You are on page 1of 8

POSTED BY MUHAMMAD FARIS PRABOWO 0 COMMENT

PENGARUH SERTIFIKASI GURU PAI TERHADAP KINERJA GURU PAI DI SMP NEGRI se-KECAMATAN

GAMPING
1. A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah elemen yang berpengaruh besar terhadap terciptanya proses dan hasil yang berkualitas. Dalam hal ini

guru di tuntut untuk meningkatkan profesionalisme demi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam rangka meningkatkan

profesionalisme guru ini maka di perlukan sertifikasi sebagai peningkat mutu dan kualitas guru. Selain itu tujuan

sertifikasi juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru, dengan demikian diharapkan guru yang telah sertifikasi

dapat terpacu untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan mutu pendidikan. Selain itu di dalam UU no 14 th 2005

pasal 8 yang berisi Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Apalagi dengan adanya sertifikasi

ini guru merasa terbantu karena bagi guru yang telah memiliki sertifikat dan persyaratan lain akan mendapatkan
tunjangan profesi yang besarya sama dengan gaji satu bulan, dengan demikian di harapkan seorang guru dapat

mengajar secara lancar tanpa terkendala masalah ekonomi.

Menurut Mulyasa (2007), Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin

memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi

pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi pendidik.

Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk

melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi guru

merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi

dipandnag sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Dengan demikian sertifikasi adalah hal yang akan mendorong guru untuk senantiasa memperbaiki diri terutama

dalam kinerjanya ketika mendidik. Namun sertifikasi guru dapat juga di artikan proses pemberian sertifikat pendidik

kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru

profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik.

Namun yang terjadi saat ini sering di jumpai bahwasanya hal yang mendorong guru mengejar sertifikasi bukan untuk

mengembangkan kinerja yang akan dilakukan setelah mendapatkan sertifikasi akan tetapi hanyalah faktor uanglah

yang mendorong kebanyakan guru untuk melakukan sertifikasi, apa lagi setelah mereka ketahui bahwasanya

tunjangan yang mereka dapatkan apabila sudah sertifikasi cukup besar, apa lagi yang harus di pertahankan dari

kebijakan sertifikasi guru ini jika hanya mendidik guru untuk berperilaku matre dan lepas dari tujuan awal untuk

meningkatkan kinerja guru.

Kinerja guru adalah sikap dan ethos kerja yang di miliki guru dalam bekerja atau menjalankan kewajiban mengajar.

Dan kinerja guru inilah yang menjadi salahsatu faktor yang menentukan kualitas hasil pendidikan dan tentunya

kinerja guru ini membawa guru untuk selalu melakukan inovasi dalam mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
ataupun demi tersampaikannya ilmu kepada siswa atau peserta didik. Dan tidak jarang kinerja guru di hubungkan

dengan berbagai cara guru dalam menghadapi segala situasi atau segala masalah yang terjadi dalam kegiatan

belajar mengajar.

Menurut Isjoni, 2007 Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu

menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan

tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik

dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.

(www.re_searchengines.com/isjoni12.html)

Selain itu adapun Simamora (2002:423) memberi batasan kinerja, kinerja merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat

menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja

(performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan

motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan

pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun

mutunya. Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan

pekerjaan.

Namun yang terjadi saat ini kinerja guru selalu identik dengan uang-uang dan uang sehingga kinerja guru hanyalah

upaya untuk mendapatkan uang, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru yang seperti ini tidak dapat melakukan

inovasi mengajar secara mandiri, dikarenakan jika tidak digaji atau di beri imbalan maka guru ini akan diam tanpa

melakukan apapun, seperti halya seorang guru yang melakukan berbagai macam inovasi mengajar di tempat dia

bekerja akan tetapi setelah dia pulang kerumah dan bermasyarakat maka guru yang bersifat matre ini bersifat pasif

dalam kegiatan pembinaan santri atau penanaman nilai-nilai pendidikan terhadap anak-anak, karena dia tau bahwa

mengajar anak di daerahnya tidak menghasilkan uang.

Oleh karena itu untuk mengungkap dari fakta dan idealita yang terjadi maka perlu diadakan kejian terhadap kedua

hal tersebut. Dalam hal ini peneliti merasa terpanggil untuk membuktikan melalui penelitian yang akan peneliti

lakukan di SMP se- Kabupaten Sleman.


1. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yang menjadi

focus penelitian, yaitu;


1. Bagaimana pemahaman guru PAI terhadap sertifikasi guru di SMPN se-Kecamatan Gamping ?
2. Bagaimana kinerja guru PAI di SMPN se- Kecamatan Gamping?
3. Adakah pengaruh sertifikasi guru PAI terhadap kinerja guru PAI di SMPN se- Kecamatan Gamping?
4. C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui tingkat pemehaman guru PAI terhadap sertifikasi guru di SMPN se- Kecamatan
Gamping.
2. Untuk mengetahuiseperti apa kinerja guru PAI di SMPN se- Kecamatan Gamping.
3. Untuk mengidentifikasi pengaruh sertifikasi guru PAI terhadap kinerja PAI di SMPN se- Kecamatan
Gamping.

1. D. Manfaat Penelitian.

Dari data diatas dapat di peroleh beberapa manfaat penelitian ini, antara lain :
1. Manfaat teoritis
1. Sebagai sumbangan pemikiran keilmuan dalam bidang profesionalisme dan ilmu kependidikan

1. Manfaat praktis
1. Bagi lembaga yang di teliti penelitian ini bisa digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan
profesionalisme guru.
2. Bagi guru yang diteliti untuk memperbaiki kinerja dalam mengajar.

1. E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian pertama.
1. Judul penelitian = Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Akutansi
SMA dan SMK se Kabupaten Jepara
2. Penulis = F Ulfah tahun 2009 lib.unnes.ac.id
3. Perbedaan dengan penelitian saya :
1. Dari segi tempat penelitian
2. Penelitian saya sempel berasal dari Guru PAI sedangkan F Ulfah mengambil
sempel dari Guru ekonomi.
3. Penelitian ke dua.
1. Judul penelitian = Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Profesionalisme
Guru SMKN Bidang Tekhnologi Dan Industri se- DIY
2. Penulis = Z Azis tahun 2011 eprints.uny.ac.id
3. Perbedaan dengan penelitian saya:
1. Penelitian ini menghubungkan sertifikasi guru dengan
profesionalisme, sedangan penelitian saya menghubungkan sertifikasi dengan kinerja.
2. Dilihat dari segi tempat penelitian juga berbeda dimana
penelitian saya mencakup SMPN se-Kabupaten Sleman sedangkan penelitian Z Azis
mencakup SMKN bidang tekhnologi se DIY
3. F. Kerangka Teoritik

Dalam pengkajian sertifikasi penulis menggunakan teori yang didapat dari berbagai dasar pemikirang yang berkaitan

dengan hal sebagai berikut:

1. maksud dari sertifikasi guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat

pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat

mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.


2. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi

sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

3. Alasan disebut sertifikat pendidik bukan sertifikat guru Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebut sertifikat

pendidik. Pendidik yang dimaksud disini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

disebut sertifikasi guru, dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.

4. tujuan dan manfaat sertifikasi guru Sertifikasi guru bertujuan untuk:

a. menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional

b. meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan

c. meningkatkan martabat guru

d. meningkatkan profesionalitas guru

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat

b. merusak citra profesi guru.

c. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan

d. tidak profesional.

e. Meningkatkan kesejahteraan guru

5. Alasan sertifikasi guru dilakukan

Guru merupakan sebuah profesi seperti profesi lain: dokter, akuntan, pengacara,

sehingga proses pembuktian profesionalitas perlu dilakukan. Seseorang yang akan

menjadi akuntan harus mengikuti pendidikan profesi akuntan terlebih dahulu.

Begitu pula untuk profesi lainnya termasuk profesi guru.

6. Dasar pelaksanaan sertifikasi

Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(UUGD) yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang menyatakannya adalah Pasal 8: guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikat

pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Landasan hukum

lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional N omor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam

Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.


7. Sertifikasi guru menjamin peningkatan kualitas guru?

Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada

kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan

pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai

kualitas.

