You are on page 1of 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK)

Judul : Rematik
Materi : Konsep Rematik
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Januari 2017
Waktu : 30 Menit
Tempat : Jl. Raya Cibodas Rt 03 Rw 22 Kec. Antapani Tengah
Pengajar : Mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia di Jl.
Raya Cibodas Rt 03 Rw 22 Kec. Antapani Tengah mampu memahami
tentang rematik.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian rematik
2. Mengetahui dan memahami apa penyebab rematik
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala rematik
4. Mengetahui dan memahami cara pencegahan rematik
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada lansia
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian pengertian rematik
2. Penyebab rematik
3. Tanda dan gejala rematik
4. Cara pencegahan rematik
E. Metode
Ceramah dan ( Tanya jawab )
F. Media
Leaflet

G. Proses Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens
1. 5 Menit Pembukaan :
Menjawab salam
Mengucapkan Salam
Mendengarkan
Menyebutkan nama
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan
Kontrak waktu
Apersepsi
2. 10 menit Pelaksanaan :
Menyampaikan materi Mendengarkan
Menjelaskan pengertian penjelasan dari
rematik penyuluh
Menjelaskan penyebab
rematik
Menjelaskan tanda dan gejala
rematik
Menjelaskan cara pencegahan
rematik
Tanya jawab
Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya

Bertanya

3. 5 menit Evaluasi :
Mengevaluasi dengan Menjawab
Memberikan pertanyaan
pertanyaan
4. 5 menit Penutup :
Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang
telah di bahas Menjawab salam
Memberikan salam penutup

H. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian rematik!
2. Jelaskan penyebab rematik!
3. Jelaskan tanda dan rematik!
4. Jelaskan cara pencegahan rematik!
I. Daftar Pustaka
Pradana, Septian Yudo. 2012. Sensitifitas dan Spesitifitas Kriteria ACR 1987
Dan ACR/EULAR 2010 Pada Penderita Artirits Reumatoid di RSUP Dr.
Kariadi Semarang (SKRIPSI).UNDIP. Semarang.
Suarjana, I Nyoman.2009. Artritis Reumatoid Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi V. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, et al. Interna
Publishing. Jakarta.
Longo, Dan L. MD., Kasper, Dennis L. MD., et al. 2012. Harrisons Principle
of Internal Medicine ed.18 Chapter 231: Rheumatoid Arthritis. McGraw-
Hill Companies, Inc. USA.
Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Purify, Aurora. 2015. 9 Tips Diet Untuk Rheumatoid Arthritis
Diakses pada tanggal 09 Januari 2016 pukul 19.00
Available at :https://kamuakudanautoimun.wordpress.com/2015/01/21/9-
tips-diet-untuk-rheumatoid-arthritis/

RHEUMATOID ARTHRITIS (REMATIK)

A. Pengertian rematik
Penyakit RA ini merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan
inflamasi sendi yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi
(poliartritis) (Pradana, 2012).
Penyakit ini merupakan peradangan sistemik yang paling umum ditandai
dengan keterlibatan sendi yang simetris (Dipiro, 2008).

B. Penyebab rematik
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan (Suarjana, 2009).
1. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1dan faktor ini
memiliki angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60%
(Suarjana, 2009).
2. Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi
dehidropiandrosteron (DHEA), yang merupakan substrat penting
dalam sintesis estrogen plasenta. Dan stimulasi esterogen dan
progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan menghambat respon
imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih dominan sehingga
estrogen dan progesteron mempunyai efek yang berlawanan terhadap
perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009).
3. Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel
induk semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T
sehingga muncul timbulnya penyakit RA (Suarjana, 2009).
4. Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai
respon terhadap stres. Protein ini mengandung untaian (sequence)
asam amino homolog. Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul
dimana antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi dan
sel Host. Sehingga bisa menyebabkan terjadinya reaksi silang Limfosit
dengan sel Host sehingga mencetuskan reaksi imunologis (Suarjana,
2009).
5. Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo,
2012).

