Professional Documents
Culture Documents
SALINAN
PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR 5 TAHUN 2010
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA
WALIKOTA SURABAYA,
Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan, sehingga
Pemerintah Daerah perlu mengupayakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di Kota Surabaya;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN
KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
24. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi tertentu.
BAB II
PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Laboratorium Kesehatan Daerah melaksanakan pelayanan kesehatan
sebagai berikut :
a. melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia
klinik, parasitologi klinik, imonologi klinik, patologi anatomi dan/atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
b. melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi,
fisika, kimia atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama yang
menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan.
BAB III
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 5
Atas pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah berupa
pelayanan kesehatan di Puskesmas Rujukan, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), Pos Kesehatan
Kelurahan (PosKesKel) dan Laboratorium Kesehatan Daerah serta
pemberian Pelayanan Kesehatan Haji, dipungut retribusi dengan nama
Retribusi Pelayanan Kesehatan.
-8-
Pasal 6
4. Pelayanan Spesialis;
2. Pelayanan Persalinan.
Pasal 7
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 8
BAB V
CARA MENGUKUR
TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 9
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah, jenis dan
frekuensi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas
Rujukan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas
Keliling (Pusling), Pos Kesehatan Kelurahan (PosKesKel) dan
Laboratorium Kesehatan Daerah serta jenis Pelayanan Kesehatan Haji
yang diberikan.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 10
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 11
BAB VIII
TATA CARA DAN WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 12
BAB IX
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 13
BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 14
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang
bayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD.
BAB XI
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 16
(1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang
sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi
dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran
atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang
terutang.
BAB XIII
PENGURANGAN, KERINGANAN
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 17
BAB XIV
KEBERATAN
Pasal 18
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi
dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya.
Pasal 19
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan
keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan
Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
memberikan kepastian hukum bagi wajib retribusi, bahwa
keberatan yang diajukan harus diberi Keputusan oleh Kepala
Daerah.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 20
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk paling
lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 21
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi, harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan,
permohonan pengembalian pembayaran retribusi dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya,
kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang
retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama
2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan
setelah lewat 2 (dua) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Kepala Daerah.
- 13 -
BAB XVI
KEDALUWARSA
Pasal 22
BAB XVII
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA
Pasal 23
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
BAB XVIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 24
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah
Kota Surabaya Nomor 11 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Lembaran
Daerah Kota Surabaya Tahun 2003 Nomor 3/C), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Daerah ini, akan diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 5 Oktober 2010
WALIKOTA SURABAYA,
ttd
TRI RISMAHARINI
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 5 Oktober 2010
ttd
SUKAMTO HADI
TENTANG
I. UMUM
Peraturan Daerah ini ditetapkan sebagai pengganti dari Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 11 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain
pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, penetapan Peraturan Daerah ini,
dimaksudkan juga dalam rangka penyesuaian materi sehubungan dengan telah
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Pasal 17 : Yang dimaksud dengan hari-hari tertentu antara lain Hari Ulang
Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Hari Pahlawan dan Hari
Jadi Kota Surabaya.
Pasal 18 :
Ayat (1) : Cukup jelas.
Pasal 19 :
Ayat (1) : Ketentuan ini memberikan suatu kepastian hukum bagi wajib
retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi
keputusan oleh kepala daerah dalam jangka waktu paling
lama 6 (enam) bulan sejak surat keberatan diterima.
Pasal 21 :
Pasal 22 :
2 Pemeriksaan Urine :
a. Urine Lengkap 12,500 Pasien
b. Albumin 7,500 Pasien
c. pH 3,000 Pasien
NO JENIS PELAYANAN TARIF ( Rp ) SATUAN KETERANGAN
d. Pemeriksaan Reduksi Urine
- Reduksi Urine (Strips ) 5,000 Pasien
- Reduksi Urine (Benedict) 10,000 Pasien
e. Pemeriksaan Bilirubin Urine (Foucet ) 7,500 Pasien
f. Pemeriksaan Urobilin Urine (Schlessinger ) 5,000 Pasien
g. Pemeriksaan Sedimen Urine 4,000 Pasien
h. Trichomonas 10,000 Pasien
3 Pemeriksaan Glukosa Darah :
a. Pemeriksaan gula darah stick 10,000 Pasien
b. Pemeriksaan gula darah fotometer 11,000 Pasien
4 Pemeriksaan Faal Hati :
a. Bilirubin Direct 15,000 Pasien
b. Blirubin Total 15,000 Pasien
c. SGOT / ASAT 12,500 Pasien
d. SGPT / ALAT 12,500 Pasien
e. Total Protein 12,500 Pasien
f. Albumin 10,000 Pasien
9
5 Mikrobiologi :
a. Malaria 17,500 Pasien
b. BTA / TBC 11,500 Pasien
c. BTA / Kusta 11,500 Pasien
d. GO 10,500 Pasien
e. VDRL 20,000 Pasien
f. TPHA 12,500 Pasien
g. Rectal Swab 30,000 Pasien
h. Widal 15,000 Pasien
i. Pemeriksaan Jamur 5,000 Pasien
6 Tes Kehamilan :
Plano Test ( Tes Kehamilan Urine ) 15,000 Pasien
7 Pemeriksan Faal Ginjal :
a. Creatinin 11,000 Pasien
b. Ureum (BUN) 15,000 Pasien
c. Pemeriksaan Asam Urat :
- Asam Urat Stick 11,000 Pasien
- Asam Urat Fotometer 12,000 Pasien
8 Pemeriksaan Lemak :
a. Cholesterol Total 15,000 Pasien
b. Trigliserida 18,000 Pasien
c. HDL-Cholesterol 18,000 Pasien
d. LDL-Cholesterol 18,000 Pasien
9 Pemeriksaan Feaces :
a. Faeces Rutin 15,000 Pasien
b. Pemeriksaan Faeces (Makroskopis ) 7,500 Pasien
c. Pemeriksaan Faeces (Mikroskopis ) 7,500 Pasien
d. Telur Cacing 8,500 Pasien
e. Amoeba 8,500 Pasien
10 Pemeriksaan Lain-Lain
a. H I V 45,000 Pasien
b. H I V konfirmasi 60,000 Pasien
c. HBs Ab 40,000 Pasien
d. HBs Ag 35,000 Pasien
e. Narkoba 40,000 Pasien
f. Cholinesterase 25,000 Pasien
11 Pemeriksaan Mikrobiologi Kesehatan
Lingkungan
a. Air minum 60,000 Sampel
b. Air bersih 50,000 Sampel
( sumur Gali, Bor, pompa, Sumber )
c. Air badan air 50,000 Sampel
d. Air kolam renang 60,000 Sampel
e. Makanan / minuman 60,000 Sampel
f. Swab alat makan / masak / tangan 50,000 Sampel
g. Udara ruangan 125,000 Sampel
h. Air PDAM / BPAM 50,000 Sampel
10