You are on page 1of 24

REFERAT

FRAKTUR

DISUSUN OLEH
Senida Ayu Rahmadika
NIM 030.09.230

Pembimbing :
Dr. Hawari Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO
OKTOBER 2016
A. Pendahuluan

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi

mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya

patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit di atasnya masih utuh,

keadaan ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana); kalau kulit atau salah satu dari

rongga tubuh tertembus, keadaan ini disebut fraktur terbuka (atau compound), yang

cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi.

Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di

bagian tulang yang patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi), nyeri tekan, krepitasi,

gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan

neurovaskular. Apabila gejala klasik tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat

ditegakkan walaupun jenis konfigurasi frakturnya belum dapat ditentukan.

Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan jenis dan kedudukan fragmen

fraktur.Foto Roentgen harus memenuhi beberapa syarat, yaitu letak patah tulang harus

diletakkan di pertengahan foto dan sinar harus menembus tempat ini secara tegak lurus.

Bila sinar menembus secara miring, gambar menjadi samar, kurang jelas, dan berbeda

dari kenyataan. Harus selalu dibuat dua lembar foto dengan arah yang saling tegak

lurus.Persendian proksimal maupun distal harus tercakup dalam foto. Bila ada kesangsian

atas adanya patah tulang sebaiknya dibuat foto yang sama dari ekstremitas kontralateral

yang sehat untuk perbandingan. Bila tidak diperoleh kepastian tentang adanya kelainan,

seperti fissura, sebaiknya foto diulang setelah satu minggu; retak akan menjadi nyata

karena hiperemia setempat di sekitar tulang yang retak itu akan tampak sebagai

dekalsifikasi. Osteoporosis pascatrauma merupakan tanda Roentgenologik normal


pascatrauma yang disebabkan oleh hiperemia lokal proses penyembuhan. Pemeriksaan

khusus seperti CT-Scan atau MRI kadang diperlukan, misalnya pada kasus fraktur

vertebra yang disertai gejalan neurologis.

B. Epidemiologi

Fraktur tibia dan fibula merupakan fraktur tulang panjang yang paling sering

terjadi.Rata-rata insiden dari kasus ini diperkirakan terjadi sekitar 26 fraktur diaphyseal

tibia dalam 100.000 penduduk per tahun. Laki-laki lebih sering mengalami fraktur ini

dibandingkan perempuan, dengan insiden laki-laki yang sekitar 41 dalam 100.000

penduduk per tahundaninsidenperempuan sekitar 12 dalam 100.000 penduduk per tahun.

Usia rata-rata pasien yang mengalami fraktur shaft tibia adalah 37 tahun, dengan laki-laki

yang memiliki usia rata-rata 31 tahun dan wanita 54 tahun.

C. Anatomi dan Fisiologi Tulang


Gambar 2: Tahap perkembangan tulang panjang

Gambar 3 :Struktur tulang panjang

Gambar 4 : Gambaran radiologi


tulang normal posisi AP/Lateral
Pertengahan dari tulang
panjang disebut diafisis. Bagian sebelum ujung tulang adalah metafisis, yang meluas

sampai ke lempeng epifisis. Epifisis melibatkan ruang-ruang sendi. Pusat-pusat

pertumbuhan kadang ditemukan pada bagian tulang panjang yang tidak melibatkan ruang

sendi (misalnya, sepanjang trokanter mayor femur).Pusat-pusat ini disebut sebagai

apofisis.

Pertumbuhan tulang panjang terjadi terutama pada lempeng epifisis, ketika tulang

baru memperpanjang metafisis dan menjauhkan jarak ke lempeng epifisis. Sebagian

pertumbuhan terjadi sepanjang periosteum lateral sehingga memungkinkan tulang

menjadi lebih tebal seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian epifisis tampak saat lahir

dan sebagian besar tertutup pada usia duapuluh tahun. Ada bagian yang berbeda dari

tulang panjang yang penting, karena beberapa lesi yang khas hanya akan mempengaruhi

bagian-bagian tertentu dari tulang tersebut. Sebagai contoh, sarkoma ewing yang

mempengaruhi diapisis tulang panjang, tapi jarang mempengaruhi epifisis.

