You are on page 1of 38

MENGENAL TEST

FAKTOR YANG MEMICU

AlergI
ALERGI
ALERGI
a. Serbuk sari, Asap rokok, Debu, Bulu atau 1. Skin prick (tes tusuk kulit)
rambut , dan binatang Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap
b. Jenis makanan dan minuman tertentu alergen hirup dan makanan. Tes ini

c. Kontak dengan suhu atau air yang sangat dilakukan dikulit lengan bawah sisi dalam
dingin atau panas
2. Patch test (test tempel)
d. Obat-obatan & Zat-zat kimia
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak
terhadap bahan kimia. Tes ini dilakukan
dikulit punggung

3. RAST (radio allergo sorbent test)


Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap
alergen hirup dan makanan. Tes ini
memerlukan sampel serum darah sebanyak
2 cc.
4. Skin test (test kulit)
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi
PENANGANAN ALERGI terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan DHEA ARYANTI DONO
1. Hindari faktor pemicu alergi dibawah kulit lngan bawah dengan cara 34403515036
2. Minum obat-obatan sesuai resep dokter menyuntikkan obat yang akan di tes di
3. Suntikan alergi (immuno terapi) lapisan bawah kulit.

Ingat test ini hanya


dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan. AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN CIANJUR
Bukan untuk di BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
lakukan sendiri !!! 2016
PENGERTIAN Jenis Alergi PENYAKIT AKIBAT ALERGI
Alergi adalah perubahan 1. ASMA
respon pertahanan tubuh
1. ALERGI TERHADAP UDARA
Peradangan dan
Terjadi Karena udara yang terkontaminasi
yang berlebihan untuk penyempitan saluran
polusi masuk kedalam saluran pernapasan
menerima atau Karena pernapasan sehingga
manusia yang menyebabkan alergi
tidak tahan terhadap zat pasokan oksigen
sehingga terjadi penyakit.
yang tidak berbahaya menjadi kurang.
2. ALERGI TERHADAP Makanan
Faktor yang mempengaruhi Terjadi Karena reaksi system kekebalan 2. Rhinitis
terjadniya Alergi tubuh yang berlebihan menanggapi Iritasi & peradangan
1. Genetik atau Keturunan makanan dan minuman atau zat nutrisi dari selaput lendir di
yang masuk itu dianggap berbahaya. dalam hidung gejalanya
2. Psikis atau tekanan emosi seseorang
3. ALERGI TERHADAP HEWAN hidung tersumbat dan
3. Lingkungan dalam rumah dan luar rumah
Terjadi Karena reaksi tubuh yang terkena bersin terus menerus.
yang terdapat faktor pemicu alergi.
paparan bulu, kutu, dan air liur hewan
4. Daya tahan tubuh seseorang 3, Urticaria
menanggapi benda dan zat tersebut
Penyakit ini sering di sebut
5. Orang yang memiliki sensitifitas terhadap berbahaya secara berlebihan.
dengan kaligata biasanya
allergen (pemicu alergi).
4. ALERGI TERHADAP SUHU ini di sebabkan alergi
Tanda & gejala alergi Terjadi Karena kelainan system kekebalan terhadap suhu , hewan dan
tubuh yang tidak mampu menyesuaikan makanan
1. Bentol kemerahan menyebar ke pipi, leher
dirinya pada suhu Panas & Dingin.
tangan dan bagian lipatan tubuh. 4. KONJUNGTIVITIS
2. Sesak nafas, Nafas berbunyi (mengi), Peradangan pada mata
Batuk, Hidung tersumbat, bersin-bersin.. sehingga mata berwarna
3. Gatal tenggorokan, Mual dan muntah, merah di sertai gatal,
Diare, Kehilangan nafsu makan. perih, & seperti ada
4. Pembengkakan dihidung, muka dan bibir. butiran pasir di mata.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ALERGI

Disusun oleh :

Dhea Aryanti Dono

NIM. 34403515036

AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
JL. Raya Pasir Gede, No. 19, Bojong Herang, Kec. Cianjur, Telp.(0263)
267206.Fax.270953 Cianjur 4321
2015/2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Alergi

Sasaran : Masyarakat

Hari/tanggal : Kamis 22 Desember 2016

Waktu Pertemuan : 35 Menit

Tempat : Aula Kantor Desa Bojong Herang - Cianjur

Pemberi materi : Dhea Aryanti Dono

A. Latar Belakang
Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri
menunjukkan bahwa angka kejadian alergi terus meningkat alergi
merupakan kasus yang cukup mendominasi kunjungan penderita di klinik
rawat jalan Pelayanan Kesehatan Anak, Masyarakat umum dan Keluarga. .
Setiap saat 30% warga di desa Bojong Herang berkembang menjadi
alergi. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 10%
mempunyai astma, 35% orang mempunyai dermatitis (alergi kulit).
Kasus alergi masih banyak yang belum diperhatikan dengan baik
dan benar baik oleh masyarakat kita Beberapa masyarakat , terutama orang
tua yang mempunyai anak alergi sering terlihat putus asa karena penyakit
tersebut sering kambuh dan terulang padahal anak sudah berkali-kaliminum
obat bahkan antibiotika yang paling ampuh sekalipun.
Alergi tidak sesederhana seperti yang pernah diketahui. Penyakit ini
bukan sekedar dapat mengakibatkan batuk, pilek, sesak dan gatal melainkan
dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin
bisa terjadi .
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang
disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak
terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan
reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen.
Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan
berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan,
melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit.
Resiko dan tanda alergi dapat diketahui sejak anak dilahirkan bahkan sejak
dalam kandungan pun kadang-kadang sudah dapat terdeteksi.
Maka dari itu penyuluhan tentang alergi ini sangat di perlukan agar
masyarakat mendapat wawasan baru dan dapat melindungi keluarganya
secara mandiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang Alergi di aula kantor
bojong herang Cianjur, masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang Alergi dan dapat melakukan pencegahan dan penanganan
secara mandiri bagi diri sendiri dan keluarganya.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah dillakukan penyuluhan selama 35 menit di harapkan
masyarakat dapat :

a. Menjelaskan Pengertian Alergi


b. Menyebutkan Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Alergi
c. Menyebutkan Tanda Dan Gejala Alergi
d. Menyebutkan Atau Menjelaskan Jenis Alergi
e. Menyebutkan Penyakit Akibat Alergi
f. Menyebutkan Pemicu Alergi
g. Menyebutkan Penanganan Alergi
h. Mengetahui Test Alergi
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Alergi
2. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Alergi
3. Tanda Dan Gejala Alergi
4. Atau Menjelaskan Jenis Alergi
5. Penyakit Akibat Alergi
6. Pemicu Alergi
7. Penanganan Alergi
8. Mengenal Test Alergi

