You are on page 1of 9

Akuntansi Keuangan : Mengkomunikasikan dan Membentuk Suatu

Realitas

Sebuah Pengantar :

Jurnal ini membahas akan percakapan atau pengalaman seseorang ketika berguru

atau selama masa magangnya pada seorang Guru yang sangat dikaguminya yang

cenderung agak aneh namun mengetahui banyak hal dan diyakini mempunyai

semacam "pengetahuan rahasia". Atau dalam bahasa Spanyol disebut "brujo" yang

berarti Tukang Sihir. Ini berkonotasi pada orang yang memiliki kekuatan yang luar

biasa. Selama masa magangnya penulis terbawa ke dalam pikiran Sang Guru dan

diajak untuk masuk ke dalam pemikiran Sang Guru tersebut namun tidak terlepas

dari versi subyektifnya sendiri. (The Teachings of DonJuan ~. Sebuah Yaqui Way of

Knowledge, Carlos Castaneda, 1970, hlm. 14, 24, 25).

Apakah itu sebuah Organisasi ?. Bila diibaratkan sebuah lembah yang

terdiri dari bangunan dari berbagai jenis, tersebar di area yang luas, dan dikelilingi

oleh pagar, ada orang di dalam pagar, sebuah sungai yang mengalir di sepanjang

lembah dan juga berada di dalam daerah yang dibatasi oleh pagar. Dan diluar pagar

ada pohon-pohon, maka Organisasi adalah semua hal yang termasuk dalam

lingkungan yang dibatasi oleh pagar pagar tersebut yaitu bangunan, tanah dan

lainnya. Namun apakah yang berada di luar pagar tidak termasuk ke dalam kategori

sebuah organisasi?. Dalam studi yang dilakukan antara Guru dan Murid pada jurnal

ini mencoba menerangkan bahwa yang berada diluar pagar tersebut juga merupakan

suatu organisasi, namun merupakan suatu bentuk organisasi yang berbeda yang

berada di luar organisasi yang dibatasi oleh pagar tersebut.


Lalu bagaimana halnya dengan sungai yang berada di dalamnya? Apaka

sungai tersebut juga merupakan bagian dari organisasi?. Sungai memasok air yang

vital untuk proses pembuatan organisasi, namun demikian, air sungai tidak dianggap

sebagai bagian dari organisasi, kecuali tentu saja jika organisasi dijual. Jika

organisasi tersebut dijual, maka siapa pun yang membeli organisasi akan membayar

untuk air sungai, dan barulah pada saat itu air sungai akan diakui menjadi bagian

dari organisasi. Inilah yang dinamakan 'Goodwill'. Sungai itu dimana air yang

mengalir di dalamnya - akan disebut 'Goodwill'. Mengapa demikian? Sebab sungai,

air di dalamnya - hanya menjadi sebuah 'aset' organisasi, ketika seluruh organisasi

dijual. Pada saat itu, titik penjualan, menjadi bagian dari realitas organisasi. Begitu

juga halnya dengan Titik Waktu, sesuatu akan diakui menjadi aset ketika sesuatu

menjadi nyata , ketika kita menyadari realitas sesuatu atau kita biasa menyebutnya

titik nyata.

Bagaimana halnya dengan Pendapatan? Dalam konsep akuntansi, Pendapatan

dikurangi biaya sama dengan keuntungan. Namun kapankah sesuatu itu menjadi

pendapatan?. Yaitu ketika sesuatu itu menjadi nyata-terwujud atau seringkali kita

mengakui pendapatan pada saat disadari. Begitu juga halnya dengan keuntungan,

kita menciptakan kesan bahwa mereka tidak ada, dan yang tiba-tiba, mereka menjadi

nyata, dan kita mengenali mereka seperti itu. Tapi tentu saja, kita membuat mereka

nyata, dengan mengakui mereka sebagai nyata. Sampai kita mengenali mereka,

untuk hampir semua maksud dan tujuan kita anggap atau asumsikan tidak nyata.

Namun apakah sebenarnya realitas atau kenyataan itu? Bila kita bisa

mengatakan bahwa pendapatan dan keuntungan akan diakui ketika mereka nyata

atau jika mereka ada , maka apakah kenyataan tersebut?. Jika kita melihat gambaran

ilmu pasti atau bila seorang fisikawan menemukan sebuah Lubang Hitam, maka
apakah kita akan percaya bahwa Lubang Hitam itu ada ataukah Lubang Hitam itu

hanya hasil pikiran sang fisikawan?. Untuk itu, untuk memproses suatu informasi

maka kita perlu memiliki gambaran yang lengkap dan kejernihan pikiran. Kita bisa

menganggap Lubang hitam adalah sebuah ide, metafora, konsep, sama seperti halnya

dengan atom, elektron, dan organisasi. Hal-hal inilah yang membantu struktur

kehidupan kita.

