Professional Documents
Culture Documents
Coordinated by:
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
NOTE
Peraturan
perundangan
(overview)
Implementasi K3LL
Dasar Hukum K3LL khususnya di bidang Eksplorasi
& Produksi Minyak dan Gas Bumi:
Teknik UUD 1945 pasal 27 (2)
Medis UU No. 13/ 2003 pasal 86 & 87 (Ketenaga Kerjaan)
UU No. I / 1970 (K3)
Hukum
UU No. 23 / 1997 (Pengel. Linkungan Hidup)
Ekonomi UU No. 27 / 1999 (AMDAL)
Sosial UU No. 44 / 1960 (Pertambangan Migas)
PP No. 19 / 1973 (Pengawasan K3 Pertambangan)
MPR (mijn Polite Reglement) / 1930
Peraturan Menteri dari Departemen terkait
termasuk Peraturan Mentemben No.
17P/123/D.DJM/1998 (Sert. Tenaga Teknik Khusus
Pemboran
UU No.1 / 70 tentang
Keselamatan Kerja
Istilah
Ruang lingkup
Syarat-syarat keselamatan
kerja
Pengawasan
Pembinaan
P2K3
Kecelakaan Meningkatkan
Efisiensi &
Kewajiban dan hak tenaga
kerja Produktivitas
Kewajiban bila memasuki
tempat kerja
Kewajiban pengurus
Ketentuan-ketentuan
penutup
Tentang Ketenagakerjaan
PASAL 86 & 87
Ayat 1 & 2:
Setiap pekerja mempunyai hak atas
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Moral dan Kesusilaan
- Perlakukan sesuai harkat & martabat manusia serta nilai agama
Diselenggarakannya upaya keselamatan dan kesehatan kerja
Ayat 1:
Perusahaan wajib menerapkan SMK3 terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
PASAL 1
Pengaturan keselamatan kerja di bidang pertambangan dalam UU No.
44 Prp. Tahun 1960 dan UU No. 11 tahun 1967 dan PP No. 32 tahun
1969 dengan ditetapkannya UU N. 1 tahun 1970 dilakukan oleh
Menteri Pertambangan setelah mendengar pertimbangan Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi.
PASAL 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan
kerja dalam Pertambangan dan berpedoman kepada UU No. 1thaun
1970 serta peraturan-peraturan terkait.
KEBIJAKAN K3LL
DOH SUMBAGUT
TUJUAN
1
MENGAPA SAFETY FIRST?
Dalam pekerjaan sehari-hari kita selalu
berhubungan dengan risiko
Apabila tidak mampu mengelola risiko maka kita
akan mengalami kerugian, baik dalam bentuk
cedera manusia atau bahkan kematian,
kerusakan harta perusahaan termasuk fasilitas
kerja dan juga termasuk kerusakan lingkungan
termasuk lingkungan hidup maupun lingkungan
sosial
Jadi, safety first merupakan harga mati untuk
operasi perusahaan kita
Revenue
Value Cost
Losses
2
SHEQ Melindungi Nilai
Tidak adanya
pengelolaan SHEQ
mengakibatkan
kerugian/loss
3
KESELAMATAN
(SAFETY)
Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
Dimana Bahaya dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai /serendah mungkin
layak dilaksanakan. (As Low As Reasonable
Practicable)
HEALTH
(KESEHATAN KERJA)
Mengendalikan bahaya kesehatan (Control of health hazards)
berkenaan dengan kebisingan,bahan bahan kimia, bahan-bahan
kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan
4
LINDUNGAN LINGKUNGAN
(ENVIRONMENT MANAGEMENT)
5
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
$1
Pengobatan/ Perawatan
Gaji (Biaya Diasuransikan)
Kerusakan gangguan
Kerusakan peralatan dan perkakas
Kerusakan produk dan material
$5 HINGGA $50
Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: fasilitas dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)
Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
$1 $3
Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih
HINGGA Upah lembur
BIAYA LAIN YANG Ekstra waktu untuk kerja administrasi
TAK DIASURANSIKAN Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
Hilangnya bisnis dan nama baik
Bagaimana teori ini dikaitkan dengan si
Korban ???
$5 $50
Biaya Makan dan Minum keluarga yang
HINGGA menunggu?
6
MULTIPLE EFFECT OF ACCIDENT/INCIDENT
KELUARGA
MASYARAKAT PRODUKTIVITAS
TURUN
KOMPETITOR
NILAI
SAHAM CEDERA
MANUSIA
BIAYA
KERUSAKAN PRODUKSI NAIK
MATERI
KOMPETITOR
PELUANG ACCIDENT
PASAR INCIDENT
KERUGIAN
PRODUKSI
GANTI
RUGI
CITRA
KEPERCAYAAN
KONSUMEN
ASURANSI
MENINGKAT
Penyebab Lain 4%
7
PIRAMIDA KECELAKAAN
Frank E. Bird (1969)
Data dilaporkan
Kematian/ Kec.Serius (LTA)
dan tercatat
Suatu studi yang dilakukan oleh Frank E. Kecelakaan Ringan
Bird dan George L.Germain pada tahun Kerusakan Properti
1969 di Amerika Utara, terhadap 297
perusahaan dan 1.756.000 pekerja,
menyimpulkan tentang formula 1-10-30- Nyaris Celaka
600, bahwa setiap adanya satu kejadian
cedera berat, seperti fatality, cidera
kehilangan jam kerja selalu ada lebih
kurang 10 orang yang mengalami cidera
ringan, dan lebih kurang 30 property
damage, serta 600 insiden (nyaris celaka(
dan 10.000 perbuatan beresiko & kondisi Perbuatan Beresiko &
tidak aman yang tidak terlihat adanya Kondisi Tidak Aman
kecederaan atau kerusakan.
Kecelakaan tidak akan datang dengan sendirinya.
Ada serangkaian peristiwa sebelumnya yang
mendahului terjadinya kecelakaan tersebut
*)
DEFINISI INCIDENT
8
DEFINISI ACCIDENT
DEFINISI ACCIDENT
9
DEFINISI INCIDENT
INCIDENT
10
YANG TERMASUK ACCIDENT
11
PERBANDINGAN
HSE TRADISIONAL DENGAN MODERN
(1)
TRADISIONAL MODERN
PERBANDINGAN
HSE TRADISIONAL DENGAN MODERN
(2)
TRADISIONAL MODERN
12
PERBANDINGAN
HSE TRADISIONAL DENGAN MODERN
(3)
TRADISIONAL MODERN
PERBANDINGAN
HSE TRADISIONAL DENGAN MODERN
(4)
TRADISIONAL MODERN
13
PERBANDINGAN
HSE TRADISIONAL DENGAN MODERN
(5)
TRADISIONAL MODERN
bersifat Universal
Kejadiannya tiba-tiba;
Tidak diduga dan
Tidak dikehendaki,
14
LOSS CAUSATION MODEL
RISK BEHAVIOR
15
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIAN
16
(Loss Control Activity by HW. Heinrich)
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
SEBAB LANGSUNG
PAKAI ALAT RUSAK BAHAYA KEBAKARAN
PAKAI APD TIDAK LAYAK KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
PEMUATAN TIDAK LAYAK
KEBISINGAN
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK TERPAPAR RADIASI
POSISI TIDAK AMAN TEMPERATUR EXTRIM
SERVIS ALAT BEROPERASI PENERANGAN TIDAK LAYAK
BERCANDA, MAIN-MAIN VENTILASI TIDAK LAYAK
MABOK ALKOHOL, OBAT
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
17
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
PENGENDALIAN KERUGIAN
18
VIDEO
SHOW
19
Contact Control
INCIDENT
ACTIVITY OF CONTROL
CONTACT
WITH
Substitution - equipment and material
Reducing released energy
ENERGY
Supplying Personal Protective
OR Equipment
MATERIAL
Installing a safety device/guarding
CONTACT
LOSS
ACTIVITY OF CONTROL
HUMAN
- Emergency response
- First Aid
PROPERTY
- Control of fire and explosion
- Salvage
PROCESS
- Spill containment procedure
(PROFIT) - Repairmnt of equipment & facilities
POST - CONTACT
20
Sistem Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja & Lindungan
Lingkungan (HSE-MS)
HSE-MS adalah bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan HSE dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, produktif, dan bebas pencemaran.
TERIMAKASIH
Safety is
Everybodys
Responsibility
21
SISTEM MANAJEMEN
HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT
1
INTERRELATION OF
OHSAS 18001 CLAUSES
Hazards Identification
Risk Assessment
Policy
Objectives
Procedures Programs
Monitoring Audit
Corrective/Preventive Action
Review
2
Siklus Sistem Manajemen SM-HSE
Peningkatan
Berkelanjutan
Komitmen
dan Kebijakan
Peninjauan Ulang &
Peningkatan oleh
Management
Perencaan
Pengukuran
Dan
Evaluasi
Penerapan
3
PERENCANAAN
Keberhasilan implementasi dari Sistem Manajemen
HSE membutuhkan proses perencanaan yang jelas
dan terukur.
Perencanaan mencakup:
Perencanaan Manajemen Resiko
Pemenuhan dan penyebarluasan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya
Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan HSE
Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian
kinerja HSE
Menetapkan sistem pertanggungjawaban dan sarana
untuk pencapaian kebijakan HSE.
Penetapan Manual & Prosedur HSE
PENERAPAN
Agar penerapan berjalan secara efektif, maka
organisasi harus mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan,
target, dan sasaran HSE
Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
pada tahap ini adalah:
1. Adanya Jaminan Kemampuan
2. Kegiatan Pendukung
3. Identifikasi Sumber Bahaya,
Penilaian, dan Pengendalian
Resiko
4. Pengelolaan Lingkungan
4
PENERAPAN (LANJ.)
Adanya Jaminan Kemampuan
1. Ketersediaan personil terlatih dan memahami SM-HSE,
2. Ketersediaan sarana penunjang,
3. Ketersediaan dana yang mencukupi dari perencanaan yang telah
dibuat,
4. Menjadikan penerapan SM-HSE sebagai bagian yang terintegrasi
dari sistem manajemen perusahaan,
5. Semua pihak berperan serta secara aktif dalam penerapan SM-
HSE,
6. Bersamasama menciptakan budaya kerja yang mendukung
penerapan dan pengembangan SM-HSE,
7. Penunjukkan tanggung jawab dan pertanggung jawaban,
8. Menciptakan jalur komunikasi yang efektif di dalam perusahaan,
9. Mengadakan pembicaraan dengan pekerja mengenai penerapan
SM-HSE,
10. Meningkatkan motivasi dan kesadaran semua pihak tentang SM-
HSE,
11. Mengadakan pelatihan untuk terus menunjang sistem manajemen
yang diterapkan di perusahaan.
PENERAPAN (LANJ.)
Kegiatan Pendukung
5
PENERAPAN (LANJ.)
Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian, dan
Pengendalian Resiko
PENERAPAN (LANJ.)
Pengelolaan Lingkungan
1. Tersedianya pola manajemen Lindungan
Lingkungan dimulai dari program analisis
pengendalian dampak lingkungan atau
sejenisnya, dan pemantauan melalui Rencana
Kelola Lingkungan, Upaya Pengendalian
Lingkungan atau setara dengan program-
program dimaksud;
2. Kepatuhan terhadap Undang-undang dan
Peraturan berkaitan dengan Lindungan
Lingkungan.
6
PENGUKURAN DAN EVALUASI
Perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
K3LL serta melakukan tindakan preventif dan korektif
Pengukuran dan evaluasi ini merupakan alat yang berguna
untuk
Mengetahui keberhasilan penerapan SM-HSE,
Melakukan identifikasi untuk tindakan perbaikan,
Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja SM-HSE.
7
PENINJAUAN ULANG & PENINGKATAN (LANJ.)