D. Metode
Ceramah

E. Media
Leaflet.
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Waktu Kegiatan peserta

1 Pendahuluan

a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri dan b. Mendengarkan dan
Menjelaskan maksud, memperhatikan
5 menit
tujuan penyuluhan c. Menyetujui kontak
c. Membuat kontrak waktu d. Mengutarakan
d. Menggali apersepsi pengetahuan tentang alergi
Keluarga tentang alergi e. Mendengarkan
e. Memberikan Apresiasi
terhadap masyarakat yang
telah menjawab
pertanyaan
2 Kegiatan Inti

a. Memberikan penjelasan a. Menyimak


materi penyuluhan b. Bertanya
tentang alergi c. Memperhatikan
25
b. Memberikan kesempatan
menit
kepada masyarakat untuk
bertanya.
c. Menjawab pertanyaan
dari masyarakat
3 Penutup 5 menit

a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan


penyuluhan bersama b. Menjawab
masyarakat c. Menjawab salam
b. Memberikan evaluasi
secara lisan
c. Memberikan salam
penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
5. Jenis soal :
a. Sebutkan Tanda gejala terjadinya alergi ?
1. Biduran (urtikaria)
2. Sesak nafas
3. Nafas berbunyi (mengi)
4. Batuk
5. Hidung tersumbat
6. Gatal tenggorokan
7. Mual dan muntah
8. Diare
9. Kehilangan nafsu makan
10. Gatal-gatal, kemerahan di pipi, leher, pergelangan tangan,
lipatan siku, lutut dan lipatan paha
11. Bentol-bentol berwarna kemerahan
12. Pembengkakan dihidung, muka dan bibir.
b. Bagaimana penanganan agar alergi tidak kambuh ?
1. Hindari faktor pemicu alergi
2. Minum obat-obatan sesuai resep dokter
3. Suntikan alergi (immuno terapi)
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Di dalam rumah
Jangan memelihara hewan karena serpihan kulitnya
dapat menyebabkan alergi
Singkirkan kasur dan bantal kapuk
Singkirkan selimut wol
Ganti mainan anak dengan bahan plastik, jangan yang
berbulu atau wol
Pilih karpet yang tidak berbulu
Pakaian dari bahan wol sebaiknya diganti dengan bahan
katun
Bersihkan buku, majalan dan arsip
Jangan menggunakan kipas angin
Jangan merokok di dalam rumah
Singkirkan bunga yang menyebarkan serbuk sari
Jangan ada asbak di dalam rumah
b. Di luar rumah
Menghindari serbuk sari bungan dan bulu hewan
Menghindari lingkungan yang berpolusi
Gunakan masker
Perhatikan makanan di luar rumah.
Bawa obat P3K dan obat yang disarankan oleh dokter.
c. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh alergi yang sering muncul ?
1. Asma
2. Urticaria
3. Konjuntivitis
4. Rhinitis
ALERGI

A. Pengertian
Alergi adalah kelainan sistem kekebalan tubuh manusia. Dimana tubuh
manusia menjadi sangat sensitif dan memberi respon yang sangat berlebihan terhadap
lingkungan atau bahan-bahan tertentu (Alergen) yang sebenarnya oleh orang normal
tidak dianggap berbahaya.

Alergi adalah perubahan respon pertahanan tubuh yang berlebihan untuk


menerima atau Karena tidak tahan terhadap zat yang tidak berbahaya. Namun, sebagian
besar para pakar lebih suka menggunakan istilah alergi dalam kaitannya dengan respon
imun berlebihan yang menimbulkan penyakit atau yang disebut reaksi
hipersensitivitas.

B. Faktor yang mempengaruhi terjadinya alergi


1. Genetik atau Keturunan
2. Psikis atau tekanan emosi seseorang
3. Lingkungan dalam rumah dan luar rumah yang terdapat factor pemicu
alergi.
4. Daya tahan tubuh seseorang
5. Orang yang memiliki sensitifitas terhadap allergen. (pemicu alerhi)
C. Tanda dan gejala alergi
13. Biduran (urtikaria)
14. Sesak nafas
15. Nafas berbunyi (mengi)
16. Batuk
17. Hidung tersumbat
18. Gatal tenggorokan
19. Mual dan muntah
20. Diare
21. Kehilangan nafsu makan
22. Gatal-gatal, kemerahan di pipi, leher, pergelangan tangan, lipatan siku, lutut
dan lipatan paha
23. Bentol-bentol berwarna kemerahan
24. Pembengkakan dihidung, muka dan bibir.
D. Jenis Alergi
a. Alergi terhadap Udara
Ini terjadi Karena udara yang terkontaminasi polusi masuk kedalam
saluran pernapasan manusia dalam saluran pernapasan terdapat imun,
Karena adanya Kelaina pada imun zat polusi bagi orang normal tidak
berbahaya, namun pada kasus ini imun menganggap berbahaya dan
menyerangnya dengan kekuatan penuh. menyebabkan alergi sehingga
terjadi penyakit. Asma, Rhinitis, Sinusitis, Mual, Pusing, Sesak nafas
disertai mengi.
b. Alergi terhadap Makana
Ini terjadi Karena reaksi system kekebalan tubuh yang berlebihan
menanggapi makanan dan minuman atau zat nutrisi yang masuk itu
berbahaya. Sehingga dampak merugikan yang di terima tubuh
menyebabkan timbulnya penyaki seperti dermatitis, Urtikaria, cacar,
bengkak, mual & muntah, diare, tidak nafsu makan.
c. Alergi terhadap Hewan
Ini terjadi Karena reaksi tubuh yang terkena paparan bulu, kutu, dan
air liur hewan menanggapi benda & zat tersebut berbahaya secara
berlebihan. Hal ini mengakibatkan munculnya penyakit seperti asma,
rhinitis, bersin-bersin, gatal-gatal, bentol merah yang menjalar dan
muncul di daerah lipatan daerah tubuh.
d. Alergi terhadap Suhu
Ini terjadi Karena kelainan system kekebalan tubuh yang tidak
mampu menyesuaikan dirinya pada suhu Panas & Dingin. Imun yang
tidak bisa beradaptasi ini menimbulkan dampak buruk bagi tubuh dan
timbul penyakit seperti, biang keringat, kaligata, sesak nafas, pusing,
mual dan muntah.
E. Penyakit Akibat Alergi
a. Asma

Asama adalah perdangan saluran pernapasan yang mengakibatkan


kesulitan bernapas karena menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan
udara ke paru-paru menjadi berkurang. Asma tidak selalu disebut alergi, namun
disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh alergen yang terhirup. Gejala-
gejala asma yng umum adalah nafas pendek, batuk, nafas berbyuni (mengi) dan
dada sesak.

b. Alergi selaput lendir hidung (rhinitis)

Alergi jenis ini dapat di diagnosis karena ada peradangan di dalam saluran
hidung. Ini memicu berbagai gejala yang lain termasuk hidung tersumbat dan gatal,
bersin-bersin, mata berair, hidung beringus, dan hidung berair. Alergi selaput
lendir hidung secara garis besar digolongkan menjadi dua grup yaitu teres menerus
dan musiman. Alergi yang terus menerus disebabkan oleh kontak dengan alergen
secara terus menerus seperti debu dan tungau (kutu mikroskopik), jamur dan bulu
binatang. Alergi yang jenis musiman disebut sebagai demam rumput kering (hay
fever), disebabkan serbuk sari yang terbang musiman.

c. Alergi mata atau konjungtivitis

Alergi ini disebabkan oleh peradangan selaput yang meliputi bola mata
dan struktur dibawah bola mata. Ada 5 gejalan umum dari alergi konjungtivitis
yaitu bertambahnya produksi air mata, putih mata menjadi merah begitu juga
bagian dalam kelopak mata, mata menjadi gatal, pandangan kabur dan
pembengkakan kolopak mata atau sekitarnya.

d. Alergi Urticaria

Urticaria (bidur, kaligata) merupakan statu kelainan alergi pada kulit yang
berbentuk bentol berwarna merah disertai rasa gatal dengan usuran diameter yang
berfariasi dari 2 mm sampai beberapa cm. Urticaria ini dapat tersebar pada
berbagai tempat di kulit. Urticaria akut ini juga dapat terjadi pada orang sehat
akibat infeksi virus parasit atau tanpa sebab yang jelas. Pada penderita alergi,
urticaria akut dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu,
bahan-bahan alergen seperti makanan, debu, tungau debu rumah, atau gigitan
serangga. Selain oleh karena alergi,urticaria juga dapat disebabkan oleh suhu yang
dingin, panas, tekanan, goresan, dll.

