You are on page 1of 7

PROGRAM STUDI

DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material


Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN

AGREGAT KASAR

(AG 01)

A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari,tanggal : Selasa/ 20 Desember 2016
Waktu : 08.00 wib s/d Selesai
Lokasi : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Padang

B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum

Dapat mengetahui berat jenis dan penyerapan agregat kasar

2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan dan memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat
jenis dan penyerapan agregat kasar
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dengan benar
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat kasar
d. Dapat menyimpulkan besarnya berat jenis dan penyerapan agregat kasar
berdasarkan standar

C. REFERENSI
- SNI 03-1970-1990
- SNI M-10-1989-f
- Tim Dosen PJJ. 2012. Modul Praktikum Labor Bahan II. Politeknik Negeri
Padang

D. DASAR TEORI

Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan masa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adlaha banyaknya jumlah air yang
diserapa agregat pada kondisi kering permukaan (SSD). Karakteristik berat jenis

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

secara umum digunakan dlama perhitungan volume agregat dalam berbagai jenis
campuran yang mengandung agregat termasuk beton, semen Portland, aspal beton
dan campuran lain secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume.

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran agregat


dengan aspal. Campura ini berdasrakan perbandinagn berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya
pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga
dengan berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak.

Pengukuran hasil berat jenis ini sering dipakai untuk mengekspresikan nilai
kerapatan/density agregat, dimana nilai kerapatan agregat diperoleh dengan
mengalikan nilai berat jenis agregat dengan kerapatan air pada suhu standar yang
dipakai untuk pengukuran.

Agregat dengan kadar pori yang besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih
banyak, karenabanyak aspal yang terserap akan menyebabkan aspal menjadi lebih
tipis. Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terabsorbsi oleh
agregat.

Berat jenis agregat terbagi dalam 4 kelompok :

1. Berat jenis curah (bulk specific gravity) adalah berat jenis yang diperhitungkan
terhadap seluruh volume pori yang ada.
2. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry) adalah berat jenis
yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi aspal ditambah
dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah berat jenis yang
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.
4. Berat jenis efektif merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,
terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/ rongga udara yang dapat
menyerap aspal, ayng selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan
campuran agregat dengan aspal.

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Nilai penyerapan adalah perbandingan perubahan berat agregat karena penyerapan


air oleh pori-pori dengan berat agregat pada kondisi kering.

Pada peraturan AASHTO T 85-88 dikatakan bahwa nilai berat jenis SSD dan
penyerapan didasarkan dengan waktu minimum perendaman agregat selama 15
jam. Namun, perbedaan waktu iu tidak terlalu signifikan nilainya dengan
perendaman 24 + 4 jam. Pada standar peraturan BS 812:port 2:1975, ini adalah
determination of relative densities and water absorbtion, yang mana ada 3 metode
yang digunakan pada agregat yang mempunyai ukuran nominal tertentu , yaitu:

1. Ukuran nominal buturan > 10 mm, menggunakan metode wire basket


2. Ukuran nominal antara 40 mm 5 mm, menggunakan metode piknometeratau
gas jar
3. Ukuran nominal < 10 mm, menggunakan metode piknometer atau gas jar

Hubungan antara berat jenis dan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai berat
jenis maka semakin kecil penyerapan agregat tersebut.

Agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenisnya, yaitu :

1. Agregat ringan, bj < 2,0


2. Agregat normal, 2,5 < bj < 2,7
3. Agregat berat, bj > 2,8

Bila penyerapan dan harga berat jenis kurang dari 2,0 yang biasanya dibuat untuk
non structural, akan tetapi dapat pula untuk beton structural. Kebaikannya adalah
berat sendiri yang rendah sehingga strukturnya ringan dan kondisinyalebih kecil.

Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan.
Bahan semacam ini memberikan harga berat jenis yang tidak tetap walaupun
pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal ini beberapa pemeriksaan
ulang diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata. Syarat penyerapan agregat
yang diizinkan adalah < 3 %.

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Standar dan prosedur pelaksanaan yang digunakan pada pengujian ini berdasarkan
pada SNI 03- 1969- 1990 yaitu Berat jenis agregat bernilai 2,5 2,7 dan
penyerapan agregat kasar < 3%.