Korteks tulang memiliki garis putih halus, yang disebut trabekula. Terletak

terutama di sepanjang garis stres dalam tulang dan merupakan pilar-pilar penyokong.

Kadang-kadang dapat terjadi persilangan trabekula. Pada keadaan tidak digunakan, usia

tua, atau peningkatan aliran darah, kalsium akan terbawa dari tulang dan menghilangkan

cross-linking trabekula sehingga tulang menjadi lemah dan mudah terjadi fraktur.

Fungsi dari sistem rangka antar lain :

1. Mendukung dan menstabilkan jaringan sekitarnyaseperti otot, pembuluh darah,

saraf, lemak, dan kulit.

2. Melindungi organ vital tubuh seperti otak , sumsum tulang belakang , jantung ,

dan paru-parudan melindungi jaringan lunak lain pada tubuh .


3. Membantu menggerakan tubuh dengan menyediakan tempat melekatnya otot-

otot.

4. Memproduksi sel-sel darah. Proses inidisebut hematopoiesis dan terjadi

terutama di sumsum tulang merah.

5. Tempat penyimpanan garam mineral , terutamafosfor dan kalsium , dan lemak.

Beberapa yang terkait dengan tulang adalah tulang rawan, tendondan ligamen.

Tulang rawan, jaringan ikat, adalah lingkungan tempat tulang berkembang pada janin. Ini

juga ditemukan di ujung tulang sejati dan dalam sendi pada orang dewasa. Tulang rawan

memberikan permukaan halus sebagai tempat tulang bergerak terhadap satu sama lain.

Ligamen adalah struktur jaringan ikat yang keras yang melekatkan antar tulang. Seperti

ligamen yang melekatkan kepala femur dan acetabulum pada panggul. Tendon adalah

struktur serupa yang melekatkan otot ke tulang.

D. Mekanisme Fraktur

Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas

untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat: (1) peristiwa trauma tunggal; (2)

tekanan yang berulangulang ; atau (3) kelemahan abnormal pada tulang (fraktur

patologik).

a. Fraktur akibat peristiwa trauma

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba dan berlebihan,

yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan.

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan

lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur

melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.; penghancuran kemungkinan akan


menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. Bila terkena

kekuatan yang tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari

tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak ditempat frakur mungkin

tidak ada.

Kekuatan dapat berupa: (1) pemuntiran, yang menyebabkan fraktur spiral; (2)

penekukan, yang menyebabkan fraktur melintang; (3) penekukan dan penekanan, yang

mengakibatkan fraktur sebagian melintang yang disertai fragmen kupu kupu berbentuk

segitiga yang terpisah ; (4) kombinasi dari pemuntiran, penekukan, dan penekanan yang

menyebabkan fraktur oblik pendek; atau (5) penarikan, dimana tendon atau ligamen

benar benar menarik tulang sampai terpisah.

Gambar 5

:Tipe-tipe

fraktur

berdasarkan

mekanisme

trauma(8)
Gambar

6 :a.

Fraktur

spiral ,

b.

Fraktur

melintang , c. Fraktur oblik ,

d. Fraktur Butterfly

b. Fraktur tekanan

Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat

tekanan berulangulang. Keadaan ini paling sering ditemukan pada atau fibula atau

metatarsal, terutama pada atlet, penari , dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak
jauh.

Gambar 7: Stress

fraktur metatarsal

c. Fraktur

patologik

Fraktur dapat

terjadi oleh tekanan

yang normal kalau

tulang itu lemah

(misalnya oleh tumor)

atau kalau tulang itu

sangat rapuh

(misalnya pada

penyakit pager).

Gambar 8:

Ewing tumor

E. POLA

FRAKTUR

PADA

ANAK

Mekanisme
dari fraktur ada anak-anak berbeda menurut usianya. Anak yang lebih muda lebih sering

terjadi fraktur oleh karena bermain dan jatuh dengan lengan yang terulur. Sedangkan pada

anak yang lebih dewasa cidera fraktur dapat terjadi karena berolahraga, bersepeda, dan

kecelakaan. Ligamentum pada anak-anak lebih kuat dibandingkan ligamentum pada

orang dewasa, sehingga bila terjadi cidera, gaya yang timbul akibat benturan tersebut

akan menyebabkan dislokasi pada orang dewasa dan menyebabkan fraktur pada anak

oleh karena gaya yang timbul di transmisikan pada tulang. Sehingga perlu dilakukan

penilaian yang tepat ketika terjadi dislokasi pada anak-anak yang bisa saja melibatkan

terjadinnya fraktur pada tulang. Pembagian fraktur pada anak sebagai berikut :

1. Plastic deformation

Kekuatan yang menyebabkan kelainan mikroskopik pada posisi yang konveks

pada tulang dan tidak mempengaruhi tulang yang konkaf.