Evaluasi efektifitas penerapan SM-K3LL dan kebutuhan
untuk mengubah SM-K3LL sesuai dengan:
1. Perubahan peraturan Pemerintah
2. Perubahan harapan dan tuntutan dari pihak
yang berkepentingan;
3. Perubahan dalam produk atau kegiatan
perusahaan;
4. Perubahan dalam struktur perusahaan;
5. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi,
6. Pengalaman yang didapat dari insiden K3LL;
7. Tuntutan pasar;
8. Pelaporan dan komunikasi;
9. Umpan balik (khususnya karyawan).
HARAPAN
PERUSAHAAN:
Tidak terjadi kecelakaan
Tidak ada cedera
Tidak terjadi pencemaran
lingkungan
8
TUJUAN AKHIR HSE-MS
CONTOH ELEMEN-ELEMEN
SISTEM MANAJEMEN HSE
9
CONTOH ELEMEN-ELEMEN
SISTEM MANAJEMEN HSE
TERIMA KASIH
10
C ONTRACTORS
SAFETY
MANAGEMENT
S YSTEM
QUALITY
HEALTH
S AFETY
E ENVIRONMENT
M ANAGEMENT
S YSTEM
1
LATAR BELAKANG
Meningkatnya angka kecelakaan
khususnya keterlibatan Kontraktor
Tingginya biaya akibat kecelakaan
Hilangnya jam kerja
Tidak terpolanya HSE Partner Kerja
Persyaratan Pemerintah
2
TUJUAN PENERAPAN CSMS
QHSE REQUIREMENTS
1. PRE-QUALIFICATION
1.1 QUESTIONNAIRE
1.2 SITE/ OFFICE ASSESSMENT
2. TENDER
2.1 TECHNICAL (Incl. Q&HSE Plans:
Quality Assurance, Safe Working
Practices, Risk Assessment,
Emergency Response Plan)
2.2 PRESENTATION
3. PROJECT/ WORK EXECUTION
2.1 Q&HSE PLAN (Final)
2.2 Q&HSE PLAN IMPLEMENTATION
3
Harapan Perusahaan:
Tidak terjadi
kecelakaan
Tidak ada cedera
Tidak terjadi
pencemaran
lingkungan
Semua Kontraktor harus mendukung
secara penuh sasaran tersebut melalui
perencanaan, komunikasi dan
pengendalian bisnis kita secara benar
Contracted Work
Administration Phase: Select a Qualified
Contractor
CSMS
Risk Pre Qualification Selection
Assessment
Data Bank
Contract Award
4
Pekerjaan
Contracted / Proyek
Work
Penilaian Resiko
Partner
Dibutuhkan?
PROSES
Tidak
Ya
Butuh Partner
PENERAPAN Tidak
Dibutuhkan Seleksi?
Ya
Mekanisme
PERUSAHAAN
Penandatangan Kesepakatan
Contract Award
Umpan Balik
Aktivitas Awal
Tidak Dibutuhkan?
Ya
Aktivitas Awal
Pekerjaan Berlangsung
Tidak Dibutuhkan?
Ya
Pekerjaan Berlangsung
Evaluasi Akhir
Database
Data Bankrecord
5
Pekerjaan/
Proyek
Rapat Aktivitas
Pre-Job AwalMeeting
Activities Pekerjaan di Kantor
- Office:
Rencana
Work PlanKerja
Meneliti potensi
Review all bahaya
Potential & isu
Hazard andQHSESHEP Issues
Memeriksa perlengkapan,
Check all equipment, PPE PPE & Kesiapan
and Tools readinessAlat
Mengembangkan
Develop Emergency Prosedur darurat
Procedures
Meneliti daftar
Review List PenerimaanAcceptance
of Conditional dgn. syarat
AKTIVITAS
AWAL Persiapan Sudah
Tidak
EKSEKUSI Matang ?
PEKERJAAN Ya
Pengerahan
Rapat Aktivitas
Pre-Job AwalMeeting
Activities Pekerjaan- Job
- Lapangan
Site:
Orientasi Lapangan
Site Orientation
Menetapkan persyaratan
Finalized all SHEP QHSE
Requirements
Briefing
SHEP Briefings
Pelaksanaan Kerja
6
AKTIVITAS AWAL PEKERJAAN
( PRE JOB ACTIVITY )
PEKERJAAN BERLANGSUNG
(WORK IN PROGRESS) - HSE
2. PROGRAM HSE
- Pertemuan Keselamatan Kerja
- Inspeksi HSE
- Promosi HSE
- Komunikasi HSE dengan Supervisor / Karyawan
- Latihan Penyelamatan Keadaan Darurat
- Laporan Investigasi
7
PEKERJAAN BERLANGSUNG
(WORK IN PROGRESS) - QUALITY
1. INSPEKSI QUALITY
Menyesuaikan dengan Quality Plan dan I.T.P.
(Inspection and Test Plan)
2. PROGRAM QUALITY
- Pertemuan Operasi termasuk QA (Quality Assurance)
/QC (Quality Control)
- Inspeksi
- Target/ KPI (Key Performance Indicator)
- Komunikasi Klien/Supervisor/Karyawan
- Kompetensi
- Penanganan NCR (Non Comformance Report)
EVALUASI AKHIR
8
Mengumpulkan laporan
evaluasi periodik
Menyimpulkan dalam
Laporan Evaluasi Akhir
Mengkomunikasikan Hasil
Ke Manajemen
Ya
EVALUASI AKHIR Hasil Dibawah
Harapan?
Kirim Surat Ketidakpuasan
Ke Manajemen
Tidak
KESIMPULAN
PROGRAM CSMS (TERMASUK QMS)
DAPAT MENDORONG KEDUA BELAH
PIHAK ( PERUSAHAAN DAN
KONTRAKTOR ) UNTUK MENJALANKAN
QHSE-MS DENGAN BAIK.
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
PEKERJAAN.
MENURUNKAN BIAYA AKIBAT
KECACATAN DAN KECELAKAAN.
9
10
Hazid & Risk Assessment
SASARAN
TUJUAN PELATIHAN
PELATIHAN
Pelatihan ini didesain untuk memberi peserta
pengetahuan dan kemampuan yang
dibutuhkan untuk mampu melakukan
Pengidentifikasian Bahaya, Penilaian Resiko
dan Pengendalian Resiko (Hazard
Identification, Risk Assessment &
Determining Control), serta penyediaan
program pencegahan kecelakaan.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
1
Hazid & Risk Assessment
MACAM-MACAM
HAZARD IDENTIFICATION &
RISK ASSESSMENT
ANALYSIS (HRA)
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
2
Hazid & Risk Assessment
DEFINISI INCIDENT
suatu kejadian atau
serangkaian kejadian yang
tidak diinginkan yang
berpotensi atau telah
menyebabkan kerugian, baik
cedera, sakit, kerusakan
properti / produk / lingkungan
dan kerugian proses.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
3
Hazid & Risk Assessment
DEFINISI ACCIDENT
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
4
Hazid & Risk Assessment
INCIDENT
BAHAYA
Adalah suatu kondisi atau praktik yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
5
Hazid & Risk Assessment
ANCAMAN
Kemungkinan penyebab yang berpotensi melepaskan
bahaya dan menghasilkan sebuah kejadian dengan
konsekuensi negatif (Potensi kejadian).
1. Fall - Jatuh (pada tingkat yang sama atau berbeda
2. Struck by Tertimpa oleh benda jatuh
3. Struck by Terpukup benda bergerak
4. Caught in or between object Terjepit pada atau oleh
5. Exertion force Pengerahan tenaga lebih
6. Contact with Tersenggol suhu panas/ dingin
7. Contact with Tersengat setrum listrik
8. Contact with Terkena bahan kimia
AKIBAT (CONSEQUENCES)
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang
mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss
akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait
dengan manusia, properti, lingkungan, dll
Contoh :
Fatality atau kematian
Cacat
Perawatan medis
P3K
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
6
Hazid & Risk Assessment
PELUANG (PROBABILITY)
Yaitu kemungkinan/kesempatan untuk bisa
terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika
terpapar dengan suatu bahaya
RISK
Resiko adalah Seberapa mungkin dan seberapa
serius (kemungkinan kerugian yang akan timbul),
suatu kejadian dapat terjadi yang timbul dari
sumber bahaya tertentu.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
7
Hazid & Risk Assessment
Akibat Kesempatan
(Consequence) (Probability)
ANALISA RESIKO
(RISK ANALYSIS)
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
8
Hazid & Risk Assessment
EVALUASI RESIKO
(RISK AEVALUATION)
tidak.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
9
Hazid & Risk Assessment
PENILAIAN RESIKO
(RISK ASSESSMENT)
PENGELOLAAN RESIKO
(RISK MANAGEMENT)
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
10
Hazid & Risk Assessment
Have the
Assess the risks
2 control
measure
eliminated
Control the risk? or reduced
3 the risks?
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
11
Hazid & Risk Assessment
AnalisaRisiko
- High
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
12
Hazid & Risk Assessment
AnalisaRisiko
AnalisaRisiko
- Bottom of ladder
Mharja
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
13
Hazid & Risk Assessment
3.EstimasiRisiko
- Low
Mharja
3.EstimasiRisiko
- Middle of ladder
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
14
Hazid & Risk Assessment
3.EstimasiRisiko
- Medium
3.EstimasiRisiko
- Top of ladder
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
15
Hazid & Risk Assessment
AnalisaRisiko
- High
Mharja
EstimasiRisiko
AKIBAT Sangat Ringan
Ringan (2) Sedang (3) Berat (4)
(Consequence) (1)
Cidera ringan Cedera atau sakit Cidera atau sakit yang Cidera/ sakit dengan cacat
tingkat P3K memerlukan perawatan menyebabkani hilang hari permanen total (PPD =
medis (MTC = Medical kerja (LTI = Lost Time Injury ) Permananet Partial
1- KESELAMATAN Treatment Case ), Kerja atau Cacat Permanen Dissability ), Kematian
DAN KESEHATAN Terbatas (RWC = sebagian (PPD =
KERJA Restricted Workday Permananet Partial
Case) atau ditransfer Dissability )
Consequence / Tingkat Keparahan
sementara ke pekerjaan
yang lebih ringan
Kerugian kurang Kerugian US$10.000 atau Kerugian US$100.000 atau Kerugian US$ 1.000.000 atau
2- FINANSIAL
dari US$10.000 kurang dari US$100.000 kurang dari US$ 1.000.000 lebih
Waktu pendek
kerusakan di lokasi Waktu pendek kerusakan Waktu panjang kerusakan
Berpotensi Berat
terbatas (udara, air, lokal (udara, air, dan/atau lokal (udara, air, dan/ atau
3- LINGKUNGAN Tumpahan HC ke area yang
dan/atau tanah), tanah), tumpahan HC 15 tanah), tumpahan HC 100
luas 500 bbls
Tumpahan HC < 15 bbls atau <100 bbls bbls atau <500 bbls
bbls
Dampak internasional,
perhatian public / media
Dampak nasional, sorotan
internasional.
Dampak cukup besar, publik / media nasional.
Kebijakan nasional /
Dampak terbatas, Sorotan masyarakat /
internasional dengan
sorotan media massa atau politisi Kebijakan- regional /
4- REPUTASI kemungkinan dampak besar
masyarakat / media lokal dengan kemungkinan nasional dengan kemungkinan
pada akses ke daerah-daerah
setempat kritikan atas operasi langkah langkah pembatasan
baru, pemberian izin atau
Perusahaan atau dampak pada pemberian
peraturan pajak.
izin.
Mobilisasi kelompok-
kelompok aksi
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
16
Hazid & Risk Assessment
AnalisaRisiko
- Likelihood x Consequence
Mharja
MATRIX PENILAIAN
RESIKO
PT. MEDCO E&P
INDONESIA
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
17
Hazid & Risk Assessment
KRITERIA
TINGKAT
KONSEKUENSI
NEGATIF
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
18
Hazid & Risk Assessment
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
19
Hazid & Risk Assessment
HAZARD IDENTIFICATION
METHODS
Beberapa metoda yang dapat diaplikasikan untuk
mengidentifikasi bahaya-bahaya di tempat kerja,
antara lain;
Inspection
Survey
Audit
Questionnaire
Etc.
1 Elimination
2 Substitution
3 Engineering
4 Administrative
Personal Protective
5 Equipment
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
20
Hazid & Risk Assessment
Penggantian (Subtitution)
Mengganti pemakaian bahan-bahan kimia dengan bahan yang rendah
tingkat bahayanya
Mengganti pasir silika (sand blasting) dengan copper slag (grit blasting)
pada pekerjaan abbrfasive blasting
Mengganti proses kering dengan proses basah
Mengganti cara kerja manual handling dengan mechanical handling
Administrasi (Administrative)
Pemeliharaan secara reguler
Mendesain ulang cara kerja
Penyediaan SOP
Membatasi paparan pekerja terhadap bahaya
Pelatihan
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
21
Hazid & Risk Assessment
Helmet
Safety shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
Safety gloves
ACCEPTANCE CRITERIA
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
22
Hazid & Risk Assessment
Pekerja baru
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
23
Hazid & Risk Assessment
Risk Assessment
Mengevaluasi dan menentukan tingkat resiko
berdasarkan hasil identifikasi bahaya yang
telah dilakukan
Gravity/Gravitasi
Motion/Gerakan
Mechanical/Mekanika
Electrical/Listrik
Pressure/Tekanan
Temperature/Suhu
Chemical/Bahan Kimia
Biological/Makluk Biologis
Radiation/Radiasi
Sound/Suara
48
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
24
Hazid & Risk Assessment
49
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
25
Hazid & Risk Assessment
4. Contoh Electrical/Listrik
Selain arus listrik yang
dapat menyetrum, juga
keberadaan muatan
listrik statis dapat
membahayakan tubuh
kita atau peralatan kerja.
