Professional Documents
Culture Documents
Age
31-35 1.85%
26-30 12.96%
21-25 55.56%
17-20 29.63%
Dalam penelitian
ini menggunakan metode kuesioner, dimana respondennya seluruhnya mahasiswa dimana
adalah mahasiswa 57% S1 dan mahasiswa 43 % S2 dengan age range 17-35 years old.
Education
S1 S2
43%
57%
Asal
Others 29.63%
Bodetabek 7.41%
Jakarta 11.11%
Bandung 51.85%
BRAND SALIANCE
Brand awareness dari Cipaganti travel cukup baik, lebih kepada depth of the brand. Untuk
breadth of the brand konsumen kebanyakan menggunakan Cipaganti jika cabang dari
Cipaganti Travel/Shuttlenya dekat dengan tempat tujuan. Konsumen mengenal layanan travel
dan shuttle Cipaganti dengan jumlah outletnya yang banyak tersebar di daerah Jabodetabek,
namun konsumen kurang banyak yang mengetahui produk dari cipaganti yang lain seperti
Cipaganti tours & ticketing, dan Cipaganti Document & Cargo. Dibandingkan dengan
kompetitor, untuk top of mind, brand Cipaganti menempati posisi pertama dengan 24%,
posisi kedua Citirans dengan 19%, dan X-trans di tempat ketiga dengan 13%.
Awareness
Cipaganti ; 24%
Others; 20%
KA Argo Parahyangan; 9%
Day trans; 4%
Cititrans; 19%
Primajasa; 11%
X-trans; 13%
Dari segi brand recall untuk travel brand cipaganti mempunyai posisi yang tidak jauh beda
dengan travel lain. Konsumen juga mampu menyebutkan merek-merek pesaing Cipaganti
seperti Cititrans, X-trans, dan Primajasa
14 Cipaganti
CitiTrans
12
X-trans
10 DayTrans
Primajasa
8 Kereta Api
Transline
6
4848
4 Baraya
Mobil
2 Bimo
Pesawat
0
No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 Buah Batu
BRAND PERFORMANCE
BRAND IMAGERY
Cipaganti dipandang sebagai travel service premium. Kualitas yang diberikan sesuai dengan
harga yang ditawarkan kepada konsumen. Sesuai dengan slogan perusahaan Trust & Care
Cipaganti adalah travel yang sesuai bagi konsumen yang suka bepergian dari Bandung ke
Jakarta atau sebaliknya dengan cepat, tepat waktu, langsung menuju tempat yang strategis
atau dekat daerah tujuan konsumen dan kualitas rasa aman yang tinggi. Lokasi cabang yang
banyak dan dekat dengan konsumen dan pusat keramaian, membuat mudah dijangkau
membuat Cipaganti menjadi pilihan yang pas untuk melakukan perjalanan, terutama untuk
daerah Bandung dan Jabodetabek.
BRAND JUDGEMENT
Kualitas pelayanan Cipaganti sesuai dengan harga premium yang mereka tawarkan.
Kepastian berangkat setiap jamnya dan ketersediaan armada di setiap cabang menjadi
pembeda dibanding pesaingnya. Cipaganti juga memiliki layanan yang lengkap bukan hanya
untuk travel dan shuttle tetapi juga tours & traveling, document and cargo, and tourism bus.
Konsistensi pelayanan yang diberikan oleh Cipaganti selama ini membuat Cipaganti meraih :
BRAND FEELING
Cipaganti menjadi solusi bagi konsumen yang menginginkan sering melakukan perjalanan
Bandung-Jabodetabek, namun harga premium yang ditawarkan jika dibandingkan dengan
pesaing, kualitas pelayanan yang diberikan termasuk standard karena yang menjadi
keunggulan Cipaganti adalah karena jumlah cabang yang banyak, namun dari segi armada
dan outlet belum terstandardisasi dengan baik. Konsumen juga dapat membandingkan dengan
harga yang sama memberikan service dan pengalaman yang lebih dibandingkan dengan
Cipaganti (cepat, banyak, sesuai kualitas, nyaman, gak takut macet, hemat, dekat)
BRAND RESONANCE
Tingkat loyalitas pelanggan terhadap Cipaganti cukup baik, dimana dari jumlah konsumen
yang menggunakan Cipaganti setengahnya adalah repeat purchace/buyer dan
merekomendasikan kepada orang lain. Untuk harga premium yang ditawarkan, keamanan,
kenyamanan dan ketepatan waktu dipandang konsumen bukan lagi sebagai premium service
tetapi merupakan generic service, hal ini yang menjadi kelemahan Cipaganti. Brand quality
dari Cipaganti lebih banyak dibentuk karena banyak dan mudahnya cabang Cipaganti dicapai
oleh konsumen bukan karena konsumen benar-benar loyal dengan brand Cipaganti, bahkan
porsi konsumen yang aware terhadap brand Cipaganti lebih memilih menggunakan mobil
pribadi. Hal ini juga tergambar dari diagram berikut:
Market Share
Lain-lain; 8%
KA Argo Parahyangan; 4% Cipaganti; 17%
Mobil pribadi; 15%
Cititrans; 15%
Day trans; 6%
Primajasa; 15% X-trans; 13%
Baraya; 8%
Dimana terlihat bahwa market share pengguna travel untuk Bandung-Jakarta atau sebaliknya
17 % dikuasai oleh Cipaganti, 15% untuk Cititrans, dan 13% bagian milik X-trans, yang
menarik adalah jumlah market share Primajasa yang mencapai 15% dimana walaupun cuma
melayani trayek Bandung-Bandara Sukarno-Hatta, namun dengan kenyaman lebih karena
menggunakan bus dan jadwal keberangkatan setiap jam setiap hari membuat brand ini bisa
bersaing dengan brand lain. Begitu juga dengan mobil pribadi 16% dengan alasan
kepraktisannya, jadi dengan fitur pelayanan yang ditawarkan travel saat ini belum mampu
menarik pelanggan yang memilih menggunakan mobil pribadi. Besarnya market share
Cititrans disebabkan standardisasi untuk armada angkutan dan inovasi exclusive seat
(bahkan kursi pijat) membuat brand ini mampu menguasai 16% market share. Untuk X trans
tingginya loyalitas terhadap merek ini disebabkan X-trans adalah pelopor shuttle service, X-
trans mempunyai ikatan yang kuat dengan pelanggannya, terbentuk karena X-trans mampu
membangun komunitas pelanggannya dan kedekatan antara pelanggan dengan employee
perusahaan.