Tulang menekuk oleh karena melewati batas elatisnya, tetapi gaya yang

ditimbulkan oleh cidera tidak sampai menyebabkan fraktur.

Tidak ada garis fraktur yang terlihat di radiography.

Khas untuk anak-anak.

Penekukan pada ulna yang kurang dari 20 derajat pada anak usia kurang sama

dengan 4 tahun biasanya akan terkoreksi selama masa pertumbuhan.

Sering pada os ulna dan kadang-kadang pada os fibula.


Gambar 9 :Plastic Deformation

2. Buckle fraktur

Kompresi pada tulang yang terjadi pada sambungan methapisis dan diaphisis.

Sering terjadi pada distal radius.

Sifatnya stabil.

Sembuh dalam 3-4 minggu dengan pergerakan yang minimal.

Gambar 10 :Buckle

Fracture(14,15)

3. Greenstick

fraktur

Tulan

menjadi bengkok pada daerah tulang yangkonveks.

Dapat menyebabkan patahnya sisi konkaf pada tulang jika melewati batas

elastisnya dan memberikan deformitas pada tubuh.


Gambar 11 :Greenstick Fracture

4. Komplit fraktur

Bila seluruh lingkaran

tulang atau kedua

permukaan korteks

terputus

Diklasifikasikan

menjadi fraktur spiral,

obliq dan transfersal.

Sama seperti tipe

fraktur pada orang dewasa.

Spiral fraktur disebabkan karena benturan tidak langsung berupa rotasi,

benturan dengan kecepatan rendah.

Obliq fraktur melewati garis diagonal diaphisis tulang dengan sudut 30 dari

aksis tulang, tidak

stabil.

Fraktur transversa

disebabkan karena

benturan langsung

yang keras.

Gambar 12 :Complete Fracture

5. Epiphysial fraktur
Fraktur pada lempeng pertumbuhan dapat disebabkan oleh: trauma, kelainan

vaskuler pada lempeng pertumbuhan atau jembatan pertumbuhan tulang dari

methafisis ke bagian penulangan dari ephypisis.

Kerusakan pada lempeng pertumbuhan dapat menyebabkan deformitas

anguler yang progresif, ketidakseimbangan panjang dari ekstremitas.

Sering terjadi pada ephifisis distal os radius.

Dapat Sembuh dalam 3 minggu.

Di klasifikasikan oleh salter harris (SH) seperti berikut :

Salter Harris (SH) . Klasifikasi kerusakan fraktur


Tipe Karakteristik
I fraktur transversal melalui sisi metafisis dari lempeng
pertumbuhan
II fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul
melalui tulang metafisis
III fraktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan epifisis
dan kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari
lempeng pertumbuhan.
IV raktur longitudinal melalui epifisis, lempeng pertumbuhan
dan terjadi melalui tulang metafisis.
V cedera remuk dari lempeng pertumbuhan
Gambar 13 :Klasifikasi trauma fiseal shalter-harris

Gambar

14 :Shalter-

Harris Type

Gambar

15 :Shalter-

Harris Type

II
Gambar 16 :Shalter-

Harris Type III

Gambar 17: Shalter-

Harris Type IV
Gambar 18 :Shalter-Harris Type V

F. ProsesPenyembuhanTulang

Prosespenyembuhanfrakturterdiriataslimastadiumyaitu:

1. Pembentukanhematom

Pembuluhdarahrobekdanterbentukhematomadisekitardandidalamfrakur.Tulangpada

permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah, akan mati sepanjang satu atau dua

milimeter.