Gejala urticaria ini dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak
dengan bahan penyebab. Sebagian besar yaitu sekitar 75 % urticaria yang kronik
sulit diketahui sebabnya. Madang-kadang gejala urticaria dapat menjadi berat
dengan gejala penyerta yaitu syok anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan pada urticaria umumnya sama dengan penyakit alergi lanilla yaitu
menghindari factor penyebab.

F. Pemicu Alergi
Alergi disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu hipersensitif.
Sistem kekebalan tubuh ini keliru mengidentifikasi bahan yang tidak berbahaya dan
kemudian menyerangnya dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang
diperlukan

pemicunya adalah:

1. Serbuk sari
2. Asap rokok
3. Debu
4. Bulu atau rambut , dan binatang
5. Jenis makanan dan minuman tertentu
6. Kontak dengan udara atau air yang sangat dingin atau panas
7. Obat-obatan
8. Zat-zat kimia

G. Penanganan Alergi
5. Hindari faktor pemicu alergi
6. Minum obat-obatan sesuai resep dokter
7. Suntikan alergi (immuno terapi)
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
c. Di dalam rumah
Jangan memelihara hewan karena serpihan kulitnya dapat
menyebabkan alergi
Singkirkan kasur dan bantal kapuk
Singkirkan selimut wol
Ganti mainan anak dengan bahan plastik, jangan yang berbulu atau
wol
Pilih karpet yang tidak berbulu
Pakaian dari bahan wol sebaiknya diganti dengan bahan katun
Bersihkan buku, majalan dan arsip
Jangan menggunakan kipas angin
Jangan merokok di dalam rumah
Singkirkan bunga yang menyebarkan serbuk sari
Jangan ada asbak di dalam rumah
d. Di luar rumah
Menghindari serbuk sari bungan dan bulu hewan
Menghindari lingkungan yang berpolusi
Gunakan masker
Perhatikan makanan di luar rumah.
Bawa obat P3K dan obat yang disarankan oleh dokter.

H. Mengenal Test Alergi
a. Skin prick (tes tusuk kulit)
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
Tes ini dilakukan dikulit lengan bawah sisi dalam. Lalu alergen yang di uji
di tusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata
jarum 2 mm) sehingga tidak menimbulkan luka, berdarah dikulit. Hasilnya
dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit bila positif alergi tehdapa
alergen tertentu akan timbul bentol merah dan gatal.
b. Patch test (test tempel)
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia. Tes
ini dilakukan dikulit punggung. Hasil tes ini dapat dibaca setelah 48 jam.
Bila positif terhadap bahan kimia tertentu akan timbul bercak kemerahan
pada kulit
c. RAST (radio allergo sorbent test)
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan
makanan. Tes ini memerlukan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu
serum darah tersebut diproses dengan mesin komputerasi khusus. Hasilnya
dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini adalah dapat dilakukan pada
semua usia dan tidak dipengaruhi oleh obat-obatan.
d. Skin test (test kulit)
ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang
disuntikkan. Dilakukan dibawah kulit lngan bawah dengan cara
menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit. Hasil tes baru
dapat dibaca setelah 15 menit dan bila positif akan timbul bentol, merah dan
gatal-gatal
ALERGI

A. Pengertian alergi
Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul
segera atau dalam rentang waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan
zat yang tertentu (alergen). Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, tubuh
serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh akan memproteksi tubuh dari daya rusak
yang dilakukan benda asing tersebut. Akan tetapi, jika tubuh melakukan reaksi
yang berlebihan atas substansi pelemah tersebut, terjadi hipersensitifitas.
Reaksi abnormal terhadap zat asing bisa menyebabkan berbagai macam reaksi
dari gatal-gatal minor hingga kematian. Contoh alergi termasuk :
Hay fever : alergi hidung
Asma : alergi paru-paru
Eksim : alergi kulit
Kaligata : alergi kulit
Alergi makanan : alergi usus
Konjungtivitis : alergi mata
Sifat-sifat alergi :

a. Pencetus suatu alergi disebut alergen. Debu, pollen, tumbuh-tumbuhan


tertentu, obat-obatan, jenis makanan spesifik, bulu serangga, virus,
atau bakteri tergolong dalam hal ini.
b. Reaksi yang terjadi bisa timbul di satu titik, seperti di kulit, bulu mata,
atau mungkin juga di sekujur tubuh.
c. Biasanya timbul satu atau beberapa gejala pengiring yang mengikuti
reaksi alergi.
B. Alergen
Menurut ilmu imunologi, alergen adalah senyawa yang dapat
menginduksi imunoglobulin E (IgE) melalui paparan berupa inhalasi (dihirup),
ingesti (proses menelan), kontak, ataupun injeksi. Respon tubuh terhadap suatu
alergen terjadi melalui proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sifat inang, lingkungan, dan sifat fisik dari alergen. Sebagian besar
alergen merupakan protein yang dapat merangsang respon imun tubuh melalui
reaksi enzimatik atau aktivasi reseptor pada sel epitelium mukosa secara
langsung.
a. Alergen inhalatif atau alergen yang masuk melalui saluran pernafasan.
Contohnya: serbuk sari tumbuh-tumbuhan (rumput, macam-macam pohon,
dsb), spora jamur (aspergillus, cladosporium, penicillium, alternaria dsb),
debu atau bubuk bahan-bahan kimia atau dari jenis padi-padian/gandum-
ganduman (gandum, gandum hitam dsb), uap formalin dll.
b. Alergen ingestif atau alergen yang masuk melalui saluran pencernaan: susu,
putih telur, ikan laut atau ikan air tawar, udang, makanan asal tumbuhan
(kacang-kacangan, arbei, madu dsb), obat-obat telan.
c. Alergen kontak atau alergen yang menimbulkan reaksi waktu bersentuhan
dengan kulit atau selaput lendir: zat-zat kimia, zat-zat sintetik (plastik, obat-
obatan, bahan desinfeksi dll), bahan-bahan yang berasal dari hewan (sutera,
woll dll) atau dari tumbuh-tumbuhan (jamur, getah atau damar dsb).
d. Alergen yang memasuki tubuh melalui suntikan atau sengatan: obat-
obatan, vaksin, racun atau bisa dari serangga seperti lebah atau semut
merah).
e. Implant dari bahan sintetik atau logam (tertentu), bahan-bahan yang
digunakan dokter gigi untuk mengisi lubang di gigi.
f. Autoalergen ialah zat dari organisme itu sendiri yang keluar dari sel-sel
yang rusak atau pada proses nekrosa jaringan akibat infeksi atau reaksi
toksik/keracunan.
1. Antibodi

Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma globulin) adalah


glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-
B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen
tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Sistem imunitas manusia
ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk
melawan antigen. Antibodi dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan
virus. Molekul antibodi beredar di dalam pembuluh darah dan memasuki
jaringan tubuh melalui proses peradangan. Mereka terbuat dari sedikit
struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat
besar dan dua rantai ringan.

Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan


beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas
(en:isotype) yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat. Lima isotype
antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan
memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun
yang tepat untuk tiap tipe benda asing berlainan yang masuk ke dalam
tubuh, yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE.

2. Faktor-faktor pendukung terjadinya alergi


Kesediaan atau kecenderungan sebuah organisme untuk bereaksi secara
berlebihan terhadap zat-zat asing akibat kemampuan organisme itu
untuk memproduksi antibodi dengan berlebihan. Kelabilan struktur
pembuluh daah ikut mendukung hal ini.
Terjadi kontak dengan antigen dalam jumlah tinggi sekali (extreme
exposure).
Kecenderungan untuk menjaga kebersihan secara berlebihan juga bisa
mendukung terbentuknya penyakit alergi, karena kemungkinan tubuh
tidak terbiasa lagi kontak dengan antigen sebagai akibat disingkirkannya
antigen-antigen tersebut secara mutlak.
Orang-orang tertentu yang mudah terjangkiti reaksi alergi :

Pernah mengalami alergi tertentu pada masa sebelumnya


Penderita asma
Orang yang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya
Penderita polip
Penderita infeksi pada sinus, telinga, atau pangkal tenggorokkan
Orang yang memiliki kulit sensitif

C. Macam-macam alergi
a. Alergi makanan
Alergi makanan adalah respon tubuh yang tidak wajar terhadap suatu
makanan yang diakibatkan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan
gejala yang spesifik pula. Zat penyebabnya (alergen) dapat berupa
protein yang tidak rusak ketika proses memasak atau saat berada di
keasaman lambung. Akibatnya, alergen dapat masuk ke peredaran darah
hingga mencapai organ tertentu dan menimbulkan reaksi alergi.
Alergi makanan ini bisa dialami oleh siapa saja. Umumnya makanan
seperti susu, telur, seafood, kacang-kacangan, makanan berpengawet,
dan wijen sering menimbulkan reaksi alergi. Indikasi bahwa seseorang
mengalami alergi makanan, diantaranya terdapat tanda-tanda sebagai
berikut :
Lidah dan tenggorokkan terasa kering dan gatal
Napas menjadi tersengal-sengal dan sesak
Perut mual, kembung, nyeri ulu hati
Diare dan/atau muntah
Kulit menjadi gatal-gatal atau ruam
Mata terasa gatal, merah, dan perih
Batuk
Bibir dan tenggorokkan bengkak
Hidung berair dan tersumbat
b. Alergi debu
Orang yang memiliki alergi debu akan sangat rentan terhadap debu yang
umum dijumpai di rumah atau di luar rumah. Namun sebetulnya, yang
harus diwaspadai adalah tungau debu penyebab alergi. Tungau debu
adalah komponen debu yang berupa sejenis binatang yang sangat kecil.
Biasanya ia hidup di kasur atau bantal berisi kapuk, kain, karpet, tirai,
mainan berbulu, selimut dan sebagainya.
Debu yang tersebar di berbagai sudut rumah akan terhirup oleh
penderita ketika ia menghirup napas. Hal inilah yang akan memicu
terjadinya alergi. Gejala yang umum terjadi pada penderita alergi debu
rumah adalah bersin-bersin dengan frekuensi yang sering, pilek, hidung
berair, rasa gatal pada hidung, dan hidung tersumbat.
c. Alergi kulit
Penderita alergi kulit sangat rentan terhadap zat-zat atau bahan kimia
tertentu yang biasa terkandung dalam kosmetik, detergen, sabun mandi,
karet, perhiasan imitasi, dan sebagainya yang dapat menyebabkan iritasi
pada kulit. Alergi kulit ini cenderung bersifat penyakit turunan.
Gejala pada alergi kulit ditandai dengan gatal-gatal atau ruam pada kulit,
kulit berwarna kemerahan, bengkak, dan lecet. Bagi penderita sebaiknya
menghindari kontak langsung dengan bahan atau senyawa yang dapat
menimbulkan iritasi pada kulit. Lebih baik untuk tidak menggaruk kulit
jika terasa gatal.
d. Alergi udara dingin
Alergi terhadap udara dingin merupakan peradangan di sekitar saluran
hidung (mukosa) yang ditimbulkan oleh alergen berupa udara dingin.
Alergi udara dingin ini menyerang sistem kekebalan tubuh yang bisa
mengakibatkan bengkak pada jaringan dalam hidung, sehingga hidung
pun tersumbat.
Alergi udara dingin seringkali diidentikkan dengan penyakit flu.
Padahal keduanya adalah penyakit yang berbeda. Pada penderita alergi
gejala dingin tidak menunjukkan gejala demam. Namun, penderita
sering mengalami bersin-bersin, tenggorokkan terasa gatal, dan
biasanya disertai mata merah dan berair.

D. Reaksi alergi

Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringan tubuh


akan melakukan suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut.
Sel darah putih akan menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen.
Proses ini disebut sensitisasi. Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak
substansi yang menyebabkan penyakit. Pada reaksi alergi, antibodi dikenal
sebagai Immunoglobulin E atau IgE.

Antibodi ini memerintah para mediator untuk memproduksi semacam


zat yang mampu mengurangi kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen.
Mediator yang umum dikenal diantaranya adalah histamin. Mediator
mempunyai efek meningkatkan aktivitas sel darah putih. Inilah yang
memungkinkan terjadinya gejala yang mengikuti. Jika hadirnya mediator dirasa
sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan telah berakhir.

Dikenal 4 macam mekanisme terjadinya alergi, yaitu:

