You are on page 1of 7

MINGGU KE 7

FUNGSI PENDEKATAN DAN


KLASIFIKASI INTERPOLASI
DISKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah ini berisi bahasan mengenai pengertian tentang Fungsi pendekatan dan klasifikasi
interpolasi, Fungsi kontinu dan smooth, Fungsi linear & tidak linear, polinomial, spline.

MANFAAT
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. mampu mendeskripsikan berbagai fungsi pendekatan dan klasifikasi interpolasi
2. mampu menghitung fungsi pendekatan dan mampu membaca data

RELEVANSI
Pada Bab ini ini mempunyai maksud memperkenalkan mahasiswa tentang Fungsi pendekatan
dan klasifikasi interpolasi

LEARNING OUTCOMES
Mahasiswa mampu :
1. mampu mendeskripsikan berbagai fungsi pendekatan dan klasifikasi interpolasi
2. mampu menghitung fungsi pendekatan dan mampu membaca data

PENYAJIAN
1. Cara interpolasi
Interpolasi adalah masalah pendekatan dalam matematika dan masalah estimasi dalam
statistik. Interpolasi dalam pemodelan terin digital digunakan untuk menentukan ketinggian nilai titik
dengan menggunakan ketinggian dikenal poin tetangga. Ada dua asumsi di balik teknik interpolasi : (a)
permukaan terin kontinu dan halus dan (b) ada korelasi tinggi antara data titik tetangga. Interpolasi
adalah salah satu teknik inti dalam pemodelan terin digital karena keterlibatan dalam berbagai tahap
proses pemodelan seperti pengendalian mutu, rekonstruksi permukaan, akurasi penilaian, analisis terin,
dan aplikasi. Teknik interpolasi dapat diklasifikasikan sesuai dengan kriteria yang berbeda dan
dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda. Tabel 1. merupakan klasifikasi sederhana.

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 1


Tabel 1. Klasifikasi cara Interpolasi

Dengan area untuk interpolasi, dua pendekatan diidentifikasikan, yaitu berbasis area dan
berbasis titik. Dalam pendekatan berbasis area yang permukaan dibangun dengan menggunakan
semua referensi yang menunjukkan dalam area ini dan tinggi setiap titik dalam area ini dapat ditentukan
dengan menggunakan permukaan yang terbentuk. Interpolasi berbasis wilayah dapat berupa global
atau lokal. Global interpolasi melibatkan pembangunan permukaan kompleks tunggal 3-D dari seluruh
data lengkap titik-titk yang diukur, dari mana nilai ketinggian dari semua titik lainnya dapat diperoleh. Ini
merupakan pendekatan yang ekstrim. Kegunaan dari jenis cara ini tergantung pada kompleksitas
permukaan terin dan area sebenarnya. Solusi yang lebih mudah diterima adalah untuk membagi area
yang luas menjadi serangkaian bentuk patch dan ukuran yang sama. Ini disebut interpolasi lokal atau
patchwise. Ukuran patch ditentukan oleh kompleksitas daerah dan mungkin ada.

2. Eksak fitting permukaan linier berbasis area


Bagian ini membahas interpolasi permukaan linear yang cocok persis dengan titik referensi.
Dengan kata lain, setiap titik referensi digunakan.

interpolasi linear sederhana


Bidang dapat ditentukan oleh tiga titik yang melewatinya dan bentuk segitiga adalah contoh membentuk
permukaan bidang. Fungsi matematika dari bidang adalah sebagai berikut :

z = a0 + a1x + a2y

di mana a0, a1, a2 dan adalah tiga koefisien dan (x, y, z) adalah titik koordinat dari titik permukaan.
Untuk menghitung koefisien ketiganya, tiga titik acuan dengan koordinat diketahui, misalnya, P1 (x1, y1,
z1), P2 (x2, y2, z2), dan P3 (x3, y3, z3), diperlukan untuk menetapkan tiga persamaan sebagai berikut:

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 2


Setelah koefisien a0, a1, a2 dan dihitung, maka tinggi zi dari setiap titik i dengan himpunan koordinat (xi,
yi) dapat diperoleh dengan menggantikan (xi, yi) ke dalam persamaan

2.2. Interpolasi bilinier


Interpolasi bilinear dapat dilakukan untuk setiap empat titik yang terletak tidak segaris. Fungsi
matematika adalah sebagai berikut :

z = a0 + a1x + + a2y a3xy

di mana a0, a1, a2, a3 adalah koefisien. parameter harus ditentukan oleh empat persamaan yang
dibentuk dengan memanfaatkan koordinat dari empat titik referensi, yang menyatakan, P1 (x1, y1, z1),
P2 (x2, y2, z2), P3 (x3, y3, z3), dan P4 (x4, y4, z4). Rumus matematikanya adalah sebagai berikut:

Setelah koefisien a0, a1, a2, a3 dihitung, maka ketinggian zi dari setiap titik i dengan himpunan
koordinat (xi, yi) dapat diperoleh dengan menggantikan (xi, yi) ke Persamaan di atas. Jika data titik
referensi terdistribusikan dalam bentuk grid persegi, maka rumus berikut dapat digunakan:

