . Indikator Penilaian Lingkungan
Jika jawaban Benar : 2,5
Jika jawaban Salah :0
Total :
Jika total skor >2 : Mempengaruhi
Jika total skor <2 : Tidak mempengaruhi
149
Lampiran 2
150
151
152
Lampiran 3
Kegiatan yang dilakukan selama di Kresek
153
154
155
156
157
158
159
160
Lampiran 4
PENYULUHAN
AIR BERSIH
161
1. Aman dan higienis
2. Baik dan layak minum
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Sumber Air Bersih
Menurut asalnya air berada pada 3 lokasi:
1. Di angkasa (atmosfir), yaitu air yg berasal dari angkasa
Hujan, hujan es, hujan salju, embun
2. Air di atas permukaan tanah
Air laut, sungai, danau, waduk, dan lain-lain
3. Air di bawah permukaan tanah
Mata air, air sumur
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal
Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa
sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
lebih dari 40 meter.
4. Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
162
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran
sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D.Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999) :
1. Air hujan.
Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water).
Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui
pengolahan karena mudah tercemar
3. Air dalam tanah (ground water).
Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur dangkal
dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada
sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia.
Pemeliharaan Air Bersih dan Sehat
1. Tahap Pengambilan
Dapat memakai pompa, ember, kran, atau selang yang bersih
2. Tahap Pengangkutan Air
Menggunakan wadah yang tertutup agar dalam perjalanan air tidak tumpah
3. Tahap Penyimpanan Air
Air disimpan pada tempat yang bersih, lebih tinggi dari lantai dan jauh dari
tempat sampah, wadah penyimpananan air harus tertutup dan dibersihkan
secara rutin
4. Tahap Pemasakan
Menggunakan tempat yang tidak mudah berkarat dan dimasak sampai
mendidih
163
5. Tahap Penyimpanan Air Masak
Harus selalu ditutup agar tidak mudah dimasuki debu, serangga atau binatang
lainnya
6. Tahap Penyajian
Gelas atau cangkir, teko harus bersih, jauhkan dari benda-benda yang kotor
dan jangan campur dengan air mentah
Typhus Manusia-tinja-lalat-(air)-makanan/minuman-
manusia
Paratyphus Manusia-tinja-lalat-(air)-makanan/minuman-
manusia
Dysentri Manusia-tinja-(lalat)-makanan-(air)-manusia
Hepatitis Manusia-tinja-air-(makanan)-manusia
Diare Manusia-tinja-(lalat)-makanan-manusia-(air)-
manusia
Leptospirosis Tikus-tinja tikus-(air seni tikus)-air-
(makanan)-manusia
164
6. Gunakan alat minum yang bersih
Cara menyimpan air minum yaitu :
1. Simpan air minum di tempat tertutup rapat dan terpisah dari persediaan air
lainnya
2. Bersihkan tempat air minum sedikitnya seminggu sekali
3. Tuangkan air dari wadahnya ke dalam cangkir. Jangan ambil langsung dengan
cangkir
4. Jangan sekali-kali memasukkan tangan kedalam penyimpanan air minum
a. Ember
b. Bak Penampung
c. Kran Air
d. Gelas ukur
e. Spidol
a. Kerikil
165
b. Serabut Kelapa
c. Arang
d. Ijuk
e. Pasir
f. Lem pipa
166
167