Misal powerline, trafo,
listrik, statis, petir,
instalasi listrik, baterai
aki dan lainnya
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
26
Hazid & Risk Assessment
53
54
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
27
Hazid & Risk Assessment
55
56
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
28
Hazid & Risk Assessment
Radiasi biasanya
Non-Ionizing Radiation
57
58
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
29
Hazid & Risk Assessment
KATEGORI BAHAYA
KATEGORI BAHAYA
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
30
Hazid & Risk Assessment
TUJUAN
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
31
Hazid & Risk Assessment
Manfaat JSA
Ketentuan JSA
Pendekatan struktural untuk mengidentifikasi
potensi bahaya dalam suatu pekerjaan dan
memberikan langkah-langkah perbaikan.
Identifikasi bahaya harus mencakup:
kecederaan, kebakaran/ peledakan, kerusakan
properti, gangguan proses, pencemaran
lingkungan.
Formulir JSA harus mencakup sekurang-
kurangnya informasi pekerjaan, pihak-pihak
yang terlibat, langkah-langkah dasar pekerjaan,
potensi bahaya, dan rekomendasi tentang
prosedur kerja aman.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
32
Hazid & Risk Assessment
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN
JSA
1. Pilih pekerjaan yang akan dianalisa
2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah
yang logis
3. Identifikasi bahaya-bahaya dari setiap
langkah kerja
4. Rekomendasi menghilangkan/ mengurangi
bahaya/ resiko
5. Catat JSA dalam formulir standar
6. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan JSA tsb.
LANGKAH PELAKSANAAN
Langkah 1
PILIH PEKERJAAN YANG AKAN DIANALISA
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
33
Hazid & Risk Assessment
Langkah 2
PECAHKAN PEKERJAAN MENJADI
LANGKAH-LANGKAH YANG LOGIS
Identifikasi langkah-langkah simple yang
akan dilakukan.
Secara umum sebaiknya kurang dari 10
langkah.
(3). Menggambarkan
pekerjaan tsb, sesuai dengan
pengetahuan anda,
(4) Kombinasi ketiga-tiganya.
Catat langkah-langkahnya
sesuai dengan
pelaksanaannya. Terangkan
apa yang dikerjakan, tidak
perlu terlalu detail.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
34
Hazid & Risk Assessment
CONTOH
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
35
Hazid & Risk Assessment
Langkah 3 (Lanjutan)
Pertimbangan terhadap Ancaman:
Tertumbur
Terperangkap dalam atau apada
Regangan otot
Objek terjatuh
Saling menumbur
Terpeleset/jatuh
Terhirup
Kebakaran/ledakan
Paparan gas/panas/asap/debu/kimia
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
36
Hazid & Risk Assessment
SUMBER-SUMBER BAHAYA
3. .
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
37
Hazid & Risk Assessment
1 Elimination
2 Substitution
3 Engineering
4 Administrative
Personal Protective
5 Equipment
Sumber bahaya:
1. Gas oksigen dan asetilen bercampur dalam torch dan selang
menyebabkan ledakan dan kebakaran pada selang, torch dan
silinder
Pengendalian resiko:
- Melakukan pembersihan torch sebelum dan ketika sedang
digunakan
- Menempatkan flashback arrestors
- Melakukan purging sebelum torch dinyalakan
- .
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
38
Hazid & Risk Assessment
Langkah 5
CATAT dalam formulir standar JSA
Gunakan formulir dengan format standar:
Jumlah Langkah
Jelaskan Langkah-langkah Kerja
Selesaikan setiap bagian dari langkah: identifikasi bahaya,
penilaian resiko hingga pengendalian resiko
Lanjutkan dengan langkah berikutnya
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
39
Hazid & Risk Assessment
Langkah 6
TINJAU ULANG JSA
Tinjau ulang JSA, harus dilakukan saat:
Pekerjaan selesai dilaksanakan
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
40
Hazid & Risk Assessment
FAG, 09.09.2003.
MAPALA
STTNASYOGYAKARTA
41
SAFETY TRAINING
OBSERVATION
PROGRAM (STOP)
SASARAN
...for Safety
Peserta dapat memahami:
Maksud dan tujuan STOP
Bagaimana melakukan pengamatan/observasi
dengan metode STOP secara benar
STOP tidak memberikan suatu sanksi tertentu
kepada pekerja yang diamati
1
APAKAH STOP?
(Safety Training Observation
Program):
Adalah Melakukan suatu pengamatan
terhadap perilaku pekerja untuk
mencapai tingkat keselamatan kerja
yang maksimum
2
MENGAPA DIAMATI
Menunjukkan kepedulian pimpinan unit
setempat pada aspek keselamatan kerja
Membiasakan semua tingkatan pekerja untuk
bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang
baku
Merubah perilaku pekerja yang tidak aman
menjadi aman (selamat)
Menghargai orang yang melakukan praktek-
praktek kerja aman.
Mencegah terjadinya kecelakaan
3
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Penyebab Lain 4%
PIRAMIDA KECELAKAAN
Frank E. Bird (1969)
Data dilaporkan
Kematian/ Kec.Serius (LTA)
dan tercatat
Suatu studi yang dilakukan oleh Frank E. Kecelakaan Ringan
Bird dan George L.Germain pada tahun Kerusakan Properti
1969 di Amerika Utara, terhadap 297
perusahaan dan 1.756.000 pekerja,
menyimpulkan tentang formula 1-10-30- Nyaris Celaka
600, bahwa setiap adanya satu kejadian
cedera berat, seperti fatality, cidera
kehilangan jam kerja selalu ada lebih
kurang 10 orang yang mengalami cidera
ringan, dan lebih kurang 30 property
damage, serta 600 insiden (nyaris celaka(
dan 10.000 perbuatan beresiko & kondisi Perbuatan Beresiko &
tidak aman yang tidak terlihat adanya Kondisi Tidak Aman
kecederaan atau kerusakan.
Kecelakaan tidak akan datang dengan sendirinya.
Ada serangkaian peristiwa sebelumnya yang
mendahului terjadinya kecelakaan tersebut
*)
4
Fatalities
Lost Time Injuries
Restricted Work Cases
Medical Treatment
First Aid Cases
Unsafe Conditions
PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN
STOP
Hampir semua kecederaan, penyakit akibat kerja,
kerusakan properti dan pencemaran lingkungan dapat
dicegah.
Manajemen bertanggung jawab langsung terhadap
pencegahan kerugian.
HSE sebagai persyaratan kerja.
Pelatihan adalah elemen penting dalam HSE di
tempat kerja.
Semua penyimpangan harus diperbaiki segera.
Semua kecelakaan, kejadian yang berpotensi cedera,
dan perbuatan tidak aman harus diselidiki.
Pencegahan kerugian menjadi tuntutan dalam bisnis.
Manusia adalah sebagian elemen yang kritikal dalam
keberhasilan pencapaian program HSE.
5
TANGGUNG JAWAB
PENGAWAS TERHADAP HSE
Setiap orang di perusahaan ini bertanggung jawab
untuk bekerja aman, tetapi sebagai manajemen lini,
tanggung jawab Pengawas terhadap K3LL lebih
besar dari mereka yang melapor kepada
Pengawas. MENGAPA? Sebab
1. Pengawas berada dekat dengan pekerjaan dan
karyawan & kontraktor.
2. Pengawas tahu apa yang harus dilakukan,
3. Pengawas tahu orang-orangnya,
4. Pengawas tahu daerah kerja dan peralatan-
peralatan di sana.
5. Pengawas tahu prosedur-prosedurnya di sana, dan
oleh sebab itu Pengawas dibutuhkan.
6. Mengelola HSE di daerah kerja merupakan bagian
dari pekerjaan Pengawas, sama pentingnya dengan
mutu, produksi, biaya, dan moral.
KERUSAKA
N
PROPERTI
KECEDERAA
LAPORAN N MANUSIA
KECELA-
KAAN PENCEMAR
AN
LINGKUNGA
GANGGUAN
N
USAHA
6
CARA MELAKUKAN OBSERVASI
MEMUTUSKAN LAPORAN
STOP
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
LANGKAH 1 : PUTUSKAN
PUTUSKAN
STOP LAPORAN
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
7
LANGKAH 2 : BERHENTI
STOP
PUTUSKAN LAPORAN
`
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI
PUTUSKAN
STOP LAPORAN
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
8
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI (lanjutan)
YANG PERLU DIAMATI ANTARA LAIN:
I. PROSEDUR KERJA
Permit To Work
Lock Out / Tag Out
Confined Space Entry
Fall Protection
Pengakatan
Prosedur lain yang diperlukan sesuai dengan jenis pekerjaannya
Apakah prosedur-prosedur tersebut:
Tidak ada atau tersedia
Tidak Memadai
Tidak Diketahui
Tidak Dipahami
Tidak diikuti
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI (lanjutan)
II. POSISI PEKERJA
(Mungkin terjadi nyaris kena, Cidera)
Memukul suatu benda
Terpukul suatu benda
Terkurung/terjepit suatu benda
Terjatuh
Terkena suhu yang ekstrim
Terkena sengatan listrik
Menghisap zat berbahaya
Menelan zat berbahaya
Keletihan atau capek
Posisi yang salah
9
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI (lanjutan)
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI (Lanjutan)
IV. PERALATAN + PEMASANGANNYA
Pelindung Mesin (Machine Guarding),
Pelindung Alat Yang Berputar
Peralatan Angkat dan Pendukungnya
Peralatan Pelindung Tekanan
Fire Extinguisher (type dan penggunaannya)
Lain-lain peralatan pemboran yang diperlukan perhatian khusus untuk itu
10
LANGKAH 3 :
PENGAMATAN/OBSERVASI (Lanjutan)
V. HOUSE KEEPING
Kebersihan Dapur dan Ruang Makan
Kebersihan Cabin / Ruang Tidur
Kebersihan Ruang Rekreasi
Kebersihan Kantor
Kebersihan Tempat Kerja
Pengelolaan dan Pembuangan Sampah sesuai
Dan kebersihan tempat-tempat lainnya
LANGKAH 4 : BERTINDAK
STOP
PUTUSKAN LAPORAN
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
11
PEDOMAN DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERULANG
LANGKAH 5 : LAPORAN
STOP
PUTUSKAN LAPORAN
BERHENTI BERTINDAK
MENGAMATI
12
OBSERVATION CARD
PENGAMATAN
ORANG YG
SEDANG
BEKERJA
DIAGRAM ALIR
PERBUATAN PERBUATAN PENERAPAN SMS
AMAN BERESIKO
TINDAKAN
PENCEGAHAN
SEGERA
DENGAN
MENGHEN-
TIKAN ORANG
TINDAKAN GUNA TSB.
MENDORONG ORANG
UNTUK TINDAKAN UNTUK
MENERUSKAN MENCEGAH TIDAK
PEKERJAAN TERULANG UNTUK
SECARA AMAN BERBICARA
UNTUK BERBICARA DENGAN ORANG
DENGAN ORANG TERSEBUT
TERSEBUT
MEMILIKI POTENSI
ISI LEMBAR SMS MASALAH MELANGGAR KECELAKAAN,
MASUKKAN DENGAN PROSEDUR/ KERUSAKAN
DALAM KOTAK PRILAKU SOP/ ATURAN BARANG, DAN/
PENGUMPUL DAN ATAU
KIRIM KE PENCEMARAN
KANTOR HSE DENGAN RESIKO
TINGGI
ISI
EVALUASI FORMULIR
SECARA UMUM MONITOR LAPORAN
OLEH FUNGSI PERUBAHAN KECELAKAAN/
HSE NYARIS
13
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI STOP
TARGET PEMELIHARAAN
CONTINUOUS SAFETY IMPROVEMENT
8
Incident Rate (per 1.000.000 jam)
7
Jumlah laporan prilalu aman & tidak aman
6
5 X 100
1
X1
KWUARTAL 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2004 2005 2006
14
ESKALASI WAKTU DENGAN
PEMANFAATAN METODA YANG EFEKTIF
6
Motivation
5
2
Education
1
KWUARTAL 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2009 2010 2011
SEKIAN
TERIMA KASIH
15
PERMIT TO WORK
SYSTEM
Permit To Work
TUJUAN PELATIHAN
1
Permit To Work
Permit To Work
IJIN KERJA
Guna menjamin bahwa semua pekerja yang terlibat sudah
mengikuti prosedur baku, diperlukan suatu ijin kerja. Ijin
kerja ini harus dipenuhi sebelum pekerjaan dimulai.