Dalam rumus, titik 1, 2, 3, dan 4 adalah empat node dari grid persegi, dan d adalah panjang interval grid
(Gambar 1a). Bahkan, interpolasi pada segi segitiga juga bisa dilakukan dengan cara yang sama ke grid

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 3


berbasis interpolasi bilinear. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1(b), ketinggian titik
P (xp, yp, zp) dapat diinterpolasi dari titik 1 dan 2 sebagai berikut:

dimana yp = y1 = y2, dan titik 1 dan 2 terletak pada garis AB dan AC, masing-masing.Atau, koordinat
area lokal dapat digunakan untuk interpolasi linear menggunakan rata-rata bobot, yaitu,

Hal ini menjamin kontinuitas antara segitiga yang berdekatan. Memang, jika distribusi titik acuan tidak
baik (misalnya, hampir sepanjang garis lurus), maka Persamaan tersebut tidak stabil, maka penggunaan
Persamaan ini yang dianjurkan dalam kasus seperti itu.

Gambar 1. Interpolasi bilinier (a) grid dan (b) segitiga

2.3. Eksak fitting permukaan curva berbasis area


Interpolasi bilinear secara luas digunakan dalam interpolasi DTM karena sederhana dan dapat
diandalkan. Namun permukaan yang dihasilkan tidak halus. Untuk membuat permukaan halus, maka
permukaan polinomial dapat dipasang satu set permukaan linear berdekatan. Atau, pas tepat dari
permukaan lengkung jika memungkinkan, seperti fungsi spline bicubic

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 4


3. Interpolasi spline bicubik
Untuk mengatasi kekurangan fungsi bilinear, fungsi spline bicubic dapat digunakan untuk
membangun permukaan smooth DTM di atas patch terdiri dari empat node grid (gambar 2), Fungsi
matematika dari fungsi bicubic adalah sebagai berikut:

dimana A00, A01, A10,. . . , A33 adalah 16 koefisien yang akan ditentukan.
Enam belas persamaan diperlukan untuk memecahkan 16 koefficients. Dengan koordinat
node jaringan empat diketahui, empat persamaan dapat dibentuk. Oleh karena itu, 12
persamaan lain diperlukan dan kondisi untuk hubungan antara patch, yaitu,
1. lereng pada setiap node (misalnya, sendi antara empat patch yang berdekatan) harus
kontinu di arah x, y
2. torsi dari sendi patch yang berdekatan juga terus menerus.

Gambar 2. interpolasi spline bicubik

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 5


PENJELASAN SELENGKAPNYA DILAKUKAN
PADA SAAT TATAP MUKA

PENUTUP
Fungsi pendekatan dan klasifikasi interpolasi pada MTD yang berupa Fungsi kontinu dan smooth
dan Fungsi linear & tidak linear, polinomial, spline ini sangatlah penting, sebab disamping tahu cara
memberkan pendekatan fungsi yang paling cocok dengan bentuk terin. juga harus mengetahui cara
interpolasi data MTD untuk kecocokan dengan permukaan tanahnya.

TEST FORMATIF
Latihan :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Fungsi pendekatan pada MTD ?


2. Jelaskan klasifikasi interpolasi dalam MTD.?

Jawaban
Jawaban soal latihan tersebut akan diberikan pada saat umpan balik /
diskusi pada kuliah minggu berikutnya

PETUNJUK PENILAIAN
NO KRITERIA 1 (skor 75-100) 2 3
1 Fungsi Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Tidak mampu menjelaskan
pendekatan secara lengkap Fungsi sebagian Fungsi Fungsi pendekatan pada
pada MTD pendekatan pada MTD pendekatan pada MTD MTD
2 klasifikasi Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Tdak mampu menjelaskan
interpolasi klasifikasi interpolasi hanya sebagian klasifikasi klasifikasi interpolasi
dalam MTD dalam MTD interpolasi dalam MTD dalam MTD
**(1 : skor 70 s/d 100, 2 : skor 40 s/d 70, 3 : skor 0 s/d 40)

TINDAK LANJUT
1) Untuk mahasiswa yang kurang mampu menjelaskan dan merangkum perkuliahan minggu ke 7
diharapkan untuk membaca buku pustaka /acuan yang berkaitan dengan materi minggu ke 7.
2) Mahasiswa mempelajari materi kuliah minggu berikutnya.

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 6


Daftar Pustaka :

1. Djurdjani, 1999, Model Permukaan Digital, Diktat Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM.
2. ITC, 2001, ILWIS 3.0 Academic Users Guide, ITC, Enschede.
3. Li, Z., Zhu, Q., dan Gold, C., 2005, Digital Terrain Modeling, Principles and Methodology,
CRC Press, 20000 N.W. Corporate Blvd, Boca Raton, Florida.
4. Meijerink, A.M.J., Brouwer, H.A.M, Mannaerts, C.M., dan Valenzuela, C.R., 1994,
Introduction to the Use of GIS for Practical Hydrology, ITC, Enschede.
5. Sheimy, Nasher., 1999, Digital Terrain Modeling, Lecture Notes, University of Calgary,
Calgary.

Teknik Geodesi dan Geomatika - UGM 7

You might also like