Professional Documents
Culture Documents
Pada percobaan pertama yakni pengukuran panjang otot lurik antara dua ikatan
O1
sebelum diberi beban (diber kode p , kemudian berturut-turut ditambahkan 10 gram
O 50
beban sampai 50 gram (diber kode p ). Selanjutnya pengukuran berturut-turut setiap
O2
kali mengurangi beban 10 gram, sampai akhirnya tanpa beban (diber kode p .
O1
Pada perlakuan otot lurik sebelum diberi beban dengan kode p memiliki
panjang yakni 3 cm. Setelah itu diberikan beban 10 gram hasil yang diperoleh yakni 3,7 cm,
ditambakan lagi beban 10 gram jadi 20 gram hasil yang diperoleh yakni 3,9 cm, ditambahkan
lagi beban 10 gram jadi 30 gram hasil yang diperoleh yakni 4,1 cm, ditambahkan lagi beban
10 gram jadi 40 gram hasil yang diperoleh yakni 4,2 cm, ditambahkan lagi beban 10 gram
O50
jadi 50 gram dengan kode p hasil yang diperoleh yakni 4,8 cm. Pada perlakuan
penambahan beban di otot lurik dapat dililhat bahwa terjadi penambahan pemanjangan otot
pada setiap penambahan beban, tetapi penambahan pemanjangan tidak konstan.
Pada perlakuan otot lurik dengan pengurangan beban 10 gram. Pada perlakuan
pertama yakni pengurangan beban 10 gram menjadi 40 gram hasil yang diperoleh yakni 4,6
cm. Mengurangi kembali beban 10 gram menjadi 30 gram hasil yang diperoleh yakni 4 cm.
Mengurangi kembali beban 10 gram menjadi 20 gram hasil yang diperoleh yakni 3,9 cm.
Mengurangi kembali beban 10 gram menjadi 10 gram hasil yang diperoleh yakni 3,8 cm.
O2
Mengurangi kembali beban 10 gram menjadi 0 gram dengan kode p hasil yang
diperoleh yakni 3,7 cm. Hal ini menandakan bahwa otot lurik selain memiliki sifat
ekstenbilitas yang sel-sel ototnya dapat meregang (memanjang) sampai batas tertentu ketika
otot diberikan beban, tetapi juga memiliki sifat elastisitas yang artinya sel-sel ototnya dapat
kembali pada bentuk semula apabila beban yang diberikan pada otot dihilangkan.
O50 p O
p x 100
1
pO50 p O x 100
1
O 50 p O
Elastisitas Otot Lurik= p 2
4,83 ,7
= 4,83 x 100% = 61,1 %
Percobaan kedua pada raktikum ini yaitu perlakuan otot polos. Pada perlakuan otot
polos sebelum diberi beban dengan kode pO1 memiliki panjang yakni 3 cm. Setelah itu
diberikan beban 10 gram hasil yang diperoleh yakni 4,0 cm, ditambakan lagi beban 10 gram
jadi 20 gram hasil yang diperoleh yakni 5,5 cm, ditambahkan lagi beban 10 gram jadi 30
gram hasil yang diperoleh yakni 6,1 cm, ditambahkan lagi beban 10 gram jadi 40 gram hasil
yang diperoleh yakni 6,6 cm, ditambahkan lagi beban 10 gram jadi 50 gram dengan kode
pO50 hasil yang diperoleh yakni 7,0 cm. Pada perlakuan penambahan beban di otot lurik dapat
dililhat bahwa terjadi penambahan pemanjangan otot pada setiap penambahan beban, tetapi
penambahan pemanjangan tidak konstan.
Pengukuran ekstensibilitas dan elastisitas otot polos dilakukan dengan cara pertama,
mengikat kedua ujung potongan usus katak dengan seutas tali dan mengusahakan agar ikatan
tidak terlalu kuat atau terlalu longgar. Kemudian langkah kedua, yaitu mengikatkan benang
yang satu pada penggantung, sedangkan benang yang lain pada tempat beban. Langkah ketiga
yaitu mengukur panjang usus antara dua ikatan sebelum diberi beban (memberi kode pO 1),
kemudian berturut-turut menambahkan 10gr beban sampai 50gr beban (beri kode pO50).
Mengukur panjang otot pada setiap kali penambahan beban 10 gram dan didapati hasil
pengukuran 4 cm dari panjang awal 3 cm. kemudian pada penambahan beban kedua sebesar
10 gr menjadi 20 gr panjang usus katak menjadi 5,5 cm dari semula 4 cm. kemudian pada
penambahan ketiga sebesar 10 gr menjadi 30 gr panjang usus katak menjadi 6,1 cm dari
pengukuran kedua sebesar 5,5 cm. kemudian pada penambahan keempat sebesar 10 gr
menjadi 40 gr panjang usus katak menjadi 6,6 cm dari pengukuran ketiga yaitu 6,1 cm.
terakhir pada penambahan beban kelima sebesar 10 gr menjaadi 50 gr didapati hasil
pengukuran 7 cm dari pengukuran keempat yaitu 6,1 cm. Setelah melakukan pengukuran
pertambahan panjang usus katak, menghitung ekstensibilitas dengan menggunakan rumus :
P50-P01 X 100 %
P01
Langkah keempat yaitu secara berturut-turut setiap kali mengurangi beban sebesar 10
gr sampai akhirnya tanpa beban (diberi kode p02). Setelah melakukan penambahan beban
sampai beban sebesar 50 gr panjang usus katak menjadi 7 cm, kemudian melakukan
pengurangan beban berturut-turut setiap mengurangi 10 gr beban sampai akhirnya tanpa
beban (p02). Pada saat dikurangi 10 gr dari berat semula beban 50 gr kini berat beban menjadi
40 gr didapati ukuran usus katak menjadi 6,9 cm. Kemudian pada saat dikurangi 10 gr dari
berat semula beban 40 gr kini berat beban menjadi 30 gr didapati ukuran usus katak menjadi
6,6 cm. Kemudian pada saat dikurangi 10 gr dari berat semula beban 30 gr kini berat beban
menjadi 20 gr didapati ukuran usus katak menjadi 6,5 cm. Kemudian pada saat dikurangi 10
gr dari berat semula beban 20 gr kini berat beban menjadi 10 gr didapati ukuran usus katak
menjadi 6,4 cm. Kemudian dilakukan pengurangan beban dari 10 gr menjadi tanpa beban
didapati panjang usus katak 5,9 cm.
P50-P02 X 100 %
P50- P01
PEMBAHASAN
P50-P01 X 100 %
P01
Dari data pengukuran langsung dan menerapkan dalam rumus ekstensibilitas, maka
perhitungan pada Ekstensibilitas otot polos yaitu :
7 - 3 X 100 % = 133,3 %
P50-P02 X 100 %
P50- P01
Dari data pengukuran langsung dan menerapkan dalam rumus menghitung elastisitas , maka
perhitungan Elastisitas otot polos yaitu :
7-3