Beberapa contoh pekerjaan yang memerlukan adanya ijin
kerja :
Kerja panas (hot work) di lokasi berbahaya (pengelasan,
memotong dengan cutting torch, menggerinda, hot tapping dll).
Masuk dan / atau bekerja di dalam bejana, tanki ataupun ruang
terbatas lainnya.
Pekerjaan radioactive (X-Ray, pipa, pemeriksaan pengelasan, dll).
bersambung...
2
Permit To Work
IJIN KERJA
Bekerja dengan tekanan atau sistem yang mempunyai
sumber tenaga (Hidrolik, tekanan udara, listrik,
mekanikal, kimia atau panas).
Pengerjaan sumur dengan bahan peledak atau bahan-
bahan radioactive.
Beberapa kegiatan operasi yang dilakukan secara
bersamaan.
Pekerjaan sipil (Penggalian, pemasangan pipa atau
pembetangan kabel, konstruksi dll) di sekitar instalasi
atau daerah pengeboran.
Operasi pekerjaan penyelaman.
Permit To Work
IJIN KERJA
3
Permit To Work
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja berisi deskripsi "bagaimana urutan
bekerja", langkah demi langkah, mulai dari awal
hingga selesainya suatu tugas.
Prosedur sebaiknya disusun oleh orang yang paling
menguasai tugas tersebut agar segala potensi bahaya
yang ada bisa dikenali dan diantisipasi dengan tepat.
Agar prosedur tadi diikuti oleh semua pekerja,
diperlukan pengesahan oleh atasan yang
bersangkutan dengan prosedur tersebut.
Permit To Work
PROSEDUR KERJA
4
Permit To Work
Permit To Work
5
Permit To Work
bersambung...
Permit To Work
6
Confined Space Entry
TUJUAN PELATIHAN
7
Confined Space Entry
8
Confined Space Entry
9
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Persiapan awal yang harus dilakukan :
Melakukan pengarahan / briefing keselamatan
dan prosedur kerja
Sistem sumber energi dan sumber fluida ke
ruangan terbatas harus dilepaskan / release.
Begitu pula yang berada di dalam ruangan
terbatas.
Sistem sumber energi menuju ruangan terbatas
harus diisolasi, kemudian dilakukan prosedur
lock-out dan tag-out
10
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Persiapan awal yang harus dilakukan :
Dilakukan blowing dan exhausting terhadap
udara di dalam ruang terbatas
Pengujian kadar oksigen dan gas berbahaya /
beracun lainnya
Mengeluarkan ijin kerja tertulis
11
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Dalam ijin masuk ruangan terbatas
harus memuat informasi :
Nama dan lokasi ruangan terbatas yang akan
dimasuki
Jenis pekerjaan yang akan dilakukan
Tanggal dan jam memasuki ruangan terbatas
Nama pekerja yang masuk / bekerja di ruangan
terbatas
12
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Dalam ijin masuk ruangan terbatas
harus memuat informasi :
Persiapan awal yang telah dilakukan
Daftar peralatan keselamatan yang harus
dipersiapkan
Tanda tangan supervisor yang bersangkutan
dan petugas keselamatan
Jam selesainya seluruh pekerjaan
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Peralatan keselamatan yang perlu
dipersiapkan :
Respirator berupa : Air supplied breathing
apparatus atau self contained breathing
apparatus
Harness dan safety line
Baju kerja khusus, sepatu safety dan topi
safety
Pelindung telinga
Stretcher atau usungan
13
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Semua peralatan kerja yang akan dipakai
di dalam confined space harus telah
direkomendasikan sebagai peralatan kerja
yang aman digunakan di dalam confined
space (spark-proof tools, dll.)
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Selama pekerjaan di dalam confined space:
Harus selalu siap petugas penyelamat di pintu
masuk confined space. Dia juga harus
mencatat pekerja yang masuk dan waktu yang
diperbolehkan untuk bekerja di dalam
Supervisor harus senantiasa siap menghadapi
keadaan yang mungkin membahayakan pekerja
di dalam confined space. Dalam keadaan
yang bisa membahyakan ini, ijin kerja harus
dibatalkan.
14
Confined Space Entry
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
Ingat, bekerja atau masuk ke dalam
ruangan terbatas / confined space
mempunyai resiko dan bahaya yang cukup
besar. Prosedur kerja secara aman harus
diikuti agar tidak terjadi kecelakaan.
Setelah pekerjaan selesai, pastikan tidak
ada peralatan / barang yang tertinggal di
dalam confined space.
KESELAMATAN DI CONFINED
SPACE
15
Permit To Work
Permit To Work
16
Lock - Out
Tag - Out
TUJUAN PELATIHAN
17
Lock Out - Tag Out
PEMASANGAN LOCK-OUT
18
Lock Out - Tag Out
19
Lock Out - Tag Out
20
Lock Out - Tag Out
21
Lock Out - Tag Out
22
Lock Out - Tag Out
WASPADA !
23
RAPAT KESELAMATAN
KERJA
TUJUAN
Membantu pelaksanaan rapat yang efektif
bagi perusahaan dengan adanya teknik-
teknik yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan rapat Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan
(HSE) serta memberikan informasi dalam
pelaksanaan rapat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Perusahaan
1
Prinsip-Prinsip Penuntun
Komunikasi yang efektif meningkatkan
motivasi
Komunikasi yang menyentuh perasaan dan
sikap seseorang cenderung lebih
memotivasikan dibandingkan dengan yang
hanya menggunakan alasan berkomunikasi
Semakin cepat dan seringnya suatu
pemikiran atau hal yang diutarakan itu
dilaksanakan, maka semakin mudah hal itu
disimak dan diingat.
2
3
PENYELIDIKAN
KECELAKAAN
Bilamana investigasi
kecelakaan dilakukan, ingat
bahwa:
Kita mencoba untuk menentukan
semua penyebab dari kecelakaan
tersebut, bukan SIAPA untuk
menghukum SIAPA yang
melakukannya
1
Tujuan Sesi Investigasi
kecelakaan agar peserta
memahami tentang:
Which. Kecelakaan manakah yang harus
diinvestigasi dan dilaporkan?
Why. Mengapa kecelakaan perlu diinvestigasi
dan dilaporkan?
Who. Siapa yang harus menginvestigasi dan
melaporkan kecelakaan?
How. Bagaimana proses investigasi dilakukan?
Tanggung Jawab Terhadap Keselamatan.
Bagaimana mengisi dan menyelesaikan formulir
investigasi?
Which
Kecelakaan manakah yang harus
diinvestigasi dan dilaporkan?
2
Why
Mengapa kecelakaan perlu
diinvestigasi dan dilaporkan
Who
Siapa yang harus menginvestigasi
dan melporkan kecelakaan?
Pekerja atau Pekarya harus melaporkan semua
kecelakaan kepada Pengawas/ Groul Leader-nya.
Pengawas harus menginvestigasi kecelakaan dan
menyampaikan hasilnya kepada atasannya, Manajer
Fungsi dan Funsgi Umum - HSE.
Fungsi HSE akan meninjau ulang dan membantu
proses investigasi.
3
How
Bagaimana Proses Investigasi dilakukan ?
Urutan Proses:
4
Perolehan Informasi
5
Membuat Laporan Kecelakaan
Supervisor segera menyelesaikan laporan:
6
TERIMAKASIH
7
TOPIK:
FENOMENA KEBAKARAN
KLASIFIKASI KEBAKARAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN
PEMADAMAN KEBAKARAN
Tujuan
Revisi 00 - 08/08/98 1
Sasaran
FENOMENA API
Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat
diamati gejalanya yaitu adanya cahaya dan
panas dari suatu bahan yang sedang
terbakar. Gejala lainnya yang dapat diamati
adalah, bila suatu bahan telah terbakar maka
akan mengalami perubahan baik bentuk
fisiknya mupun sifat kimianya. Keadaan fisik
bahan yang telah terbakar dapat berubah
menjadi arang, abu atau hilang menjadi gas
dan sifat kimianya akan berubah pula
menjadi zat baru
Revisi 00 - 08/08/98 2
TEORI SEGITIGA API
(TRIANGLE OF FIRE)
PANAS
(OUTPUT)
F
E Nyala api adalah
E masa zat yang
D
sedang berpijar
B
UNSUR PANAS OKSIGEN A dalam proses
C pembakaran
K
Pembakaran
P adalah proses
BAHAN BAKAR BAKAR
A kimia oksidasi
N eksotermal
A
S
SUMBER PANAS
Oksigen Panas
O2 Heat Reaksi
beranta
i
Fuel
Bahan
bakar
Reaction Free radicals
Revisi 00 - 08/08/98 3
API?
Suatureaksikimiaberupaprosesoksidasiyangdiikutiolehproses
pengeluarancahayadanpanas
Revisi 00 - 08/08/98 4
Titik nyala sebagian bahan
Dibatasi oleh:
Batas Bisa Terbakar Atas (UEL/UFL)
Batas Bisa Terbakar Bawah (LEL/LFL)
Revisi 00 - 08/08/98 5
BENSIN
Revisi 00 - 08/08/98 6
SUHU PENYALAAN
SENDIRI
(auto ignition temperature)
Revisi 00 - 08/08/98 7
TITIK BAKAR
(Fire Point)
Hubungan segitiga api dan siklus panas
yang membuat nyala api dapat
berlangsung terus menerus sepanjang
masih dalam keseimbangan yang tepat.
Keseimbangan siklus panas yang sanggup
membangkitkan generasi uap secara terus
menerus disebut fire point.
Klasifikasi Kebakaran
Menurut NFPA
Kelas A kebakaran yang terjadi pada bahan padat
seperti; kayu, kertas, plastik, kain
Kelas B kebakaran yang terjadi pada cairan mudah
terbakar seperti; bensin, cat, solvent
Kelas C kebakaran yang terjadi pada peralatan
listrik yang hidup
Kelas D kebakaran yang terjadi pada logam mudah
terbakar seperti; magnesium, titanium,
Na,dll
Revisi 00 - 08/08/98 8
A. : BAHAN PADAT KECUALI LOGAM
Membara, meninggalkan arang
dan abu
B. : BAHAN CAIR DAN GAS
Cairan terbakar pada permukaan
Gas terbakar pada mulut pancar
C. : APARAT LISTRIK BERTEGANGAN
Beresiko induksi
D. : LOGAM
Suhu sangat tinggi
Revisi 00 - 08/08/98 9
PENCEGAHAN KEBAKARAN
HEAT
OUT PUT
SETIAP PERWUJUDAN ENERGI
HARUS DIKENDALIKAN
LISTRIK
MEKANIK
VAPOR
FIRE KIMIA
? ?
