You are on page 1of 2

Aku lapar..namun tidak diajari cara makan..melainkan diajari apa itu makanan.

Honda Soichiro

Assalamualaikum Wr. Wb.

Awal perkenalan saya dengan Abang Ricky Elson (selanjutnya disingkat RE, hehehe..) yaitu ketika
pertama kali Bang RE mengisi acara seminar mobil listrik di sebuah kampus kota Makassar nun jauh
disana, kampus PNUP, seingat saya diawal tahun 2014. Dalam seminar itu, saya dan teman-teman
mahasiswa, baru ngeh tentang keadaan krisis energi Indonesia lewat penjelasan berapi-api yang
dibawakan Bang RE. Dan hasilnya membuat saya dan teman-teman lainnya terharu (lebay). Di saat itu
juga, terbersit niat di hati saya, kelak suatu saat nanti jika Tuhan mengijinkan, saya akan KP (Kerja
Praktek) di tempat beliau, walaupun hanya seorang diri. Nama saya Azhari Ardy. Angkatan 2013 jurusan
mesin fakultas teknik Unhas, Makassar.

Saya kira perkenalan singkat ini cukup untuk mengaplikasikan sebuah pepatah Tak kenal maka tak
sayang (tapi kita cukup kenal saja Bang, jangan sampai sayang-sayangan loh, hehehe..).

Awal bulan Maret lalu, Bang RE memposting suatu tulisan di akun facebooknya dan kebetulan masuk di
timeline saya, sehingga saya iseng ikut mengomentari postingan tersebut, dengan komen yang tentunya
ndak nyambung. Eh, Alhamdulillah dijawab. Jadilah cita-cita yang sudah terpendam sekian lama naik
kembali ke permukaan.

Langsung saja, setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan saya pengen KP di tempat Bang RE. Tidak
main-main, ini menyangkut idealisme dan moralitas bangsa.

Pertama, sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka. Kampus-kampus telah mencetak ratusan ribu
sampai jutaan engineer baik itu dari teknik mesin, teknik elektro, teknik fisika, sipil, arsi, dan lain
sebagainya. Pertanyaannya kemudian apakah hal itu menjadikan Negara kita lebih baik? Tentu tidak.
Terlalu banyak untuk dihitung wilayah-wilayah Indonesia yang belum menikmati listrik, air bersih,
prasarana jalan, dan lain sebagainya.
Dan untuk tetap mempertahankan kesadaran itu, saya sebagai mahasiswa ingin KP di tempat Bang RE.
Insya Allah saya akan banyak belajar disana. Belajar apa saja. Terutama belajar motor listrik dan
perancangan bilah. Agar saya menjadi manusia yang bermanfaat kelak, minimal bagi diri saya sendiri.
Dan maksimal bagi bangsa dan Negara.

Kedua, kebanyakan mahasiswa ingin KP di tempat-tempat yang mainstream. Tentu saya tidak ingin.
Tempat-tempat mainstream tersebut seperti pabrik-pabrik besar, industri-industri raksasa, perusahaan-
perusahaan skala internasional (asing). Tentunya hal ini tidak sepenuhnya salah. Dan juga tidak
sepenuhnya benar. Salah jika si Mahasiswa menjadi bangga karena telah KP di perusahaan ternama
sekelas Freeport, Chevron, Schlumberger, Vale, dll. Apanya yang mau dibanggakan? Wong mereka yang
selama ini yang menguras alam kita?

Ketiga, saya ingin belajar menjadi mahasiswa idealis. Idealis dalam arti sesungguhnya. Setiap terjadi
kenaikan BBM, para mahasiswa pasti turun ke jalan berdemo mengatasnamakan rakyat yang sebenarnya
tidak mau diatasnamakan. Masak diantara sekian juta kepala tidak ada yang memikirkan energi
alternatif.

Keempat, sistem pendidikan. Sistem pendidikan kita di Indonesia sepertinya kurang insightful. Sedari
kecil kita diajarkan untuk sekolah setingginya-tingginya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Buat apa? Ya,
buat melamar kerja agar bisa dapat uang. Jadi sistem pendidikan kita secara tidak sadar telah
berorientasi pada uang. Berorientasi pada hasil bukan proses. Hal-hal inilah yang kemudian
menghasilkan mahasiswa-mahasiswa borjuis sekaligus hedon, hampir sama seperti saya yang tidak
peduli lagi terhadap nasib bangsa.

Well, sebagai mahasiswa yang telah berkuliah di kampus selama kurang lebih empat tahun, saya sadar
sesadar-sadarnya bahwa kampus bukanlah tempat ideal untuk belajar. Kampus hanyalah kumpulan-
kumpulan ruang kelas sombong yang dipenuhi oleh bangku-bangku yang sama sombongnya. Kampus
adalah entitas terdalam manusia akan kebutuhan terhadap pemujaan diri sendiri.

Mengenai dunia kampus, pendiri korporasi besar Honda, Soichiro Honda, bahkan pernah berkata : Aku
lapar..namun tidak diajari cara makan..melainkan diajari apa itu makanan.

Kelima, the last. Bang RE telah pernah menyempatkan diri datang berkunjung ke kampung halaman
saya di Makassar. Well, kenapa saya tak membalas kunjungan tersebut?hehehe..

Kadang saya berpikir, untuk apa memikirkan hal njelimet-njelimet seperti memikirkan nasib bangsa,
krisis energi, dan lain-lain. Lebih baik tidur santai di rumah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seolah-olah
investasi asing disana-sini adalah hal yang sangat lumrah bagi sebuah negara. Saya kemudian
mendapatkan jawabannya dalam firman ALLAH SWT :

Dan DIA menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi semuanya
sebagai anugrah dari-Nya (QS.Al-Jatsiyah 15:13)

Sekian

You might also like