Demikian halnya dengan Pendapatan, umumnya diakui - dianggap

direalisasikan - pada titik penjualan, tetapi tidak selalu. Kenapa pada titik penjualan?

Karena ini adalah saat barang dianggap meninggalkan organisasi, dan menjadi milik

orang lain, tidak hanya dalam asumsi ketika barang diambil atau tidak harus benar-

benar meninggalkan organisasi, tetapi hanya harus dianggap sebagai telah

dilakukan. Atau kita bisa menyebutkan 'titik pengakuan', yang merupakan titik

realisasi, yang, kadang-kadang, tetapi tidak harus, kita sebut sebagai titik penjualan.

Ada banyak kemungkinan kita akan mengakui pendapatan, kadang-kadang kita

mengakui pendapatan pada saat barang selesai; kadang-kadang ketika mereka

sebagian selesai; kadang-kadang ketika pelanggan ditagih; atau bahkan ketika

pelanggan telepon dan dan melakukan pesanan; atau kadang-kadang ketika ditagih;

atau ketika telah dibayar. Dari beberapa pengakuan inilah banyak ketidakjelasan.

Bila kita melihat konsep pembangunan suatu bangunan dan kapan waktu

pengakuannya, maka kita akan bertanya - Kapan bangunan dikatakan 'selesai',

misalnya? Berapa persen dari bangunan bisa dikatakan 'selesai'? Kapan pelanggan

'membayar': apakah ketika cek nya diterima; atau apakah ketika dihormati? "

Berbagai pertanyaan tentang konsep dan pengakuan telah banyak menjadi

perdebatan, tetapi bila kita melihat lagi pada konsep suatu organisasi, dimanakah

sebenarnya batas organisasi suatu organisasi itu jelas?. Kita tidak harus
dibingungkan oleh pembatasan dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah dengan

adanya istilah dengan pagar.

Sebagai profesional kita menciptakan realitas, yang tidak harus dibatasi oleh

cara berpikir sehari-hari. Bila kita sebagai orang biasa, kita sewenang-wenang

menggabungkan, dan menentukan, dan menambahkan, dan mengurangi hal-hal dari

gambaran kita tentang realitas. Namun, sebagai orang-orang profesional, kita

sewenang-wenang menggabungkan, dan menentukan, dan menambahkan, dan

mengurangi hal-hal, dengan cara yang berbeda dengan cara sehari-hari dan hal itulah

yang membedakan kita. Pagar tidak menunjuk organisasi. Kita yang melakukan itu,

menunjuk itu, dengan memutuskan hal-hal apa yang akan menjadi bagian dari

organisasi, dan dengan memutuskan seberapa besar atau kecil hal ini akan menjadi

'pengakuan' dan 'pengukuran'.

Kita tidak selalu menentukan realitas berbeda dengan konsepsi umum. Justru

sebaliknya. Bahkan sebagai professional, kita sebagian besar berperan dalam

menciptakan konsepsi umum, dan menyerap sebagian besar konsepsi umum ke

dalam alam pikiran kita sendiri,dan menganggap bahwa definisi kita dengan cara

selalu sebaliknya dengan definisi awam. Sebagai contoh, dalam suatu pabrik

manufaktur yang dalam proses produksinya mengeluarkan asap yang sangat tebal

yang merupakan polusi bagi lingkungan sekitarnya, namun apakah organisasi atau

pabrik tersebut menganggap polusi merupakan bagian dari organisasinya? Tentu saja

tidak. Namun bila kita sebagai orang awam, pastilah kita menganggap bahwa asap

tebal itu merupakan bagian dari organisasi. Dalam pandangan inilah kita sebagai

kaum professional mempunyai kemampuan untuk berpikir dan lepas dari tanggapan

orang awam yang menganggap asap tersebut adalah bagian dari organisasi. Kita

akan membuat suatu konsepsi sendiri.


Tetapi saat ini, ketika kesadaran organisasi akan lingkungan telah mulai

tumbuh, maka mereka telah menjadi sadar akan hal itu, dan mulai melihat hal itu

sebagai tanggung jawab organisasi. Setelah organisasi menjadi bertanggung jawab

untuk sesuatu, kita harus memperhitungkan polusi tersebut, cepat atau lambat.