FUEL ALAM
PENGENDALIAN
SOURCE ENERGY
ENERGI
Pencegahan Kebakaran
Revisi 00 - 08/08/98 10
Pencegahan Kebakaran -
Umum
Revisi 00 - 08/08/98 11
Pencegahan Kebakaran Pada
Kegiatan Pemboran (2)
Semua peralatan listrik dan kabel-kabel dipasang menurut
standarnya. Peralatan kedap gas, harus dipasang pada daerah
berbahaya
Perkakas anti percikan (terbuat dari kuningan/ tembaga)
digunakan saat diidentifikasi adanya gas mudah terbakar
Yakinkan pipa knalpot dari setiap mesin terpasang anti percikan
dan Flame Arrestor
Inspeksi Alat-alat Pemdamam Kebakaran dan Pompa
Pemadam, yakinkan berfungsi baik
Lakukan latihan pemadam kebakaran dan evakuasi, minimal
setiap 2 minggu
PemadamanKebakaran
Revisi 00 - 08/08/98 12
Tujuan
Menjelaskan persiapan dan pelaksanaan pemadaman kebakaran,
antara lain :
Penggunaan APAR
Pembagian tugas dan kelompok pemadam kebakaran
Pengenalan peralatan yang digunakan dalam
pemadaman
Sistem komunikasi antar petugas/regu pemadaman
Mengetahui cara menggelar dan meringkas selang
PRINSIP TEKNIK
MEMADAMKAN API
Pemahaman pertama
Bahan bakar
Oksigen
Panas / Sumber penyala
Pemahaman kedua (sisi-sisi segitiga api)
Flash point
Flammable range
Fire point
Ignition temperature
Pemahaman ketiga (Tetrahedron of Fire)
Prinsip mendinginkan, misalnya dengan menyemprotkan air
Prinsip menutup bahan yang terbakar, misalnya menutup dengan
busa,
Prinsip mengurangi oksigen, misalnya menyemprotkan gas CO2
Prinsip memutus rantai reaksi api dengan media kimia
Revisi 00 - 08/08/98 13
Prinsip Pemadaman Api
Oxygen
Smothering
Heat Fuel
Cooling
Revisi 00 - 08/08/98 14
Smothering
Starvation
Revisi 00 - 08/08/98 15
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN
DAN APLIKASINYA
Klasifikasi Jenis kebakaran Jenis media pemadam kebakaran
Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder Clean
Agent
Klas A Bahan padat seperti kayu VVV V VV VVV*)
Bahan berharga atau penting XX XX VV**) VVV
Klas B Bahan cair XXX VVV VV VVV
Bahan gas X X VV VVV
Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV
Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX
Keterangan:
VVV : Sangat efektif XXX : Berbahaya
VV : Dapat digunakan *) : Tidak efisien
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan **) : Kotor / korosif
X : Tidak tepat
XX : Merusak
Revisi 00 - 08/08/98 16
Media pemadam kebakaran jenis
Clean Agent
Bersih tidak meninggalkan berkas/ noda
Tidak konduktif
Tidak korosif
Revisi 00 - 08/08/98 17
ALAT PEMADAM API RINGAN
POWDER
HALON
FOAM
Revisi 00 - 08/08/98 18
JENIS MEDIA PEMADAM
POWDER
FOAM
HALON
KEGAGALAN APAR
WATER
POWDER
HALON
2
FOAM
Revisi 00 - 08/08/98 19
KEGAGALAN APAR
WATER
HALON
Revisi 00 - 08/08/98 20
ALAT PEMADAM KEBAKARAN
BERODA
Dilakukan;
Saat api sudah membesar/tidak dapat
ditangani secara individu
Oleh tim pemadam yang terlatih
Menggunakan peralatan yang lebih lengkap
Memerlukan bantuan pihak berwenang
setempat (Unit Pemadam Kebakaran
Pertamina)
Revisi 00 - 08/08/98 21
Penyediaan Pompa Kebakaran,
Selang-selang, Nozzle dan Koneksi
Pompa yang ditempatkan dengan sumber air
terdekat akan disediakan di lokasi
Saluran pipa dengan dibuat katup/ hidran
akan di posisikan untuk dapat memproteksi,
bila terjadi kebakaran
Selang-selang pemadam kebakaran dengan
ukuran dan panjang tertentu akan disediakan,
berikut dengan koneksi dan nozzle yang
diperlukan
Selangkebakaran(firehose)
selang isap (suction hose)
selang tekan (discharge hose)
Alatalatpenyambungselang(hosefitting)
kopling (coupling)
penyemprot (nozzle)
cabang (breeching)
turunan (adaptor)
Revisi 00 - 08/08/98 22
Regu Pemadam
Jumlah anggota regu disesuaikan dengan kondisi yang
ada di lokasi pemboran dan ruang akomodasi. Untuk
latihan selang fire hydrant satu regu terdiri dari;
Kepala regu
Mekanik
Nozzle-man
Pembantu/helper
Teknik Pemadaman
Lakukan penekanan gas masuk kembali ke
dalam formasi melalui cara engineering
Bila terjadi kebakaran awal, tutup gas/ cairan
mudah terbakar dari sumbernya
Bila terjadi kebakaran besar di luar sumur
gunakan teknik pemadaman seperti cara
yang digambar dalam slide ini
Bila terjadi kebakaran pada sumur migas,
maka Bagian Engineering dan Fire Safety
Pertamina, akan berusaha memadamkannya
Revisi 00 - 08/08/98 23
Peralatan Penyalur Air
Kuncikunciselang(spanner)
untuk pin lug
untuk rocker lug
untuk hole-type lug
kombinasi dari ketiganya
Penyemprot (nozzle)
penyemprot monitor (monitor nozzle)
portable
fixed
penyemprot tangan (handline nozzle)
penyemprot pancaran utuh (solid stream/jet
nozzle)
penyemprot pancaran tirai (spray nozzle)
tak dapat diatur (non-adjustable spray
nozzle)
dapat diatur (adjustable spray nozzle)
kombinasi (combination spray nozzle)
penyemprot khusus (special type nozzle)
Revisi 00 - 08/08/98 24
Peralatan Penyalur Air
Cabang (breeching)
cabang pembagi (deviding breeching/devider)
WYES
Water thief
cabang pengumpul (collecting breeching /
siamese / collector)
Turunan (adaptor)
antar macam kopling
antar jenis kelamin
antar diameter
Revisi 00 - 08/08/98 25
Gulungan Tunggal Gulungan Ganda
Revisi 00 - 08/08/98 26
Cara Meringkas Selang
Penggelaran/Lay Out
Revisi 00 - 08/08/98 27
Pemadaman
Menggulung
Revisi 00 - 08/08/98 28
TERIMA KASIH
Revisi 00 - 08/08/98 29
HSEANDDRUG&ALCOHOLPOLICY
Kebijakan ini,perusahaan harus dipunyai oleh suatu perusahaan yang
ditanda tangani oleh TopManajemen
Ada beberap kebijakan lainsesuai kebutuhan seperti:Kebijakan
berkendaraan,Kebijakan MedicalCheckup,Kebijakan Larangan
Merokok dll.)
Kebijakan ini harus direvisi sesuai bisnis perusahan,minimal2tahun
harus direvisi,tuliskan tingkat revisinya.
Harus disosialisasikan kepada karyawan dengan cara sbb:
1. Dalam SafetyMeetingyangdijelaskan oleh Direktur/HSE
Coordinator/Manager/Supervisor
2. Ditempatkan ditempat dimana semua karyawan mudah
membacanya
3. Dimasukkan dalan buku saku
4. Dijelaskan dalam orientasi karyawan sewaktu baru bergabung
diperusahaan.
HSEManual,HSEAdministration
andSafeWorkingProcedures
Dokumen ini sebagai pedoman perusahaan dalam
pelaksanaan sistem manajemen HSE
Harus direvisi minimal2tahun sekali.
Harus ditanda tangani oleh Manajemen sebagai dokumen
yangsah oleh perusahaan
Dokumen ini harus terkontrol jika diberikan kepada
orangorang yangditunjuk dalam perusahaan,tetapi jika
diberikan pihak ketiga harus ditulis uncontrolled.
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
PELATIHANDANKOMPETENSI
ContohPelatihanHSE
SafetyInduction:SemuaPersonilyangbaru
bergabungdanpersonilyangdipromosikanharus
diberikanSafetyInduction,danPersonildiminta
untukmenandatanganisuratpernyataanbahwa
personiltelahmengertidanakanmematuhiisidari
SafetyInductiontersebut.
HSEManagementSystem
HazardIdentificationandRiskAssessment
DDC,Fire,Survivaldll
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
KOMUNIKASIDANINFORMASIHSE
Buletin/BeritaK3L
PapanPengumumanK3LL
Memo
PosterK3LL
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
RAPATKESELAMATANKERJA
BuatkanSchedule
Dilakukanuntuksetiappergantianshift
DilakukandalamHSEsupervisorMeeting
DilakukandalamRiskAssessmentMeeting
DilakukandalamrapatHSETingkatManagement
setiapsebulansekali
BuatDaftarHadirdanRisalahRapatnya
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
IDENTIFIKASIBAHAYADANPENILAIANRESIKO
Buat matrik penilaian Resiko,Resiko Didapat dari perkalian
antara konsekuensi xprobability,matrixini disesuaikan
dengan perusahaan masingmasing
Buatkan daftar bahaya,
Lakukan GeneralRiskAssessment
Identifikasi setiap bahaya dari kegiatan,analisa
konsekuaesinya,buat tingkat resikonya,lakukan
pengendalian bahayanya dan kemudian kita berikan
rekomendasi setiap kegiatan tersebut
Lakukan JobSafetyAnalysis,pekerjaan dengan resiko Tinggi
Tuliskan langkahlangkahnya,identifikasi potensial setial
langkah dan berikan rekomendasi setiap langkah tersebut.
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
HSEINSPECTION
Lakukan Inspeksi terhadap fasilitas perusahaan
1. Kendaraan
2. Peralatan Pemadam
3. HousekeepingKantor
4. Inspeksi fasilitas pengurusan Dokumen Dll.Jika
sudah dilakukan Inspeksi,pastikan ada hasil dari
tindak lanjutnnya,pastikan sudah closeout
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
PREVENTIVEMAINTENANEOFEQUIPMENT
Adanya jadual pemeliharaan peralatan semua fasilitas
perusahaan terutama peralatan dari bisnis yang
menjadi coreperusahaan
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
HSERECORDKEEPING
Melakukan pencatatan Kinerja HSEdengan membuat
statistik yangterdiri dari
1. Jumlah Karyawan,Jumlah JamKerja,Jumlah
Kecelakaan yangfalality,LTA,RWC,MTC,FAC,
NearMiss,Properti Damage,Recordable
Frekwensi Rate,LTAFrekuensi Rate.
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
PERSONALPROTECTIVEEQUIPMENT
JikaKitamempunyaiSubKontraktorharuskita
lakukanseleksiterhadapperusahaanperusahaan
tersebutdenganmengacupadaaspekHSE.
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
PERMITTOWORKSYSTEM
LakukanIjinKerja,jikaakanmelakukanpekerjaan
ditempatyangmengharuskanmenggunakanijinkerja
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
OCCUPATIONALHEALTH
AdanyaKebijakanMengenaiMedicalCheckupdan
implementasinya
AdanyaKebijakandalamperaturanperusahaanyang
menyatakanadanyatanggungjawabperusahaan
terhadapkecelakaandanKesehatanKaryawan
Jamsostek
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
PENANGANANBAHANBAHANBERBAHAYA
PeliharaMSDS(LembarDataInformasiKeselamatan
Bahan)
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
EMERGENCYRESPONSEPLAN(ERP)
Adanya Prosedur
Adanya TeamERPtermasuk peran dan tanggung jawab
Adanya Flowchart,jika terjadi kecelakaan dilokasi
Untuk di kantor buat denah kantor,buat routeevakuasinya
Tentukan tempat berkumpul yangaman serta letak alatalat
keadaan darurat
Adanya Gladi Keadaan Darurat (Kebakaran,Ancaman Bom,
Gempa Bumi)
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
ENVIRONMENTPROTECTION
PengelolaanOliBekas
PengelolaanSampah(BuatBakSampahuntuk
SampahBasahdanSampahkering)
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
HSEAUDIT
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
SAFEWORKINGPRACTICE
BuatBukuSakuuntukpedomanparaKaryawan
ImplementasiKesadaranparaKaryawan
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
KEANGGOTAANPERUSAHAANDALAMhse
MengikutiMailingListK3
SebagaiAnggotaAsosiasiAhliKeselamatandan
KesehatanKerja
BritishSafetyCouncil
Dll.
IMPLEMENTASIHSEMANAGEMENTSYSTEM
OBJECTIVEDANPROGRAM
Lingkup
Man hours:
adalah Jumlah Jam Kerja karyawan dalam bekerja
Total Man Hours:
adalah Total jam kerja keseluruhan karyawan
tanpa memperhitungkan adanya hilang jam kerja
akibat kecelakaan
Total Safe Man Hours adalah Total jam kerja
keseluruhan karyawan dengan memperhitungkan
adanya kecelakaan yang mengakibatkan hilang
jam kerja akibat kecelakaan
1
FIRST AID CASE (FAC)
Semua cedera yang menyebabkan
goresan, teriris, terbakar dan hal-hal lain
yang tidak memerlukan perawatan medis
yang serius
2
RESTRICTED WORKDAY CASE
Kasus Hari Kerja dengan Pembatasan
3
FATALITY-KEMATIAN (FAT)
Fatality - kematian atau kejadian fatal
lain yang disebabkan oleh cedera
akibat kerja.
4
Tingkat Kekerapan Cedera
(Injury Frequency rates)
Jumlah cedera per satu juta jam kerja
pekerja.
5
Tingkat Kekerapan Cedera
(Injury Frequency rates)
Jumlah LTA per satu juta jam kerja pekerja.
6
HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL PROGRAMS
PROGRAM KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN
2017
Main Objective:
Sasaran Utama
1. Zero Accident
Tanpa Kecelakaan
2. Zero Oil Spill Pollution
Tanpa adanya tumpahan minyak yang menyebabkan polusi
3. Zero Down Time
Tanpa adanya hilang waktu operasi
4. Occupational Illness: 0 cases
Penyakit akibat kerja : 0 kasus
PROGRAMS INVOLVEMENT FREQUENCY OUTCOME/ ACTIVITIES
NO
PROGRAM KETERLIBATAN FREKWENSI TUJUAN/AKTIVITAS
1. Risk Assessment Supervisor, Operations Every project/ work To identify associated hazards of the
(Job Safety Manager and HSE services prior to step of the work, assess the risk and
Analysis)) Coordinator commencement of the provide the required safety
Penilaian Resiko work precautions.
