You are on page 1of 4

KASUS A.

Seorang mahasiswa program studi peternakan UNDIP mengambil sampel


rumput gajah, rumput lapang, ampas tahu, jagung dan dedak. Mahasiswa
tersebut bermaksud mengetahui komposisi kimia bahan tersebut. Komponen
nutrien yang ingin diketahuinya sementara cukup hanya dengan menggunakan
metoda Analisis Proksimat. Berikut ini dipaparkan prosedur analisis dan data
hasil pengukuran. Komposisi kimia berdasarkan hasil proksimat dapat dihitung
berdasarkan data tersedia secara bertahap.
Kegiatan analisis komponen kimia dilakukan dengan pengambilan,
pengeringan, pengilingan dan analisis kimia sampel bahan pakan.
1. Pengambilan Sampel.
(a) Rumput gajah atau rumput lapang segar yang digunakan dalam penelitian
masing-masing sekitar 10 kg (perkiraan) diambil secara acak dari tumpukan
rumput yang telah disabit dari kebun dan tersedia di kandang. Rumput
kemudian dicacah menjadi potongan-potongan kecil dengan ukuran
potongan sekitar 2 cm. Cacahan rumput diaduk secara merata kemudian
diambil sebanyak masing masing 1 kg dengan cara menimbang
menggunakan timbangan dengan ketelitian hingga 1 g.
(b) Sampel ampas tahu segar diambil dan ditimbang sebanyak 1 kg dengan
timbangan yang mempunyai ketelitian hingga 1 g.
(c) Sampel jagung dan dedak diambil dari karung atau silo (tempat
penyimpanan jagung) sebanyak 500 g.
Catatan: Berat sampel tersebut dikenal dengan berat segar atau fresh weight
atau dikenal juga dengan as fed. Pengambilan sampel 1 kg, tidak harus 1.000 g
namun bisa sedikit atau lebih. Hal yang paling penting dalam pengambilan
sampel adalah sampel ditimbang dengan teliti dan dicatat dengan benar.
2. Pengeringan Sampel
(a) Cacahan rumput gajah atau rumput lapang dan ampas tahu, dikeringkan di
bawah terik matahari menggunakan tampah bambu(niru) yang bersih.
Pengeringan dapat juga mengunakan oven pada suhu 60 OC selama 48 jam.
Sampel jagung dan dedak yang diambil dari gudang kering, umumnya tidak
perlu dikeringkan pada terik matahari lagi karena bahan keringnya sudah
minimal 86% atau kondisi aman untuk penyimpanan.
(b) Sampel yang dikeringkan dalam tampah bambu atau tempat lainnya yang
terbuka, harus dipastikan bahwa tidak ada sedikitpun yang tercecer atau
keluar dari wadah.
(c) Pada hari ke tiga cacahan rumput tersebut telah kering kemudian ditimbang
kembali dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian hingga 1 g.
(Berat sampel pada tahap ini dikenal sebagai berat kering udara atau air
dry matter).
3. Penggilingan Sampel
(a) Sampel tersebut selanjutnya digiling dengan penggiling stainless steel
menggunakan saringan 2 mm.
(b) Hasil gilingan dimasukan ke dalam kantong plastik bersih dan diikat rapat
sehingga tidak memungkinkan udara luar masuk ke dalam kantong plastik.
4. Analisis Kimia Sampel
(a) Sampel yang telah digiling dapat digunakan untuk analisis proksimat atau
berbagai analisis lainnya.
(b) Jenis analisis yang dilakukan tergantung pada nutrien atau komponen pakan
yang ingin dianalisis.
5. Data Hasil Analisis
(a) Data hasil analisis kadar air atau kadar bahan kering (BK) serta kadar abu
disajikan dalam Tabel 1 dan 2. Lengkapilah Tabel tersebut berdasarkan data
yang diperoleh.
(b) Tabel 3 menyajikan hasil analisis nitrogen dengan metoda Kjieldahl. Data ini
diperlukan untuk menghitung kadar protein bahan. Hitunglah kadar protein
kasar (%BK) berdasarkan data dalam Tabel 3 dan nilai bahan kering hasil
perhitungan dalam Tabel 2.
(c) Tabel 4 berisi hasil analisis lemak kasar, hitunglah kadar lemak kasar bahan
pakan tersebut dengan melengkapi Tabel 4.
(d) Tabel 5 berisi data mentah hasil analisis serat kasar. Hitunglah kadar BETN
bahan tersebut dengan mengisi Tabel 5 tersebut.
(e) Hasil perhitungan dapat dibuat tabel komposisi pakan seperti disajikan
dalam Tabel 5. Masukan seluruh hasil perhitungan ke dalam Tabel 5.
Komposisi nutrien biasanya dinyatakan dalam presentase terhadap bahan
kering. Periksalah apakah jumlah abu, protein kasar, lemak kasar, serat
kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) mencapai 100%.

