Professional Documents
Culture Documents
Rukun iman meliputi iman kepada Allah Swt. iman kepada malaikat-malaikat-
Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya , iman kepada Rasul-Rasul-Nya, iamn kepada
hari akhir, dan iman kepada qada qadar. Perintah beriman kepada kitab-kitabNya
sebagai berikut:
1.Kitab Taura
Taurat adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi
Musa a.s. agar menjadi petunjuk baginya dan kaum Bani Israel. Penjelasan
tentang kitab Taurat dinyatakan pada ayat Al-Quran berikut
Artinya: Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya
petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman), Janganlah kamu
mengambilpelindung selain Aku. (Q.S. al-lsra [17]: 2)
Taurat dalam bahasa Ibrani disebut Thora yang berarti ajaran. Kata Thora
diterjemahkan dalam bahasa Yunani Kuno dengan nomos (hukum). Kata Taurat
muncul beberapa kali dalam ayat-ayat Al-Quran, misalnya pada Surah al-lsra
[17] ayat 2 sebagaimana dijelaskan di atas.
Ajaran bagi kaum Nabi Musa a.s. dalam kitab Taurat terkandung Sepuluh Perintah
(Ten Commandements).
4. Hormatilah ibu-bapakmu.
5. Jangan membunuh.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan berdusta.
Kitab Zabur adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
untuk dijadikan pedoman bagi umatnya. Kata Zabur berasal dari kata zabara yang
berarti menulis, menulis dengan sempurna, atau mengukir tulisan pada
batu. Zabur menurut istilah merupakan kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada
nabi. Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa kitab Zabur tidak hanya
diterima oleh Nabi Daud nama Nabi Daud a.s. sebagai penerima kitab Zabur.a.s.,
ada beberapa nabi yang juga menerimanya. Meskipun demikian, kitab Zabur yang
terkenal adalah kitab yang diterima oleh Nabi Daud a.s. Selain itu, nabi penerima
kitab Zabur yang disebut namanya dalam Al-Quran hanya Nabi Daud a.s. Berikut
salah satu ayat Al-Quran yang di dalamnya disebutkan.
Artinya: Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi.
Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas
sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (Q.S. al-lsra [17]:
55)
Zabur sebagai kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Daud
a.s. dalam bahasa Arab disebut Mazmur. Dalam bahasa Ibrani dikenal dengan
nama Mizmordan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Psalm.
Mazmur berarti nyanyian. Kitab Zabur Nabi Daud a.s berisi 150 nyanyian
yang beliau senandungkan sebagai ungkapan semua hal yang pernah beliau alami
semasa hidupnya meliputi permintaan ampun atas dosanya, sukacita karena
kemenangannya atas musuh, dan kemuliaan Allah Swt.
3.Kitab Injil
Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. merupakan wahyu Allah
Swt. yang kemudian disampaikan kepada umatnya. Kitab Injil adalah petunjuk
bagi Nabi Isa a.s. dan Bani Israel. Umat Nabi Isa a.s. pun membenarkan Injil
sebagai kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. sebagaimana Allah
Swt. menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s. dan kitab Zabur kepada
Nabi Daud a.s. Al-Quran pun membenarkan pernyataan tersebut. Perhatikan
firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: Dan Kami teruskan jejak rpereka dengan mengutus Isa putra
Maryam, membenarkan kitab yang sebeljumnya, yaitu Taurat. Dan Kami
menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan sebagai petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orangyang bertakwa. (Q.S. al-Maidah [5]: 46)
Kitab Injil yang ada saat ini berbeda dengan kitab Injil yang diturunkan
kepada Nabi Isa a.s. Beberapa , pengikut Nabi Isa a.s., yaitu Lukas, Matius,
Markus, dan Yahya memasukkan karangannya dalam kitab Injil, sedangkan kitab
Injil yang asli dimusnahkan. Injil karangan mereka pun disebut dengan Injil
Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yahya. Menurut Abu Ala al-Maududi,
seorang ulama dari India, pengubahan isi kitab Injil dilakukan dengan mengurangi
dan menambahkan kalimat-kalimat secara besar-besaran. Kaum Nasrani sendiri
mengakui bahwa mereka tidak lagi memiliki kitab yang asli dan hanya memiliki
terjemahannya. Naskah Injil karangan para pengikut Nabi Isa a.s. mengalami
banyak perubahan yang signifikan selama berabad-abad. Secara umum isi pokok
kitab Injil yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. sebagai berikut.
