Professional Documents
Culture Documents
AFATUL LISAN
TUJUAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi ini pemirsa diharapkan mampu :
1. Mengungkapkan keutamaan diam
2. Menunjukkan perintah berkata baik
3. Menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh lisan
4. Menunjukkan jenis-jenis ucapan berbahaya
5. Menunjukkan cara menghindarkan diri dari penyakit lisan
POKOK-POKOK MATERI
2. KEUTAMAAN DIAM
Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat
menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah
pengendalian bicara. Sabda Nabi:
Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan jenggot), dan
antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga HR. Al Bukhariy
Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan
istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya HR Ahmad
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab :
Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk
neraka, Rasul menjawab : dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan HR. At Tirmidziy
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan
tutupi keburukannya HR. Abu Nuaim.
Ibnu Masud berkata : Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama aku penjarakan dari
pada mulutku sendiri
Abu Darda berkata : Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya
diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara.
2
Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia
tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari kiamat
HR Ibn Majah.
Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak
terlibat dalam pembicaraan batil HR Ibnu Abiddunya.
Allah SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya, mereka
menjawab: dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang
yang membicarakannya QS. 74:45
Terhadap orang-orang yang memperolok-olokkan Al Quran, Allah SWT
memperingatkan orang-orang beriman :maka janganlah kamu duduk beserta mereka,
sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu
berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka. QS. 4:140
5. Al Khusumah (pertengkaran)
Jika orang yang berdebat menyerang pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan
mengangkat kelebihan dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara
(ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa
merupakan reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.
Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang yang paling
dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar HR. Al Bukhariy
Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok
HR. At Tirmidziy.
Ada seorang Arabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi :
Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan
kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya
ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata Arabiy tadi : Sejak itu
saya tidak pernah lagi mencaci maki orang. HR. Ahmad.
Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri Para sahabat
bertanya : Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: Dia
mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya.
HR. Ahmad.
Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang
lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa) atau
orang-orang durhaka lainnya.
8. Lanat (kutukan)
Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat
berikut ini, yaitu : kufur, bidah dan fasik. Dan tingkatan kutukannya adalah sebagai berikut :
a. Kutukan dengan menggunakan sifat umum, seperti : semoga Allah mengutuk orang
kafir, ahli bidah dan orang-orang fasik.
b. Kutukan dengan sifat yang lebih khusus, seperti: semoga kutukan Allah ditimpakan
kepada kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi, dsb.
c. Kutukan kepada orang tertentu, seperti : si fulan lanatullah. Hal ini sangat berbahaya
kecuali kepada orang-orang tertentu yang telah Allah berikan kutukan seperti Firaun,
Abu Lahab, dsb. Dan orang-orang selain yang Allah tentukan itu masih memiliki
kemungkinan lain.
Kutukan yang ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu yang tidak
Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela yang haus dijauhi. Sabda Nabi :
Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk HR At Tirmidziy
Janganlah kamu saling mengutuk dengan kutukan Allah, murka-Nya maupun jahanam
HR. At Tirmidziy.
Sesungguhnya orang-orang yang saling mengutuk tidak akan mendapatkan syafaat
dan menjadi saksi di hari kiamat HR. Muslim
Kebiasaan bergurau akan membawa seseorang pada perbuatan yang kurang berguna.
Disamping itu kebiasaan ini akan menurunkan kewibawaan.
Umar bin Khatthab berkata : Barang siapa yang banyak bercanda, maka ia akan
diremehkan/dianggap hina.
Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : Wahai anakku, janganlah bercanda dengan
orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu, jangan pula bercanda dengan bawahan
maka nanti akan melawanmu
mengetahui. Sabda Nabi: ghibah adalah menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia
mendengarnya ia tidak menyukainya. Para sahabat bertanya : Jika yang diceritakan itu memang
ada? Jawab Nabi : Jika memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka kamu telah mengada-
ada HR Muslim.
Al Quran menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12)
Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa juga tulisan,
peragaan. dsb.
Hal-hal yang mendorong terjadinya ghibah adalah hal-hal berikut ini :
1. Melampiaskan kekesalan/kemarahan
2. Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita
3. Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang dianggap hendak mencela itu
jatuh lebih dahulu.
4. Membersihkan diri dari keterikatan tertentu
5. Keinginan untuk bergaya dan berbangga, dengan mencela lainnya
6. Hasad/iri dengan orang lain
7. Bercanda dan bergurau, sekedar mengisi waktu
8. Menghina dan meremehkan orang lain
Terapi ghibah sebagaimana terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu dan amal.
Secara umum ilmu yang menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan murka Allah.
Kemudian mencari sebab apa yang mendorongnya melakukan itu. Sebab pada umumnya penyakit
itu akan mudah sembuh dengan meotong penyebabnya.
Menceritakan kekurangan orang lain dapat dibenarkan jika terdapat alasan berikut ini:
1. Mengadukan kezaliman orang lain kepada qadhi
2. Meminta bantuan untuk merubah kemunkaran
3. Meminta fatwa,seperti yang dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi.
4. Memperingatkan kaum muslimin atas keburukan seseorang
5. Orang yang dikenali dengan julukan buruknya, seperti al araj (pincang), dst.
6. Orang yang diceritakan aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan (mujahir)
Hal-hal penting yang harus dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah adalah :
1. Menyesali perbuatan ghibahnya itu
2. Bertaubat, tidak akan mengualnginya lagi
3. Meminta maaf/dihalalkan dari orang yang digunjingkan.