8. Alasan program sertifikasi guru ini akan berlanjut terus

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14/2005, sertifikasi guru akan terus dilaksanakan sampai Undang-Undang

tidak mengamanatkan pelaksanaan sertifikasi.

http://sertifikasiguru.org/uploads/File/panduan/faq01.pdf

Menurut Isjoni, 2007 kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang

diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di

dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan

dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum

melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan

digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam

pelaksanaan evaluasi. Kinerja guru dari hari kehari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Guru

punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap

tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era

global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba

kompetitif. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu

kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang

bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat

meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang

dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja

hari ini. (www.re_searchengines.com/isjoni12.html)

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan, performance

diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk

kerja/penampilan kerja. Sedang August W. Smith dalam kutipan Sedarmayanti menyatakan bahwa performance atau

kinerja adalah . Output drive from processes, human or otherwise, jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan

hasil atau keluaran dari suatu proses. H. Imam Moedjiono (2004:46) menyatakan, Seorang Guru atau pendakwah

harus pandai memikat peserta dan kemempuan inilah yang hendaknya dimiliki oleh paara guru pai yang sudah

mendapakan sertifikasi dan kemampuan itu adalah :

Menentukan tujuan : Tujuan haruslah jelas, menarik dan komunikatif


Memberi informasi: Informatif, persuasif, argumentatif.

Menggerakkan untuk bertindak : Memotivasi peserta.

Membuka dengan menarik : dapat menarik perhatian peserta.

Keterampilan memikat mustami H.imam Moejiono, Metode Dakwah Praktis


1. G. Hipotesis

Ha : Ada Pengaruh sertifikasi guru PAI terhadap kinerja guru PAI di SMPN se- Kecamatan.

Ho: Tidak Ada Pengaruh sertifikasi guru PAI terhadap kinerja guru PAI di SMPN se- Kecamatan.
1. H. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian :

Penelitian kuantitatif dengan model korelasional searah yang menghubungkan dua hal atau permasalahan kemudian

diambil kesimpulan yang tepat(Suharsimi Arikunto,1996:27).


1. Lokasi Penelitian :

SMPN se- Kecamatan Gamping


1. Devinisi Oprasional Variabel Penelitian. :

Variabel independen dalam bahasa indonesia sering di sebut bahasa bebas. Variabel bebas adalah variabel yang

menjadi sebeb timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sertifikasi Guru..

Variabel dependen dalam bahasa indonesia sering di sebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabael

yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (sugiono,2007:3). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah kinerja Guru.

Indikator No item
Independen Sertifikasi
Soal
Guru
negatif positif

Motivasi
mendapatkan
sertifikasi guru

Yang dilakukan
setelah mendapat
sertifikasi

Pandangan
terhadapsertifikasi

Kedisiplinan
Kerapian
Dependen Kinerja
Guru Kebijaksanaan

Kemampuan

Semangat mengajar

1. Subyek Penelitian/Populasi Sempel :

Guru PAI di SMPN se-Kecamatan Gamping yang sudah sertifikasi.


1. Metode Pengumpulan Data :
1. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah pertanyaan pertanyaan yang diberikan kepada guru pai dengan tujuan agar memberi

respon yang sesuai dengan permintaan peneliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup atau

kuesioner tertutup pertanyaan sudah disediakan, pilihan jawaban berbentuk pilihan ganda menggunakan sekala

Likert ( Sugiono,2008:133)
1. Wawancara.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dengan cara tanya jawab langsung peneliti akan elakukan tanya

jawab dengan guru di SMPN se Kecamatan Gamping yang sudah tersertifikasi.


1. Observasi.

Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan alat indra (Suharsimu Arikunto, 1996:145)

Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung ke SMPN se Kecamatan Gamping dan akan mengamati kinerja

guru yang sudah mendapatkan sertifikasi.


1. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa : meneliti benda-benda tertulis seperti

buku-buku dan arsip-arip yang dimiliki sekolah (Suharsimu Arikunto, 1996:274)


1. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Product Moment karena data yang ditelii mencari korelasi atau

hubungan, adapun rumus dari Product Moment ini adalah:

Ket:

rxy = Angka indeks korelasi r Product Moment

N = number or case

= jumlah hasil perkalian antara sekor x dam sekor y

= jumlah seluruh sekor x


= jumlah seluruh sekor y
1. I. Daftar Pustaka

Barnadib, Ahmad, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Andi Ofset,1990.

Moedjiono, Imam, Metode Dakwah Praktis : As-Salaam Press, 2004.

Suharsimi Arikunto,1996. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Sugiono, 2007. Statistik Untuk Penelitian, Bandung. Alvabeta CV.

http://gurukreatif.wordpress.com/2012/01/12/12-cara-menjadi-guru-yang-baik/

http://sertifikasiguru.org/uploads/File/panduan/faq01.pdf

http://www.sertifikasiguru.org/uploads/File/panduan/faq04.pdf

www.re_searchengines.com/isjoni12.html

www. motivasi_mutu_kinerja-kinerja.com

You might also like