Tabel 1. Data hasil analisis kadar bahan kering (BK) pakan basah dan pakan
kering.

Bahan Sampel Bahan


Makanan Segar Kering udara Kering
(g) Bobot (g) BK(%)1 (g)
Rumput gajah 1123 375 a
Rumput lapang 978 346 a
Ampas tahu 1231 253 a
Jagung - 485
Dedak - 492
aBerat sampel setelah 3 hari pengeringan pada terik matahari atau dalam oven 60 C
O

1Bahan kering absolut, dihitung berdasarkan nilai BK sampel pada Tabel 2.

Tabel 2. Data hasil pengeringan dengan oven 105 OC dan pengabuan dalam
tanur.

Bahan Sampe Stlh Stlh Tanur3 BK Abu


Makanan l1 Oven2 (g) Sampel (%BK)
(g) (g) %)
Rumput gajah 4.865 4.636 0.418
Rumput 4.902 4.328 0.485
lapang
Ampas tahu 5.014 4.377 0.317
Jagung 5.072 4.372 0.361
Dedak 4.934 4.298 0.386
1Sampel kering udara
2Pengeringan dalam oven pada suhu 105 C O

3Bobot abu; pengabuan dilakukan dalam tanur pada suhu 600 C O

Tabel 3. Data hasil analisis nitrogen dengan metoda Makro Kjieldahl.


Bahan Sampel1 Nitrogen2 Protein3 Bahan Protein Protein
Makanan (g) (g) (g) Kering4 Kasar (% Kasar
(g) bahan) (%BK)

Rumput 4.735 0.0695


gajah
Rumput 4.917 0.0546
lapang
Ampas tahu 4.586 0.2462
Jagung 4.875 0.0613
Dedak 4.934 0.0634
1Sampel kering udara
2Hasil analisis Kjieldahl
3Hasil perkalian dengan factor 6.25
4Dihitung berdasarkan bahan kering udara bahan yang diperoleh dalam Tabel 2.

Tabel 4. Data mentah hasil analisis lemak kasar


Bahan Samp Selongso Setelah Lem Bahan Lem Lema
Makanan el 1 ng Ekstraks ak Kerin ak k
Sampel 2 i3 g4 kasa Kasa
r% r
baha (%BK
n )
(g) ----------
%----------
Rumput 2.143 1.526 3.618
gajah
Rumput 2.116 1.489 3.568
lapang
Ampas tahu 2.336 1.442 3.385
Jagung 2.200 1.406 3.479
Dedak 2.222 1.456 3.438
1Sampel kering udara
2Selongsong kertas tempat sampel selama ekstraksi dengan petroleum ether
3Berat selongsong dan residu sampel setelah ektraksi lemak
4Dihitung berdasarkan bahan kering udara bahan yang diperoleh dalam Tabel 2.

Tabel 5. Tabel komposisi nutrien beberapa pakan


Nama Bahan Bahan Komposisi Kimia (%BK)2
Kering
(%)1 Abu Protein Lemak Serat BETN
Kasar Kasar Kasar
Rumput gajah 34.50
Rumput 32.60
lapang
Ampas tahu 16.74
Jagung 15.38
Dedak 17.52
1
Diisi berdasarkan hasil perhitungan, seperti pada Tabel 1
2
Komponen serat kasar sudah dihitung, kolom lainnya diisi berdasarkan
hasil dalam Tabel 1, 2, 3 dan 4.

KASUS B
Seorang peternak memiliki sapi perah laktasi 10 ekor yang berat hidupnya rata-
rata 500 kg. Setiap ekor sapi memerlukan ransum (bahan kering) 3% dari bobot
hidupnya. Perbandingan bahan kering komponen ransum telah ditetapkan.
Lengkapilah Tabel 6 dengan menggunakan data atau hasil perhitungan
sebelumnya (Tabel 1 dan Tabel 3).

Tabel 6. Komposisi ransum sapi laktasi


Bahan Proporsi Bahan Bahan Protein
Makanan bahan kering2 segar3 (kg)
kering1 (%) (kg (kg)
Rumput gajah 25
Rumput 25
lapang
Ampas tahu 10
Jagung 15
Dedak 25
total 100
1Nilai
ini ditetapkan oleh peternak
2Hitung terlebih dahulu kebutuhan total bahan kering
3Gunakan data bahan kering dalam Tabel 1 atau Tabel 5

You might also like