a. Type I (reaksi anafilaktis dini): Setelah kontak pertama dengan


antigen/alergen, di tubuh akan dibentuk antibodi jenis IgE (proses
sensibilisasi). Pada kontak selanjutnya, akan terbentuk kompleks
antigen-antibodi. Dalam proses ini zat-zat mediator (histamin,
serotonin, brdikinin, SRS= slow reacting substances of anaphylaxis)
akan dilepaskan ke sirkulasi tubuh. Jaringan yang terutama bereaksi
terhadap zat-zat tersebut ialah otot-otot polos (smooth muscles) yang
akan mengerut (berkontraksi). Juga terjadi peningkatan permeabilitas
(ketembusan) dari kapiler endotelial, sehingga cairan plasma darah akan
meresap keluar dari pembuluh ke jaringan. Hal ini mengakibatkan
pengentalan darah dengan efek klinisnya hipovolemia berat. Gejala-
gejala atau tanda-tanda dari reaksi dini anafilaktis ialah: shok
anafilaktis urtikaria, edema Quincke kambuhnya/eksaserbasi asthma
bronchiale rinitis vasomotorica
b. Type II (reaksi imu sitotoksis): Reaksi ini terjadi antara antibodi dari
kelas IgG dan IgM atau IgA dengan bagian-bagian membran sel yang
bersifat antigen, sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa
komplementer yang akan menyebabkan lisis sel. Contoh: reaksi setelah
transfusi darah, morbus hemolitikus neonatorum, anemia hemolitis,
leukopeni, trombopeni dan penyakit-penyakit autoimun.
c. Type III (reaksi berlebihan oleh kompleks imun = immune complex =
precipitate): Reaksi ini merupakan reaksi inflamasi atau peradangan
lokal/setempat (Type Arthus) setelah penyuntikan intrakutan atau
subkutan ke dua dari sebuah alergen. Proses ini berlangsung di dinding
pembuluh darah. Dalam reaksi ini terjadi interaksi antara antibodi IgG
dengan antigen dalam sirkulasi, terbentuk komplemen-komplemen
intravasal yang melekat pada jaingan dan mengakibatkan terjadinya
kerusakan endotelium kapiler dan kematian atau nekrosis jaringan.
Contoh: fenomena Arthus, serum sickness, lupus eritematodes,
periarteriitis nodosa, artritis rematoida.
d. Type IV (Reaksi lambat type tuberkulin): Reaksi ini baru mulai
beberapa jam atau sampai beberapa hari setelah terjadinya kontak, dan
merupakan reaksi dari t-limfosit yang telah tersensibilisasi oleh
kompleks antigen-hapten-protein. Prosesnya merupakan proses
inflamatoris atau peradangan seluler dengan nekrosis jaringan dan
pengubahan fibrinoid pembuluh-pembuluh yang bersangkutan. Contoh:
reaksi tuberkulin (pada tes kulit tuberkulosa), contact eczema, contact
dermatitis, penyakit autoimun (poliarthritis, colitis ulcerosa) dll).

E. Tes alergi
Tes kulit sangat bermanfaat untuk menentukan alergen penyebab terjadinya
reaksi alergi. Larutan encer yang terbuat dari saripati pohon, rumput, rumput
liar, serbuk tanaman, debu, bulu binatang, racun serangga, makanan dan
beberapa jenis obat secara terpisah disuntikkan pada kulit dalam jumlah
yang sangat kecil. Jika terdapat alergi terhadap satu atau beberapa bahan
tersebut, maka pada tempat penyuntikkan akan terbentuk bentol
(pembengkakan seperti kaligata yang sekelilingnya merah) dalam waktu 15-
20 menit.
Tes RAS (radioallergosorbent) dilakukan untuk mengukur kadar antibodi
IgE dalam darah yang spesifik untuk alergen individual. Hal ini bisa
membantu mendiagnosis reaksi alerki kulit, rinitis alergika musiman atau
asma alergika.
Tes epikutan: pembubuhan alergen-alergen yang dicurigai bisa menjadi
penyebabnya ke atas foil khusus, yang kemudian ditempelkan (biasanya) ke
punggung penderita. Pada reaksi positif, maka akan timbul bercak merah
pada alergen atau alergen-alergen tersebut.
Tes intrakutan: setelah kulit di lengan bawah (lihat gambar) ditoreh
dengan jarum dan ditandai, lalu pada luka-luka torehan dibubuhkan alergen-
alergen yang dipilih (biasanya dipilih yang paling sering menjadi
penyebab). Setelah beberapa waktu, jika ternyata positif, maka pada alergen
tersebut akan timbul indurasi yang dikelilingi bercak merah. Tergantung
garis tengah indurasi masing-masing, maka gradasi atau tingkat kepekaan
terhadap alergen tersebut disebutkan dengan: negatif/tidak
pasti/lemah/positif/positif kuat atau dengan / (+) / + / ++ / +++ / ++++ .
tes eksposisi inhalatif: khusus bagi penderita yang dicurigai menderita
ekstrinsik atau alergik bronkial asma, kecuali jika dalam anamsesa
(pemeriksaan riwayat penyakit) sudah terbukti bahwa penderita tersebut
mengalami sesak napas terhadap eksposisi suatu alergen. Tes eksposisi
inhalatif dengan alergen tersebut tidak dianjurkan, karena jelas berbahaya
dengan memungkinkan timbulnya reaksi yang parah dengan sesak nafas
berat yang bisa sampai menyebabkan kematian. Karena itu sebelum tes ini
harus dipastikan, bahwa obat-obatan seperti kortison, antihistaminikum,
epinefrin, cairan infus serta alat-alat untuk resusitasi termasuk intubasi
sudah tersedia lengkap. Setelah persiapan-persiapan di atas, pemeriksaan
dimulai dengan pelaksanaan spirometri. Jika ternyata pada pasien sudah
dapat dibuktikan adanya obstruksi bronkial, maka tes tidak boleh
dilaksanakan. Kecuali kalau obstruksinya hanya ringan sekali. Dalam hal
ini dan jika tidak ada obstruksi, maka tes bisa dimulai dengan
menyemprotkan alergen ke lubang hidung atau pasien harus menghirup
alergen tersebut dari nebulizer.

F. Pencegahan dan Pengobatan alergi


Menghindari alergen
Imunoterapi
Terapi ini melakukan pemberian ulang jenis zat yang diketahui
menimbulkan reaksi alergi pada pasien tersebut. Pendekatan imunoterapi
merupakan pencegahan dan perlindungan dari gejala alergi dan reaksi
radang yang dapat timbul bila pasien kontak dengan alergen.
Terapi terkini adalah bioresonansi. Cara ini dapat mengatasi gejala
alergi. Terapi ini menggunakan pendekatan ilmu fisika
gelombang/kuantum. Dalam biofisika, setiap substansi terdiri dari energi,
juga menghasilkan energi. Dengan energi yang berupa
gelombang/resonansi (getaran) inilah, sel-sel tubuh berkomunikasi satu
sama lain pada frekuensi tertentu. Jika komunikasi antarsel ini berjalan
harmonis, berarti orang itu berada dalam kondisi sehat. Namun jika
komunikasi antarsel ini terganggu oleh substansi yang memiliki frekuensi
gelombang lain, fungsi organ tubuh juga dapat terganggu. Dalam kasus
alergi, gangguan ini berkenaan dengan sistem kekebalan tubuh.
Dengan menggunakan alat Bicorn Bioresonance, pola frekuensi
yang menimbulkan penyakit dapat diubah menjadi pola frekuensi yang
efektif dalam pemulihan fungsi kekebalan tubuh. Metode ini mampu
mengeliminasi gelombang abnormal dari bahan asing/alegen dan
mengalirkan gelombang normal tubuh sehingga akhirnya menghilangkan
sensitivitas yang berlebihan terhadap alergen tersebut. Dengan demikian,
terapi ini merangsang tubuh untuk memulihkan fungsinya sendiri.
Selain itu, imunoterapi juga dapat dilakukan dengan suntikan alergi
(imunoterapi alergen). Dengan imunoterapi, sejumlah kecil alergen
disuntikkan di bawah kulit dan dosisnya dinaikkan secara bertahap sampai
tercapai dosis pemeliharaan. Pengobatan ini merangsang tubuh untuk
menghasilkan antibodi penghalang atau antibodi penetralisir yang bertindak
sebagai pencegah terjadinya reaksi alergi. Pada akhirnya kadar antibodi IgE
dalam darah (sebagai antigen) juga turun (nilai normal 0,1-0,4 ug/ml dalam
serum).
Imunoterapi harus dilakukan secara hati-hati karena pemberian
alergen dosis tinggi yang terlalu cepat bisa menyebabkan terjadinya reaksi
alergi. Imunoterapi paling sering digunakan untuk penderita alergi terhadap
serbuk tanaman, partikel debu rumah, racun serangga dan bulu binatang.
Imunoterapi tidak dianjurkan untuk dilaksanakan pada penderita alergi
makanan karena resiko terjadinya anafilaksis.