4.Kitab Al-Quran
Taurat :
8. Larangan mencuri.
Injil :
3. Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai
dengan perkembangan zaman.
4. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s.,
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Zabur :
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap
suci yang berasal dari Nabi Daud a.s.. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab
ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Dawud as.
mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah
SWT, suka-cita kemenangannya atas musuh Allah SWT, kemuliaan Tuhan, sampai
kemuliaan Mesias yang akan datang. Dengan demikian jelaslah bahwa kitab ini
sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama),
karena Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang
dibawa oleh Nabi Musa as.
Al-Qur'an
Kata kitab atau buku suci digunakan dalam Al-Quran baik dalam
pengertian umum maupun khusus. Dalam pengertian umum, kitab adalah dasar
dari seluruh wahyu, sumber dari hukum Allah yang abadi dan terdiri dari firman-
firman (kalimat) yang merupakan ketetapan-katetapan yang tidak dapat diubah.
Sedangkan dalam pengertian khusus, kitab berarti perjanjian lama dan perjanjian
baru dan juga Al-Quran. Tetapi Al-Quran menyatakan dirinya sebagai wahyu
yang paling sempurna atau kitab yang menyeluruh.[1][1] Kitab-kitab Allah
berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang
telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman
Allah SWT berikut. Artinya : Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa
yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-
nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka
dan kami hanya patuh kepada-Nya. (QS Al Baqarah : 136).
Nabi menerima syariat melalui wahyu yang berasal dari tuhan untuk dirinya
dan juga bisa diberikan kepada selainnya, sedangkan rasul adalah seorang Nabi
yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk aatau hal lainnya kepada sebagian
umat yang menjadi tanggungannya, jadi seorang Rasul pastilah dia seorang Nabi
dan dengan demikian seorang Nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul. Rasul
menerima suhuf atau Kitab yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-
lembaran yang tertulis, berisi tentang syariat, perintah atau larangan. Dan diantara
kitab tersebut adalah :
1. Nabi ibrahim AS
2. Nabi Musa AS, disebut Taurat, berisi hukum syariat yang ditujukan kepada Bani
Israil.
3. Nabi Daud AS, disebut Zabur, juga ditujukan kepada Bani Israil.
4. Nabi Isa al-Masih AS, disebut injil yang merupakan penyempurnaan dan
penjelas bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu Zabur dan Taurat dan ditujukan juga
untuk Bani Israil.
Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu,
Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua
ajarannya adalah sejalan selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan
kitab-kitab sebelumnya.
Adapun yang dimaksud dengan ahlul kitab secara umum berarti kaum yang
percaya kepada kitab agama tertentu, sebagaimana digunakan dalam Al-Quran.
Namun istilah ini secara khusus tertuju kepada kaum yahudi dan nasrani. Istilah
ahlul kitab terdapat dalam banyak ayat Al-Quran. Pengertainnya jelas yaitu para
pengikut agama yang diberikan kitab suci, khususnya yahudi dan nasrani. Tetapi
Qs.Al-Baqarah ayat 62 memasukkan shabiin ke dalam kelompok Ahlulkitab dan
memperluas makna istilah ini hingga mencakup semua orang yang percaya Allah
dan hari akhirat serta mengerjakan amal shalih.[3][3] William Montgomery watt
mengatakan bahwa Muhammad menyandarkan pernyataan kenabian beliau
berdasarkan atas kesamaan pengalaman kenabian beliau dengan pengalaman
Musa dan Isa (Yesus). Maka beliau tidak dapat mengingkari kalau orang-orang
yahudi dan orang Kristen itu adalah ahli kitab, walaupun mereka nyaris hampir
menyimpang dari keaslian wahyu yang diberikan kepada Isa dan Musa,
sebagaimana yang diduga. Walaupun Al-quran memberikan argumen-argumen
yang menyerang orang nasrani dan sebagian terbesar umat mengatakan bahwa
perubahan serta ketidak murnian kitab suci Kristen dan yahudi itu secara eksplisit
disebutkan di dalam al quran, namun persepsi pokok alquran terhadap yahudi dan
Kristen dapat dikatakan kalau mereka adalah ahli kitab, yang menerima kitab suci,
pada hakikatnya mengajarkan ajaran-ajaran yang sama seperti yang ada pada Al-
quran. Sekalipun demikian, orang yahudi dan orang Kristen ini nyaris hampir
menyimpang dari kebenaran kitab suci yang asli, sekurang-kurangnya mereka
makin memperluas ketidak mengertian dan ketidak menerimaannya kepada nabi
Muhammad.[4][4]
Allah taala berfirman (yang artinya), Dan apakah orang yang sudah
mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat
berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam
kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadikan
terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS.