Untuk menghitung nilai dari suatu brand, terdapat dua pendekatan yang umum digunakan,
yaitu:
This approach uses easily available marketplace on the sales and price of the generic and
branded product as well as harder to find data on branding costs for both product. The pros of
this approach are that it is transparent, which facilities buy-in, and is easy to implement with
market-level data.
The main inconvenience of this method is that it is static (it does not take into account the
future). This approach also assumes the existence of an unbranded product that is similar to
the branded product on every point but the brand (e.g., both products have the same quality).
However, it is posible to collect this information in a survey if such a product does not exist
by creating a prototype with the exact same objective attributes as the branded product, minus
the brand.
Financial Approach
The financial approach uses the tools of economic value added analysis and discounted cash
flow analysis to compute the net present cash flow value derived from the brands future
earning.
Financial Data Customer Research Competitor Data
Rp %
v Brand
Operating earnings charge for tangible contribution
capital xindex
(estimate
% Discount
(% of intangible
of earning earnings
if unbranded) /
factordue
(estimate of volatility of brand earnings)
to the brand
Pendapatan Cipaganti Oto Jasa 2009 Rp 600 milyar, 2010 RP 1,2 trilyun dan target 2011 Rp
1,7 trilyun. Target penambahan cabang dari cipaganti sendiri adalah 4 cabang per bulan.
Jumlah armada Cipaganti, Travel & Shuttle adalah 200 armada yang dipergunakan untuk
memberikan berbagai jenis pelayanan antar jemput penumpang,
didalam satu hari (24 jam) melakukan 231 kali pemberangkatan (PP) atau rata-rata 6 menit
sekali atau sebanyak 462 trip perjalanan dengan kapasitas tempat duduk 3900 seat per hari
yang dilayani oleh 34 kantor cabang/outlet di wilayah Bandung dan Jabodetabek serta
bandara Soekarno-Hatta. Harga travel Cipaganti yang ditawarkan sekarang sebesar Rp
70.000,00-Rp 75.000,00 dengan jumlah pelanggan 50-100 orang per hari. Sedangkan biaya
yag dikeluarkan cipaganti per bulan per outlet :
1. Fixed Cost
- Sewa gedung = Rp 10.000.000
- Gaji karyawan dan supir (@2jt) = Rp 20.000.000
- Promosi (termasuk donatur) = Rp 10.000.000
- Listrik dan air = Rp 1.000.000
Total = Rp 31.000.000
2. Variable Cost
- Biaya Reparasi & Pemeliharaan = Rp 20.000.000
- Biaya Administrasi = Rp 2.000.000
- Biaya bensin dan tol = Rp 20.000.000
Total = Rp 42.000.000
Karena dalam penelitian ini kami fokus terhadap merek Cipaganti travel maka nilai
pendapatan Cipaganti travel dihitung hanya berdasarkan kontribusi Shuttle, Travel,
Document, Packages dan Cargo dan Tours and Ticketing sebesar 67 %, jadi pendapatan yang
ihasilkan oleh Cipaganti travel 2009 adalah 67% x Rp 600 milyar = Rp 402 milyar, dan untuk
tahun 2010 dan 2011 adalah 804 milyar dan 1, 14 trilyun.
Berdasarkan data tersebut, estimasi nilai brand Cipaganti adalah sebagai berikut:
Assumption:
- Rata-rata jumlah pelanggan per hari 100 orang per cabang atau sama dengan 3400
orang (34 cabang x 100 orang)
- Harga tiket Rp 70.000
- Harga tiket (unbranded) Rp 35.000
- Branding Cost : Rp 73.000.000 per bulan per cabang atau sama dengan Rp
2.482.000.000 (Rp 73.000.000 x 34 cabang) atau jika dari sisi marketing cost saja
340.000.000
- 1 bulan = 30 hari
V = Rp 1.088.000.000 per bulan atau 13.056.000.000 per tahun (untuk tahun 2010)
V = Rp 3.230.000.000 per bulan atau Rp 38.760.000.000 per tahun (untuk tahun 2010)
Jadi dengan menggunakan Market Based Approach nilai brand Cipaganti untuk tahun
2010 adalah Rp 13,056 milyar rupiah
3. Solusi perjalanan
- Paket perjalanan
Buat karyawan dan mahasiswa
liburan
- Promosi penjualan
Sistem poin dimana dapat ditukar dengan diskon atau tiket liburan ke Jogja misa;nya
- Iklan
- (trans studio, ancol dan lain-lain)