You are on page 1of 3

ANALISA EKONOMI (BENEFIT COST ANALYSIS) TERHADAP KONTRAK

KERJASAMA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI LISTRIK : BOT VS BRT

Proyek transmisi pada dasarnya dilaksanakan oleh PLN, kecuali beberapa


transmisi terkait dengan pembangkit milik IPP yang sesuai kontrak PPA
dilaksanakan oleh pengembang IPP dan proyek transmisi yang terkait dengan
wilayah usaha lain. Namun demikian, terbuka opsi proyek transmisi untuk juga
dapat dilaksanakan oleh swasta dengan skema bisnis tertentu, misalnya build
lease transfer (BLT) dan power wheeling . Power wheeling bertujuan antara lain
agar aset jaringan transmisi dan distribusi sebagai salah satu aset bangsa dapat
dimanfaatkan secara optimal, peningkatan utilisasi jaringan transmisi atau
distribusi sebagai salah satu bentuk efisiensi pada lingkup nasional,
mempercepat tambahan kapasitas pembangkit nasional untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional. Opsi tersebut dibuka atas dasar pertimbangan
keterbatasan kemampuan pendanaan investasi PLN dan pertimbangan
perusahaan swasta dapat lebih fleksibel dalam hal mengurus perizinan.

Skema BRT (build rent transfer) adalah transmisi dibangun dan didanai
oleh swasta, termasuk pembebasan lahan dan perizinan ROW, dan PLN
mengoperasikan serta membayar sewa sesuai biaya yang disepakati dan setelah
periode waktu tertentu aset transmisi akan ditransfer menjadi milik PLN.
Beberapa keuntungan yan dapaat diberikan BLT adalah:

1. Tidak membebani neraca pembayaran pemerintah (offbalance-sheet


financing);
2. Mengurangi jumlah pinjaman Pemerintah maupun sektor publik lainnya;
3. Merupakan tambahan sumber pembiayaan bagi proyek-proyek
yang diprioritaskan (additional finance sources for priority projects);
4. Tambahan fasilitas baru;
5. Mengalihkan resiko bagi konstruksi, pembiayaan dan pengoperasian
kepada sector swasta;
6. Mengoptimalkan kemungkinan pemanfaatan perusahaan maupun
teknologi asing;
7. Mendorong proses alih teknologi, khususnya bagi kepentingan negara-
negara berkembang;
8. Diperolehnya fasilitas yang lengkap dan operasional setelah masa akhir
konsesi.

BLT merupakan salah satu pilihan dalam kerjasama kemitraan antara PLN
dan swasta dalam pengadaan listrik. Hal ini dikarenakan oleh minimnya
pendanaan yang dimiliki oleh PLN. Dalam pelaksanaannya PLN telah melakukan
pertimbangan seleksi perusahaan yang akan diajak bekerjasama. Hal ini sudah
sesuai dengan prosedur pelaksanaan kontrak BLT. Dalam pertimbangan ini
seharusnya mempertimbangkan beberapa hal seperti;
Manfaat yang akan didapat
Dukungan Pemerintah (Prinsipal) yang dapat diberikan kepada
Promotor;
Kualifikasi dan pengalaman dari Promotor itu sendiri;
Besar ekuitas yang akan dipakai;
Jaminan kelangsungan
Jaminan pembelian atas produk dan atau jasa yang dihasilkan dari
pengoperasian fasilitas-fasiltas tersebut;
Jangka waktu konsesi
Komponen dari masing-masing paket yang terkait dengan konstruksi,
operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan penggerak perolehan
penerimaan

Di sektor kelistrikan Indonesia menghadapi masalah kekurangan pasokan dan


transmisi pada beberapa wilayah. Untuk mengatasi krisis ini dibutuhkan 2 juta
transmisi baru setiap tahun agar pada tahun 2020 tujuan electricity for all
dapat tercapai. Komitmen dari pemerintah yang terus mendukung peran serta
swasta dalam pembangunan menjadi salah satu aspek penting mendukung
berkembangya program ini. Dukungan pemerintah ini juga diwujudkan dengan
pemberian sarana Public and Private Infrastructure Investment Management
Center yang berfungsi sebagai penghubunng dengan pemerintah dan swasta.
Selain itu dukungan pemerintah secara riil juga diberikan dengan bentuk :

Pertama, dalam rangka penyediaan infrastruktur, badan usaha pemegang hak


konsesi dapat memiliki hak apropriasi tanah dan dapat menggunakan atau
membeli aset publik secara cuma-cuma atau pada harga yang lebih rendah.

Kedua, Pemerintah dapat memberikan subsidi konstruksi dan jaminan


pendapatan minimum kepada pemegang hak konsesi.

Ketiga, Pemerintah juga menyiapkan fasilitas pajak bagi beberapa item terkait
dengan pembangunan infrastruktur.

Keempat, Pemerintah memberikan kompensasi bagi proyek-proyek yang


terpaksa dihentikan karena alasan yang tak terhindarkan.

Kelima, bagi proyek-proyek PPP dapat diberikan jaminan kredit sehingga dapat
menunaikan kewajiban keuangan secara tepat waktu.

Dalam pengembangan kerjasama antara pemerintah dan swasta


diperlukan adanya iklim infestasi yang mendukung. Iklim investasi ini dapat
terwujud dengan adanya dukungan dari pemerintah. Selain menguntungkan
kedua belah pihak adanya infestasi ini akan membantu dalam menangani
minimnya masalah pembiiayaan sehingga permasalahan-permasalahan
mengenai pendanaan dapat teratasi. Adanyaa insentif terhadap swasta juga
akan memberikan dukungan berkembangnya kemitraan yang dibangun oleh
pemerintah. Dalam hal ini swasta sebagai mitra pemerintah tidak dipandang
hanya sebagai perusahaan yangmemborong saja, melainkan dipandang sebagai
anggota dalam pembangunan negara sehingga pembangunan negara dapat
berjalan lancar.

You might also like