E. PERALATAN DAN BAHAN


1. Peralatan
Saringan ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no. 6 atau no. 8) kapsitas 5 kg
a. Timbangan kapasitas 5 kg, ketelitian 0,1 %
b. Oven dengan suhu 110oC + 5oC
c. Tempat air
d. Saringan no. 4
e. Alat tulis
2. BahanAgregat kasar lolos saringan dan tertahan saringan no. 4 sebanyak 2
kg

Catatan:

Bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah agregat kasar jenis batu pecah
yang berasal dari PT ATR by pass Padang.

F. KESELAMATAN KERJA
Untuk meningkatkan keselamatan kerja, perhatikanlah hal-hal berikut :
1. Menggunakan peralatan sesuai petunjuk prosedur praktikum dan atas petunjuk
pembimbing praktikum.
2. Memeriksa peralatan sebelum digunakan.
3. Membersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai paraktikum.
4. Menggunakan penunjang keselamatan, seperti:
a. Memakai masker
b. Memakai sarung tangan
c. Memakai pakaian praktek
d. Memakai sepatu safety

G. PROSEDUR PELAKSANAAN
Pada pengujian pengujian ini, langkah kerja yang harus dilaksanakan adalah :
1. Menyiapkan sampel berupa agregat yang tertahan saringan no. 4
2. Kemudian mencuci sampel untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain
yang melekat pada permukaan.
3. Lalu merendam sampel dalam air pada suhu kamar selama 24 + 4 jam.

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

4. Setelah itu keluarkan sampel dari air, lalu lap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan hilang (SSD).
5. Menimbang berat sampel kering permukaan jenuh air kondisi SSD
6. Menimbang berat sampel di dalam air dengan memasukannya kedalam mesh
basket
7. Mengeringkan sampel di dalam oven pada suhu 110oC
8. Mendinginkan sampel pada suhu kamar selama 1 hingga 3 jam, kemudian
timbang berat sampel (Bk)

H. PENGOLAHAN DATA
Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :
1. Sampel 1
a.Ba = 629,7 gr
b. Bj = 1128 gr
c.Bk = 1095 gr
Bk 1059
d. Bj Bulk = BjBa = 1128629,7

= 2,198
Bj 1128
e.Bj SSD = BjBa = 1128629,7

= 2,264
Bk 1095
f. Bj Semu= BkBa = 1095629,7

= 2,353
BjBk 11281059
X 100 X 100
g. Penyerapan = Bk = 1059

= 3,013%

2. Sampel 2
a. Ba = 669,5 gr
b. Bj = 1088 gr
c. Bk = 1058 gr
Bk 1058
d. Bj Bulk = BjBa = 1088669,5

= 2,1975

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Bj 1088
e. Bj SSD = BjBa = 1088669,5

= 2,599
Bk 1058
f. Bj Semu = BkBa = 1058669,5

= 2,723
BjBk 10881058
X 100 X 100
g. Penyerapan = Bk = 1088

= 2,835%
Rata-rata

2,198+ 2,1975
a.Bj Bulk = 2

= 2,363
2,264 +2,599
b. Bj SSD = 2

= 2,431

2,353+ 2,723
c.Bj Semu= 2

= 2,538

3,013+ 2,835
d. Penyerapan = 2

= 2,924%

I. KESIMPULAN

Dari pengujian yang telah dilakukan menggunakan agregat kasar jenis batu pecah
yang berasal dari PT.ATR Bypass Padang, didapatkan data bahwa :

1. Bj Bulk = 2,363
2. Bj SSD = 2,431
3. Bj Semu = 2,538
4. Penyerapan = 2,924%

Kelompok 4

AG
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Berdasarkan SNI 03-1970-1990, standar berat jenis agregat kasar berkisar antara
2,2 2,7 gr/cm3, sedangkan untuk penyerapan yaitu < 3%, maka dapat disimpulkan
bahwa agregat kasar yang di produksi oleh PT ATR by pass Padang dapat
digunakan karena BJ SSD dan penyerapan agregat kasar memenuhi standar yang
berlaku dan penyerapan dari agregat yang diuji memenuhi standar yaitu <3 %.

J. LAMPIRAN
- Form data
- Resume Pengujian
- Skema Prosedur
- Animasi Pengujian
- Gambar Peralatan
- SNI

Kelompok 4

AG

You might also like