2. Radangdanproliferasiselluler

Dalam 8jam setelahfrakturterdapat reaksiradangakut distertai poliferasi sel dibawah

periosteumdandidalamsaluranmedullayangtertembus.Ujungfragmendikelilingiolehjaringan

sel,yangmenghubungkantempatfraktur.Hematomayangmembekuperlahanlahandiabsorbsdan

kapilerbaruyanghalusberkembangkedalamdaerahitu.

3. Pembentukankalus

Sel yang berkembangbiak memilki potensi krondrogenik dan osteogenik: bila diberikan

keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam beberapa keadaan, juga

kartilago.Populasoselsekarangjugamencakuposteoklas(mungkindihasilkandaripembuluhdarah

baru)yangmulaimembersihkantulangyangmati.Massaselyangtebal,denganpulaupulautulang

yang imatur dan kartilago, membentuk kalus atau bebat pada permukaan periosteal dan

endosteal.Sementaratulangfibrosayangimatur(atauanyamantulang)menjadilebihpaday,gerakan

padatempatfraktursemakinberkurangdanpadaempatminggusetelahcederafrakturmenyatu.

4. Konsolidasi
Bilaaktivitasosteoklastikdanosteoblastikberlanjut,anyamantulangberubahmenjaditulang

lamelar.Sistem itu sekarang cukup kaku untuk memungkinakan osteoklas menerobos melalui

reruntuhanpadagarisfraktur,dandekatdibelakangnyaosteoblastmengisicelahcelahyangtersisa

di antarafragmendengantulangyangbaru.Ini adakahprosesyanglambat danmungkinperlu

beberapabulansebelumtulangcukupkuatuntukmembawabebangyangnormal.

5. Remodeling

Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa tahun,

pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorpsi dan pembentukan anak, tulang akan

memperoleh bentuk yang mirip bentuk normalnya. Kontur normal dari tulang disusun kembali

melalui proses remodeling akibat pembentukan tulang osteoblastik maupun resorpsi

osteoklastik.Keadaaan terjadi secara relatif lambat dalam periode waktu yang berbeda tetapi

akhirnyasemuakalusyangberlebihandipindahkan,dangambaransertastruktursemuladaritulang

tersusun

kembali.

Gambar 21 :Proses

penyembuhan tulang
Gambar 22 :Pembentukan

kalus(periosteal callus)

G. Komplikasi
Fraktur
1. Infeksi

(osteomyelitis)
Pada osteomyelitis, mikroba masuk melalui kulit yang rusak, meskipun dapat
pula ditularkan melalui pembuluh darah. Penyembuhan tidak akan terjadi jikamasih
ada infeksi yang masih berlangsungError: Reference source not found.

Gambar 22:
A. Infeksi awal pada
metaphyseal, terdapat destruksi
fokal yangminimal padadistal
medialmetaphysic.
B. destruksi tulang lanjut jelas
kelihatanpada metaphyseal

2. Non union
Penyembuhan secara non unionpada tulang terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Pada radiologis kelihatan jalur fraktur yang persisten

Gambar 23: Non-union pada tibia. Terdapat Interosseous bone


grafting dan surgical wiring. Terdapat sklerosis sekitar garis
fraktur tanpa adanya bridging tulang, 1 tahun setelah fraktur

3. Malunion
Terjadi proses penyembuhan fraktur yang tidak sesuai dengan posisi anatomi.

Gambar 24:Malunion pada fraktur tibia dimana telah


terjadi penyembuhan tapi terdapat angulasi padalateral
dari fragmen distal
Diagnostik

Gambar 25: Fraktur pada 1/3 medial tibia et fibula sinistra

Foto Cruris Sinistra AP/ Lateral

- Alignment cruris berubah, tampak dislokasi os talus ke arah inferolateral.

- Fraktur obliq incomplete 1/3 medial os tibia sinistra.

- Fraktur obliq 1/3 medial os fibula dengan fragmen distal yang displaced ke

craniolateral
- Tampak garis lusen pada growth plate dan epifisis distal os tibia.

- Mineralisasi tulang baik.

- Celah sendi genu baik.

- Jaringan lunak sekitarnya kesan swelling.

Kesan :

o Fraktur pada 1/3 medial os tibia et fibula sinistra.

o Suspek fraktur salter harris tipe III pada distal os tibia sinistra

o Dislokasi os talus ke inferolateral

You might also like