You are on page 1of 4

Analisa Break Even

1. Pengertian

Istilah Break Even untuk sementara ini belum terdapat kata sepakat
untuk diterjemahkan dalam satu istilah bahasa Indonesia; karena dari
berbagai buku/tulisan kita banyak jumpai istilah-istilah seperti: pulang
pokok; tidak laba tidak rugi; pas-pasan; klop dan lain-lain.

Karena belum adanya kesulitan istilah ini, maka penulis akan tetap
memakai istilah Break Even (selanjutnya disingkat BE) agar tidak terjadi
salah tasfir.

Suatu perusahaan dikatakan Break Even apabila dalam usahanya


pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah biaya dengan
jumlah hasil penjualannya adalah sama. Pada keadaan ini berartena
bahwa perusahaan tdak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh
laba. Jadi BE itu dapat diartikan suatu keadaan di mana jumlah biaya dan
jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama sehingga perusahaan
tidak untuk dan tidak rugi.

Keadaan ini sangat diperlukan oleh seorang pimpinan perusahaan


karena dengan konsep ini ia dapat mengertahui tingkat produksi berapa;
jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan, sehingga ia dapat
membuat rencana selanjutnya.

Kalau kita gambarkan pada curve maka dapat kita lihat bahwa BE
terjadinya pada titik potong antara jumlah biaya dan jumlah penjualan.

(((((KURVA)))))

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa BE adalah titik potong antara
jumlah biaya (garis jumlah biaya) dengan jumlah biayanya lebih besar dari
jumlah penjualan (garis penjualan).

Daerah Rugi: Di mana garis jumlah biaya di atas garis penjualan atau
dengan kata lain jumlah biayanya lebih besar dari jumlah penjualan.

Daerah Laba: Sebaliknya di mana garis penjualan di atas atau lebih besar
dari garis jumlah biaya.

2. Kegunaan Analisa Break Even

Di atas telah dikemukakan bahwa analisa BE sangat penting bagi


pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa,
jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan, atau dengan kata lain
bahwa dengan mengetahui BE dapat kita ketahui kaitan-kaitan antara
penjualan, produksi, harga jual, biaya,rugi atau laba, sehingga
memudahkan pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.
Di samping itu, BE juga berguna bagi pimpinan untuk:
a. Dasar atau landasan dalam merencanakan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh (Profit planning).
b. Dasar untuk menetukan tingkat produksi yang menguntungkan
dalam arti bahwa pada tingkat produksi tertentu perusahaan
akan memperoleh laba (di atas titik BE) dan mencegah tingkat
produksi/penjualan yang lebih rendah dari titik BE.
c. Dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang lebih sedang
berjalan (Controling).

3. Konsep Dasar

Telah disinggung di atas bahwa BE mempunyai kaitan yang erat


dengan biaya; harga jual, tingkat produksi/penjualan dan laba atau rugi.

a. Biaya

Secara garis besar biaya dapat dibagi dua yaitu biaya tetap dan biaya
variable.

Biaya tetap adalah jenis biaya yang selama satu peridode (bulan,
kuartal, tahun) adalah tetap dan tidak mengalami perubahan dengan
bertambah/berkurangnya produksi.

Biaya tetap ini meliputi biaya:

- Penyusutan

- Gaji

- Asuransi

- Pemliharaan (maintenance)

- Bunga

- Biaya-biaya lainnya

Kalau digambarkan pada kurva, biaya ini adalah horizontal.

(((((KURVA)))))

Biaya Variabel adalah biaya yang bertambah/berkurangnya (naik/turun)


dipengaruhi oleh naik turunnya produksi.

Di sini kita asumsikan bahwa naik/turunnya biaya variabel itu


proporsional dengan volume produksi. Di samping dua macam biaya ini
ada juga biaya tidak langsung.
Mengenai ini dapat diidentifikasikan bahwa biaya tidak langsung ini
dapat baiya tetap dan dapat pula biaya variable baik sebagian atau
seluruhnya.

Dalam kurva biaya variable ini dapat digambarkan:

(((((KURVA)))))

b. Harga Jual
Dalam menentukan BE, harga jual itu diasumsikan tetap sama dan
tidak tergantung dengan jumlah yang dijual (produksi), Jadi ada
perbandingan yang konstan antara harga jual dan biaya variable,
berapapun volume produksi; teapi untuk biaya tetap per unit akan
berubah apabila volume produksi berubah.

c. Produksi/Penjualan
Bahwa perusahaan akan selalu berusaha untuk memproduksi/menjual
di atas titik BE sehingga keuntungan yang diharapkan dapat dicapai.

Dari konsep di atas dapat kita tulis Formila BE yaitu:

Biaya Tetap
Break Even=
Biaya Variabel
Penjualan

4. Perhitungan Break Even

Dari konsep di atas pada paragraph terdahulu dapat kita lihat Break
Even atau tingkat produksi berapa perubahan tidak mengalami kerugian
atau mendapat keuntungan.

Contoh:

Diketahui jumlah biaya tetap Rp 1.200.000,00, Hasil penjualan Rp


1.800.000,00 sedangkan biaya variabelnya 65% dari penjualan.

Dengan formula dasar di atas dapat kita hitung BE nya sebagai berikut:

1.200 .000 1.200 .000


Break Even= = =Rp 3.428.571,40
1.170 .000 10,65
1.800 .000

Atau :
1.200.000 1.200 .000
Break Even= = =Rp3.428 .571,40
165 35

Bukti:
Penjualan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rp 3.428.571,40
Biaya Variabel : 65% x 3.428.571,40. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rp 2.228.571,40

Pendapatan Marginal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rp 1.200.000,00
Biaya Tetap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rp 1.200.000,00

Laba atau Rugi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Rp 0 = BE

You might also like