C. Tanda dan gejala rematik


Manfestasi artikular RA terjadi secara simetris berupa inflamasi sendi,
bursa, dan sarung tendo yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan
kekakuan sendi, serta hidrops ringan (Sjamsuhidajat,2010). Tanda kardinal
inflamasi berupa nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba hangat mungkin
ditemukan pada awalatau selama kekambuhan, namunkemerahan dan perabaan
hangat mungkin tidak dijumpai pada RA kronik (Surjana, 2009).

D. Cara pencegahan rematik


1. Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk
mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan
membebani sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena
rematik. Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.
2. Konsumsi Ikan
Omega-3 dan asam lemak yang terdapat pada ikan salmon, tuna, trout,
dll, dapat melawan peradangan sehingga baik untuk penderita RA.
Omega-3 pada ikan dan minyak ikan juga dapat membantu redakan
nyeri sendi dan kaku badan di pagi hari. Jika anda tidak suka makan
ikan, bisa beralih dengan mengkonsumsi suplemen omega-3.
3. Pilih Lemak Nabati
Lemak jenuh, yang banyak terdapat pada mentega dan daging merah,
dapat memicu peradangan. Batasilah dan beralihlah ke lemak nabati,
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan dan alpukat. Beralihlah
dari mentega ke minyak nabati seperti minyak zaitun, yang mampu
meredakan nyeri dan peradangan.
4. Lengkapi Serat dengan Gandum Utuh
Serat baik untuk pencernaan, dan dapat membantu redakan
peradangan. Pilihlah roti, biskuit, atau sereal yang terbuat dari whole
grain atau whole wheat. (Atau beralihlah dari beras putih ke beras
merah yang lebih banyak mengandung serat).
5. Makan Buah dan Sayur-Sayuran
Buah dan sayur kaya akan antioksidan yang dapat menyehatkan sistem
imun dan melawan peradangan. Jangan lupa banyak-banyak konsumsi
sayuran yang berdaun hijau sebagai sumber serat dan asam folat. Asam
folat dapat meminimalisir efek samping obat RA berjenis
methotrexate.
6. Polong-polongan (kacang kedelai, kacang merah, kacang panjang,
kacang hijau, kacang ercis, dsb)
Polong-polongan merupakan sumber serat sekaligus protein. Serat
dapat mengurangi peradangan RA, dan protein menjaga otot tetap
sehat untuk sendi yang kuat.
7. Lengkapi dengan Kalsium
Kalsium dan vitamin D sangat penting bagi penderita RA. Keduanya
dapat mencegah pengeroposan tulang akibat efek samping pengobatan
RA dengan kortikostreroid. Susu, keju, yogurt dan berbagai produk
susu, merupakan sumber kalsium yang baik. Jika anda tidak bisa
mengkonsumsi produk susu, gantilah dengan hati sapi dan kuning telur
untuk vitamin D, sayuran hijau untuk kalsium, dan ikan berlemak
untuk mendapatkan keduanya. Selain itu, anda dapat pula
menggantinya dengan suplemen makanan.

8. Berhati-hati dengan terong-terongan


Beberapa orang mengaggap makanan dari jenis terong-terongan
(Solanaceae) seperti tomat, kentang, terong, dan paprika dapat
memperburuk gejala RA. Cobalah dulu berhenti mengkonsumsinya
selama 2 minggu, dan lihatlah bagaimana reaksinya ketika dikonsumsi
kembali.
9. Perbanyak bumbu
Bumbu dapur seperti kunyit dan jahe dapat mengurangi peradangan.
Namun apabila anda memiliki masalah dengan darah, sebaiknya
konsultasikan dulu dengan dokter anda karena bumbu tersebut dapat
memicu lebih mudah terjadinya perdarahan.
10. Minum Teh Hijau
Teh hijau meredakan peradangan dan kerusakan sendi akibat RA. Teh
juga mengandung antioksidan poliphenol yang dapat memperbaiki
sistem imun.

You might also like