al-Anaam: 122)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata mengenai tafsiran ayat ini, Orang itu
-yaitu yang berada dalam kegelapan- adalah dulunya mati akibat kebodohan
yang meliputi hatinya, maka Allah menghidupkannya kembali dengan ilmu dan
Allah berikan cahaya keimanan yang dengan itu dia bisa berjalan di tengah-
tengah orang banyak. (lihat al-Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 35)
Allah taala berfirman (yang artinya), Alif lam lim. Inilah Kitab yang
tidak ada sedikit pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa. (QS. al-Baqarah: 1-2). Allah taala berfirman (yang artinya),
Sesungguhnya al-Quran ini menunjukkan kepada urusan yang lurus dan
memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman yang mengerjakan
amal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
(QS. al-Israa: 9).
3. Mematuhi perintah,
4. Tidak melawan perintah itu dengan memperturutkan kemauan hawa nafsu (lihat
Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 515 cet. Muassasah ar-Risalah)
Dari Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi bin
Abdul Harits bertemu dengan Umar di Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah
dan Madinah, pent). Pada waktu itu Umar mengangkatnya sebagai gubernur
Mekah. Maka Umar pun bertanya kepadanya, Siapakah yang kamu angkat
sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?. Nafi menjawab, Ibnu Abza.
Umar kembali bertanya, Siapa itu Ibnu Abza?. Dia menjawab, Salah seorang
bekas budak yang tinggal bersama kami. Umar bertanya, Apakah kamu
mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?. Maka Nafi
menjawab, Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah azza wa jalla dan
ahli di bidang faraidh/waris. Umar pun berkata, Adapun Nabi kalian
shallallahu alaihi wa sallam memang telah bersabda, Sesungguhnya Allah
akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan
menghinakan sebagian kaum yang lain.. (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-
Musafirin [817])
Allah taala berfirman (yang artinya), Orang-orang yang beriman dan hati
mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya
dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram. (QS. ar-Rad: 28).
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa pendapat terpilih mengenai
makna mengingat Allah di sini adalah mengingat/merenungkan al-Quran. Hal
itu disebabkan hati manusia tidak akan bisa merasakan ketentraman kecuali
dengan iman dan keyakinan yang tertanam di dalam hatinya. Sementara iman dan
keyakinan tidak bisa diperoleh kecuali dengan menyerap bimbingan al-Quran
(lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 324)
Maimun bin Mihran berkata, Kembali kepada Allah adalah kembali kepada
Kitab-Nya. Adapun kembali kepada rasul adalah kembali kepada beliau di saat
beliau masih hidup, atau kembali kepada Sunnahnya setelah beliau wafat. (lihat
ad-Difa anis Sunnah, hal. 14)
Allah taala berfirman (yang artinya), Dan Kami turunkan kepadamu adz-
Dzikr/al-Quran supaya kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan
kepada mereka itu, dan mudah-mudahan mereka mau berpikir. (QS. an-Nahl:
44). Allah taala berfirman (yang artinya), Barangsiapa menaati rasul itu maka
sesungguhnya dia telah menaati Allah. (QS. an-Nisaa: 80). Allah taala
berfirman (yang artinya), Sungguh telah ada bagi kalian teladan yang baik pada
diri Rasulullah, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir. (QS.
al-Ahzab: 21)