Ada beberapa cara untuk mengobati reaksi alergi. Pilihan tentang


pengobatan dan bagaimana cara pemberian disesuaikan dengan gejala
yang dirasakan.
Untuk alergi jenis biasa seperti debu atau bulu binatang,
pengobatan yang disarankan adalah:
- Precription antihistamines, seperti cetirize (Zytrec),
fexofenadine (Allegra), ioratadine (Claritin), dapat
mengurangi gejala tanpa menyebabkan rasa kantuk.
Pengobatan ini dilakukan sesaat penderita mengalami reaksi
alergi. Jangka waktu pemakaian hanya dalam satu hari (24
jam).
- Nasal costicoroid semprot. Cara pengobatan ini dimasukkan
ke dalam mulut atau melalui injeksi. Bekerja cukup ampuh
dan aman dalam penggunaan, pengobatan ini tidak
menyebabkan efek samping. Alat semprot dapat digunakan
beberapa hari untuk meredakan reaksi alergi, dan harus
digunakan setiap hari. Contoh : fluticasone (flonase),
mometasone (nasonex), dan triamcinolone (nasacort).
Untuk reaksi alergi spesifik :
- Epinephrine
- Antihistamines, seperti diphenhydramine (Benadryl)
- Corticosteroids
G. Faktor Resiko Dan Etiologi Alergi
1. Faktor Genetis
Walaupun alergi dapat terjaid pada semua orang dan semua golongan umur,
resiko terbesar pada anak yang membawa bakat alergi yang diturunkan oleh
orang tuanya. Pada anak ini gejala alergi sering muncul. Jika salah satu
orang tua memiliki alergi, maka anak memiliki 19,8 % menderita alergi.
Dan jika kedua orang tua maka 48% menderita alergi.
2. Faktor Psikis
Psikis seperti cemass, marah dan takut dapat memicu terjadinya alergi
berupa ruam kemerahan pada kulit. Pada orang yang memiliki bakat alergi,
sifat pemarah, pencuriga dan emosional dapat menyebabkan alergi akut
pada kulit. Pada anak- anak memang jarang terjadi alergi akibat faktor
psikis.
3. Faktor lingkungan
Baru-baru ini dikatakan bahwa kejadian gangguan alergi tidak dapat
dijelaskan oleh faktor genetik saja. Empat faktor lingkungan utama
perubahan dalam paparan penyakit menular pada anak usia dini, polusi
lingkungan, tingkat alergen, dan perubahan pola makan juga mempengaruhi
terjadinya alergi.
4. Pajanan alergi
Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik dapat terjadi sejak
bayi dalam kandungan. Diketahuai adanya Ige spesifik pada janin terhadap
penisilin, gandum, telur dan susu. Pemberian ASi eksklusif dapat
mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan. (Widodo
Judarwanto,2007).
5. Faktor pencetus
Faktor pencetus yang sering mengakibatkan alergi yaitu:
Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan dengan bahan dasar
karet, debu, dan bulu binatang. Sengatan lebah, gigitan semut api, kacang-
kacangan.Suhu panas dan dingin, hujan.
6. Imaturitas usus. secara mekanik integritas mukosa usus dan perist altik
merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi
asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi alergen.
Secara imunologis, IgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina
propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus yang
imatur, sistem pertahanan tubuh masih lemah dan gagal berfungsi sehingga
memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh

H. Patofisiologi

Alergi Makanan di landasi IgE ialah Reaksinya berhubungan dengan


mekanisme imunologis, dan diperantarai olehimunoglobulin E (IgE), Tubuh
kita dilindungi dari infeksi oleh sistem kekebalan tubuh. Kita memproduksi
sejenis protein yang disebut antibodi untuk menandai kuman yang
menyebabkan infeksi. Ada berbagai jenis antibodi, dan yang menyebabkan
reaksi alergi disebut imunoglobulin E (IgE). Antibodi IgE biasanya dihasilkan
sebagai respon terhadap infeksi parasit..

Saat pertama kali kita memakan makanan penyebab alergi, sistem kekebalan
tubuh Kita merespon dengan membuat IgE. IgE dalam hal ini bertindak seperti
penyebab alergi (alergen). Ketika Kita memakan makanan itu lagi, tubuh akan
mengeluarkan antibodi IgE dan bahan kimia lainnya, termasukhistamin, untuk
mengusir protein musuh dari tubuh Kita. Histamin adalah bahan kimia kuat
yang dapat memengaruhi sistem pernafasan, saluran pencernaan, kulit, atau
sistem kardiovaskular. Sebagai akibat respon ini, gejala alergi makanan terjadi.
Gejala yang Kita rasakan tergantung pada bagian tubuh mana histamin
dilepaskan. Jika dilepaskan di telinga, hidung, dan tenggorokan, Kita mungkin
merasakan hidung dan mulut gatal, atau kesulitan bernapas atau menelan. Jika
histamin dilepaskan di kulit, Kita dapat mengembangkan gatal-gatal atau ruam.
Jika histamin dilepaskan dalam saluran pencernaan, Kita mungkin akan
mengembangkan sakit perut, kram, atau diare. Banyak orang mengalami
kombinasi gejala-gejala tersebut.
Kita tidak tahu mengapa beberapa makanan dapat menyebabkan alergi
dan yang lainnya tidak, tapi kemungkinannya adalah karena beberapa protein
dalam makanan sangat mirip dengan protein yang terdapat dalam virus dan
bakteri. Oleh karena itu, alergi biasanya adalah kecenderungan genetik di mana
sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu membedakan protein makanan
dengan virus atau bakteri. (Casanova, 2013)