Sebuah Paradoks antara yang telah disinggung diatas bahwa sebagai

professional kitalah yang menciptakan konsepsi sendiri, namun karena kita juga

berkomunikasi dengan realitas yang ada : yaitu mitos; sesuatu yang orang percaya,

maka disitulah pula kita berkomunikasi dengan kenyataan. Sesuatu akan memiliki

suatu gambaran yang penuh atau lengkap adalah ketika seseorang berpikir dan

bertindak atas dasar kenyataan yang ada. Kita akan 'menyadari' atau memahami

realitas, ketika kita memikirkan hal itu dengan cara tertentu, dan memperlakukannya

dengan cara itu. Sekarang, dalam kebanyakan hal, kita bebas untuk menentukan

bentuk, cetakan, dan ukuran, tanpa campur tangan siapapun atau apapaun. Tetapi

ketika orang memiliki bayangan tentang apa realitas, kita tidak mampu untuk

melawan itu, karena, kita seharusnya berkomunikasi dengan kenyataan. Hal ini

berarti bahwa jika orang memiliki konsepsi tertentu tentang realitas, maka secara

alami, kita harus mencerminkan hal itu. Jika tidak orang akan kehilangan

kepercayaan pada kita. Bila kepercayaan hilang maka yang terjadi kemudian adalah

lobi, investigasi, kritik, intervensi publik.

Bila kita berbicara soal polusi, bagaimana kita dapat mengukurnya? Atau

bagaimana suatu bangunan diukur? Ataukah pada jumlah biaya yang telah

dikeluarkan organisasi untuk membangunnya? Ataukah ada cara lain?. Ada orang-

orang - jenis radikal - yang mengatakan bahwa kita mendevaluasi hal hal. Mereka

membenci seluruh sistem, realitas, dan menganggap bahwa sebagai professional kita

bersikap konservatif, mendefinisikan dan mengukur sesuatu dengan cara yang sama,
namun mereka sendiri tidak mencoba untuk membuat segala sesuatunya lebih baik,

tidak mencoba untuk membuat perubahan apapun. Tapi dimanakah kita akan berada

jika kita mencoba untuk menggulingkan sistem? Kita adalah bagian dari sistem.

Jika kita melihat suatu konsep dimana kita dihargai orang secara berbeda

untuk cara yang kita lakukan, sebagai contoh 'semakin suatu organisasi

menghasilkan, semakin membosankan, merugikan, dan sebagainya, maka itu

semuanya itu terjadi karena para pekerja dan untuk pekerja. Dan ketika kita

memperhitungkan hal tersebut, maka orang akan berharap untuk kompensasi

terhadap hal-hal ini; sehingga organisasi harus menetapkan harga yang lebih tinggi

untuk produk-produknya. Dan pada harga yang lebih tinggi, orang tidak akan mau

membeli begitu banyak produk-produknya. Mereka mungkin membeli hal-hal lain

sebagai gantinya. Dan itu, akan mengubah segalanya. Orang membeli kurang dari

ini, lebih dari itu; investasi kurang dalam hal ini, lebih itu. Tidak ada yang akan

sama: beberapa orang akan lebih baik, beberapa buruk; kita akan memiliki lebih

sedikit dari beberapa barang, lebih dari orang lain. Ini akan mengubah apa yang kita

sebut 'distribusi pendapatan' dan 'alokasi sumber daya dalam masyarakat kita.

Mengubah hal tersebut berarti kita melakukan perubahan yang besar yang

mengakibatkan perubahan sosial.

Sebagai gambaran yang jelas, bagaimana bila kita memasukkan Polusi ke

dalam gambaran yang lengkap dari suatu organisasi, dalam arti menyertakannya

sebagai bagian dalam organisasi?. Hal ini berarti bahwa kita akan melakukan

perubahan secara radikal dan untuk itu tentunya akan ada ada konsekuensi. Namun

dalam hal perubahan secara radikal, bukan kita sendiri yang menciptakan realitas.

Semua orang melakukannya. Tapi sebagai komunikator resmi suatu realitas, kita

memiliki kekuatan lebih daripada kebanyakan.


Dalam hal kekuatan yang kita miliki sebagai komunikator realitas, seperti

halnya dalam 'ukuran' polusi, kita akan melakukan sesuatu, mendapatkan konsensus

meskipun disitulah letak masalahnya. Orang akan mengadopsi perspektif yang sama

yang kita lakukan, sebuah perspektif komunikasi; perspektif pengukuran; perspektif

informasi, orang tidak mengharapkan kita untuk memainkan peranan dalam

membangun status Quo.

