You are on page 1of 6

PENDAHULUAN

Hal yang menyebabkan Mengkafani Jenazah menjadi bidang kajian Agama


yang penting tidak lain karena Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah
seorang muslim/muslimatdengancara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan
menguburannya. Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimat dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang
islam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang
mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta
memahami tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Mengafani Jenazah

Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan.


Hukum mengkafani jenazah ialah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih
hidup. Kain kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta
peninggalan jenazah, jika ia meninggalkan harta.

Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain
kafan adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah
dimasa hidupnya). Kalau keluarga terdekatnya tidak ada/tidak mampu, maka untuk
membeli kain kafan itu diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, yang
wajib menyediakan kain kafan itu adalah orang Islam yang mampu. Kain kafan
hendaknya kain yang bersih, berwarna putih dan sederhana yakni tidak mahal
harganya dan tidak pula terlalu murah. Dalam hal ini

Rasulullah SAW bersabda:


( )

Artinya: Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena
pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu
dengan kain putih itu. (HR. Tirmizi)
Juga Rasulullah SAW bersabda,
janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk
kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,

B. Pengertian Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat


dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya.
melaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara-cara
Hukum tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup.
Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang mengerjakannya. Karena itu setiap
muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta memahami tata cara pengurusan
jenazah dengan sebaik-baiknya.

C. Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah.

Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain
kafan yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.

1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.
3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.
4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.
5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas
kepalanya dan bagian bawahnya.

D. Tata cara mengafani jenazah laki-laki


Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang
putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3
kain tersebut.
a. Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah
adalah :

1. Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.


2. Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain kafan
untuk jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain basahan, baju
kurung, kerudung dan dua lembar kain penutup.
3. Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a.Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher, pinggang/ pada
lengan tangan, perut, lutut, pergelangan kaki dan ujungkaki.
b. Kapas secukupnya.
c. Kapur barus atau pewangi secukupnya.
d. Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah
disediakan.
e. Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain basahan
sesuai dengan letaknya.

Setelah perlengkapan disediakan, maka dilakukan dengan mengkafani jenazah


dengan urutan sebagai berikut :

1. Pada waktu hendak mengkafani dipasang lebih dahulu tirai (pendinding) supaya
jenazah itu tidak sampaidilihat orang lain/ selain orang yang mengkafani.

2. Kain kafan telah dihamparkan dengan letak sebagai berikut:

a. Kain kafan diletakkan pada urutan yang paling bawah yang telah ditaburi
dengan wangi-wangian seperti kapur barus. Dibawah kain kafan diletakkan tiga/ lima
buah tali yang di ambil dari pinggir kain kafan. Cara meletakkannya, satu helai di
ujung kepala, satu helai di pinggang dan satu helai lagi di ujung kaki. Kedua
tangannya diletakkan di dadanya seperti ketika melaksanakan solat.

b. Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan dalam keadaan tertutup


selubung kain.
c. Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
d. Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang- lubang yang mengeluarkan
cairan.

3. Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan di ikat
dengan simpul disebelah kiri.

4. Bagi jenazah yang berrambut panjang (permpuan) hendaklah rambutnya


dikepang jika memungkinkan.

5. Bagi jenazah perempuan, kenakan(pakaian) lima lapis kain yaitu: kerudung,


untuk kepala, baju kurung , kain basahan penutup aurat dan dua lembar kain
penutup secara rapi serta di ikat dengan simpul disebelah kiri.

6. Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan, maka kain
kapan digulung dengan cara mempertemukan ujung kain sebelah kanan dan kiri
satu persatu, sejak dari leher sampai ke kaki kemudian di ikat dengan tali yang telah
diletakkan terlebih dahulu di bawah kain kafan yaitu di ujung sebelah kaki dan
pinggang, sedangkan yang sebelah atas masih terbuka sambil menanti kerabatnya
ziarah terakhir. Setelah kerabat dan familinya selesai berziarah, maka
disempurnakan gulungannya dan

7. kemudian di ikat di ujung sebelah atas. Dan pertemuan ikatan itu sebaiknya
dibuat sebelah kiri jenazah

a. Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya

1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau


sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.
2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh
seperti ketiak dan yang lainnya.
3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup
sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.
b. Cara Membalut Kain Kafan

1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah
dari kepala sampai kaki .
2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.

c. Cara mengikat tali-tali pengikat

1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian
atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang
lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu
diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya
terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan
kesisi sebelah kanan dalam kubur.

E. Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita

Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai
kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran
lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan
panjangnya 150 ditambah 50 cm.
Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh
utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah.
Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan
menyisakan lebih panjang dibagian kepala.
a. Cara mempersiapkan baju kurungnya

1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua,
kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.
2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki
kepalanya.
3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang,
dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan
letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung
tersebut 90 cm.

b. Cara mempersiapkan kain sarung


Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain
sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

c. Cara mempersiapkan kerudung.


Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut
dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.


1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.
2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.
3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya,
letakkan juga potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain
sarung serta baju kurungnya.

e. Cara melipat kain kafan


Sama seperti membungkus mayat laki-laki

f. Cara mengikat tali


Sama sepert membungkus jenazah laki-laki

Kesimpulan
Jadi , Tata cara mengafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat
sesuai anjuran agama islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan anak yang
masih berusia dibawah tujuh tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan.

You might also like