I. Dampak dan Akibat Alergi

Dampak reaksi alergi sangat bervariasi tergantung letak sel mast yang
teraktivasi. Pemaparan ulang alergen memicu reaksi alergi dan efeknya terfokus
pada tempat dimana sel mast melakukan degranulasi. Pada alergi fase cepat,
mediator yang telah terbuat sebelumnya dilepaskan dan mempunyai fungsi
sangat pendek. Oleh karenanya pengaruh mediator itu terhadap pembuluh darah
dan otot polos hanya terbatas pada sekitar sel mast yang teraktivasi. Pada alergi
fase lambat reaksi juga terpusat pada titik dimana alergen itu menimbulkan
aktivasi, dan induksi alergen pada daerah tertentu juga menentukan mudah
tidaknya inflamasi dapat diatasi. Oleh karena itu reaksi alergi sangat ditentukan
oleh tiga variable utama: banyaknya IgE yang kompeten, rute alergen
diintroduksikan, dan konsentrasi alergen.
Berikut adalah contoh dampak dari adanya alergi :
1. Inhalasi alergen berasosiasi dengan rinitis dan asma.
Pernafasan merupakan jalan utama sebagai masuknya bahanbahan
alergen. Kebanyakan orang hanya terpengaruh sedikit oleh adanya alergen
yang masuk, misalnya menimbulkan bersin maupun keluarnya ingus.
Kondisi demikian ini disebut alergi rhinitis yang disebabkan oleh aktivasi
sel mast mukosa yang berada di bawah sel epitelium mukosa. Bahan alergen
misalnya serbuk sari mempunyai protein yang dapat dilepaskan dan protein
tersebut dapat berdifusi menembus membran mukosa pada hidung. Alergi
rinitis mempunyai ciri-ciri rasa gatal dan bersin-bersin berkepanjangan,
terjadi pembengkakan lokal pada hidung yang menyebabkan tersumbatnya
pernafasan.
2. Alergi pada kulit dapat berupa urtikaria dan eksim kronik
Respon fase cepat dan fase lambat dapat dilihat pada respon alergi
kulit. Kulit merupakan penghalang yang sangat efektif terhadap masuknya
bermacam-macam alergen, namun kulit dapat diterobos dengan injeksi
sejumlah kecil alergen misalnya ketika tersengat serangga. Masuknya
alergen pada epidermis atau dermis dapat menimbulkan reaksi alergi lokal.
Aktivasi sel mast secara lokal pada kulit dapat menimbulkan peningkatan
permeabilitas vaskuler secara lokal. Kejadian tersebut dapat berlangsung
sangat cepat yang dapat menyebabkan ekstravasasi cairan tubuh dan
menimbulkan pembengkakan. Aktivasi sel mast dapat menstimuli
tersekresinya bahan-bahan kimia dari ujung saraf lokal dengan cara reflek
ekson saraf sehingga terjadi vasodilasi pembuluh darah yang ada di sekitar
kulit, dan tampak warna kemerahan pada daerah kulit tersebut. Dalam
keadaan tersebut sering terjadi luka pada kulit yang disitilahkan wheal and
flare reaction. Pengertian wheal and flare reaction ini mengacu pada
keadaan dimana kulit mengalami penonjolan dan pengembangan.
3. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi sistemik yang terbatas
pada usus
Salah satu ciri makanan yang bersifat alergen adalah sulitnya dicerna
di lambung walupun enzim pepsin telah bekerja maksimum. Sehingga
makanan tersebut dapat mencapai permukaan mukosa pada usus halus
sebagai alergen yang masih utuh. Jika suatu bahan alergen termakan akan
terjadi dua macam reaksi alergi. Aktivasi sel mast mukosa yang terletak
pada saluran pencernakan menyebabkan cairan tubuh keluar dengan cara
menembus sel-sel epitel dan terjadi kontraksi otot polos, sehingga
menyebabkan diare dan terjadi muntah. Dalam hal ini belum bisa dijelaskan
mengapa sel mast jaringan ikat yang terletak pada dermis dan jaringan
subkutan dapat teraktivasi setelah allergen tercerna, misalnya oleh alergen
yang terabsorbsi dalam sirkulasi.
4. Penyakit celiac merupakan model imunopatologi yang disebabkan
antigen spesifik.
Penyakit celiac merupakan kondisi kronik dari usus halus bagian
atas yang disebabkan oleh respon imun terhadap gluten. Gluten merupakan
protein komplek yang terdapat pada wheat,oats, dan barley. Menghindari
semua makanan yang mengandung gluten akan mengembalikan fungsi
normal usus, namun penghindaran terhadap gluten tersebut harus dilakukan
selama hidup. Adapun akibat yang terjadi, antara lain :

a. Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan


kekambuhan polip hidung.
b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.
c. Sinusitis paranasal.
d. Masalah ortodonti dan efek penyakit lain dari pernafasan mulut yang
lama khususnya pada anak-anak.
e. Asma bronkial. Pasien alergi hidung memiliki resiko 4 kali lebih besar
mendapat asma bronkial.

J. Manifestasi Klinik

Gejala- gejala yang terjadi saat terjadi alergi yaitu :

No Organ/Sistem Tubuh Gejala Dan Tanda


1. Sistem Pernapasan Batuk, pilek, bersin,
sesak(astma), napas pendek,
tightness in chest, not enough air
to lungs, wheezing, mucus
bronchial , rattling and
vibration dada
2. Sistem Pembuluh Darah dan jantung Palpitasi (berdebar-
jantung debar), flushing (muka ke
merahan), nyeri dada, colaps,
pingsan, tekanan darah rendah,
denyut jantung meningkat;
tangan hangat, kedinginan,
tingling, redness or blueness of
hands; faintness;pseudo-heart
attack pain ; nyeri dada depan,
tangan kiri, bahu, leher, rahang
hingga menjalar di pergelangan
tangan.
3. Sistem Pencernaan Nyeri perut, sering diare,
kembung, muntah, sulit berak,
sering buang angin (flatus),
mulut berbau, kelaparan, haus,
saliva meningkat, Sariawan,
lidah kotor, berbetuk seperti
pulau, nyeri gigi, ulcer
symptoms, nyeri ulu hati,
kesulitan menelan, perut
keroncongan, konstipasi (sulit
buang air besar), nyeri perut,
kram perut, diarrhea, buang
angin, timbul lendir atau darah
dari rektum, anus gatal atau
panas.
4. Kulit Sering gatal, dermatitis,
urticaria, bengkak di bibir,
lebam biru (seperti bekas
terbentur) bekas hitam seperti
digigit nyamuk. Kulit kaki dan
tangan kering tapi
wajahberminyak.Sering
berkeringat.
5. Telinga Hidung Tenggorokan Hidung : Hidung buntu,
bersin, hidung gatal,
pilek, post nasal drip,
epitaksis, tidur
mendengkur,
mendengus
Tenggorok : tenggorokan
nyeri/kering/gatal, palatum
gatal, suara parau/serak, batuk
pendek (berdehem),
Telinga : telinga terasa penuh/
bergemuruh / berdenging,
telinga bagian dalam gatal, nyeri
telinga dengan gendang telinga
kemerahan atau normal,
gangguan pendengaran hilang
timbul, terdengar suara lebih
keras, akumulasi cairan di
telinga tengah, pusing,
gangguan keseimbangan.
Pembesaran kelenjar di sekitar
leher dan kepala belakang
bawah
6. Sistem Saluran Kemih dan Sering kencing, nyeri kencing;
kelamin tidak bisa mengontrol kandung
kemih, bedwetting; vaginal
discharge; genitalia
gatal/bengkak/kemerahan/nyeri;
nyeri bila berhubungan kelamin
7. Sistem Susunan Saraf Pusat Sering sakit kepala, migrain,
short lost memory (lupa nama
orang, barang sesaat), floating
(melayang), kepala terasa
penuh atau membesar.
Perilaku : impulsif, sering
marah, mood swings,
kompulsif, sering mengantuk,
malas bergerak, gangguan
konsentrasi, muah marah, sering
cemas, panic, overactive, kepala
terasa penuh atau besar;
halusinasi, delusions, paranoid,
bicara gagap; claustrophobia
(takut ketinggian), paralysis,
catatonic state, disfungsi
persepsi, impulsif (bila tertawa
atau bicara berlebihan),
overaktif, deperesi, terasa
kesepian merasa seperti terpisah
dari orang lain, kadang lupa
nomor, huruf dan nama sesaat,
lemas (flu like symtomp)
8. Sistem Hormonal Kulit berminyak (atas leher),
kulit kering (bawah leher),
endometriosis, Premenstrual
Syndrome, kemampuan sex
menurun, Chronic Fatique
Symptom (sering lemas),
Gampang marah, Mood swing,
sering terasa kesepian, rambut
rontok.
9. Jaringan otot dan tulang Nyeri tulang, nyeri otot, nyeri
sendi: Fatigue (kelelahan),
kelemahan otot, nyeri, bengkak,
kemerahan local pada sendi;
stiffness, joint deformity;
arthritis soreness, nyeri dada,
otot bahu tegang, otot leher
tegang, spastic umum, , limping
gait, gerak terbatas
10. Gigi dan mulut Nyeri gigi atau gusi tanpa
adanya infeksi pada gigi
(biasanya berlangsung dalam 3
atau 7 hari). Gusi sering
berdarah. Sering sariawan.
Diujung mulut, mulut dan bibir
sering kering, sindrom oral
dermatitis.
11. Mata Nyeri di dalam atau samping
mata, mata berair,sekresi air
mata berlebihan, warna tampak
lebih terang, kemerahan dan
edema palpebra, Kadang mata
kabur, diplopia, kadang
kehilangan kemampuan visus
sementara, hordeolum..

