Professional Documents
Culture Documents
DISKRIPSI SINGKAT
Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara fotogrametris, interferometri SAR (SRTM),
airborne laser scanning/Lidar. Dalam sub pokok bahasan ini dibahas masalah bebagai metode
pengumpulan data dati teknologi fotogrametris (sensor pasif) dan teknologi sensor aktif berupa Ifsar dan
Lidar (ALS). Masing masing ada keuntungan dan kerugiannya tergantung kegunaannya.
MANFAAT
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. Memahami berbagai sumber dan metode pengumpulan data MTD secara fotogrametris,
interferometri SAR (SRTM), airborne laser scanning/Lidar
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membandingkan keunggulan dan kelemahan
pengumpulan data MTD secara fotogrametris, interferometri SAR (SRTM), airborne laser
scanning/Lidar .
RELEVANSI
Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara fotogrametris, interferometri SAR (SRTM),
airborne laser scanning/Lidar ini mempunyai maksud memperkenalkan mahasiswa tentang peran ahli
geospasial dalam mengenali sumber data masukan dan metode pengumpulannya
LEARNING OUTCOMES
Mahasiswa mampu menerangkan tentang sumber dan metode pengumpulan data MTD secara
fotogrametris, interferometri SAR (SRTM), airborne laser scanning/Lidar serta mampu menjelaskan dan
PENYAJIAN
Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara fotogrametris, interferometri SAR (SRTM),
airborne laser scanning/Lidar .
1. Sumber data MTD
1.1. Perkembangan fotogrametri
Pada tahap awal, kesemua peralatan berupa alat optik. Kemudian, proyeksi mekanik dan optik
mekanik diadopsi untuk meningkatkan akurasi pengukuran. Pada akhir 1950-an, komputer
diperkenalkan pada fotogrametri untuk mencoba merekam output digital, sehingga diperoleh
fotogrametri numerik, Untuk selanjutnya proyeksi optik mekanik digantikan oleh model komputasi,
sehingga diperoleh potogrammetry analitis. Pada awal 1980-an peralatan digital digunakan, sehingga
terbentuklah digital atau softcopy fotogrametri. Singkatnya, fotogrametri telah mengalami empat tahap
pengembangan , yaitu, analog , numerik , analitis dan digital fotogrametri seperti pada gambar 1.
Setiap foto dicirikan oleh enam unsur orientasi , tiga unsur sudut putar pada ketiga sumbu x, y, z
dan tiga translasi sistem koordinat x, y,z. Setiap dua foto yang tumpang tindih dapat digunakan untuk
menghasilkan model stereo seperti pada gambar 3 .
Gambar 3. Model stereo yang dibentuk oleh proyeksi titik foto dari sepasang stereo
Dimana x, y, z adalah sistem koordinat geodesi, S-xy adalah foto sistem koordinat. x, y adalah sepasang
koordinat foto. Sebuah titik di tanah. S adalah perspektif pusat kamera. Xs, Ys, Zs adalah set koordinat
tanah proyeksi pusat S dalam sistem koordinat geodetik. Xa, Ya, Za adalah set koordinat tanah titik A
dalam sistem koordinat geodesi. f adalah jarak dari S ke foto, yaitu, panjang fokus kamera. Dan ai, bi, ci
adalah fungsi dari tiga unsur orientasi sudut putar ke tiga sumbu sebagai berikut :
Jika enam unsur-unsur orientasi untuk setiap foto yang diketahui, maka ketika koordinat foto titik a ' , a "
diukur, koordinat tanah A (X,Y,Z) , dapat dihitung dari persamaan di atas.
1.3. Radargrametri
Mirip dengan fotogrametri, radargrammetry membentuk model stereo untuk pengukuran 3D.
Perbedaannya adalah bahwa dalam radargrammetry, dua citra SAR diperoleh dari geometri
pandang samping yang unik digunakan untuk membentuk model stereo seperti pada gambar 4.
Hanya saja informasi intensitas citra SAR yang digunakan untuk pengukuran radargrammetric
seperti pada gambar 13, tidak seperti InSAR yang secara prinsip menggunakan informasi fase
interferometrik.