(Analisa Setiap Proyek/sebelum Mengidentifikasi bahaya-bahaya
Keselamatan pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan langkah-
Keselamatan dimulai langkah kerja dari suatu pekerjaan,
Pekerjaan) menilai resikonya dan langkah
pengendalian bahaya.
2. Safety Induction All personnel Prior to commence the To provide the required HSE
& Refresher Semua Personil project/ service and knowledge and skills regarding safe
Program refresher course will be working practices.
Program held every 6 month Untuk memberikan pengetahuan dan
Penyegaran dan Sebelum pelaksanaan ketrampilan HSE diperlukan dan
Page 1 of 5
PROGRAMS INVOLVEMENT FREQUENCY OUTCOME/ ACTIVITIES
NO
PROGRAM KETERLIBATAN FREKWENSI TUJUAN/AKTIVITAS
Orientasi HSE pekerjaan proyek dan ketrampilan dalam melaksanakan
kursus penyegaran praktek kerja aman.
akan dilaksanakan
setiap 6 bulan.
3. HSE Training All personnel Based on training To improve knowledge and skills of
Courses Semua Personil schedule personnel and for competence req.
Pelatihan HSE Berdasarkan Jadual Meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan serta kompetensi
personil.
4. Pre-Task Briefing/ All personnel At the beginning of To discuss the associated hazards for
Toolbox Meeting Semua Personil work/ tour the work and review the safe working
Rapat Awalan Sebelum Memulai practices.
Kerja Pekerjaan Membicarakan bahaya-bahaya
yang berhubungan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja yang
sedang dilaksanakan hari tersebut
serta meninjau ulang cara-cara kerja
aman.
5. Safety Meeting All staff Monthly To review previous monthly safety
Rapat Semua Staff Bulanan performance and discuss Safety
Keselamatan Kerja Program .
Membahas masalah-masalah operasi
yang terkait dengan HSE dan
pemecahan masalahnya serta
program HSE
Page 2 of 5
PROGRAMS INVOLVEMENT FREQUENCY OUTCOME/ ACTIVITIES
NO
PROGRAM KETERLIBATAN FREKWENSI TUJUAN/AKTIVITAS
6. Safety Observation All personnel Daily To improve safety behavior of
Observasi HSE Semua Personil Harian personnel as well as to reduce
accident at workplaces and tenant
premises.
Peningkatan perilaku selamat (aman)
karyawan sekaligus mengurangi
kecelakaan di tempat kerja.
7. HSE Inspection Supervisor, Operations Weekly To identify unsafe acts and conditions
Inspeksi HSE Manager and HSE Mingguan during inspections of work site and
Coordinator facilities.
Mengidentifikasi perbuatan dan
kondisi tidak aman pada tempat
kerja dan fasilitas.
9. Emergency Drills All personnel Site: Join Client Program To familiarize the Emergency
(Fire/ Explosion and Semua Personil Office: Every 6 months Response Plan
Personal Injury) Lokasi: Bergabung Familirisasi program tanggap darurat..
Latihan Gladi Kasus dengam Klien
Darurat / Kantor: Setiap 6 bulan
Emergency
(Kebakaran,
Page 3 of 5
PROGRAMS INVOLVEMENT FREQUENCY OUTCOME/ ACTIVITIES
NO
PROGRAM KETERLIBATAN FREKWENSI TUJUAN/AKTIVITAS
peledakan, dan
kecelakaan mayor)
10. Medical/ Physical All staff Min. yearly. Fit to work particularly works.
Checks Semua Staff Min. tahunan Pemerikasaan kesehatan dalam
Pemeriksaan Medis hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan .
11. Waste Handling Supervisor, Operations Weekly Monitor collection and disposal
Monitoring Manager and HSE Bulanan program of used cans, dirty lubes oil,
Pemantauan Coordinator etc.
Penanganan Memantau pengumpulannya dan
Limbah program disposal dari kaleng, oli
bekas dll.
10. HSE Audit Management Every year To record non-conformance and
Audit HSE Manajemen Setiap Tahun correctivee actions and measure the
effectiveness of HSE System.
Mencatat ketidak sesuaian dan
tindakan perbaikan dan pengukuran
keefektifan dari pelaksanaan Sistem
Manajemen HSE
Page 4 of 5
Page 5 of 5
PRAKTEK-PRAKTEK KERJA AMAN
PADA OPERASI DRILLING,
WORKOVER & WELL SERVICE
TUJUAN
Memahami praktek kerja aman/ selamat bagi
personil yang bekerja dalam team operasi
pemboran untuk tercapainya produktivitas kerja
yang tinggi tanpa adanya kecelakaan atau
kerugian terhadap sumber-sumber daya;
manusia, harta benda, dan lingkungan hidup.
Tanpa Adanya Kecelakaan (Zero Accident)
Tanpa Adanya Pencemaran Lingkungan (Zero Oil Spill Pollution)
Tanpa Adanya Hilang Waktu Operasi (Zero Down Time)
Tanpa Adanya Penyakit Akibat Kerja (Zero Occupational Illness)
1
TANGGUNG JAWAB HSE
(DRILLING PERSONNEL & SUPPORT PERSONNEL)
Bertanggung jawab untuk melakukan praktek-praktek
kerja secara aman
Bertanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri
dan teman sekerja
Melakukan tindakan untuk menghentikan, memperbaiki
keadaan yang tidak aman
Melapor segera setiap kecelakaan, cedera, tindakan
yang tidak aman kepada Leadernya
Aktif berpartisipasi dalam rapat-rapat HSE yang telah
ditetapkan
Membantu penyelidikan kecelakaan
Memahami peraturan HSE perusahaan dan klien serta
menerapkannya dalam pekerjaan
PENYEBAB:
PELAKSANAAN KERJA YANG
KURANG AMAN
0 5 10 15 20 25 30
# of Accidents
2
PENYEBAB :
FAKTOR PERORANGAN
Kurangnya Motivasi
Beban phisik
Kurangnya ketrampilan
Kurangnya pengetahuan
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Jumlah Kecelakaan
CONTOH
POSISI TANGAN YANG SALAH
Titik
Jepit
3
CONTOH
Perhatian
terganggu
Perhatian tidak
terarah
Kurang
pengetahuan
Gagal
memberikan
peringatan
Sudah menjadi
kebiasaan
Posisi Tangan di
Titik Jepit 05/100/90
AKIBATNYA
INI SEHARUSNYA
DAPAT DIHINDARI.
BAGAIMANA
CARANYA?
Dengan memperkirakan
sebelumnya resiko-resiko
yang dapat timbul.
Mengenali jepitan-jepitan yang
mungkin timbul sebelum mulai
bekerja.
Saya tidak mau hal ini
terjadi pada diri saya Berhati-hati dalam
atau rekan saya ! menempatkan jari tangan.
05/100/90
4
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN PEKERJAAN
DENGAN AMAN
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
AMAN
1. MEMUTUSKAN
2. BERHENTI
3. OBSERVASI
4. BERPIKIR
5. BERTINDAK
5
LANGKAH 1: MEMUTUSKAN
Ketika Anda melakukan kegiatan kerja, seperti : welding,
grinding, painting atau lainnya, putuskan bahwa safety
punya prioritas utama.
Tugas-tugas yang diberikan Supervisor Anda begitu
penting, tetapi juga sama pentingnya dengan
keselamatan dan mutu.
Barangkali Anda ragu? Betulkah demikian ? Karena
atasan Anda selalu mendesak untuk mengejar produksi.
Namun Supervisor anda memerintahkan, tidaklah
memaksakan Anda bekerja tanpa memikirkan
keselamatan Anda dan teman-teman sekerja Anda.
Perusahaan punya komitmen yang kuat untuk ini, dan
perusahaan juga berusaha mengatur keseimbangan
antara safety, produksi dan mutu.
6
LANGKAH 3: AMATI (OBSERVASI)
Amati tindakan-tindakan dan kondisi-kondisi yang
tidak aman
1. Observasi Diri
Untuk mengobservasi diri Anda sendiri, Anda
gunakan buah pikiran (mind eye/mata pikir) untuk :
Berpikir tentang bagaimana Anda melaksanakan
pekerjaan Anda yang lewat.
Berpikir tentang bagaimana Anda melakukan
atau merencanakan pekerjaan sekarang.
Bandingkan dua macam pendapat Anda
tersebut dengan proses lain yakni bagaimana
pekerjaan itu seharusnya dilaksanakan secara
7
LANGKAH 3: AMATI (OBSERVASI) Lanj. 2
2. Observasi Total
Observasi total melibatkan penggunaan indera Anda;
pandangan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan, guna
menentukan apakah daerah kerja Anda aman.
Metode ini diawali dengan observasi sendiri dan meluas di
daerah kerja Anda. Dengan menggunakan observasi total,
Anda memperhatikan segala sesuatu yang Anda lihat.
Cara menggunakan observasi total adalah :
- Lihat ke Atas, Bawah, Belakang dan Dalam (ABBD/ABBI).
- Dengar suara-suara yang tidak biasa.
- Cium bau-bau yang tidak biasa.
- Rasakan suhu dan getaran yang tidak biasa.
8
LANGKAH 3: AMATI (OBSERVASI) Lanj. 4
9
LANGKAH 4: BERPIKIR (THINK)
10
LANGKAH 5: BERTINDAK (ACT) Lanj. 1
Ketika Anda bertindak, Anda perlu
menerapkan pertimbangan yang baik
untuk mengambil tindakan apa saja
untuk menghilangkan dan mencegah
tindakan dan kondisi tidak aman.
Begitu Anda mengenali hal-hal yng
tidak aman tersebut Anda akan
bertindak untuk menghilangkan
segera.
HARAPAN
KITA SEMUA DAN PERUSAHAAN
11
1. SAFETY INDUCTION & ACCESS CONTROL
SAFETY INDUCTION
Pastikan anda dan rekan anda telah menerima Safety Induction
sehingga anda mengetahui bagaimana melaksanakan praktek-
praktek kerja aman.
Pastikan anda mengetahui:
Kebijakan PT. ANTAREJA RESOURCES & Kebijakan Klien,
Prosedur Praktek Kerja Aman, Penilaian Resiko,Pengelolaan
Limbah/ Sampah, Rapat HSE, Pengenalan tempat kerja,Program
Tanggap Darurat,Bantuan Medis,Observasi Keselamatan Kerja,
Pelaporan kecelakaan/ insiden, & pencemaran lingkungan, Dll.
ACCESS CONTROL
Memastikan bahwa hanya orang yang
berhak saja yang dapat masuk/bekerja di
operasi Rig.
Pastikan Anda telah menerima Safety
Card dan mematuhinya, apabila anda
sedang melakukan aktivitas di lokasi
pemboran
12
2. BAHAYA PEMAKAIAN PERHIASAN
AKIBATNYA
Sekretaris ini sedang bekerja di
kantor.
13
3. BAHAYA GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S)
PROPERTI H2S
Rumus Kimia : H2S
Nama Kimia : Hydrogen Sulfide (Hydrogen
Sulfida)
Berat Jenis : 1,189
Titik Didih : -76,4 F (-60.2 C)
Suhu Penyalaan sendiri (Auto Ignition Temp):
500 F (260 C)
Batas Bisa Terbakar (Flammable Range) :
4,3 46% by volume
14
3. BAHAYA GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) Lanj.)
PROPERTI H2S
Kelarutan : Larut dalam minyak dan air
(Solubilitas)
Ujud Fisik : Tidak berwarna
Bau : sangat keras baunya sifatnya
menyerupai bau telor busuk
Beracun
Mudah bergerak ditiup angin atau pergerakan udara
Bersifat korosif
Nyala dengan api berwarna biru untuk mengurangi Sulfur Dioxide (SO2)
27 Bau menyengat
15
3. BAHAYA GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) Lanj.)
Batasan Oksigen
O
Oxygen (% by volume) Effects & Symptoms
4. ERGONOMI
Penyebab Cidera :
Mengangkat / memindahkan beban
berat
Ergonomics Cara mengangkat/mendorong/menarik
yang salah
Ergo = Kerja Berat yang berubah-ubah
Nomos= Peraturan Mengangkat / mendorong / menarik
Ergonomic = Peraturan yang dengan gerakan yang berulang-ulang
Mengatur tentang batas Posisi kerja yang janggal
Getaran
Kemampuan dan bentuk
tubuh dalam melaksanakan 32
suatu Kerja
16
4. ERGONOMI (Lanj.)
Prinsip - Prinsip ERGONOMI
dan yang perlu diperhatikan :
1. Pekerjaan dengan kontraksi otot dinamis yaitu penyesuaian
antara pekerja dan alat sehingga akan tercipta: Praktis, efisien,
Produktif, Gangguan kesehatan minimal, Suasana pekerjaan
menyenangkan dan pekerjaan lebih menyenangkan.