Dengan menganggap pekerjaan kita sebagai salah satu pekerjaan teknis -

mengukur dan mengkomunikasikan realitas, dimana realitas yang sebelumnya telah

ada diungkapkan kembali dan sebenarnya orang lain telah mengetahui apa makna

yang terkandung di dalamnya. Tanpa harus melihat angka yang disajikan dalam

laporan, orang akan dapat dengan mudah mengetahui apa yang ada dibaliknya,

begitulah anggapan dari kelompok yang kontra akan profesi ini. Bahkan mereka

menganggap bahwa beberapa metode pengukuran yang digunakan adalah hal yang

'sepele', 'kosmetik' atau dengan kata lain adalah hanyalah sebuah polesan: metode ini

tidak menyampaikan sesuatu yang baru tentang realitas, dan orang-orang yang

bereaksi adalah orang yang terpaku secara fungsional dan beberapa metode lainnya

dianggap sebagai sesuatu yang 'substantif' dimana metode ini membawa konten

informasi tambahan tentang realitas, sehingga orang bereaksi terhadap mereka.

Sebenarnya kita tidak akan pernah jelas akan apa yang merupakan realitas dan

informasi. Namun yang pasti bahwa informasi memainkan peranan dalam

menciptakan realitas. Dari beberapa teori yang ada dan telah berkembang

mempunyai dampak nyata dan juga konsekuensi namun ada juga yang sebaliknya

karena terkadang orang lebih memilih untuk bertindak tidak berdasarkan pada teori

yang ada.
Bila kita mengkomunikasikan realitas suatu organisasi dan orang percaya

dengan keyakinan akan informasi tersebut, maka tidak akan ada masalah yang

mungkin terjadi. Orang hanya akan mempertanyakan apakah hal tersebut benar

benar merepresentasikan realitas yang ada?. Oleh karena itu, maka bila ditelaah lebh

lanjut semuanya itu akan tergantung kepada kita sebagai komunikator dalam

meyakinkan sesuatu. Bila kita menganggap bahwa memang realitas yang ada tidak

sesuai dengan angka yang disajikan maka kita akan menciptakan keraguan publik.

Sebagai contoh, bila kondisi keuangan perusahaan buruk namun kita sebagai

komunikator percaya akan going concern perusahaan maka perusahaan akan tetap

bertahan karena adanya kepercayaan dari pihak pihak yang terkait, dan sebaliknya

bila kondisi perusahaan baik namun kita menganggap bahwa kondisnya tidak

mendukung atau perusahaan tidak mampu untuk bertahan beroperasi dalam rentang

waktu tertentu, maka perusahaan atau organisasi akan tidak dapat bertahan. Jadi kita

sebagai komunikator dari realitas suatu perusahaan ataupun organisasi memegang

peranan besar dalam menciptakan realitas yang akan terjadi.

Jika kita menentukan hal-hal sebagai sesuatu yang nyata, maka semuanya itu

akan menjadi nyata dalam semua konsekuensinya. Kita menciptakan gambaran suatu

organisasi, atau 'ekonomi', atau apa pun yang kita suka, dan atas dasar gambar orang

akan berpikir dan bertindak. Dan dengan menanggapi gambaran realitas itu, mereka

akan bertindak sesuai dengan konsekuensinya. Dan ketika konsekuensi terjadi, maka

orang akan melihatnya sebagai bukti bahwa memang itulah kenyataannya. Begitulah

cara kerja dalam masyarakat yang ada.

Jadi siapapun yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan gambaran

besar dari suatu organisasi mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi

masyarakat dan masyarakat akan merespon terhadap suatu gambaran yang


disajikannya. Oleh karena itulah, maka kita sebagai komunikator dari suatu realitas

mempunyai kekuatan besar yang sebenarnya tersembunyi untuk mempengaruhi

suatu kondisi masyarakat dan realitas yang akan dibangun untuk segala sesuatu yang

kita komunikasikan. Tidak hanya mengkomunikaskannya tetapi kita juga

membangun atu mengkonstruksi suatu konsekuensi.

Dari bacaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan

suatu bentuk rekayasa akan suatu organisasi atau perusahaan dimana rekayasa yang

dilakukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dan orang orang

yang terkait di dalamnya. Kita sebagai pelakunya, memegang peranan yang besar

yang menentukan kelangsungan dari misi yang dipegang oleh suatu organisasi,

karena sebagai akuntan kitalah yang membentuk realitas yang ada dan

mengkomunikasikannya kepada pihak pihak yang terkait baik internal maupun

eksternal. Oleh karena itu, maka bila kita dapat membentuk sebuah konsensus yang

baik maka secara langsung juga akan menciptakan suatu gambaran yang baik.

You might also like