Gambar 13. DTM dibuat dari ERS-1 sepasang stereo SAR Hongkong,
(a) 2 maret1996, (b) 18 maret 1996, (c) hasil DTM
PENUTUP
Dalam hal keakuratan pengukuran, fraksi milimeter dapat dicapai dengan survei konvensional
dan fraksi sentimeter dengan fotogrametri dan fraksi meter dengan digitasi dari peta. Keakuratan proses
fotogrametri menggunakan citra satelit, akurasinya sangat rendah, tergantung pada resolusinya.
Misalnya, jika citra SPOT dengan resolusi 10 m yang digunakan, maka akurasinya adalah 5 sampai 10
m. Teknologi InSAR untuk akuisisi data DTM (ketinggian mutlak di permukaan terin), akurasi hanya
sekitar 5 m. keakuratan data radargrammetric bahkan lebih rendah. Dalam hal efisiensi , survei
konvensional lebih padat karya dan karena itu hanya cocok untuk pemetaan area kecil, jika akurasi yang
tinggi diperlukan. Teknik fotogrametri cocok dari daerah menengah dan ukuran besar.
TEST FORMATIF
Latihan :
1) Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara fotogrametris? Jelaskan !!
2) Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara interferometri SAR (SRTM)?
Jelaskan !!
3) Sumber dan metode pengumpulan data MTD secara airborne laser scanning/Lidar?
Jelaskan !!
Jawaban
Jawaban soal latihan tersebut akan diberikan pada saat umpan balik /
diskusi pada kuliah minggu berikutnya
NO KRITERIA 1 2 3
1 Sumber dan Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Tidak mampu menjelaskan
metode secara lengkap sebagian dari Sumber Sumber dan metode
pengumpulan Sumber dan metode dan metode pengumpulan data MTD
data MTD pengumpulan data pengumpulan data MTD secara fotogrametris
secara MTD secara secara fotogrametris
fotogrametris fotogrametris
2 Sumber dan Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Tidak mampu menjelaskan
metode secara lengkap sebagian Sumber dan Sumber dan metode
pengumpulan Sumber dan metode metode pengumpulan pengumpulan data MTD
data MTD pengumpulan data data MTD secara secara interferometri
secara MTD secara interferometri SAR SAR (SRTM)
interferometri interferometri SAR (SRTM)
SAR (SRTM) (SRTM)
3 Sumber dan Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Tidak mampu menjelaskan
metode secara lengkap sebagian Sumber dan Sumber dan metode
pengumpulan Sumber dan metode metode pengumpulan pengumpulan data MTD
data MTD pengumpulan data data MTD secara secara airborne laser
secara MTD secara airborne airborne laser scanning/Lidar
airborne laser laser scanning/Lidar scanning/Lidar
scanning/Lidar
**(1 : skor 70 s/d 100, 2 : skor 40 s/d 70, 3 : skor 0 s/d 40)
TINDAK LANJUT
1) Untuk mahasiswa yang kurang mampu menjelaskan dan merangkum perkuliahan minggu ke 3
diharapkan untuk membaca buku pustaka /acuan yang berkaitan dengan materi minggu ke 3.
2) Mahasiswa mempelajari materi kuliah minggu berikutnya.
Daftar Pustaka :
1. Djurdjani, 1999, Model Permukaan Digital, Diktat Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM.
2. ITC, 2001, ILWIS 3.0 Academic Users Guide, ITC, Enschede.
3. Li, Z., Zhu, Q., dan Gold, C., 2005, Digital Terrain Modeling, Principles and Methodology,
CRC Press, 20000 N.W. Corporate Blvd, Boca Raton, Florida.
4. Meijerink, A.M.J., Brouwer, H.A.M, Mannaerts, C.M., dan Valenzuela, C.R., 1994,
Introduction to the Use of GIS for Practical Hydrology, ITC, Enschede.
5. Sheimy, Nasher., 1999, Digital Terrain Modeling, Lecture Notes, University of Calgary,
Calgary.