2. Pengaturan waktu kerja/istirahat dengan baik
3. Pengaturan beban kerja (memilih alat yang sesuai)
4. Pengaturan proses (metode kerja) dan ruang kerja
5. Pengaturan aspek fisik lingkungan kerja (Hubungan kaitan
pekerja dan lingkungan kerjanya)
6. Pengaturan sistem kerja yang sesuai.
33
4. ERGONOMI (Lanj.)
17
4. ERGONOMI (Lanj.)
Tahapan
mengangkat
benda berat
4. ERGONOMI (Lanj.)
HERNIA / TURUN BEROK
18
5. PENGIKATAN DAN PENGANGKATAN
RIGGING & LIFTING
TANGGUNG JAWAB TERHADAP RIGGING & LIFTING
Tanggung jawab manajemen dan supervisor (pengawas)
adalah meyakinkan para personil yang terlibat dalam
rigging/slinging/lifting telah dilatih secara benar terkait
dengan keselamatan kerja dan prosedur operasi.
Karyawan harus berbadan sehat dan mampu dalam
mempertimbangkan/ menilai jarak, berat dan clearance.
19
5. PENGIKATAN DAN PENGANGKATAN
RIGGING & LIFTING (Lanj.)
20
5. PENGIKATAN DAN PENGANGKATAN
RIGGING & LIFTING (Lanj.)
21
5. PENGIKATAN DAN PENGANGKATAN
RIGGING & LIFTING (Lanj.)
22
6. MENGGERINDA
PENGOPERASIAN
1. Peralatan untuk menggerinda harus
diperiksa untuk Piringan harus dipakai
dengan benar dan dikencangkan dengan
memakai perkakas yang disediakan.
2. Mengencangkan flens piringan tidak boleh
memakai alat yang tajam atau tidak sesuai.
3. Gerinda harus dipasang dengan benar dan
posisi si operator harus mantap.
4. Hidupkan motor dan tempatkan benda yang
akan digerinda di atas dudukan
SETELAH PENGOPERASIAN
Terus menerus bersihkan gerinda. Hati-hati
dalam mengambil benda kerja yang sudah
selesai.
Jika sudah selesai, bersihkan mesin dan area
untuk dapat digunakan oleh orang lain.
7. PENGELASAN
1. Semua mesin pengelas dan pemotong harus
dihubungkan ke tanah.
2. Bila penjepit elektroda akan ditinggalkan tidak ditunggui,
elektroda harus dilepas dan penjepitnya itu harus
diamankan.
3. Sebelum pengelasan, pemotongan atau pemanasan,
karyawan yang akan bekerja harus mengetahui letak
pemadam api yang terdekat.
4. Pijaran, besi panas atau bara besi jangan sampai jatuh
ke bahan-bahan yang mudah terbakar atau mengenai
orang.
6. Botol gas yang bertekanan tidak boleh digunakan untuk
penyangga pada waktu pengelasan dan pemotongan.
7. Untuk membeli kemungkinan resiko kebakaran di tempat
kerja, diminta perhatian, terutama kepada kebersihan
lingkungan, pemotongan dan operasi pengelasan.
8. Ventilasi yang memadai harus disiarkan pada waktu
pengelasan di dalam ruang tertutup, guna mencegah
menambah bahaya karena asap.
23
7. PENGELASAN (lanj.)
DANGER
BAHAYA
DO NOT
OPERATE
JANGAN
DIGERAKKAN
REASON/ ALASAN
NAME/ NAMA .
DATE/ TANGGAL ...
24
MACAM-MACAM
LOG-OUT & TAG-OUT
WASPADA !
Hindari hal ini dengan
memanfaatkan Lock-out dan Tag-out
25
8. JOURNEY MANAGEMENT
Pengaturan terhadap
perjalanan kendaraan darat
yang digunakan sebagai
pengendalian dari adanya
bahaya-bahaya yang
berpotensi menimbulkan
kecelakaan.
Larangan bagi
Pengendara
mengkonsumsi
minuman beralkohol,
dan obat terlarang atau
yang membuat kantuk
26
8. JOURNEY MANAGEMENT (Lanj.)
KESELAMATAN
ANGKUTAN BERAT
54
27
8. JOURNEY MANAGEMENT (Lanj.)
KESELAMATAN
ANGKUTAN BERAT
Gunakan sabuk pengaman setiap kendaraan bergerak
Tidak seorangpun diperkenankan menumpang mobil
pada kondisi tidak aman diatas kendaraan seperti
menggantung dibelakang, disamping, mobil pick up,
dump truck, flat bed.dll.
56
28
8. JOURNEY MANAGEMENT (Lanj.)
KESELAMATAN ANGKUTAN BERAT
Crew angkutan berat wajib
mengetahui hasil Pre Move Risk
Assessment ( potensi bahaya yang
ada dan pengendaliannya).
Crew angkutan berat wajib
melaksanakan Tailgate Meeting dan
atau Pre Job Safety Meeting sebelum
melakukan pekerjaan untuk
membahas rencana kerja dan
potensi bahaya yang ada.
Dilarang beristirahat di bawah kolong
Low Boy/ Tronton.
29
10. WASTE MANAGEMENT
B3
ORGANIK ANORGANIK METAL (BAHAN-BAHAN
BERBAHAYA
30
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
DASAR
UU NO. 1, tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menyatakan pekerja diwajibkan
memakai alat-alat pelindung diri (APD)
yang telah disediakan. Pelanggaran
akan terkena sanksi tindakan disiplin
dari perusahaan tempat mereka
bekerja.
PENGGUNAAN APD
31
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
JENIS JENIS
ALAT PELINDUNG DIRI
Ada (7) tujuh jenis APD secara umum, yaitu
1. Pelindung Kepala,
2. Pelindung Mata dan muka,
3. Pelindung Telinga,
4. Pelindung Saluran Pernafasan,
5. Pelindung Tangan,
6. Pelindung Kaki
7. Pelindung Tubuh
32
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
1. PELINDUNG KEPALA. (Lanjutan)
33
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
2. PELINDUNG MATA DAN MUKA
A. PELINDUNG MATA.
* Mata dan kepala dapat cidera akibat bahaya fisik dan kimia
atau radiasi
* Biaya untuk membeli alat pelindung mata dan kepala
sangat kecil bila dibandingkan dengan akibat dari
cederanya mata dan kepala.
* Apalagi bila dibandingkan dengan biaya pengobatan mata
dan kepala akibat cidera.
* Penguapan yang dihasilkan lingkungan kerja dapat
menggangu aktivitas pekerjaan, maka perlu diantisipasi.
34
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
3. PELINDUNG TELINGA.
Bising dapat menimbulkan gangguan
pendengaran di lingkungan industri,
Faktor yang memberikan kontribusi terjadinya
penurunan pendengaran,
35
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
5. PELINDUNG TANGAN
Untuk pekerjaan apapun setiap pekerja selalu
menggunakan tangannya.
Tidak ada satu pekerjaanpun yang tidak
menggunakan tangan.
Tangan perlu dilindungi dari kemungkinan
cedera.
Alat yang dapat melindungi tangan adalah
sarung tangan (gloves).
Material yang digunakan tergantung pada
bahan yang akan ditangani.
Untuk pekerjaan yang ringan sarung tangan
cukup dari katun atau canvas.
Untuk pekerjaan kasar merusak kulit dipakai
sarung tangan kulit, dilapisi metal tipis,
dilapisi neoprene (plastik), latex, dan nitril.
36
11. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (LANJ.)
7. PELINDUNG TUBUH
A. PENCEGAHAN RISIKO JATUH
Sabuk pengaman harus digunakan dan terikat dengan
tepat bila bekerja pada ketinggian lebih dari dua meter
dan tidak dipagari dengan pegangan tangga.
Kemungkinan jatuh dapat terjadi pada saat yang tidak
terduga.
Alat-alat pelindung pencegah jatuh harus diperiksa
sebelum digunakan. Perlengkapan yang tidak layak
pakai tidak boleh digunakan.
Sabuk pengaman, sabuk tipe parasut dan tali
pengaman harus disimpan dan dijaga agar jangan
sampai kena minyak, pelumnas atau benda lain yang
bisa membuatnya kotor.
37
12. AKTIVITAS DI LANTAI BOR
Lakukan Pre Job Safety Meeting sebelum
pelaksanaan kerja pada setiap pergantian shift,
bahas kondisi pekerja, peralatan, sumber bahaya,
dan lakukan timbang terima pekerjaan.
Pastikan bahwa tempat kerja di floor tidak licin,
bersihkan sumber bahaya terpeleset seperti lumpur
bekas sepatu, ceceran minyak atau pipe dope.
Pasang papan apabila lokasi licin.
Periksa kondisi floor yaitu:
Lantai dan tangga grating, plat atau papan tidak
lapuk, berlubang ataupun patah.
Pagar terpasang lengkap, pin penguat terpasang
dengan benar, tidak giyah atau mungkin terlepas.
Apabila ditemukan kelainan dan tidak dapat
diperbaiki sendiri, lapor kepada Toolpusher.
38
13. ELEVATOR
39
13. ELEVATOR (2)
Pada pemasangan elevator, Operator
derek/Driller harus dapat melihat elevator
yang diangkat.
Pekerja floor harus memegang elevator
kembali sehingga tidak mengenai pekerja lain
atau menyinggung antar tong
Jaga tangan dan jari dari sisi elevator dan
eye of bails.
Pegang lapisan pengangkat dengan satu
tangan dan derek dari tempat yang sama.
Taruh kembali derek ke tempat yang benar.
Tempatkan lapisan pengangkat sehingga jauh
dari bahaya.
PIPA-PIPA
a. Pipa-pipa dalam keadaan tidak dipakai harus diberikan
pelindung untuk memelihara ulir. Pemeriksaan berkala
oleh pihak ketiga perlu dilakukan untuk memastikan
kondisi-kondisi pipa-pipa bor
b. Pipa-pipa agar diletakkan pada raknya dan cukup aman
terhadap pekerja yang lalu lalang serta pergerakkan
peralatan lainnya.
c. Setiap pipa yang diangkat dari rak bagian ujungnya agar
diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya ayunan.
d. Derrickman harus menjaga terjadinya ayunan dari
rangkaian pipa dengan mengawasi bagian ujung atas
pipa.
40
14. HAND RAIL DAN TANGGA
41
42
43
PENERAPAN PARADIGMA BAHWA
SETIAP ORANG ADALAH SAFETY OFFICER
44
TERIMAKASIH
45
Overview
Health & Safety Management System
(OHSAS 18001)
1
Apakah OHSAS 18001?
Dikembangkan melalui kerjasama lebih kurang 13 badan
standarisasi, lembaga sertifikasi dan lembaga konsultan
profesional dari beberapa negara seperti:
National Standards Authority of Ireland
South African Bureau of Standards
British Standards Institution
Bureau Veritas Quality International
Det Norske Veritas
Lloyds Register Quality Assurance
National Quality Assurance SFS Certification
SGS Yarsley International Certification Services
Asociation Espanola de Normalizacion y Certificacion
International Safety Management Organisation Ltd
Standards and Industry Reseach Institute of Malaysia (Quality
Assurance Services)
2
Apakah OHSAS 18001?
Dalam proses pengembangannya, mengadaptasi dan
mereferensi beberapa standar K3 lainnya:
BS 8800:1996
Technical Report NPR 5001:1997
SGS & ISMOL ISA 2000:1997
BVQI Safety Certification
DNV Standard of Certification of Occupational Health and safety
Management Systems (OHSMS): 1997
Draft NSAI SR 320
Draft AS/NZS 4801
Draft BSI PAS 088
UNE 81900
Draft LRQA SMS 8800
3
Apakah OHSAS 18001?
OHSAS 18001 bukan standar yang
dikeluarkan ISO
4
Apa yg dibutuhkan
Stakeholder?