(Sumber : Medisinesia, 2012)


K. pemeriksaan tes kulit antara lain :
1) Tes tusuk ( prick test )
Sebelum melakukan tes ini, pasien harus menghentikan penggunaan
obat seperti antihistamin ( generasi 1 minimal 72 jam dan generasi II
minmal 1 minggu sebelum tes) dan kortikosteroid ( dosis kecil seperti
prednisone < 20 mg dihentikan 3 hari sedangkan dosis tinggi 1 minggu ).
Sedangkan teofilin, obat simpatomimetik, dan nedocromil tdak perlu
dilarang karena tidak mempengaruhi hasil tes. Tes boleh dilakukan pada
pasien berusia > 2 tahun. Kooperasi pasien buruk, dan pasien tidak bisa
menghentikan pengobatan yang dapat mengganggu hasil. Sedangkan
kontrainikasi relatif berupa asma yang persisten dan instabil, anafilaksis,
kehamilan, dan penggunaan obat obatan seperti antihistamin, antidepresan
trisiklik dan beta blocker.
Bagian volar lengan bawah, lengan atas, atau pnggung dibersihan
dengan alkohol. Ketika kering, dibuat garis dengan jarak 2-3 cm. Lalu
dngan jarum disposibel ukuran 26, dilakukan tusukan dangkal dengan ujung
jarum pada daerah yang sudah diteteskan kontrol negatif ( larutan phosphate
buffered saline dengan fenol 0,4 % ) atau kontrol positif ( larutan histamin
fosfat 0,1 % ). Setiap penusukan, dilakukan dengan jarum yang baru.
Dengan metode yang sama, alergen diinjeksikan dengan jarum sehingga
disebut intradermal skin test, biasanya dipakai untuk alergen spesifik seperti
biasa bisa lebah atau penisilin. Akan tetapi, tes intradermal tidak digunakan
untuk alergi makanan karena hasil positif palsu yang tinggi dan risiko
terjadinya reaksi alergi yang parah. Sedangkan scratch test sudah jarang
dilakukan karena hasilnya yang inkonsisten.

Pembacaan dilakukan 15 20 menit dengan mengukur diameter bentol dan


eritma. Postif apabila rata rata diameter satu bentol 3 mm lebih besar
daripada kontrol negatif. Adapun interpretasi hasil tes :

Hasil negatif : sama dengan kontrol negatif


Hasil + 1 : 25 % dari kontrol positif
Hasil + 2 : 50 % dari kontrol positif
Hasil + 3 : 100 % dari kontrol positif
Hasil + 4 : 200 % dari kontrol positif

2) Tes tempel ( patch test )


Biasanya digunakan pada dermatitis kontak dengan menempelkan bahan
pada kertas saring yang diletakkan di atas kertas impermeabel. Selanjutnya,
ditempel pada kulit punggung dengan plester. Bahan yang digunakan adalah
benzokain, merkapto benzotiazol, kolofoni, lanolin alkohol, dan lain lain.
Pembacaan dilakukan setelah 48 jam dan diulangi 96 jam sesudah
pemasangan agar hasil lebih jelas terlihat. Adapun intrepretasi hasil tes :
0 = tidak ada reaksi

+/- = eritma ringan, meragukan

1+ = reaksi ringan (eritma dengan edema ringan )

2+ = reaksi kuat ( papular eritma dengan edema )

3+ = reaksi sangat kuat ( vesikel atau bula )

Selain itu, dilakukan tes provokosi apabila terdapat kesulitan dalam


diagnosa dan ketidakcocokan gambaran klinis dengan tes lainnya. Adapun
contoh tes provokasi adalah :
1) Tes provokasi nasal dengan menyemprot salah satu alergen melalui satu
lubang hidung dan lubang hidung lainnya ditutup. Tes dianggap positif
apabia timbul bersin bersin, pilek, hidung tersumbat, batuk, atau mukosa
hidung edema.
2) Tes provokasi bronkial biasanya untuk asma dan harus dilakukan dirumah
sakit serta ditangani oleh tenaga medis. Cara yang dipakai adalah tes
kegiatan jasmani dimana 42 % pasin memberikan hasil jasmani positif.
Selain itu, dilakukan tes inhalasi antigen dan histamine serta metakon. Tes
inhalasi histamin dan metakon menimbulkan 90 % reaksi pada pasien asma
sehingga menjadi kriteria diagnosa asma.
3) Tes eliminasi dan provokasi terhadap makanan. Eliminasi makanan yang
dicurigai sebagai penyebab alergi selama beberapa minggu dan kemudian
dikonsumsi kembali pada suatu waktu secara perlahan kemudian dilihat
reaksi alergi. Oral food challenge dengan metode double blind placebo
dianggap sebagai gold standard. Prosedur ini tidak dilakukan pada pasien
dengan riwayat hipersensitivitas yang jelas. Pasien diminta untuk pantang
makanan selama 2 minggu, antihistamin dihentikan sesuai waktu paruhnya,
dan di bawah pengawasan medis untuk mengantisipasi reaksi berat seperti
syok anafilaktif. Makanan diberikan dalam bentuk suatu seri kapsul yang
diberikan bergantian dengan kapsul plasebo. Hasil negatif apabila setelah
menelan makan dalam jumlah besar, tidak ada reaksi alergi.
ALERGEN(obat,makanan,cuaca,debu)
Reaksi imunitas (IgE)
Sel mast, makrofag, limfosit
Pengeluaran mediator kimia
Histamine,bradikinin,anafilaksin
Respiratorik gastrointestinal
dermatitis atopic
Kontraksi Permeabilitas sekresi Muntah,diare eritema urtikaria gatal
otot polos kapiler mukus
Pelebaran Permeabilita
anoreksia pembuluh s pembuluh
bronkospa Edema sal. Produksi
darah darah
sme nafas mukus
gg. pola Deficit
Edema mukosa nutrisi volume cairan gg. gg. rasa
bronkial integrita nyaman
s kulit
asma

gg. pola nafas

Manifestasi Klinik

- Asma.
- Urtikaria.
- Diare dan kram abdomen
- Muntah-muntah.
- Dermatitis atopik.

You might also like