Examples of what stakeholder needs
External Customer
Shareholders / Owners
Reliable/on-time service
Value for money Profitable business
Stakeholder Legal compliance
needs Good business image
Growth
Employees Community
OHSAS 18001
Principles
1. Policy
2. Commitment
3. Planning
4. Implementation
5. Measurement & evaluation
6. Review & Improvement
5
Demings Cycle
PLAN
ACT DO
CHECK
Policy
Objectives
Procedures Programs
Monitoring Audit
Corrective/Preventive Action
Review
6
Elemen Kunci OHSAS 18001
Management Policy
Review
Continual
Improvement
Checking and Corrective
Action Planning
Monitoring and Measurement Hazard, Risk Identification
Nonconformance and Corrective Legal requirement
and Preventive Action Objective and Target
Records SH Management Program
Internal Audit Implementation
Structure and Responsibility
Training, Awareness and Responsibility
Communication
Documentation
Document Control
Operational Control
Emergency Preparedness/Responses
7
HSE HSE
International Excellent
Standard
OHSAS
(Occupational
Health Safety
Assessment Series)
OHSASCONSULTATION
Initial Audit/
Gap Analysis
OHSAS & HIRARC
Training
Design & Develop
APPLICATION SYSTEM
System
Note : Implementation
System by Client
Finish
Internal Audit
Next Step
by Client
Mgmt Review
by Client
Audit
8
No. Dokumen Elemen PIC
1. Kebijakan K3 4.2 ?
2. Manual SMK3 4.4.4 ?
3. Pro. HIRARC 4.3.1 ?
4. Pro. Identifikasi dan Akses Peraturan 4.3.2 ?
5. Pro. Pelatihan 4.4.2 ?
6. Pro. Komunikasi dan Konsultasi 4.4.3 ?
7. Pro. Pengendalian Dokumen 4.4.5 ?
8. Pro. Pengendalian Operasional 4.4.6 ?
9
OHSAS 18001 Elements
4.5. Checking and corrective action 4.5.1 Performance measurement and
monitoring
4.5.2 Accident, Incidents, non-
conformance and corrective &
preventive action
4.5.3 Records and records
management
4.5.4 Audit
10
Hubungan HSE-MS PT ANATAREJA RESOURCES
dengan OHSAS 18001
10. Job Rule and Procedure (OHSAS 18001, Clause 4.4.6)
11. Occupational Health (OHSAS 18001, Clause 4.4.6, 4.5.1)
12. Environmental Protection (OHSAS 18001, Clause 4.4.6, 4.5.1)
13. Purchasing Control (OHSAS 18001, Clause 4.4.6)
14. Personal Protective Equipment (OHSAS 18001, Clause 4.3.1, 4.4.6)
15. Emergency Response Preparedness (OHSAS 18001, Clause 4.4.7)
16. Accident / Incident Reporting and Investigation (OHSAS 18001,
Clause 4.5.2)
17. Accident / Incident Analysis (OHSAS 18001, Clause 4.4.3)
18. Proactive HSE Promotion (OHSAS 18001, Clause 4.5.6, 4.6)
19. Sub-Contractor HSE Control (OHSAS 18001, Clause 4.4.6)
20. HSE Meeting (OHSAS 18001, Clause 4.4.3)
11
Pengertian Audit HSE-MS
Merupakan alat manajemen yang meliputi
evaluasi secara sistematik terdokumentasi,
periodik, dan objektif terhadap penerapan
HSE-MS untuk mendeteksi kelemahan, sehingga
dapat segera dilakukan perbaikan se-cara terus-
menerus sebelum terjadinya kecelakaan kerja,
kebakaran/blow-out, penyakit akibat kerja, dan
pencemaran lingkungan.
Memiliki kemandirian untuk menentukan apakah
kegiatan HSE dan hasil yang berkaitan
memenuhi peraturan yang direncanakan dan
apakah pengaturan ini diterapkan secara efektif
dan sesuai untuk tujuan.
Tujuan Audit HSE-MS adalah untuk
memastikan:
Pengelolaan aspek HSE telah dilaksanakan
sejalan dengan kebijakan HSE ,
Pengelolaan sesuai dengan tujuan/sasaran dari
program HSE yang ditetapkan,
Penerapan dilaksanakan untuk memenuhi
peraturan dan ketentuan HSE, standar operasi,
standar teknis dan norma HSE yang berlaku,
Mencegah dan mengendalikan dampak terhadap
operasi dan masyarakat sekitar,
Hasil rekomendasi dapat ditindaklanjuti sehingga
penerapan pengelolaan HSE dapat ditingkatkan
dan disempurnakan secara berkesinambungan.
PERSYARATAN AUDITOR
Personil haruslah terlatih dan
berpengalaman.
Mengetahui dan mengerti proses
yang ada dalam Sistem Manajemen
HSE
KARAKTERISTIK AUDITOR
Diplomatis
Analis
Sabar
Disiplin
Berpikiran terbuka
Tidak memihak
Tegas
JENIS-JENIS AUDIT
Audit Internal
Dilakukan oleh auditor internal untuk
pembuktian penerapan HSE-MS di
tempat kerja tanpa menghilangkan
efek obyektivitas dan keindependenan
Audit Eksternal
Diselenggarakan oleh perusahaan
FIRST PARTY AUDIT
Adalah Audit Sistem Manajemen Internal
atau oleh Pihak I, dari dalam organisasi
itu sendiri.
Auditor mempunyai kualifikasi dan diangkat
atau ditetapkan oleh Manajemen Puncak/
Penanggung Jawab.
Auditor harus independence dan tidak
mempunyai kepentingan terhadap auditee.
Auditor bertanggung jawab kepada Pemberi
Tugas/ Manajemen.
SERVEILLANCE AUDIT
Adalah Audit Sistem Manajemen secara
berkala yang dilaksanakan oleh lembaga
sertifikasi dalam rangka pengawasan/
pemantauan selama masa laku sertifikat yang
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi untuk
organisasi yang dimaksud.
Biasanya dilakukan secara periodik/ berkala
setiap 6 bulan atau 1 tahun atau sesuai
perjanjian kebijakan kedua belah pihak.
Lingkup audit tidak mencakup seluruh butir
klausal/elemen, tetapi digunakan sebagai
sampling methods.
AUDITEES
Ialah pihak yang diaudit.
AUDIT PROTOCOL
Sarana yang diperlukan
Pengaturan anggota, team, jadual dan
daerah kunjungan kunjungan
Opening meeting
Verifikasi
Wawancara
Pemeriksaan lapangan
Closing meeting
Evaluasi
Laporan
SARANA YANG DIPERLUKAN
Pemberitahuan Audit
kepada Pimpinan
AUDITOR DIAGRAM ALIR INTERNAL
Tempat Kerja
AUDIT HSE-MS
Pelaksanaan Audit
Penyiapan dan
Penyampaian AUDITOR
Laporan Audit
Melakukan
Tindakan PIMPINAN TEMPAT KERJA
Perbaikan dan
Penyempurnaan
Mengembalikan
Laporan Audit Yang PIMPINAN TEMPAT KERJA
Telah Diselesaikan
kepada Manager
Apakah
Tindakan PIMPINAN FUNGSI HSE/ MUTU
Perbaikan OK
Pengarsipan
Laporan Audit PIMPINAN FUNGSI HSE/ MUTU
OPENING MEETING
Pengenalan anggota team dan menanda
tangani daftar hadir seuruh peserta.
Menjelaskan lingkup dan sasaran audit serta
jadual.
Menjelaskan ringkasan aturan audit.
Menjelaskan kriteria dan kategori ketidak
sesuaian.
Konfirmasi sumber daya: APD, waktu istirahat,
makan siang, dsb.
Klarifikasi hal-hal yang belum jelas
BOBOT PENILAIAN
Mengacu pada standar manjamen mutu dan
manajemen lingkungan untuk memberikan
pertimbangan hasil penilaian setiap penemuan
dapat menggunakan bobot penilaian kepastian
pemenuhan kepatuhan seperti: conformity (sesuai),
non-concormity (tidak seuai) berupa: major dan
minor.
Apabila penilaian berupa non-conformity, dapat
ditetapkan apakah harus dilengkapi laporan
observasi atau tidak. Untuk mempermudah peserta
pelatihan dalam menentukan bobot penilaian dari
setiap kriteria yang diaudit, pedoman berikut dapat
dipakai dalam internal audit HSE-MS
BOBOT PENILAIAN (Lanj.)
KATEGORI MAJOR:
Suatu sistem/kondisi yang tidak laksanakan, sehingga berpotensi untuk dapat
menyebabkan kecelakaan yang sangat serius bahkan fatality/kematian,
kerusakan peralatan dan material yang berat.
Contoh:
Melanggar peraturan perundangan/standard, sistem sama sekali tidak dijalankan,
peralatan/kondisi yang tidak diperhatian sehingga berpotensi menimbulkan
kecelakaan yang serius/falatity.
KATEGORI MINOR:
Suatu sistem/kondisi dilaksanakan, namun tidak konsisten/inconsistency. Kadang
dilaksanakan kadang tidak. Hal ini dapat diperkirakan berpotensi menyebabkan
kecelakaan cidera cacat sementara/sakit serius dan kerusakan properti yang
mengganggu operasi tetapi tidak terlalu serius
KATEGORI OBSERVASI:
Suatu sistem/kondisi dilaksanakan, namun menurut pendapat pribadi auditor perlu
perbaikan, karena berpotensi menimbulkan kecelakaan ringan.
Contoh: ditemukan kondisi tidak aman digudang material yaitu bercampurnya
material Rig seperti thinner dll bercampur di tempat tidur; Daftar Hadir tail gate
meeting tidak sesuai dengan nama crew sesungguhnya.
EVALUASI
SUSUNAN LAPORAN
Perusahaan dan Seksi/ Unit yg diaudit
Pelaksanaan Audit; tanggal dan tempat
Tujuan audit (menyatakan tujuan dan maksud
Lingkup audit (elemen, kriteria dan persyaratan standar)
Team Audit; Ketua, Sekretaris, Anggota
Wakil Seksi/ Unit yg diaudit (Nama dan jabatan)
Daftar temuan ketidak sesuaian (Kategori (mayor/
minor)
Kesimpulan umum
Tindak lanjut (Penjelasan ketidak sesuaian kriteria,
berapa mayor dan berapa minor, berikut dengan
daftarnya)
Hasil Audit; Baik, Sedang atau Buruk
TUJUAN
Membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penerapan
sistem Management HSE , sehingga Sistem Manajemen HSE berjalan
secara efektif dan berkesinambungan sebagai sarana untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan
Untuk itu dalam rapat ini diperlukan: usulan, saran, comment dan
rekomendasi untuk peningkatan implementasi Sistem Manajemen HSE
yang telah kita implementasikan, sehingga perbaikan berkelanjutan
dapat kita wujudkan untuk meningkatkan kinerja HSE secara
keseluruhan.
1
AGENDA RAPAT
1. REVIEW PENERAPAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN HSE
2. REVIEW PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM HSE
3. REVIEW CATATAN TINDAKAN PERBAIKAN (CORRECTIVE
ACTION RECORD)
4. REVIEW KINERJA HSE (EVALUASI KECELAKAAN KERJA)
5. REVIEW TUJUAN, SASARAN DAN KINERJA HSE
6. REVIEW TEMUAN HASIL AUDIT INTERNAL SM HSE
7. EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN HSE
8. EVALUASI KEPATUHAN TERHADAP STANDAR DAN
PERATURAN PERUNDANGAN
Overview
Siklus Sistem Manajemen SM-HSE
2
SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN HSE
OHSAS 18001:2007
Occoupational Health and Safety Assessment Series
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
1. Kebijakan HSE , berisi
Kebijakan Top Management PT. GLOBE INTERTRANS tentang
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, kecederaan, kerusakan property dan lingkungan
yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan, Karyawan, Klien,
Subkontraktor dan Lingkungan hidup.
3
4
RISK MATRIK
STTNAS YOGYAKARTA
Page 1 of 4
KRITERIA TINGKAT KEMUNGKINAN
FREKUENSI
KEMUNGKINAN PROBABILITAS PERSENTASE FREKUENSI
KECELAKAAN
Sangat Mungkin Pernah terjadi di Kemungkinan Terjadi Pekerjaan
(4) STTNAS terjadi accident kecelakaan dilakukan 1 kali
lebih dari atau minimal 1 kali atau lebih setiap
sama dengan 50% dalam 1 tahun minggunya
Page 2 of 4
PENENTUAN BESARAN KEMUNGKINAN KEJADIAN
2. Gunakan kolom Probabilitas apabila penilaian dilakukan untuk pekerjaan yang sudah
memiliki data historis mengenai terjadinya kejadian tersebut (juga digunakan untuk
pengelolaan insiden). Umumnya, yang dimaksud kejadian serupa pernah terjadi, dilihat
dari tipe kejadiannya (type of event).
3. Gunakan kolom Persentase apabila penilaian dilakukan untuk suatu proses atau
kehandalan area/fasilitas/peralatan. Gunakan metode yang sesuai untuk mendapatkan
tingkat kemungkinan terjadinya kejadian dan masukkan sesuai kolom klasifikasi dengan
skala persentase 0-100%.
4. Gunakan kolom Frekuensi pekerjaan apabila penilaian dilakukan untuk pekerjaan yang
belum memiliki data historis dan tidak bisa didekati dengan
5. Pilih salah satu deskripsi yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dinilai, dari situ
didapatkan nilai 1-4 untuk kolom Kemungkinan di form Risk Assessment.
Page 3 of 4
KRITERIA TINGKAT RESIKO
Page 4 of 4